...🦋 HAPPY READING 🦋...
Setelah selesai makan, Duke Herli mengajak Castela dan juga marchel untuk melihat keadaan Camelia. Mereka naik ke lantai dua dan masuk ke dalam ruangan yang merupakan kamar Camelia.
Di dalam ruangan yang sama luasnya seperti ruang kamar Castela, terdapat seorang gadis seusianya yang sedang terbaring. Ditemani oleh beberapa perawat dan pelayan yang selalu siaga disana.
Castela mengintip dari balik punggung Duke Herli. Ia melihat seorang gadis yang sangat mirip dengannya tidak sadarkan diri dengan banyak luka di tubuhnya. Duke Herli tersenyum,lalu mengambil tangan Castela dan membawanya mendekat ke ranjang Camelia.
"Astaga, keadaan Camelia benar-benar sangat mengkhawatirkan pa. Bagaimana sebenarnya kejadian kecelakaan itu, hingga mereka berdua terlihat sangat menyedihkan." Ucap Marcel tidak percaya kepada dirinya sendiri.
"Castela sayang,ini Camelia,dia adalah kakakmu." Ucap Duke Herli memperkenalkan mereka.
Castela menatap wajah Duke Herli, "Apa papa tahu mengapa kereta kuda yang kami naiki bisa sampai jatuh ke jurang?" Tanya Castela pelan.
Duke Herli menggeleng,ia menyesal karena belum mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan kereta kuda yang dinaiki oleh kedua Putrinya. Ia menduga, Kereta kuda itu di serang perampok di tengah jalan. Karena para ksatria yang ia tugaskan untuk menjaga putrinya dan juga kusir yang mengendarai kuda tidak ada yang selamat. Tidak ada satupun saksi mata, membuat kasus ini tidak menemui titik terang.
"Ksatria dan kusir yang menemani kalian semuanya tewas. Awalnya papa juga sudah pasrah kepadamu sayang. Melihat kondisi Camelia yang seperti ini, mustahil kamu selamat." Ucap Duke Herli sambil mengusap lembut pucuk kepala Castela.
"Maksud papa? Memangnya bagaimana kondisi Castela saat itu?" Tanya Marcel dengan kening berkerut.
"Kondisi Castela saat di temukan lebih parah dari pada kondisi Camelia saat ini. Camelia di temukan tertimpa kereta kuda bersama kusir. Sementara Castela,kau di temukan terjepit di antara batu sungai dan pinggiran tebing, di dasar jurang yang airnya mengarah ke laut. Anehnya,dengan luka berat di kepala dan bagian tubuh yang lain, Castela malah lebih dulu sadar dari pada Camelia yang lukanya tidak separah Castela. Saat itu,semua orang percaya,jika ACASHA telah kembali." Ucap Duke Herli tersenyum.
"Benar-benar tidak masuk akal." Sambung Marcel sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"A-casha? Apa itu acasha?" Tanya Castela.
Pasalnya,ia sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang dunia ini. Dan lagi, Duke Herli mengatakan sesuatu yang sangat asing di telinganya.
"Ah,dewa,apa sebenarnya yang ada di otakmu saat ini Castela? Bahkan anak kecil saja tahu apa itu ACASHA. Apa kau benar-benar bodoh seperti yang di rumorkan?"Ucap Marcel menatap Castela tidak percaya.
"Heyy!! Aku tidak butuh protesmu marchel! Tidak bisakah kau menjelaskan kepadaku apa itu acasha tanpa mengataiku bodoh? Kau sungguh laki-laki bermulut kejam. Bahkan,aku sendiri tidak tau siapa namaku ketika sadar." Ucap Castela kesal.
Duke Herli menatap tajam Marcel di depannya yang tampak salah tingkah. Ia menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil tersenyum bodoh, berusaha menghindari tatapan Duke Herli yang siap menerkamnya kapan saja.
"Kau tidak seharusnya berkata seperti itu kepada adikmu marchel. Bukankah sudah papa katakan,jika adikmu kehilangan ingatannya. Seharusnya kau menjelaskan dengan baik apa yang adikmu tanyakan. Bukan menghinanya seperti itu."
"Ahh, maafkan aku pa,aku hanya bercanda. Aku hanya masih tidak percaya jika Castela terkena penyakit langka itu." Ucapnya mengelak.
"Yah,tidak masalah,aku juga tidak perlu penjelasan mu. Biar papa saja yang menjelaskannya,iyakan pa?" Tanya Castela sambil memeluk lengan kekar milik Duke Herli.
'Sial! Mengapa jantungku tidak bisa di ajak kompromi! Sadarlah wahai jantung,pria ini adalah ayahmu sendiri,buang pikiran kotormu itu.' batin Castela.
"Tentu sayang, itulah gunanya papa disini." Jawab Duke Herli tersenyum manis.
"Jadi,bisa papa jelaskan apa itu acasha?" Tanya Castela lagi.
"Menurut kepercayaan nenek moyang kita terdahulu, negeri ini di lindungi oleh seorang Dewi. Dewi itulah yang mengorbankan dirinya untuk melindungi negeri kita hingga negeri kita menjadi negeri yang aman,damai, dan sejahtera,tidak ada satupun rakyat yang kekurangan. Tidak ada satupun penduduk yang tahu siapa nama Dewi itu. Namun katanya,setiap lima puluh tahun sekali,Dewi itu akan terlahir menjadi seorang gadis cantik yang akan memberkati negeri ini. Membawanya kepada masa yang lebih jaya. Tidak peduli dari kalangan mana ia berasal, keluarga kerajaan akan menikahkannya kepada putra mahkota. Itulah yang terjadi secara turun temurun. Mereka menyebut Dewi tersebut dengan sebutan acasha,yang artinya simbol keabadian dan kebangkitan." Jelas Duke Herli.
"Tapi bukan kau acasha yang di maksud. Kau hanya mendapatkan sedikit berkah dari acasha,karena acasha sendiri sudah terlahir dan menikah dengan putra mahkota." Ucap Marcel memotong pembicaraan mereka.
"Aku tidak bertanya padamu Marcel." Ucap Castela jengkel. Entah mengapa pria ini benar-benar memancing emosinya sedari tadi.
"Entahlah,aku hanya merasa jika Kau pasti akan menanyakannya." Ucap marchel acuh sambil mengangkat kedua bahunya.
Castela kembali mengalihkan pandangannya ke arah Duke Herli.
"Bagaimana mereka bisa menemukannya? Bukankah bisa saja seseorang berbohong demi bisa menjadi istri putra mahkota pa?" Tanya Castela
Duke Herli memperbaiki posisi duduknya. Sedari tadi,mereka bertiga sudah duduk di sofa yang ada di ruang kamar Camelia.
"Setiap lima puluh tahun sekali,akan di adakan acara pensucian di altar istana. Seluruh wanita yang belum menikah akan di kumpulkan di altar istana. Mereka akan di berikan kesempatan untuk memegang pedang pusaka yang di wariskan secara turun-temurun pada anggota keluarga kerajaan. Siapapun wanita yang berhasil mengangkat pedang tersebut,maka dialah acasha,sang Dewi pelindung negeri ini."
"Dua tahun yang lalu, acara tersebut sudah di adakan. Kau tidak bisa mengikuti acara itu karena kau terus mengurung diri di kamar dan tidak mau berbicara dengan siapa pun hingga kau jatuh pingsan selama berhari-hari. Camelia dan para gadis lainnya yang belum menikah menghadiri acara tersebut. Mereka gagal,namun ada satu orang wanita yang berhasil, sebenarnya tidak bisa di katakan berhasil. Karena gadis itu menjatuhkan pedang itu ke lantai. Namun,karena tidak ada satu pun gadis lainnya yang bisa melakukan hal serupa,maka gadis itulah yang di pilih dan di anggap sebagai acasha. Dia yang sekarang menjadi istri dari putra mahkota, putri Rosenta." Jelas Duke Herli.
"Tapi aku masih tidak percaya jika dialah acasha pa, bukankah ada beberapa pejabat yang mengatakan jika pedang itu tidak sengaja tersenggol ksatria dan jatuh saat wanita itu hendak memegangnya? Tapi pendapat itu langsung di patahkan hanya karena gadis jelata itu pernah menyelamatkan nyawa pangeran. Bisa saja apa yang dikatakan Castela tadi benar, siapapun bisa saja berbohong demi bisa mendapatkan sebuah Takhta." Ucap Marcel cuek sambil memainkan rambut panjang Castela.
Castela menatap tajam marchel yang menanggapinya dengan cuek. Namun,rasa penasarannya lebih besar dari pada rasa kesalnya karena laki-laki di sebelahnya ini memainkan rambutnya tanpa izin.
"Kenapa kau berani berkata seperti itu marchel?" Tanya Castela.
"Entahlah,aku hanya mengatakan apa yang ku ketahui. Terlebih lagi,aku punya dua alasan yang menurutku bisa di perhitungkan."
Duke Herli hanya memilih diam dan mendengarkan percakapan yang terjadi pada kedua anaknya. Jujur saja,ia juga tidak merasa yakin jika putri Rosenta adalah ACASHA. Namun,saat itu ia tidak memiliki bukti untuk menentang pemberian gelar itu kepada gadis dari kalangan bawah yang bernama Rosenta.
"Apa itu?"
"Yang pertama,sejak pemberian gelar dan pernikahan itu di langsungkan,sudah terhitung dua tahun,namun tidak terjadi perubahan apapun kepada SEATHLAND. Bahkan,aku mendengar rumor jika ada beberapa wilayah yang terdampak kekeringan dan gagal panen,hingga mereka kesulitan untuk memenuhi hidup mereka. Padahal sebelumnya wilayah itu baik-baik saja. Menurutku, SEATHLAND malah terpuruk akibat pernikahan itu. Kedua,aku mendengar jika gadis itu sedang menderita penyakit yang cukup parah, sehingga menyebabkan SEATHLAND tidak akan memiliki penerus. Dan semua ini bisa terjadi karena satu masalah kecil yang awalnya mereka abaikan." Marcel menatap serius Duke Herli lalu kemudian beralih Menatap Castela.
"Kau Castela." Lanjutnya
"Aku? Apa kau gila? Kenapa kau melibatkan aku di dalam hal ini? Bukankah sudah di katakan jika aku tidak menghadiri acara itu,kau terlalu banyak membual Marcel." Ucap Castela tidak terima.
Duke Herli terdiam, kemudian ia menatap lekat putrinya itu.
"Kau benar Marcel,mengapa papa tidak berfikir sampai kesitu?" Ucap Duke Herli kemudian.
Castela menatap Duke Herli tidak percaya. Bagaimana Duke Herli bisa setuju dengan ucapan bodoh kakaknya. Bukankah itu sudah jelas hanya bualan semata?
"Kami benar-benar bodoh Castela, bisa-bisanya kami melewatkan satu hal penting. Masih ada alasan jika Rosenta bukanlah acasha, melainkan kau." Ucap marchel tidak percaya.
"Oh ya dewa,apa yang harus kita lakukan Marcel? Bukankah keluarga kerajaan telah mengeluarkan perintah untuk menjadikan Camelia istri kedua pangeran? Camelia sedang koma,ia tidak mungkin menikah dengan pangeran. Otomatis, Castela pasti akan di perintahkan untuk menggantinya. Apalagi mereka sudah mengetahui jika Camelia dan Castela mengalami kecelakaan waktu itu. Bagaimana pendapatmu marchel?" Tanya Duke Herli dengan wajah khawatir.
"Apa-apaan kalian? Bukankah sudah ku katakan jika aku bukan acasha?! Papa,kenapa papa mempercayai ucapan bodoh Marcel? Rosenta adalah acasha, itulah kebenarannya bukan aku. Dia hanya membual saja." Ucap Castela tidak terima.
Bagaimana ia bisa terima,jika ia saja tidak tahu apa-apa tentang persoalan di negeri ini. Bahkan dirinya baru ada disini kurang lebih seminggu. Bagaimana mungkin dirinya memiliki hubungan dengan seorang Dewi pelindung yang di percaya penduduk negeri ini sebagai acasha.
"Kalian sudah gila!" Ucapnya lagi kesal sambil keluar dari ruangan itu dengan perasaan dongkol.
"Enak saja,aku tidak ingin terlibat dengan masalah di dunia ini. Arghh rasanya aku ingin kembali saja ke duniaku." Ucapnya kesal sambil menyeret sepatunya kasar hingga menimbulkan suara ketukan yang keras.
"Pa, bagaimana ini? Aku tidak bisa membiarkan adikku dalam bahaya. Aku curiga, jangan-jangan kecelakaan yang terjadi pada mereka-"
"Papa juga sempat curiga marchel. Semua yang kau katakan barusan, benar-benar masuk akal. Sepertinya Castela sedang dalam bahaya. Apalagi, berita kesembuhannya kini telah tersebar luas dengan cepat." Ucap Duke Herli yang di angguki oleh Marcel.
CASTELA ARDELAND
CAMELIA ARDELAND
photo by : pinterest
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Anisnikmah
anesya hadir untuk pembuktian klo dia achasa
2022-08-27
1