5

Hari kedua MOS, Dinda masih diantar Tama ke sekolah. Untuk hari ini dia tidak datang terlambat.

Mungkin setelah libur sekolah berakhir Dinda akan diantar jemput oleh Tama. Karena rumah mereka juga searah.

Tama sendiri tak keberatan melakukannya karena dia juga merasa bertanggung jawab untuk menjaga Dinda. Dinda sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Bukannya langsung pulang, Tama membawa montornya masuk sampai parkiran sekolah.

“Loh kok ikut masuk, Mas?” tanya Dinda bingung.

“Nggak pa-pa. Mas ada urusan di sekolah,” jelas Tama membuat Dinda mengangguk paham. Kemudian dia turun dari montor dan bergegas menuju lapangan tempat yang lain berkumpul.

Tama berjalan ke arah pos panitia. Diaa menyapa beberapa orang yang dikenalnya di sana.

“Arya ada?” tanya Tama pada seorang panitia cewek yang berada di dalam pos.

“Itu,” tunjuk cewek itu pada orang di belakang Tama.

“Kenapa lo nyari gue?” tanya Arya setelah Tama berbalik ke arahnya.

“Sibuk, ya?”

“Nggak juga. Semua udah di handle sama anak-anak yang lain.”

“Gue mau ngomong bentar.”

Mereka mencari tempat untuk mengobrol dan tempat yang mereka pilih adalah kantin.

Sekalian jajan kata Arya. Jarang-jarang Arya bisa bolos dari kegiatan seperti sekarang.

Karena sekolah sedang ada kegiatan MOS, kantin sekolah juga ikut buka lebih pagi. Jaga-jaga kalau ada siswa yang belum sarapan.

“Ada apa?” tanya Arya sambil menyeruput jus wortel campur tomatnya.

“Nggak sih, cuma keliatannya adik gue lagi banyak pikiran gara-gara masalah MOS kemarin."

"Karena gue bukan panitia MOS, jadi gue minta tolong sama lo buat jagain adik gue pas MOS.”

“Adik lo yang mana?”

“Cewek yang kemarin di lapangan basket.”

“Oh.. si Alien?” seru Arya yang berhasil mendapat pelototan sangar dari mata Tama.

“Eh, sorry..” ucap Arya kikuk saat melihat Tama marah dengan ucapannya.

“Bisa, kan?”

“Nggak janji. Soalnya kalau gue bantu adik lo nanti takutnya dia jadi banyak yang nggak suka.”

“Nggak usah yang dijagain banget. Cuma lo sama panitia yang lain nggak nyusahin dia aja.”

“Gampang sih kalau itu,” jawab Arya yang mencomot gorengan untuk keempat kalinya.

Tama menghabiskan es jeruknya sebelum beranjak dari duduknya.

“Udah? Gitu doang?” tanya Arya saat melihat Tama hendak beranjak pergi.

“Iya, emang gue mau ngapain lagi.”

“Gue kira lo mau ngomongin soal tim basket juga.”

“Basket punya waktu sendiri. Udah gue mau balik. Ngantuk banget mau rebahan lagi. ”

Tama menepuk bahu Arya keras membuat si empu hampir saja tersedak pisang gorengnya.

Arya hanya menatap kesal ke arah Tama yang nyengir sambil meninggalkan kantin.

Eh tunggu dulu, bukannya tadi Tama belum membayar jus jeruknya?

Sialan! Maki Arya dalam hati karena baru sadar dikerjai oleh Tama. Lihat saja nanti, pasti Arya akan membuat perhitungan pada sohibnya itu.

Ya, Arya dan Tama memang dekat. Mengingat Arya yang hampir dijadikan ketua tim basket, tapi batal karena dia lebih dulu dicalonkan sebagai ketua osis tahun pelajaran mendatang.

Alhasil posisi ketua basket diambil alih oleh Tama yang dengan sukarela mengambil kewajiban saudara beda orang tuanya itu.

Mereka berdua adalah tombak kemenangan tim basket sekolah. Bukan sekedar memiliki postur tubuh yang tinggi, tapi mereka juga memiliki skil basket yang mumpuni.

Hanya saja Tama tak begitu suka pamer saat mencetak skor sehingga fansnya tak sebanyak Arya yang suka tebar pesona dan sok keren di depan cewek-cewek.

Setelah menghabiskan pisang goreng dan membayar makanannya, Arya bergegas kembali ke pos panitia.

~oOo~

Sesampainya di pos, Arya harus dikejutkan dengan Dinda yang tengah berdiri menunduk dihadapkan panitia MOS yang lain.

Kenapa lagi adik Tama ini? Arya masuk ke dalam pos untuk mencari jawaban dari rasa penasarannya.

“Ada apa?” tanyanya pada panitia yang berada di pos.

“Ini, si Alien nggak bawa perlengkapan outbound,” jelas Seryl.

Dan lagi, Arya tak habis pikir kenapa Dinda selalu berurusan dengan Seryl yang terkenal cerewet dan tak mau kalah itu.

Bahkan Arya sendiri tak akan berurusan dengan Seryl dalam ajang adu mulut, susah menangnya.

“Elo aja deh yang kasih hukuman,” usul Putri yang tak tega dengan Dinda yang mungkin akan dibumi hanguskan oleh Seryl.

Arya mengangguk setuju. Apalagi dia juga sudah terlanjur janji pada Tama untuk menjaga adiknya.

Berbeda dengan Seryl yang tak setuju dengan usulan Putri. Tapi dia akhirnya merelakan adik kelasnya ini pada Arya. Karena pasti lebih seru jika Arya yang menghukum Dinda.

Dia memikirkan hukuman yang dirasa tepat untuk Dinda. Hukuman yang tak memberatkan, tapi sepadan dengan kesalahannya. Agar Seryl dan yang lainnya puas.

Arya mengerutkan kening bingung saat mendapati Dinda menatapnya penuh kebencian. Ada apa dengan cewek itu? Apa Arya baru saja melakukan kesalahan padanya?

“Kenapa nggak bawa peralatannya?” tanya Arya yang berhasil mengalihkan tatapan kebencian Dinda.

“Ketinggalan, Kak. Lupa masukin tas,” jawab Dinda ketus. Kenapa harus Arya lagi yang menghukumnya. Sebenarnya Arya ini ketua panitia atau Algojo MOS sih.

“Alah alesan aja,” sanggah Seryl tak terima dengan jawaban Dinda.

Dinda mendekat ke arah Arya. Dia berpikir dengan memperlihatkan foto semalam bisa mengancam Arya untuk menghapus hukumannya. Tapi sebelum foto itu berhasil dilihat Arya, Galih sudah merebutnya lebih dulu.

“Berani lo ya mainan hape di depan panitia,” ujar si cowok kesal.

Cowok itu melihat apa yang tertera di layar ponsel Dinda. Wajahnya nampak terkejut melihat foto yang dilihatnya.

Melihat itu Dinda tersenyum senang. Ya, sebentar lagi reputasi Arya akan hancur. Dan Dinda sudah sangat siap untuk tertawa di atas kehancuran Arya.

“Foto apaan ni?” tanya panitia cowok yang merebut ponsel Dinda tadi.

Arya yang belum sempat melihat fotonya hanya bisa menatap panitia cowok yang masih meminta penjelasan pada Dinda.

“Apaan?” tanya beberapa panitia yang berada di pos.

“Arya! Lo harus hati-hati. Nih cewek kayaknya fans akut lo. Dia nge-stalker-in lo,” ujar Galih berlebihan sambil mengacung-acungkan ponsel Dinda.

Dinda menatap horor ke arah si cowok. Stalker? Hal gila macam apa lagi ini. Dinda punya banyak hal yang lebih penting untuk dilakukan, daripada mengikuti kakak kelas menyebalkannya ini.

“Serius?” yang lain ikut berbondong-bondong melihat hasil jepretan Dinda.

Karena berdesak-desakan, jadi mereka tak begitu jelas melihat fotonya. Hanya terlihat Arya yang tengah berada di sebuah toko. Ya, mereka sangat yakin bahwa itu adalah Arya.

Mereka serempak menatap Dinda tak percaya. Sedangkan Arya hanya mengusap wajahnya kasar.

Sungguh dia hanya berjanji untuk tak memberi Dinda masalah, tapi cewek itu sendiri yang menempatkan dirinya dalam masalah. Jadi Arya tak sedang mengingkari janjinya pada Tama.

Arya membubarkan gerombolan tak penting itu dengan mengusir semuanya ke lapangan. Kini tinggal dirinya dan Dinda yang berada di pos.

“Gue bukan stalker..” lirih Dinda.

Arya tak tahu apa yang dilirihkan Dinda itu benar atau tidak. Lagi pula Arya juga belum melihat foto yang berada di ponsel Dinda.

Arya berusaha bersikap netral dengan tak mempermasalahkan foto itu. Dia hanya akan menghukum Dinda karena kesalahannya.

Arya memberikan hukuman pada Dinda untuk mencari bahan alternatif dari alat outbound supaya dia bisa mengikuti permainan bersama yang lain.

Menurutnya itu hukuman yang pantas dan tak begitu memberatkan Dinda.

Dinda hanya mengiyakan dan mulai mencari sedotan, tongkat kecil, plastik dan barang lain yang dia butuhkan. Dinda mulai mencari di area sekitar ataupun meminta pada teman lain yang membawa lebih.

Dinda merutuki dirinya sendiri yang selalu lupa dengan banyak hal. Padahal kantung kresek berisi peralatan outbound-nya sudah dia siapkan sejak kemarin sore.

Bisa-bisanya dia lupa memasukannya ke dalam tas. Lebih menyebalkan lagi Dinda harus berurusan dengan hukuman dan kakak kelas menyebalkan yang kini tengah mangawasinya.

Dan apa-apaan tadi, stalker? Hebat. Bagaimana bisa senjata andalannya malah menjadi bomerang baginya. Bukannya menghancurkan Arya, tapi malah menghancurkan dirinya sendiri.

~oOo~

Terpopuler

Comments

Muhammad Alwi

Muhammad Alwi

seru...

2022-09-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!