Jalan Cinta Andrean
Pagi hari ketika matahari sudah menunjukan Eksistensinya dua orang anak Manusia yang memiliki takdir bak 2 sisi mata uang, adalah Andrean 25 tahun yang bak Putra Raja yang mempunyai kehidupan
mewah, ia adalah putra satu-satunya dikeluarga Adiguna, Pengusahan sukses Negeri ini. hanya dengan menjetikan tanganya saja ia bisa mendapatakan apa yang ia inginkan. Namun satu yang tak ia dapatkan kehangatan sebuah keluarga. Di Indonesia Andrean hidup dengan para pembantu dan pekerja lainya yang berkerja dirumah megahnya, Ayahnya yang seorang Pembisnis suskses tak pernah ada dirumah, Ia slalu berpergian keluar negeri bersama sang ibu yang slalu setia menemaninya. Andrean memiliki seorang nenek dan seorang adik perempuan Anastasya, yang
menetap di Singapura alasananya karena sang nenek slalu teringat mendiang sang suami jika ia berada di Indonesia, negara asalnya. Tasya sendiri sedang menempuh pendidikan disana. Karena tak mungkin mengosongkan rumah megah yang berada di Indonesia, akhirnya Andrean lah yang menetap di sini.
Sarapan pagi masih sama seperti biasanya Andrean makan seorang diri dimeja dengan beberapa pelayan yang berdiri disampingnya, ia nampak mengunyah rotinya dengan malas. Menatap kosong beberapa kursi kosong dalam hati sebenarnya ia rindu suasana hangat sarapan pagi dengan keluarga yang utuh. Tak sampai habis Andrean memilih beranjak dan pergi dengan dibuntuti Toni kepala pelayan dibelakangnya, “ Mobil kesayangan Anda sudah disiapakan Den, “jelas Toni namun Drean hanya berjal acuh “ Mohon jangan pulang terlalu larut “ kata toni kemudian membuat langkah
Drean terhenti, Ia menatap sengit ke arah Toni “ Nanti saya bingung jawab,
kalau... kalau asisnten Nyonya besar telepon Den”jelas Pak Toni kemudian. Raut
wajah Drean melunak, ia tersenyum semakin menambah kengerian dibenak Pak Toni
yang sudah sangat mengenal siapa Andrean, perlahan Andrean merangkul pundak Pak
Toni dan membisikan “ Ya bilang aja Saya sudah tidur atau sibuk belajar, mudah
bukan katanya pergi begitu saja membiarkan Pak Toni Ternganga dengan perkataan
Tuan Mudanya.
Berbeda dengan seorang gadis yang saat ini nampak memandang pantulannya dicermin. Ia tengah bersiap berangkat kerja dengan seragam bertuliskan sebuah nama Perusahaan dipunggungnya, tersenyum menyembunyikan waja pucatnya, memang hari ini ia sedang tak enak badan, Namun Ia paksanakan tetap berkerja karena tak ingin dipotong gaji. “Lia sarapan dulu” Seru Ibu kalia yang tengah menuang sayur ke dalam piring dihadapan Suaminya “ Iya nak, kenapa terburu-buru” seorang laki-laki paruh baya menimpali. Kalia yang sudah menenteng tas hendak pergi mengurungkan niatnya dan menghapiri keluarganya yang duduk di meja makan,
Keluarga Karman terdiri dari sepasang suami istri yang berprofesi sebagai buruh tani dan sepasang anak laki-laki dan perempuan Kalia 24 tahun yang sudah bekerja membantu perekonomian keluarga, dan Kalla adik Kalia yang masih berusia 17 tahun dan duduk dibangku Sekolah Menengah Atas.
Kalia menyelesaikan makannya ia hendak membawa piring kotornya ke dapur namun dicegah oleh sang ibu, “ Sudah taruh saja disan, biar ibu yang bereskan.” Katanya “baik bu”. Kalia sudah akan berangkat ketika Kama terburu-buru mengejarnya, “ Kak bareng ya “katanya dengan senyumnya. “iya “jawab kalia mereka berjalan beriringan menuju jalan besar untuk naik angkot bersama. Rumah kalia memang tak
terlalu jauh dari jalan besar, hanya harus melewati jalan setapak diperdesaan
sekitar 10 menit mereka akan sampai dijalan besar kota. Kalia baru setahun ini
mendapat kontrak kerja disalah satu perusahaan Textile disebuah Kawasan
Industri yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Harusnya gadis yang selalu juara
kelas saat masih SMA itu tak seharusnya menjalani hidup seperti ini, Namun impiannya
untuk mendapatkan Pendidikan Tinggi harus ia kubur hanya karena sebuah
kesalahan , yang masih saja menyesakan jika dia ingat, bahkan ia siswi
berpestasi dari sebuah Sekolah Elit Unggulan.
Sekelompok
muda-mudi tengah bekumpul di sebuah cafe elit disekitaran kampus mereka
berjumlah sekita 3 pasang, clara bergelayut manja dilengan Drean, ketika mereka
tengah membicarakan Party malam minggu nanti di Rumah Drean. “ jadi Dj sexy
yang lagi naik daun itu yang akan kau
undang untuk mengisi acaranya ?”tanya Leo yang duduk di seberang Drean, “ So
pastilah semua sudah diatur oleh Pak Toni” Drean menimpali. “ Wah....jadi nggak
sabar mau malam minggu” Ucap salah seorang teman perempuan Drean, Membuat Drean
tersenyum membayangkan bagaimana pesta berlangsung seperti sebelum-sebelumnya.
Pesta-pesta sebelumnya pun sama, setiap sebulan sekali atau kalau ada perayaan
tertentu Andrean akan mengadakan pesta dirumahnya sekedar menghilangkan penat,
dan membuat ramai rumahnya. Pesta ini hanya sekedar pesta saja, minuman
beralkohol masih diijinkan oleh Andrean. Namun tidak dengan barang terlarang
lainnya Ia sangat anti dengan hal itu. sebebas-bebasnya Ia, Drean juga masih
mempunyai prinsip hidup yang ia junjung tinggi No sexxx bebas dan no druggg. “
Sayang kita jadi kan pergi”tanya Clara pada Drean. Andrean nampak berfikir ia
mengingat sesuatu, “ Ah ya aku sampai lupa, ayo sekarang saja”katanya beranjak.
“Memang kalian mau kemana?” tanya Gilang, Ia menatap kearah Clara, merasa tak
nyaman dengan tatapan Gilang, Clara mencoba mengalihkan padangannyan ke arah
lain. Sementara Drean menjawab dengan santai “ Yaelah kepo banget si Lang, ya
pacaran lah apa lagi”katanya dengan tersenyum. Membuat yang lain pun tersenyum
dengan penuh arti. “ Jangan bilang Lu mau Unboxing Clara An, goda Leo. Drean
hanya tersenyum mengendikan bahu sedangkan Clara nampak tersipu. Melihat sikap
Dua Sejoli itu malu-malu membuat semua yang berada disana tertawa, tanpa
terkecuali Gilang yang mengepalkan tangan. “ Bener Clar tanya Rose teman dekat
Clara yang tak bisa membaca keadaan. Padahal mereka semua tau prinsip Andrean.
“ Yaelah Ros sudahlah mereka sudah Dewasa ini. “Ucap Leo. “Sudah-sudah ayo
Yank” Drean menarik Clara pergi meninggalkan Caffe.
"Terima kasih yank sudah beliin aku ini semua " ucap clara bergelanjut manja pada Andrean ketika mereka berjalan disebuah pusat perbelanjaan. beberapa barang belanjaan ada ditangan mereka, memang hal baru bagi Andrean ketika ia membelikan apapun untuk kekasihnya itu sedangkan clara sangat amat senang ia bisa mendapatkan apa yang ia mau dari sang kekasih yang sangat loyal. " Setelah ini kita kemana?"tanya Andrean. "hmm... bagaimana kalau kita makan siang?" clara menatap Andrean. "baiklah... ke restoran favoritmu atau kemana?" tanya Andrean.
" ke tempat favorit kita saja "sahutnya "ok..." dan mereka melangkah menuju lantai 2 sebuah restoran jepang yang sering kali mereka kunjungi ketika berada di Mall ini. seseorang dibalik sebuah pilar besar dengan setelan kemeja hitam dan kaca mata hitamnya memerhatikan mereka. setelah memastikan mereka sedikit berjarak dengan tempatnya berdiri ia melihat ke sekitar, waspada lalu melanjukan langkahnya mengikuti.
nampak dua pasangan sejoli nampak menikmati makan siangnya dengan tenang sesekali clara tersenyum disela-sela obrolan mereka. beberapa kali juga mereka memperlihatkan kemesraan dengan menyuapkan makanan masing-masing meski terlihat Andrean tak nyaman dan menahan malu. tak jauh dari meja mereka laki-laki berseragam serba hitam itu duduk dengan segelas juice dihadapannya laki-laki itu memilih duduk ditempat paling sudut namun masih bisa memantau dari tempatnya berada. sebuah notif masuk ke ponselnya tak lama ia membuat panggilan telepon international "mereka hanya berbelanja dan makan saja..." "baiklah pak saya akan ikuti semua perintah anda" ucapnya sebelum mengakhiri pembicaraannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Melinda
p
2022-11-10
1
Melinda
hu
2022-11-10
0