3. Selamat Datang

" Heeii neng buatin minum buat siapa tu ? " ujar Asri.

" Minuman buat di ruangan CEO, ohh iya kita belum kenalan kenalin aku Hana ".

" Iya udah tau panggil aja gue mbak Asri ohh iya lain kali yang nganter minuman ke ruangan CEO itu bukan kamu lagi ya " ujar Asri.

" Iya mbak maaf kalo saya salah tadi itu saya disuruh sama kak Alma mbak ".

" Lain kali kamu tanya ke saya dulu karna saya yang mengkoordinir semua ob disini ngertikan, sekarang biar saya yang antar minuman ini " ujar Asri.

" Iya mbak ".

" Tok tok permisi " ujar Asri.

" Akhirnya dia datang, silahkan masuk heh kenapa orang lain yang datang. Kemana parempuan yang mengantarkan minuman saya yang pertama tadi ? kenapa sekarang malah kamu yang datang " ujar Pangeran.

" Maaf tuan maksud tuan muda Hana bukan dia itu ob baru disini jadi dia belum tau apa-apa, untuk bagian ruangan tuan muda biasanya saya yang akan mengantarkannya tuan " jelas Asri.

" Tidak ada peraturan seperti itu lagi sekarang saya ingin dia yang mengantarkan minuman ke ruangan saya, dan tolong serahkan pada saya data diri dia secepatnya " tegas Pangeran.

" Baik tuan muda akan segera saya serahkan kalo begitu saya permisi tuan, hihhh kenapa dia malah memilih ob baru itu bahkan meminta biodatanya apa mungkin tadi itu Hana menggoda tuan muda tapi itu tidak mungkin " batin Asri.

Pantry

" Uhhh baru juga hari pertama kerja udah kena omel aja susah ya jadi bawahan (minum) ".

" Hana ikut saya ada hal yang ingin saya tanyakan cepat " panggil Asri.

" Iya mbak, ada apalagi ini ".

" Hana saya gak nyangka ya kamu baru satu hari kerja udah bisa dapetin perhatian tuan muda ya " ujar Asri.

" Maksud mbak Asri apa ya Hana gak ngerti kak ".

" Alah si neng pura-pura polos lagi pokoknya jangan banyak tingkah ya neng Hana kalo mau lama kerja disini " ujar Asri.

" Mbak Hana gak ngerti apa yang mbak omongin tapi Hana mohon mbak Hana butuh pekerjaan ini ".

" Ya kamu ikuti saja perintah saya kamu mengerti bukan " ujar Asri.

" Baik mbak ".

Beberapa menit kemudian biodata Hana sudah sampai di tangan Pangeran.

Hanandia Atalya

melihat kartu keluarga milik Hana tertera nama Hamdan Atta dan Alya Persari.

" Feeling ku tak pernah salah, akhirnya kita bertemu kembali bahkan kau sendiri yang datang menemui ku selamat datang saya ucapkan padamu " batin Pangeran dengan senyum sinisnya.

Jam istirahat kantor.

" Han kita makan siang di kantin yuk " ajak Rina.

" Maaf rin aku udah sarapan tadi dirumah jadi aku makannya nanti aja lagi pas udah pulang ".

" Ya tadi aku juga sarapan han dan ini udah siang ya laperlah lagian kita itu pulangnya sore han apa gak laper, udah kita makan aja biar aku yang bayarin jangan nolak " ujar Rina.

" Tapi rin aku gak enak sama kamu ".

" Udah anggep aja sebagai pertemuan kita karna udah lama gak ketemu yakan udah yuk " ajak Rina.

Akhirnya merekapun menuju kantin kantor.

" Sepertinya hidup dia tidak seperti dulu lagi mungkin ini yang dinamakan roda kehidupan, jika kita tidak selamanya berada diatas dan dibawah " batin Pangeran dengan senyum sinisnya.

" Hukkkkk hukkkkkk aku sudah tidak sanggup lagi rasanya menahan sakit ini tapi bagaimana dengan Hana jika aku harus pergi meninggalkannya hukkkkkk hukkkkkk (batuk berdarah).

Aku juga tidak ingin memberitahu Hana tentang penyakitku yang semakin parah ini, karna aku tau pengorbanan Hana sudah cukup berat dan aku tidak ingin membebani putriku lagi aku sangat menyayanginya " batin Hamdan.

Jam pulang kantor

" Han mau aku anterin pulang gak sekalian aku mau tau kamu tinggal dimana " ujar Rina.

" Aku takut ngerepotin kamu rin ".

" Udah ahhh han gak usah ngomong gitu terus kamu masih kepikiran omongan Sera kemaren ya, udah jangan terlalu di ambil hati kamu tau sendirikan gimana mulutnya si Sera " ujar Rina.

" Gak rin aku gak masalah sama omongin Sera lagian apa yang dia omongin benar kok ".

" Udah-udah sekarang kita ke rumah kamu aja yuk aku anterin aku boleh mampirkan " ujar Rina.

" Boleh rin ".

...................................................

" Ini rumah aku rin maaf kalo kamu gak nyaman ".

" Udah gakpapa han lagian rumah aku juga gak bagus-bagus juga ohhh iya mama sama papa kamu mana han ? " ujar Rina.

" Mama aku udah meninggal rin bulan lalu kalo papa ada di dalam dia juga lagi sakit ".

" Ohh iya ya kamu udah ceritain kemaren maaf ya han aku gak inget " ujar Rina.

" Iya rin gakpapa yaudah yuk masuk ke dalam ".

" Permisi " ujar Rina.

" Iya hana udah pulang " ujar Hamdan.

" Iya pa Hana udah pulang ohh iya Hana juga sama teman Hana pa papa inget gak sama Rina temen SMA Hana dulu ".

" Rina kayaknya papa gak inget han " ujar Hamdan.

" Gakpapa om saya waktu itu juga jarang sih main ke rumah adapun itu cuma sesekali aja, gimana kabarnya om ? " ujar Rina.

" Ya seperti yang kamu lihat " ujar Hamdan.

.................................................

" Akhirnya aku bisa bertemu dengan dia aku sangat bahagia dan tidak sabar untuk membalaskan dendamku padanya, aku masih ingat cacian dan hinaan orang tuanya kepada orang tuaku dan diriku sendiri dan sekarang dia harus merasakan juga betapa menyakitkannya berada di posisiku saat itu bahkan aku akan lebih menyakiti dia bahkan orang tuanya " geram Pangeran.

" Kenapa aku masih memikirkan senyuman gadis tadi apa benar gadis itu adalah dia anak kecil itu " batin Utama.

" Pa papa kenapa apa yang papa lamunkan ohh iya bagaimana dengan rencana kita apakah papa sudah mulai mencoba bicara dengan pangeran ? " ujar Paramita.

" Untuk rencana kita papa belum bicarakan dengan pangeran dan hal yang sedang papa lamunkan adalah gadis kecil itu " ujar Utama.

" Gadis kecil maksud papa siapa pa ? " heran Paramita.

" Putri dari Hamdan mama masih ingatkan siapa Hamdan ? " ujar Utama.

" Hamdan, mama tentu sangat ingat dengan dia bahkan keluargannya wajah mereka masih tergambar jelas di pikiran mama bahkan, perkataan cacian dan hinaan mereka kepada kita.

Tapi mama sudah mengikhlaskannya pa karna mama yakin mereka sudah mendapatkan balasan dari perbuatan mereka, tapi jika memang papa bertemu putri mereka semoga saja dia tidak memiliki sifat seperti orang tuanya " ujar Paramita.

" Papa juga berpikir demikian ma tapi bagaimana dengan Pangeran dia sangat membenci dan dendam kepada keluarga Hamdan " ujar Utama.

" Mama juga bingung pa apa yang harus kita lakukan jika hari pertemuan itu datang kita juga tidak bisa membalaskan rasa benci dan dendam kita kepada putri mereka " ujar Paramita.

" Benar ma papa rasa itu hal yang salah karena putri mereka tidak salah dan tidak tahu apapun ma " ujar Utama.

" Tapi mama kawatir dan takut pa jika pangeran tau tentang hal ini pa " ujar Paramita.

" Tidak Pangeran tidak perlu tau hal ini ma biar ini jadi urusan kita saja " ujar Utama.

" Baiklah mama ikuti perkataan papa tapi

kita harus cari tau kebenarannya dulu dan semoga saja Pangeran tidak melakukan hal jahat dan membelaskan dendamnya " ujar Paramita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!