Setelah menempuh perjalanan hampir sejam, akhirnya mobil Dion tiba di kediaman Xavier. Dion pun keluar dari mobilnya kemudian memanggil security yang bertugas untuk membawa koper lita dan Hani kedalam.
Sementara ia membukakan pintu untuk Hani, namun gadis itu tidak langsung turun dari mobil dari mobil Dion." Kenapa sayang?" Tanya Dion, namun Hani hanya tersenyum seraya mengeleng kepalanya. Entah mengapa setelah sekian lama keluar dari kediaman Xavier. Tiba-tiba ia merasa asing kembali ke rumahnya sendiri.
"Hani Ayo turun." Melly sengaja menarik tangan Hani dengan lembut, untuk turun dari mobil, tetapi gadis itu justru menahan pergelangan tangan Melly.
" Mom, bolehkah Hani tinggal di apartemen Hani aja." Ucapnya begitu pelan dan penuh harap.
Sementara Dian yang mendengar hal itu, tiba-tiba merasa sakit dihatinya, seakan ada di tusuk pisau tak kasat mata menancap disana. Se-asing itukah mereka sekarang, mereka adalah orang tuanya, keluarganya! Tapi kenapa Hani enggan berada di antara mereka.
" Sayang, dengar kan bunda! Bukannya bunda tidak mengizinkan kamu tinggal sendiri, tapi kamu sudah terlalu lama di luar, jadi alangkah baiknya kamu tinggal bersama kita, disini! Ini rumah kamu, kamu berhak berada di rumah ini. Ayo sayang." Bujuk Dian, membuat Hani tidak dapat menolaknya.
" Baiklah bunda." Gadis itupun mau tak mau, harus turun dari mobil karena tidak ingin mengecewakan bundanya! Di ikuti oleh Lita.
" Han, percayalah sama aku. Karena aku yakin semua akan baik-baik aja, kamu tidak sendiri, sekarang." Bisik Lita, sembari menggenggam tang Hani untuk meyakinkannya.
Dan saat mereka melangkah masuk kedalam rumah Gio langsung menghampiri Hani dan memeluknya. Usia anak itu baru Sembilang belas tahun tapi tingginya sudah melebihi Hani, padahal waktu Hani meninggalkan rumah ia masih kecil dan tidak setinggi sekarang. " Aku merindukanmu kak! Akhirnya kamu pulang juga." Ucap Gio, sembari mengurai perlukan mereka. " Kamu cantik dan seksi, sekarang." Lanjutnya lagi.
Glok.
"Auuhhh, kau jahat sekali, kak." Gio langsung meringis sembari mengusap kepalanya yang di jitak oleh Hani. " Kenapa kakak memukulku? apa salahku?"
"Kamu tidak salah dan aku sengaja melakukan itu, agar kamu tidak menilai orang dengan berlebihan." Sahut Hani. Kemudian melewati Gio begitu saja.
Plak.
Dian tiba-tiba memukul lengan Gio. " Sana, jangan ganggu kakak kamu."
" Dih, bunda mah gitu! kalau udah ada kak Hani aja_ "
" Gio."
" Bunda maaf, please jangan marah! Aku mencintai kalian. " Mendengar rayuan Gio. Membuat Hani tersenyum tipis, sangat tipis! Sampai tidak ada yang menyadari hal itu.
Senyum dan tawa yang sering tergambar di wajahnya. Kini sudah tidak ada lagi, semenjak kepergian dia.
" Ayo sayang jangan dengarin adik kamu itu! Lita, ayo nak! Anggap aja rumah kamu sendiri." Ucap Dian, sembari menarik tangan Lita dan Hani, untuk duduk di sofa ruang keluarga.
Kedua gadis itupun hanya mengikuti Dian. Sementara di belakang sana, Melly merasa ada yang aneh dengan Hani-nya! Gadis itu jelas ada di hadapannya, tapi kenapa dia merasa Hani sudah sangat jauh darinya.
Dia yang dulunya, selalu mommy, mommy dan mommy. Sekarang hanya ada kata bunda. Ia memanggil mommy pun saat Melly menyapa! Bahkan saat dalam perjalanan kesini pun, Hani lebih banyak bercerita dengan Dian, memeluknya dan bersandar pada pundaknya. " Mommy mereka siapa?" Pertama itu membuyarkan lamunan Melly. Wanita itu menatap kepada orang yang bertanya itu. Yang tidak lain adalah Haanaya, Adik bungsu-nya Hani.
" Hana, dia itu kakak kamu Hani dan di sampingnya itu sahabatnya, namanya Lita." Jelas Melly sembari menunjuk bergantian Hani dan Lita." Masa sama kakak sendiri kamu nggak kenal?"
" Bukan nggak kenal! Orang Hana cuma denger namanya aja! Liat wajahnya aja cuma di foto, Kak Hani pergi aja Hana belum sepuluh tahun." Sahut Hana. membela dirinya
" Alasan aja kamu, sana sapa kakak kamu." Ujar Melly, sembari mendorong pelan tubuh putri bungsunya itu, untuk menemui Hani.
Malam itu hanya ada, Dion, Melly, Dian, Gio,Hana, Hani dan Lita. Sementara Aiden dan Abian tak tahu dimana, untuk Lisa sudah biasa gadis itu akan pulang larut malam karena menghabiskan waktu bersama Arga terlebih dulu. Namun ia tidak pernah di marahi saat pulang ke rumah, karena ada Arga yang selalu mengantarnya pulang. Tanpa Melly dan Dion sadari jika hubungan Lisa dan Arga itu sudah lebih dari kata sepupu seperti yang sering mereka ajarkan.
Mereka menghabiskan waktu bercerita Setelah itu makan malam bersama begitu Ken pulang kerja, sebelum Hani dan Lita masuk ke kamar Hani untuk istirahat, walaupun Lita sudah di siapkan kamar sendiri, namun Hani ingin Lita tetap tidur bersamanya. Dan malam itu mereka tidak hanya tidur berdua. Karena Hana pun ikut tidur bersama mereka berdua.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Decitan dari suara gorden yang dibuka, serta silaunya cahaya matahari pagi yang menembus kaca jendela transparan itu, membuat lelaki yang tengah bergelut di bawah selimut menutupi sampai pinggangnya, terpaksa membuka kedua matanya sembari menghalau cahaya matahari yang masuk menggunakan telapak tangannya.
"Ma, ini hari libur aku! Kalau mama lupa," keluhnya pada sang mama yang kini tengah memungut beberapa potong pakaian yang berserakan di sofa dan lantai. Wanita itu adalah Luna.
"Sekalipun ini hari libur kamu, bukan berarti kamu harus bermalas-malasan. Kamu harus tetap bangun pagi! Karena hari ini kita akan pergi ke rumahnya Tante Melly " Sahut Luna membuat putranya, yang tidak lain adalah Narendra. Langsung terduduk menatap horor sang mama.
" Apa ma! Rumah Tante Melly, mau ngapain sih ma, pagi-pagi disana." Tanya Narendra tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mamanya.
" Ya ketemu, calon mantu mama lah! Apa lagi bang ."
" Ma! Harus berapa kali Abang bilang sih, kalau Abang cintanya sama Nahla bukan sama Hani-hani itu." Ujarnya tak habis pikir dengan jalan pikiran orang tuanya. Padahal mamanya dan mamanya Nahla sudah saling kenal, seperti saudara. Sama seperti Tante Melly, tapi kenapa cuma sama Hani mereka setuju, sedangkan Nala nggak.
" Sudah, jangan kebanyakan protes. Sana mandi terus siap-siap! habis itu, kita sarapan bersama sebelum ke rumah Tante Melly. Awas aja kamu telat. Mama kirim tuh sih Nahla ke Zimbabwe. " Ancam Luna, setiap mengancam Narendra, Luna akan mengunakan Nalha sebagai kelemahannya, karena tidak ada yang di takuti Narendra selain di pisahkan dengan Nahla.
" Mama_" Ucap Narendra, namun tidak di hiraukan oleh wanita itu.
" Ingat ya! Kali, ini mama tidak akan main-main! Tapi kalau kamu ingin bermain-main dengan mama silahkan saja." Tegas Luna, sebelum wanita itu melangkah keluar dari kamar Narendra.
" Lihat saja! kalau sampai wanita itu setuju untuk menikah! aku akan membuatnya menyesal, pernah mengenal seorang Narendra Azzam Sanjaya." Ucap Narendra sembari mengepalkan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Siti Aminah
jujur thor...aku msh agak binbung dgn orang2nya...terlalu bnyk nama
2024-12-24
0
👸 Naf 👸
gegara Lisaa nee
2023-11-28
0
Lysa fauziah Akbar
ini novel sequel ya? bnyk amat sih nama nama nya, trus itu mrk tinggal 1 rmh gitu, keluarga besar gitu, focus je hani dulu napa..
2023-03-16
0