" Tapi kenyataannya memang seperti itu." Sahut lita, membuat Hani terdiam sejenak." Dia sudah tidak ada, terima kenyataan itu Haaniya."
" Tapi sentuhan dan detak jantungnya masih dapat aku rasakan." Balas Hani.
" Sampai kapan kamu tengelam dalam mimpi itu! Harusnya kamu sadar, Jika dia terus mengingatkan kamu, itu karena kamu belum mewujudkan keinginan terakhirnya."
" Aku sedang melakukannya! Apa kamu lupa_"
" Seingat aku, dia meminta kamu kembali kepada keluarga mu dan menjalani hari-hari seperti wanita pada umumnya di tengah-tengah mereka, tapi lihatlah kamu_"
" Cukup Lita! Kalau kamu ingin pulang, pesan tiket pesawat dan kabari bunda, kalau kita akan pulang hari ini. Minta juga Daddy jemput kita di bandara! kamu puas?" Hani langsung memotong ucapan Lita.
" Tentu saja." Sahut Lita, namun wanita itu tidak begitu menghiraukan sahabatnya itu dan memilih kembali merebahkan tubuh di atas ranjang. Karena waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.
Lita tersenyum menatap Hani! Dia yakin sahabatnya itu tidak tidur hanya kedua matanya saja yang terpejam.
" Andai saja kamu membiarkan aku menceritakan sedikit saja tentang kamu, Hani! agar semua orang tahu Hani-ku juga rapuh, Hani-ku juga butuh perhatian dan kasih sayang. " Ucap Lita dalam hatinya. " Jika suatu saat ada yang bertanya siapa kamu dan ingin tahu seperti apa kamu! Aku akan, mengatakan kepada nya kalau kamu adalah anak perempuan yang hebat, tidak pernah mengeluh dan tidak pernah mengatakan apapun yang kamu rasakan kepada orang tua mu dan saat mereka bertanya kamu selalu menjawab kamu baik-baik saja. Namun di dalam hati kamu menyimpan kekecewaan serta luka untuk kamu rasakan sendiri dan mataku sering mendapati mu terbangun di setiap malam mu. Sekeliling kamar mu di penuhi Isak tangismu yang hanya aku yang bisa mendengarnya. Namun begitu pagi menjelang kamu memalsukan tangisan mu menjadi senyum dan tawa, entah dari mana kehebatan itu, kamu dapat." Cukup lama Lita berbicara dalam hatinya sembari tersenyum hambar menatap Hani yang masih memejamkan matanya, sebelum wanita itu beranjak untuk melakukan apa yang di minta Hani, sambil mengusap kedua sudut matanya yang tiba-tiba basah.
" Kamu memang yang terbaik Hani, silahkan tidur kembali, aku akan menghubungi bunda sekaligus packing." Ucap Lita sebelum ia benar-benar keluar dari kamar mereka.
" Tunggu, biar aku saja yang packing, aku sudah tidak mengantuk lagi. Oh iya, usahakan kita mendapatkan penerbangan pagi." Hani langsung beranjak dari tempat tidurnya, kemudian menurunkan dua buah koper untuk dirinya dan Lita, Setelah itu ia mulai mengisinya dengan pakaian dan segala keperluan mereka yang harus di bawah.
Sementara Lita langsung menelpon ke rumah keluarganya Hani, sesuai permintaan gadis itu. " Halo, Kediaman Xavier? dengan siapa saya berbicara?" Ucap seseorang orang dari seberang sana, begitu panggilan itu terhubung dan Lita kenal betul suara orang itu.
" Aku Lita! Aku ingin berbicara dengan bunda Dian! bisakah kamu memberikan telpon kepadanya." Pinta Lita. " Bunda sedang sibuk, jika ada yang ingin kamu katakan kepada bunda! katakan saja kepadaku, aku akan menyampaikan kepada bunda Nanti." Mendengar hal itu, Lita langsung memutar kedua bola matanya malas, berurusan dengan wanita caper itu. Namun belum sempat ia protes, terdengar suara bunda dari seberang sana. " Ingat batasan kamu Lisa, kamu tidak berhak menerima pesanan atas namaku, karena kamu tetap orang lain di rumah ini." Suara tegas itu membuat Lita hampir saja tertawa, namun ia menahannya.
" Hallo_"
" Bunda! ini Lita Bun!" serunya begitu bersemangat, karena Wanita yang Di panggil sahabatnya bunda itu, sangat menyayangi sama seperti Hani, ia juga telah mengetahui pekerjaan mommy-nya.
" Hay sayang, bagaimana kabar kalian disana?" Tanya Dian dengan suara yang begitu lembut tidak seperti saat ia berbicara kepada Lisa tadi.
" Kita disini baik-baik saja bunda dan aku punya kabar bahagia untuk bunda."
" Oh ya! apa itu Sayang?" Tanya Dian sedikit tidak sabaran.
" Hari ini aku dan Hani akan pulang." Serunya
" Sungguh, kamu sedang tidak menyenangkan bunda kan sayang?"
" Tentu saja tidak bunda! Bahkan Hani, sedang packing sekarang dan ia berpesan agar Daddy menjemputnya di bandara." Ujar Lita, kebahagiaan tergambar jelas di wajahnya dan ia yakin di sana bunda Dian jauh lebih bahagia dari pada dirinya.
Bagaimana tidak, Setelah Delapan tahun putrinya itu pamit pergi dengan alasan ingin kuliah di luar negeri dan ia tidak pernah kembali lagi di tengah-tengah mereka setelah hari itu, bahkan saat libur semester sekalipun, saat mereka mengunjunginya mereka tidak tahu Hani tinggal dimana, Ia begitu sulit untuk di temukan tapi anehnya gadis itu selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi mereka dan mengatakan dia baik-baik saja dan itupun tidak lama.
Baru setahun belakangan ini mereka rajin berkomunikasi, bahkan sesekali melakukan video call. Dan kini ia akan kembali, jangan tanya seberapa bahagianya mereka mendengar hal ini.
" Katakan kepadanya, bukan hanya Daddy saja, karena bunda pun akan ikut menjemputnya! Bunda akan memasak makan kesukaannya dan bunda juga akan menyiapkan kamar untukmu, terima kasih ya sayang, sudah menjaga Hani di saat bunda tidak bisa menjaganya, Bunda tidak tahu_"
" Bunda jangan buat aku bersedih dong harusnya bunda bahagia karena Hani akan pulang."
" Tentu saja sayang."
" Udah ya bunda, nanti Lita kabarin lagi. ada yang harus lita kerjakan." Setelah itu Lita mengakhiri panggilan mereka begitu mendapat persetujuan dari bunda Dian.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
Setelah menerima telpon dari Lita, Dian langsung menghampiri foto besar tuan Xavier yang tergantung di dinding rumah itu, ia mengusap foto itu kemudian berbicara dengan foto itu seakan ia tengah berbicara dengan ayahnya. " Apa papa senang disana? sebentar lagi cucu kesayangan papa akan kembali. apa papa bahagia, mendengarnya." Tanya Dian pada bingkai foto papanya. Karena sebulan setelah meninggalnya tuan Xavier. Hani langsung meninggalkan mereka. Segala cara telah di lakukan Dion, bahkan di bantu teman-temannya untuk menemukan keberadaan Hani waktu itu, namun semuanya begitu sulit. orang yang berada di sekelilingnya jauh lebih hebat dari mereka. Hani Hackers terbaik, pengacara terbaik dan masih banyak orang-orang hebat yang berkerja kepada wanita itu. tidak ada yang bisa menembus keberadaannya tanpa izin darinya.
" Dari pada pertanyaan itu! aku lebih penasaran dengan apa yang di ajarkan papa untuk dirinya?" Ucap Dion yang kini sudah berada di belakangnya.
Dian tersenyum mengejek kemudian berbalik menatap adiknya itu." Kenapa kamu merasa gagal karena tidak bisa mendidik putrimu! kamu dan istrimu sama saja, kalian terlalu asyik berbuat baik dan menyebarkan cinta kepada orang lain hingga kalian lupa memberikan hal itu kepadanya. Andai kalian bisa sedikit perhatian dia pasti akan tubuh menjadi gadis kecil yang sama. selalu bercerita apa yang dia lakukan diluar sana dan selalu memanggil kalian setiap saat seperti gadis lima tahun yang pertama kali di bawah ke rumah ini. Sekarang aku tanya kapan dia terakhir kali bercerita dan mengadu kepadamu?" Dion tidak dapat menjawab pertanyaan Melly. karena dia sendiri pun lupa, Karena sepulang sekolah Hani langsung menghabiskan waktu bersama sang ayahnya ketimbang dirinya ataupun Melly, karena mereka berdua sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka padahal tuan Xavier juga tidak kalah sibuk dari mereka namun ia selalu memiliki waktu untuk Hani.
" Ayolah kak! kamu tahu aku sibuk?" Dion mencoba membela dirinya.
Membuat dian mengeleng kepalanya " Ini bukan tentang seberapa sibuknya kalian tapi tentang prioritas. Tapi sudahlah, lupakan soal Itu. Malam ini temani aku, jemput dia di bandara."
" Sungguh! Dia akan pulang?" Dian menaikkan kedua bahunya acuh, kemudian melangkah meninggalkan Dion, baru beberapa langkah dari Dion, Dian kembali berhenti wanita itu kemudian menengok ke samping dan mendapati Lisa sedang menguping pembicaraan mereka. Ia pun mengeleng kepalanya sebelum kembali meneruskan langkahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Zakia ikhsan
lita anak siapa ya?
2022-10-05
1
Amih Rizqi
ngeselin bgt si anak pungut masih ada d situ
2022-07-28
3
Endang Priya
lisa anaknya ria kan ya. kenapa dion dan melly mengabaikan hani.
2022-07-26
1