Sore itu disebuah cafe, seorang wanita berjalan sembari celingukan kiri-kanan mencari teman-temannya, hingga lambaian tangan dari salah satu teman wanitanya menghentikan langkahnya, sebelum kembali melangkah ke arah mereka.
" Kenapa telat sayang?" Tanya seorang pria, kemudian berdiri dari tempat duduknya dan langsung mencium bibir wanita yang baru datang itu tanpa menghiraukan tatapan teman-temannya serta pengunjung kafe di sana.
Mereka berada di negara yang terkenal dengan tradisi dan adat istiadat yang kental. Namun bersikap layaknya orang-orang dari negara barat.
" Maaf tadi jalan sedikit macet! Mana perjalanan dari yayasan ke sini tahulah seberapa macetnya." Jawab wanita itu, Sembari menarik kursi di samping pria yang baru saja mengecupnya dan mendaratkan bokongnya di sana. " Kai, sama Amna tumben nggak gabung." Tanya Wanita itu lagi.
" Biasalah pasangan bucin! Palingan lagi cari tempat buat ngecas dulu." Ucap salah seorang wanita kemudian tertawa mengejek, sementara yang lain hanya bergeleng kepala saja
" Dih, ketawa! Nggak sadar Bu, kamu juga tidak kalah bucin-nya dengan mereka." Ejek wanita itu lagi.
" Dengerin tuh_"
" Kak Arga, nggak usah ikut-ikutan ya! kak Arga Sendiri juga bucinan sama kak Lisa, kalian berdua itu sama aja." Protes wanita itu, sembari memanyunkan bibirnya. " Bang Rendra bantuin Nala, Nala di keroyok sama mereka." Ia pun berbalik kepada Narendra untuk meminta bantuannya.
" Apaan sih, manja banget."
" Lisa."
" Iya-iya, yang nggak terima pacarnya di gangguin." Sahut wanita yang di panggil Lisa itu.
" Udah mending kamu katakan info, yang kamu bilang penting itu." Sahut, pria yang tidak lain adalah Narendra Azzam Sanjaya itu.
Lisa memang sengaja mengajak mereka untuk berkumpul di tempat biasanya mereka berkumpul sekarang, karena wanita itu ingin memberitahu kabar kepulauan Hani, kepada mereka.
Dan di sana sudah ada Arga, Nahla, Narendra, Nino, Kevin dan Lisa. Biasanya Naela juga ikut bergabung bersama mereka tapi entah kenapa sore itu wanita itu tidak ada di sana. Sementara Kai yang di maksud Lisa, dia adalah salah satu sahabat mereka. Narendra, Nino, Arga, Kevin dan Kai sudah berteman sejak SMP.
" Sabar napa! Baru juga duduk, belum pesan minum ini." Protes Lisa.
" Ya udah, sana pesan! Lama banget."Tak ingin membuat Narendra semakin kesal, Lisa pun memanggil pelayan untuk memesan.
Tak lama pesanan Lisa pun datang, wanita itu langsung menyesap minumannya sebelum menatap wajah mereka satu persatu.
" Oke aku kasih tahu sama kalian, tapi jangan kaget ya."
" Lisa, bisa nggak kalau ngomong, Nggak usah berbelit-belit." Protes Nino yang mulai jengah dengan tingkah Lisa.
" Tau nih! Buang-buang waktu aja." Kevin pun tak kalah ketusnya.
" Oke. Malam ini Hani akan pulang."
" Cuma berita itu aja! Kirain berita apaan?" Ujar Kevin yang memang tidak begitu mengenal siapa Hani, tapi nama itu sudah menjadi topik yang tidak pernah akan terlewat di saat pertemuan mereka seperti ini. Kecuali ada Ela. Lisa tidak akan berani membahas tentang Hani, karena sudah bisa di pastikan hal itu akan berakhir dengan perdebatan antara Ela dan Narendra.
Sementara Narendra, Arga, Nino dan Nahla langsung terdiam, tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka.
" Hai, kenapa jadi Diam semua sih! Aku kan jadi penasaran dengan Hani, Hani itu." Ucap Kevin lagi.
" Biar kamu nggak bingung dan mati penasaran sini aku kasih tahu ya! Hani itu tunangannya Narendra." Jelas Lisa.
Bruk..
" Kak Lisa apaan sih? Kenapa suka banget ngingetin bang Rendra soal Hani hmmm! Kak Lisa ngerti nggak sih perasaan aku." Nahla yang tidak terima langsung menggebrak meja di hadapan mereka. Kemudian berbicara sembari menunjuk-nunjuk wajah Lisa.
" Kenapa kamu tidak terima dengan kenyataan itu! Harusnya kamu sadar, sebelum kalian menjalin hubungan Hani dan bang Rendra sudah di jodohkan dari jauh-jauh hari." Bukan Lisa yang menyahuti Nahla, melainkan Naela yang baru saja datang dan tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka." Tapi emang dasarnya kamu aja yang keras kepala, karena ingin mempertahankan hubungan kalian di saat semua orang tidak merestui, Dan seharusnya kamu harus siap dong dengan konsekuensinya. Ibarat kata pepatah, kalau kamu ingin bermain api, kamu sudah harus siap terbakar."
" Naela."
" Kenapa bang? Apa aku salah? Kalau ya salahku dimana ya?"Tanya Naela dengan beruntung, sembari menatap mereka yang ada di situ secara bergantian. Sehingga baik Narendra mau pun yang lainnya tidak dapat menjawab pertanyaan Naela. Dan sore itu kembali di akhir dengan ketegangan seperti biasannya, jika sudah membuka topik tentang Hani dan terdengar oleh Naela.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Bandara internasional di malam hari.
Dua orang wanita baru saja meninggalkan kabin pesawat sembari berjalan beriringan melewati garbarata. Kedua wanita itu adalah Hani dan Lita.
Sneaker putih dengan rok yang berwarna senada di padukan dengan t-shirt hitam menjadi outfit pilihan Hani dengan rambut yang di Cepol asal, Lita pun mengunakan outfit yang sama! Yang membedakan hanya warna saja. Lita mengunakan rok berwarna mustrad dan t-shirt putih dengan rambut yang sengaja ia biarkan terurai.
" Bunda." Teriak Hani begitu tatapannya mendapati sosok Dian yang tengah berdesak-desakan dia antara orang-orang yang ingin menjemput keluarga mereka.
Sudah lebih dari satu jam wanita itu menunggu kedatangan putrinya dan kini rasa lelahnya seakan terbayar lunas dengan melihat gadis yang ia tunggu berlari kearahnya sebelum menghamburkan dirinya kedalam pelukan Dian. Membuat wanita itu tidak dapat membendung air matanya.
Ternyata setelah delapan tahun berpisah gadis kecil itu masih sama, ia masih gadis kecil yang selalu berpenampilan sederhana seperti sekarang ini. Hanya saja ia terlihat begitu cantik dan seksi. " Hani kangen banget sama Bunda ." Ucap Hani, sementara Dian justru melepaskan pelukannya dengan Hani dan mulai menelisik penampilan Hani dari atas sampai ke bawah, begitu pun sebaliknya.
Wanita itu tidak membalas ungkapan rindu Dian, ia justru bertanya." Ini benaran Hani kan? Benar kamu Haaniya." Dan seketika itu tangisannya pecah karena tidak sanggup menahan rasa rindu serta kebahagiaannya, begitu mendapat anggukan kepala dari Hani." Sayang, bunda kangen banget sama kamu! Mulai sekarang bunda tidak akan mengizinkan kamu pergi jauh lagi." Lanjutnya, kemudian memeluk Hani lagi.
" Sayang apa kamu tidak merindukan mommy dan Daddy?" Tanya Melly yang berada di belakang Dian, membuat Hani menyudahi pelukannya dengan Dian kemudian berpindah untuk memeluk Melly dan Dion secara bergantian. Sementara Dian menghampiri Lisa, memeluknya dan mengucapkan terima kasih kepada wanita itu! Karena telah menjaga Hani disaat mereka tidak dapat menjaganya.
Setelah pertemuan haru biru itu, Dion mengajak Hani dan Lita untuk pulang, mengingat mereka baru saja menempuh perjalanan panjang, keduanya pasti sangat lelah dan butuh istirahat. Toh mereka masih memiliki banyak waktu melepaskan sisa-sisa rindu di dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Lysa fauziah Akbar
duh banyak amat si nama nama ny, bingung sendiri, trus ortu si hani siapa, ? dian atau melly ? kebanyakan nama..
2023-03-16
0
Amirah iz
makanya kalo ngasih nama jangan ampe mirip jd ribet sendiri
2022-12-11
3
Seriani Yap
Lita x ya
2022-11-10
1