Bab 3

Suasana gudang yang gelap ditambah hari telah berganti menjadi malam, membuat suasana semakin mencekam, lelah berteriak. Kalia hanya pasrah dan merintih sampai ia mendengar langkah kaki sayup-sayup suara  orang berbicara, tumbuh kenbali harapannya ia bertariak lagi "Tolong.... "suaranya nampak lirih dan tak lama suara kaki itu mendekat seiring dengan suara seperti pintu didobrak.  Dan terbukalah pintu itu dengan cahaya senter yang menyilaukan, "Kalia..." teriak salah seorang yang Kalia tau itu suara Bram sahabatnya. " Duh neng siapa yang melakukan ini kasian sekali kamu " ucap pak Parman penjaga sekolah,keduanya mendekat. Bram mendekap Kalia membawanya keluar dari tempat itu, Kalia menangis sejadi-jadinya ada rasa lega, takut ,marah. Semua berkecamuk jadi satu, hingga ia tak sadarkan diri kemudian. Semenjak kejadian itu Kalia menjadi takut kegelapan dan seringkali sesak nafas ketika berada di tempat gelap.

Kalia tersadar dari lamunannya ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya, pintu kamar terbuka dan muncul Kalla sang adik yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu "Mbak ... hehehe disuruh makan "katanya dengan cengiran. "Iya Mbak bentar lagi Keluar , "jawab Kalia, " Ok" Kalla pergi menutup pintu kembali. Kalia mengusap air matanya dan menghela nafas panjang sebelum pergi keluar dari kamarnya.

Pukul 7 malam Andrean baru sampai dirumahnya, setelah berbelanja dan jalan-jalan dengan Clara. Andrean pulang kerumahnya. Ia duduk disalah satu sofa ruang tamu yang terlihat megah namun sepi. Kepala pelayan mendekat ia sedikit membukukan badannya ketika sampai didekat Andrean, "Selamat malam Den apa Den Andrean mau makan malam? tanyanya. Andrean membenarkan duduknya, yang semula bersandar disandaran sofa. " Nggak aku mau tidur saja" katanya mulai beranjak naik ke lantai 2 tempat kamarnya berada. Pak Toni hendak pergi ketika Andrean kembali bersuara, " Bagaimana dengan persiapan pestanya ?"tanyanya . "Sudah 90 % Den, kita pesankan yang sesuai den Andrean mau, "jelasnya . " Ok bagus"katanya sebelum pergi.

Andrean baru saja meletakan ponselnya dinakas, ketika akan pergi ke kamar mandi, sejurus kemudian ponselnya berdering dan mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi. Ia melihat sekilas nama yang tertera dilayar ponselnya tertulis Anastasya,

" Tumben-tumbenan ini anak telepon " gumamnya. dengan malas ia mengangkat telepon itu.

“ Ya Hallo tumben nih”goda Andrean

 “ Yaelah ditelepon Adeknya bukannya seneng, juga “keluh Tasya

 “ hahaha iya seneng puas Lo “cibir andrean

“Yee... asal kakak tau ya telepon international gini mahal tau“Ucap Tasya

“ Oh ya tumben banget kamu bisa berfikir seperti itu Sya, “ kata Andrean

“ Asal tau saja ya Oma sekarang jadi pelit, uang jajanku dibatesi, apalagi kalau nilaiku jelek. Kayaknya oma sudah nggak sayang lagi deh sama aku Kak”keluh Tasya

“ Oh masa sih Oma begitu, kamu saja yang susah diatur jadi dihukum deh “ Ucap Andrean

“ Nggak deh Oma sepertinya sedang memberi ku pelajaran, Aku jadi kesel kak apa aku pulang aja ya ke indonesia?”

“ Kakak sih nggak apa-apa tapi kan kau tau semua harus seizin Oma” Ucap Andrean mengingatkan

 “Aku sudah nggak kuat lagi tinggal bareng Oma. “

 “ Itu semua demi kebaikanmu Tasya , udah nikmati saja “

 “ Kadang Aku iri padamu Kak”

” Hahaha....”

 “Kak tapi ku beritahu kau harus hati-hati “

" Untuk?”

” Ya semua tindakanmu “

 “Tindakanku yang mana?”.

 Belum usai pertanyaan Andrean dijawab, tiba-tiba telepon dari Tasya tertutup, Andrean menatap teleponnya dan benar saja sudah dimatikan dari sananya. Andrean menggelengkan kepalanya dan ia meletakan kembali ponselnya

dinakas sebelum pergi beranjak ke kamar mandi.

Malam itu sedang berlangsung pesta yang diadakan dirumah megah Andrean yang diadakan tepat ditaman belakang, yang ada kolam renangnya yang sudah disulap menjadi tempat pesta yang begitu elegant  ditengah-tengah kolam terdapt mini panggung tempat DJ tampil. Tepat pukul 20:00 malam. Semua tamu undangan sudah mulai bermunculan, bukan sembarangan orang yang datang ke pesta itu. Semua tamu undangan adalah orang-orang kalangan atas yang merupakan teman kampus atau kenalan  Andrean, tanpa Andrean tau ada satu orang yang tak ia kenal dapat masuk ke pesta. Orang tersebut bersikap biasa dan dengan umur yang tak terlalu jauh dari tamu-tamu yang datang membuatnya dengan mudah dapat berbaur. Dengan setelan mahal Andrean menggandeng Clara menyapa para tamu. "Hai Sean " Andrean menyapa teman jauhnya . Seseorang yang bernama Sean hanya tersenyum saja. " Terima kasih sudah mau datang " kata Andrean basa - basi karena sosok Sean ini teman jauhnya yang paling susah untuk diajak berkumpul bersama. " Hahaha... Aku tak mungkin melewatkan setiap acara yang kau adakan teman. " katanya sambil tertawa, Clara melirik Sean dan ia mengeratkan pelukannya dilengan Andrean, ketika mendapati tatapan tajam Sean yang seperti tak menyukainya . " Oh ya terima kasih" kata Andrean. Sean mengangguk saja ketika Andrean pamit ia masih memperhatikan peremuan itu yang terlihat seperti menggodanya. Andrean dan Clara melanjutkan langkahnya menyapa tamu yang lain. Tanpa mereka tau ada hati yang terluka menatap nanar setiap gerak- gerik mereka disalah satu mini bar.

Pesta berlagsung sangat meriah apalagi ketika ditengah acara sebuah kembang api diluncurkan menghiasi langit-langit, menambah semarak pesta malam ini. Andrean dan Clara nampak begitu bahagia melewati malam ini. Bersama mereka slalu tersenyum dan sesekali menari bersama berbaur dengan yang lainnya. Disalah satu sudut ruangan nampak seorang pria dengan stelan jas hitam nampak menepi dan menelphone seseorang, Ia adalah seorang ajudan yang ditugaskan seorang sekertaris  untuk memata-matai Andrean, dengan sedikit pelan ia menjelaskan detail semua hal yang terjadi didalam pesta ke tuan Kim " Ya tuan akan saya pantau terus hingga selesai acara, sejauh ini hanya itu yang dapat saya laporkan selebihnya akan saya sampaikan tengah malam nanti ketika semua telah selesai" katanya mengakhiri percakapan malam itu, " Ya baik Tuan" katanya lalu menutup telepon memerhatikan sekitar sebelum pergi, tanpa ia tahu seseorang juga baru saja akan berjalan masuk dan tanpa sengaja bersenggolan dengannya " Eh maaf "kata Gilang menatap orang itu. " Tidak apa-apa" katanya lalu pergi begitu saja. Gilang tak ambil pusing ia segera bergegas berjalan ke arah kamar mandi.

Gilang membilas wajahnya dan menatap wajahnya dicermin, nampak wajahnya memerah karena terlalu banyak minum ia mendesis lalu tersenyum memikirkan sesuatu. Selama ini Gilang sangat membenci Andrean karena Andrean memiliki segalanya bukan cuma Andrean keturunan orang kaya namun juga ia dapat memiliki Clara yang merupakan gadis yang selama ini dicintai Gilang, meski ia tahu gadis itu tak benar-benar mencintai Andrean dan ia berusaha untuk merebutnya. " Nikmatilah saat-saat terindahmu malam ini Andrean, lihat kau akan mendapatkan kejutan yang tak akan pernah kau lupakan seumur hidupmu " ucap Gilang tersenyum menyeramkan berbicara dengan dirinya sendiri dicermin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!