Oma Ratih memilih diam ditaman belakang yang semalam dijadikan tempat pesta, meski sudah terlihat bersih dan rapi namun ia masih saja marah ketika mengingat bagaimana cucu laki-lakinya yang ia gadang-gadang menjadi pewaris seluruh kekayaannya telah mengecewakannya apalagi ditambah dengan perbuatannya yang telah tidur dengan seorang wanita dikamarnya, Saat melihatnya oma Ratih hampir tak ingin memercayainya namun ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, ia sungguh sangat-sangat kecewa. Kedatangannya kembali ke Indonesia memang untuk memberi sedikit pelajaran untuk cucu laki-lakinya tersebu,t namun ia dikejutkan dengan hal yang lebih besar dari semua laporan kenakalan dan pemborosan yang Andrean lakukan. Sungguh ia menarasa gagal saat ini. " Mas aku sungguh sudah gagal atas cucu kesayanganmu itu. " lirihnya sampai ia menitihkan air matanya, Andrean adalah cucu yang sangat dibanggakan oleh mendiang suaminya karena ia adalah cucu laki-laki pertama. Dahulu semasa hidupnya suami oma Ratih sangat menyayangi dan memanjakan Andrean, dalam berbagai kesempatan anak itu yang slalu diajak dan dibanggakan. Pesan terakhir beliau sebelum wafat pun tetap agar menjaga Andrean. Namun kini apa yang ia dapat hanya kekecewaan.
Pak Kim tengah mengumpulkan semua pekerja yang berada dirumah ini untuk menyelediki masalah yang terjadi dirumah ini, termasuk Andrean yang tidur dengan wanita tak dikenalnya itu. Pak Toni sebagai kepala maid dirumah itu benar-benar tak tahu menahu mengenai ada wanita yang sampai tidur dengan Tuannya, ia menjelaskan ketika pesta usai dan memastikan semua tamu pulang ia juga sudah mengecek ke semua pejuru rumah, hal yang sama dijelaskan pula beberapa maid yang bertugas, juga pihak security. " Tolong siapkan file rekaman cctv mau saya cek " perintah pak Kim. " Baik Tuan" jawab security . " Maaf menyela saya menemukan ini ditaman pagi ini Pak, apakah ini berguna " seorang tukang kebun menginstrupsi. Ia berjalan kedepan menampak diri dengan benda digegamannya, meski agak canggung karena semua mata mengarah padanya. Lalu ia meletakannya dihadapan tuan Kim. Tuan Kim mengambil kantung plastik dan mengambil benda seperti kancing yang terbuat dari emas, memasukan benda itu ke dalam kantung plastik. " Bagus ini akan saya selidiki dan simpan. Terima kasih " ucap Pak Kim. Si tukang kebun tersebut mengangguk dan tersenyum. " Sembari saya menyelediki ini semua, kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian kembali " katanya. Seluruh pekerja pun membubarkan diri.
Andrean pergi menemui teman-temannya disebuah caffe. Disana ada Leo, Gilang dan beberapa teman perempuannya, duduk melingkari Clara yang berada ditengah-tengah nampak tertunduk. Andrean yang baru datang nampak bingung ditambah lagi dengan tatapan sinis tak bersahabat dari teman-teman yang selama ini bersamanya, meski begitu ia tetap melangkah maju, penasaran dengan apa yang terjadi. Hingga ia menemukan Clara tengah menangis. " Eh hai apa yang terjadi kenapa kau menangis?" Tanya Andrean yang berjongkok memegang tangan Clara. Clara menghempaskan tangan Andrean begitu saja membuat Andrean bertambah bingung, " Kamu tega ya melakukan ini sama aku " ucap Clara dengan tangisnya. " Hei maksud kamu apa? Coba sini jelasin dulu "Kata Andrean masih berusaha meraih tangan Clara. Namun Clara slalu menghindar. " Apa ini maksudnya kamu tega" ucap Clara melempar ponselnya dihadapan Andrean. Di dalam ponsel tersebut terdapat foto Andrean yang tengah berpelukan dengan seorang wanita tanpa busana. Mendapati hal itu Andrean nampak terkejut. " Sayang ini tidak benar aku difitnah" jelas Andrean. " Fitnah?, ini buktinya. Mau alasan apalagi kamu" teriak Clara. Andrean hanya diam. " Aku kira kamu sayang sama aku, sampai kita memang saling jaga ternyata aku salah menilai" kata Clara. "Clar...." ucap Andrean tercekat ia berusaha meraih tangan Clara. "Sudah cukup.. kita akhiri saja semua" ucap Clara masih dengan air matanya dan ia pergi begitu saja. Andrena tertegun, sejurus kemudian ia sudah akan pergi mengejar Clara. Namun Gilang menahan tangan."Biarkan dia sendiri dulu "katanya. Andrean mengerti dan ia mengurungkan niatnya.
"Kalian ada yang tau siapa yang jebak gue " tanya Andrean pada semua orang yang berada disana, setelah ia benar-benar tenang. Andrean menatapi satu persatu dari semua teman nongkrongnya, namun semua diam. Melihat reaksi teman-temannya Andrean mengumpat, Leo menepuk-nepuk pundak Andrean mencoba menenangkan. " Kau tau kan aku bukan orang yang seperti itu, bahkan Clara sudah sekian lama aku jaga " kata Andrean lirih, " Iya gue tau, Drean. " jawab Leo. Andrean menghela nafas lelah. Bukan hanya diputusin Clara, foto-foto dirinya dan perempuan yang tak kenalnya itu menyebar begitu saja tanpa dapat Ia cegah terlebih dahulu. Mungkin sebentar lagi masalah besar lainnya akan menimpanya. Sejurus kemudian bunyi ponsel mengagetkannya, ia menatap layarnya terdapat telepon International, sudah Andrean duga pasti sang ayah yang menghubunginya. Andrean menepi keluar caffe untuk mengangkat panggilan tersebut. Gilang tersenyum sinis memperhatikan setiap gerak-gerik Andrean sudah sejak saat laki-laki itu tiba, ia dapat memastikan bahwa kali ini ia akan menang. Gilang meraih ponselnya dan mengetikan pesan ke seseorang " Kerja bagus, kau akan menerima bayaran sesuai yang telah kita sepakati" tulisnya. Lalu ia melihat Andrean nampak tengah berdebat dengan seseorang yang berada ditelepon.
" Yah berapa kali Andrean bilang, ini fitnah," jelas Andrean.
" Pokoknya Ayah nggak mau tau Ndrean kamu selesaikan masalah ini atau kamu pergi dari rumah!" titah sang ayah.
"Baik kalau begitu ndrean akan buktikan ke Oma, Ayah bahkan dunia, ndrean tidak bersalah. " kata Andrean sebelum mengakhiri percakapannya dengan sang Ayah. Andrean meremas kepalanya yang hampir pecah karena masalah yang tengah ia hadapi belum lagi cibiran orang-orang yang mengenalnya.
Pak Kim masih memeriksa cctv yang berada dirumah tersebut. Disebuah ruangan dengan seorang security, mata tajamnya masih memperhatikan satu persatu gambar yang tertera di layar komputer ia menangkap seorang laki-laki anak pengusaha terkenal dan jarang bisa ditemui. Pak Kim tak menyangka jika Andrean bisa berteman dengan seorang Sean, ia juga dapat melihat anak buahnya yang ia perintahkan untuk mengawasi Andrean dapat begitu mudahnya masuk ke area pesta, Pak Kim menyunggingkan senyumnya. Sampai ia menatap ada gerak gerik aneh dari salah satu tamu laki-laki dan perempuan yang terlihat menyediri dimeja bar. "Apa kau tau siapa laki-laki ini ?tanya Pak Kim pada seorang security yang menemaninya . Security itu melihat ke layar monitor dan menemukan Gilang yang dimaksud pak Kim. " Oh itu namanya Den Gilang Tuan, Dia salah satu teman Den Andrean sering datang ke rumah ini, "jelas si security. "Ok cukup terima kasih"kata Pak Kim ia lantas memperjelas tampilan gambarnya untuk memperhatikan orang yang ia curigai, Pak Kim memperhatikan dengan cukup detail hingga ia menemukan fakta bahwa salah satu kancing kemeja yang dipakai Gilang hilang satu saat Gilang hendak pergi meninggalkan acara. Ketika selesai dan wanita yang bersamanya pun tidak pernah terlihat, begitu juga Andrean. Pak Kim teringat si tukang kebun yang memberinya sebuah kancing. Pak Kim lantas mencari-cari kancing tersebut ia mengingat dimana ia menyimpannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments