...🦋 HAPPY READING 🦋...
Anes terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa mendenyut. Ia memegang kepalanya yang telah di balut dengan perban.
Apa-apaan ini? Apakah aku berhasil selamat? Apakah aku tidak jadi mati?Batinnya.
Anes mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya di sekitar. Setelah beberapa saat,barulah dirinya tersadar sedang berada dimana.
Ia mengedarkan pandangannya ke arah perabotan yang ada di ruangan itu. Kedua alisnya menyatu dan matanya menyipit saat mendapati benda-benda asing berada di dalam ruangan yang saat ini ia tempati.
Mungkin benda-benda bergaya Eropa,itulah yang saat ini sedang ia fikirkan. Meski ia sangat ragu,jika tebakannya itu benar. Ruangan yang cukup besar, hampir sama besarnya dengan ukuran kamarnya.
Di dinding,terdapat banyak lukisan-lukisan. Lalu guci-guci antik yang berukuran kecil hingga besar menghiasi ruangan ini. Yang mungkin bisa anes tafsirkan pasti harganya sangat mahal. Itu semua mirip seperti barang-barang yang pernah Anes lihat di salah satu museum di Eropa saat liburan.
Lalu kedua matanya beralih ke meja rias dengan kaca besar. Sebuah sofa mewah,kursi dan lemari besar yang terbuat dari kayu yang kokoh. Gelas-gelas yang tampak sangat asing.
"Tunggu,mengapa semua ini terlihat sangat asing? Dimana aku sebenarnya?" Tanya anes pada dirinya sendiri.
Ia malah merasa seperti berada di sebuah negeri dongeng yang bernuansa kerajaan. Seperti yang sering ia lihat di film Disney ataupun ia baca di novel-novel.
Ini bukanlah reinkarnasi, apalagi transmigrasi atau perpindahan jiwa. Semua ini benar-benar tidak bisa masuk di akalnya yang dangkal. Apa mungkin jiwanya tersasar?
Lamunannya tersentak saat mendengar sebuah pintu berderit dan terbuka. Anes menatap tajam ke arah pintu untuk melihat siapa pemilik rumah ini sebenarnya.
Dari balik pintu, muncullah seorang wanita muda berkisar usia 20 tahunan. Ia menggunakan seragam seperti, pakaian pelayan? Anes semakin mengerutkan keningnya dan tidak melepaskan sedikit pun tatapannya dari wanita yang sedang membawa nampan di tangannya.
Wanita tersebut kaget saat melihat anes sudah sadar dan sedang duduk di ranjangnya sambil memegang kepalanya yang di perban. Ia segera menghampiri Anes dengan tatapan terkejutnya.
"Ahh!! Syukurlah nona sudah sadar. Saya benar-benar sangat mengkhawatirkan nona. Sepertinya Dewi keberuntungan benar-benar memberkati Anda." Ucap wanita tersebut sambil memegang dadanya berucap syukur.
Anes tidak menjawab ucapan wanita yang rambutnya di gulung ke atas, persis seperti perawat di rumah sakit. Ia terus menatap lekat wanita itu yang tampaknya benar-benar bersyukur karena dirinya tidak jadi mati.
"Ah,tapi malang sekali, keadaan nona Camelia benar-benar sangat mengkhawatirkan." Ucapnya lagi
Anes mengerutkan keningnya,siapa Camelia? Dan siapa wanita ini? Apa dia mengenalnya? Mengapa wanita ini bersikap sok akrab dengannya?
"K-kau,siapa? Apa aku mengenalmu?" Tanya anes hati-hati
Wanita tersebut terkejut saat mendengar apa yang di katakan oleh anes.
"Anda tidak mengenal saya nona?! Oh ya Dewi,apa anda ingat siapa nama anda?" Tanya wanita itu lagi.
Anes mengangguk polos, "Tentu saja,namaku Anes,Anesya Septian."
Pelayan wanita tersebut semakin terkejut mendengar jawaban dari anes. Anesya Septian apanya,nama siapa itu? mengapa dirinya baru mendengar nama aneh itu. Dengan cepat ia segera berlari keluar sambil menyebut nama seseorang yang sama sekali asing di pendengarannya.
"Sial, kepalaku sakit sekali." Umpatnya meringis
Tak lama kemudian, suara berisik datang dari luar pintu. Munculah dua orang lelaki bersama wanita tadi. Satu berpakaian putih seperti seorang dokter dan berusia mungkin sekitar 50 tahunan. Sementara yang satunya,oh Tuhan anes menatapnya tidak percaya.
Laki-laki itu mungkin berusia sekitar 35 tahunan,dapat di lihat dari postur tubuhnya yang tegap, kekar, rahangnya yang kokoh, alisnya yang tebal dan tegas,bola matanya yang berwarna biru samar dan juga lengannya yang berotot.
Anes menelan Saliva-nya, bagaimana pun dia adalah gadis berusia 20 tahun,dan laki-laki di hadapannya benar-benar sangat tampan. Benar-benar tipe suami idamannya. Ah, apakah lelaki itu sudah beristri?
Anes dengan cepat menggelengkan kepalanya, sesegera mungkin menghilangkan fikiran kotor di kepalanya. Dan kembali fokus saat lelaki yang anes tebak adalah seorang dokter itu sudah tampak berada di sebelahnya.
Dokter itu membuka tas hitam yang tadi ia pegang. Lalu mengeluarkan sebuah kain putih yang di lipat menyerupai sebuah sapu tangan dan menempelkannya tepat di pergelangan tangan anes. Sepertinya dokter ini sedang memeriksa denyut nadi Anes.
"Bagaimana keadaan putriku dokter?" Tanya lelaki tadi dengan tatapan khawatir.
Putri? Siapa yang dia bilang putri barusan? Tanya anes dalam hati
"Kondisi nona sudah membaik tuan, mungkin perlu beberapa hari beristirahat agar bisa pulih sepenuhnya. Tapi mungkin karena benturan keras di kepala nona Castela, menyebabkan nona kehilangan ingatannya. Saya belum pernah melihat langsung orang yang mengalami penyakit hilang ingatan seperti nona. Ini pertama kalinya untuk saya,tapi anda tidak perlu khawatir tuan, penyakit ini tidak memiliki dampak buruk terhadap penderitanya. Hanya saja, seluruh ingatan si penderita akan hilang sepenuhnya,sama seperti bayi yang baru lahir ke dunia." Jelas dokter itu.
"Tunggu, apa-apaan ini?! Siapa kalian? Mengapa aku bisa berada disini?! Apa yang kalian lakukan padaku?" Protes Anes yang tidak mengerti arah pembicaraan mereka.
Lelaki tampan itu berjalan mendekati ranjang anes,lalu berjongkok di sebelahnya. Ia mengambil kedua tangan anes,dan mengusapnya lembut.
"Sayang, dengarkan papa,papa adalah orang tua kamu,dan kamu adalah anak papa. Nama papa,Herli Ardeland dan papa merupakan seorang Duke di kota ini. Dan nama kamu Castela Ardeland,putri kecil papa." Ucap lelaki itu lembut sambil menatap bola mata anes yang bergerak ketakutan.
"Enggak! Anda jangan membohongi saya! Nama saya Anes bukan castela! Dan papi saya Fahri,bukan Herli!" Teriak anes tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Enggak,ini pasti salah! Gue dimana? Kenapa gue bisa ada disini!" Ucap anes pada dirinya sendiri.
Ia bangkit dari tempat tidur dan menghempaskan tangan Herli yang menggenggam tangannya dengan gerakan kasar. Lalu ia berlari ke arah balkon kamar dan melihat ke sekeliling.
Anes tertegun di tempatnya berdiri. Lalu kemudian ia luruh ke lantai. Herli,wanita yang tadi melayaninya dan juga dokter tersebut berlari menyusul anes. Namun dokter mencegah mereka untuk mendekati anes saat itu. Dokter mengatakan jika itu adalah salah satu hal yang wajar terjadi kepada pasien yang mengalami hilang ingatan.
Mereka akan bertingkah seperti orang gila,lalu menyebutkan tempat-tempat aneh, nama-nama aneh dan hal-hal lainnya. Bahkan,bisa saja mereka akan menyebutkan jika mereka tidak berasal dari dunia ini, melainkan dunia lain. Setidaknya itulah yang di jelaskan dokter tersebut kepada Herli.
"Ini Merupakan suatu keajaiban. Mengingat luka nona Castela benar-benar parah, bahkan saya sempat hampir menyerah. Tapi lihatlah, Sekarang nona bisa berlari meski harus di bayar dengan ingatannya." Ucap dokter itu menatap kagum gadis kecil yang bertingkah seperti orang gila itu.
Kedua mata Herli memerah,dan rahangnya mengeras saat melihat putri kesayangannya tampak sangat menderita. Namun ia setuju dengan apa yang di katakan oleh dokter. Putrinya,sudah mendapatkan keajaiban dari sang Dewi.
"Enggak! Ini pasti mimpi! Gue pasti lagi mimpi!! Gue gak kenal tempat ini, mamii!! Tolongin Anes,anes gak mau ada disini." Ucap anes terisak, membuat hati Herli terasa seperti tersayat-sayat.
Saat ini,anes sedang berada di lantai 3 rumah mewah milik Duke Herli Ardeland. Rumah ini memiliki luas yang sangat besar. Terdapat sebuah kastil yang merupakan tempat tinggal para ksatria. Lalu lapangan berkuda, lapangan memanah dan juga pohon-pohon yang berjejer dengan sangat rapih.
Anes kembali jatuh pingsan. Dengan sigap Herli menggendong tubuh kecil gadis itu dan meletakkannya di ranjang. Dokter kembali memeriksa keadaan anes dan mengatakan jika anes hanya butuh istirahat,tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Wanita tersebut lalu pamit undur diri untuk mengantarkan dokter itu hingga di depan kediaman.
Disinilah Anes terdampar, sebuah negeri yang berada di belahan universe lain. Sebuah negeri yang biasanya hanya ada di buku-buku dongeng di Bumi. Ini bukan bumi, melainkan sebuah planet lain,dengan peradaban yang lain pula.
Anes tidak menyadari,jika Jiwanya terdampar ke dalam tubuh seorang gadis berusia 16 tahun,yang merupakan putri dari seorang Duke di sebuah negeri yang bernama SEATHLAND. Dan gadis tersebut bernama, Castela Ardeland. ia memiliki seorang kakak kembar bernama Camelia Ardeland. Dan seorang kakak laki-laki bernama Marcel Ardeland.
Herli menatap prihatin putrinya. Ia mengecup kening anes,lalu memperbaiki selimut di tubuh Anes. Sebelum akhirnya, keluar dari ruangan mewah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments