...🦋 HAPPY READING 🦋...
Anes terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu. Tubuhnya terasa basah dan lengket karena keringat akibat mimpi-mimpi yang hadir di setiap tidurnya selama tiga hari belakangan ini.
Anes bangkit dari tempat tidur dan duduk di depan cermin besar di kamarnya. Ia menuangkan segelas air lalu meminumnya hingga habis. Anes menatap pantulan wajahnya di cermin. Sungguh,ia benar-benar tidak bisa mengerti mengapa jiwanya bisa terdampar di tubuh seorang gadis berusia 16 tahun.
"Kenapa gue gak langsung ke surga aja sih ya Tuhan. Kenapa jiwa gue bisa Sampek nyasar ke dunia lain." Ucap anes kesal
Ia melirik jam di dinding yang telah menunjukkan angka 5 pagi. Entah mengapa,ia akan selalu terbangun dari mimpi itu di setiap pukul 5 pagi. Anes membuka lemari kecil di bawah cermin. Ia lalu mengeluarkan sebuah buku dan pena dari dalam lemari.
Kemudian, tangannya yang kecil dan mungil tersebut mulai menulis apa saja yang ia ingat dari mimpi yang ia alami. Lebih tepatnya, kenyataan-kenyataan yang sudah mulai ia terima.
"Castela Ardeland,gadis berusia 16 tahun. Memiliki saudari kembar bernama Camelia Ardeland,dan seorang kakak laki-laki bernama Marcel Ardeland. Castela dan Camelia terjatuh dari kereta kuda dan masuk ke dalam jurang saat dalam perjalanan menemui Herli Ardeland di istana." Tulisannya
Anes kemudian berfikir sejenak. Ia menggigit bibirnya sambil mengetukkan jarinya di meja, berfikir.
"Camelia di berikan titah untuk menikah dengan pangeran. Tapi pangeran sudah memiliki istri,terus kenapa Raja menyuruh anaknya untuk menikah lagi? Lalu, bagaimana gadis ini dan Camelia bisa jatuh ke jurang?" Tanya anes Kepada dirinya sendiri.
Ia terus berfikir,namun tidak kunjung mendapatkan jawaban. Hingga jam telah menunjukkan pukul 7 pagi. Sinar matahari sudah sedari tadi masuk melalui celah-celah jendela yang gordennya sengaja di buka oleh anes.
"Ah, sepertinya sudah siang. Gue masih heran kenapa gue bisa ada disini. Tapi kayaknya gue harus berfikir positif, mungkin Tuhan sengaja kasih kesempatan kedua buat gue hidup tenang. Ah, sudahlah, sepertinya lu harus terbiasa buat menikmati hidup yang baru,di tempat yang baru,dan dengan tubuh yang baru Anes. Lagian disini gak ada Devan, pasti laki-laki itu Uda nangis Bombay karena tau gue jatuh dari jembatan. Bodoh amat deh, Oke, mulai sekarang nama lu Castela Ardeland, putri kesayangannya Duke Herli Ardeland. Ah, beruntungnya gue yang selalu hidup serba kecukupan." Ucapnya tersenyum senang lalu bangkit.
"Welcome to my new life!"
Tidak lama terdengar suara pintu di ketuk dan muncullah seorang wanita yang pertama kali di lihat oleh anes saat ia terbangun di dunia ini.
"Selamat pagi nona,apa anda terbangun lagi tadi pagi?" Tanya Ema, wanita yang ternyata adalah pelayan pribadinya sejak kecil. Ema tersenyum,lalu berjalan mendekati anes,untuk membantu anes mandi dan berganti pakaian.
(Oke,mulai sekarang akan kita sebut anes sebagai Castela)
"Begitulah." Jawan Castela sambil menghembuskan nafas dengan kasar.
Ema tersenyum,ia sudah selesai melepaskan seluruh pakaian Castela. Ema memakaikan sebuah jubah mandi berwarna biru langit ke tubuh Castela yang putih bersih dan polos tanpa sehelai benang pun. Castela lalu berjalan memasuki kamar mandi.
Ia masuk ke dalam sebuah bak mandi yang telah diisi oleh air hangat beraroma strawberry dan di penuhi oleh kelopak-kelopak mawar mewah. Castela menghirup dalam-dalam aroma strawberry yang benar-benar mampu merilekskan tubuhnya yang terasa pegal.
Ema mengambil pakaian tidur Castela,lalu meletakkannya di keranjang yang tadi ia bawa. Sambil menunggu nonanya selesai mandi,Ema membersihkan kamar Castela di bantu oleh dua pelayan lainnya yang baru saja masuk.
Castela menatap pantulan tubuhnya di cermin yang ada di kamar mandi. Ia terpesona akan kecantikan gadis yang tubuhnya sekarang telah menjadi tubuhnya.
"Bagaimana ada wanita secantik dan sesempurna ini? Bukankah ini kecantikan seorang Dewi? Bahkan di dunia gue yang dulu, sangat jarang ada wanita yang memiliki kesempurnaan seperti ini."
Castela adalah seorang gadis yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 165 cm. Rambutnya panjang dengan warna kuning kemerahan yang tampak menyala. Ia memiliki kulit yang putih, benar-benar putih tanpa noda. Hidungnya mancung, bibir kecil,dan juga kedua bola mata yang indah.
Sementara kakaknya Camelia,mereka memiliki tinggi yang sama. Hanya saja, Camelia memiliki kulit yang lebih gelap,warna rambutnya juga lebih gelap di bandingkan milik Castela. Meskipun mereka kembar identik, siapa pun yang melihat mereka akan langsung tahu membedakan yang mana Camelia dan yang mana Castela.
Tok tok tok
"Nona, apakah anda sudah selesai? Saya akan membantu nona berpakaian. Tuan Duke dan tuan Marcel sudah menunggu anda di meja makan." Ucap Ema dari balik pintu.
Castela segera bangkit dan menyelesaikan ritual mandinya. Ia sampai lupa,jika kakak lelaki Castela hari ini kembali dari akademi karena mendengar berita tentang kecelakaan mereka. Castela tidak boleh sia-siakan kesempatan hidupnya yang kedua ini.
"Sebentar Ema,aku akan segera keluar."
Castela mengambil jubah mandinya,lalu memakainya. Setelah itu,ia keluar dan langsung di sambut oleh para pelayannya dan juga Ema yang akan membantunya berpakaian.
Ema dengan cekatan melepas jubah mandi milik Castela. Di bantu dengan dua orang pelayan lainnya,mereka memakaikan pakaian di tubuh indah milik Castela. Bahkan, pelayan-pelayan tersebut berdecak kagum saat melihat tubuh polos Castela yang sangat indah.
"Nona kita benar-benar jelmaan seorang Dewi." Bisik salah satu pelayan yang masih bisa di dengar oleh Castela.
"Mengapa dulu kita tidak menyadarinya ya? bahkan kecantikan nona Camelia tidak ada apa-apanya." jawab salah satunya masih berbisik.
Castela hanya tersenyum tidak menanggapi,karena apa yang pelayan itu katakan adalah kenyataan yang terlihat. Awalnya,ia merasa malu saat tahu jika mandi dan berpakaian adalah tugas para pelayannya. Namun,Ema dengan sabar menjelaskan peraturan-peraturan yang sudah ada sejak dahulu, sehingga mau tidak mau Castela harus menyerah dan mengikuti bagaimana peraturan di dunia ini.
"Anda terlihat sangat cantik nona." Ucap Ema saat melihat hasil maha karya mereka.
Kedua pelayan itu ikut mengangguk semangat sambil tersenyum senang.
"Benarkah? Terima kasih atas pujian kalian." Jawab Castela.
Ema tersenyum bahagia melihat perubahan nona mereka. Awalnya ia kaget melihat nonanya yang sedari kecil pendiam,tidak mau berbicara dengan siapa pun, selalu menyendiri dan selalu terlihat sedih sejak kematian Duchess berubah 180 derajat.
Namun ia juga merasa senang. Itu artinya, kemalangan yang di terima keluarga Duke Herli memiliki kebaikan di baliknya. Buktinya, setelah kecelakaan itu,nona mereka berubah menjadi sosok yang ramah,ceria,seolah memiliki kehidupan yang baru meski harus mengalami penyakit hilang ingatan.
"Ema,antarkan aku menemui papa." Ucap Castela semangat.
Ema mengangguk,lalu menunjukkan jalan ke ruang makan dimana Duke Herli dan marchel sudah menunggu. Setelah menuruni tangga,dan berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di ruang makan. Castela menghampiri Duke Herli lalu mencium pipinya dengan semangat. Begitu juga ia lakukan dengan kakaknya, Marcel Ardeland.
"Pagi papa,pagi Marcel." Ucapnya dengan semangat lalu duduk di kursi yang kosong.
"Pagi sayang." Jawab Duke Herli tersenyum
Marcel menatap tidak percaya ke arah Castela,lalu ia mengalihkan tatapannya ke arah Duke Herli seolah meminta penjelasan.
"Begitulah, bukankah sudah papa katakan? Sepertinya kau harus mulai terbiasa Marcel haha." Ucap Duke Herli sambil tertawa melihat mimik muka putra sulungnya itu.
"Hey Castela,apa otakmu terbentur sangat keras saat itu?" Tanya marchel masih dengan wajah keterkejutannya.
"Mungkin." Jawab Castela acuh mengangkat kedua pundaknya.
"Hey! Apa-apaan wajahmu itu? Kau seperti baru melihat setan saja." Lanjutnya lagi kesal saat melihat Marcel masih menatapnya tajam.
"Wow, sepertinya benturan itu sangat keras. Kau bahkan berani membentak ku. Padahal dulu kau sangat takut bertemu denganku,dan tidak banyak bicara seperti ini." Ucap Marcel tidak percaya.
"Oh ayolah marchel,apa kau tidak senang dengan perubahan ku ini? Aku bahkan sangat tersiksa karena aku tidak memiliki ingatan apapun saat ini. Kau malah terlihat tidak senang karena mengetahui aku masih hidup." Ucap Castela menatap Marcel tajam.
"Hey,jangan bodoh! Aku sangat menyayangi kau dan Camelia,kau tidak tahu betapa khawatirnya aku saat mendengar kabar jika kalian mengalami kecelakaan." Ucap Marcel sambil memasukkan sesuap sup ke dalam mulutnya.
"Aku tidak percaya,kau pasti berbohong." Ucap Castela lalu memotong daging panggang di piringnya,lalu memakannya.
"Kau-"
"Sudahlah Marcel,apa kau tidak bisa mengalah dengan adikmu? Kalian baru bertemu,dan adikmu sedang hilang ingatan. Seharusnya kau memberikan kesan dan contoh yang baik kepadanya." Potong Duke Herli sambil menatap putra sulungnya.
Marcel menghembuskan nafas dengan kasar.
"Baiklah papa,aku minta maaf." Ucap Marcel mengalah.
Mereka lalu melanjutkan sarapan mereka. Castela tersenyum devil ke arah Marcel sambil menjulurkan lidahnya. Lalu mulutnya berucap tanpa suara "aku menang." Membuat Marcel memutar bola matanya malas. Sungguh,ia benar-benar tidak menyangka jika adiknya yang culun dan pendiam itu seolah berubah menjadi seekor serigala yang menyeramkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments