🏹🏹🏹🏹🏹
"Terimakasih, Tuan. Anda telah membela saya. Memberikan keadilan bagi saya," ucap Alexa ketika ia dan Bagas berjalan beriringan kala keluar dari dalam lift. Mereka baru saja selesai meeting dengan klien dari luar negeri.
Bagas menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Alexa sekilas. " Aku tidak melakukan itu untukmu. Aku hanya tidak suka jika ada pengacau yang merusak kredibilitas perusahaan," ucap Bagas dingin. Bahkan ia tak menatap lawan bicaranya sama sekali.
Alexa terdiam, mulutnya seakan terkunci. Ia salah tanggap, ternyata Bagas memang tak peduli sedikitpun padanya. Atau, pria itu menolak untuk peduli. Bagas tengah memasang tamengnya sendiri untuk menahan silau pancaran kilau pesona Alexa.
Bahkan tak sedikit Bagas mendengar ketika para klien atau dewan direksi yang membicarakan kecantikan serta kepintaran Alexa. Asistennya itu memang memiliki daya tarik yang jarang di miliki oleh wanita cantik masa kini. Karena kebanyakan wanita di luar sana hanya cantik casing-nya saja. Sedangkan dalamnya sudah bekas servisan.
𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘶𝘢𝘯. 𝘏𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘫𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪. 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶.
Alexa tersenyum penuh arti. Seraya menatap punggung tegap itu yang berjalan menjauh darinya.
"Saatnya membuat kopi." Alexa pun berdecak kemudian segera berbelok ke pantry. Semenjak sekretaris Bagas dipecat. Maka pekerjaannya menjadi bertambah banyak. Bagas tak ingin mencari sekretaris baru. Kini semua hal cukup Alexa yang mengerjakan.
________
"Tuan kopi anda." Alexa meletakkan kopi hitam dengan uap yang masih mengepul di atas cangkir keramik antik itu. Bagaimana tidak antik, jika keramik dengan ukiran bangau biru itu berasal dari jaman dinasti Han kuno.
Bagas segera meraih cangkir berisi kopi panas tersebut. Menyeruputnya perlahan seraya memejamkan mata meresap rasa nikmat yang tersaji dari minuman pelepas penat itu.
𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘰𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵. 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘳𝘶𝘱𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢.
Bagas terus memuji Alexa dalam hatinya, tanpa sadar perlahan ia akan bergantung dengan asistennya itu.
"Alexa. Temui utusan dari perusahaan Malco Inc. Aku ada urusan sore ini. Ingat, kau harus mendapatkan tanda tangan kontrak itu!" titah Bagas dengan sorot mata dinginnya. Membuat siapapun yang dituju, terasa tertusuk pedang es yang menembus langsung jantungmu. Alexa menyesal telah memandang mata itu.
"Baik, Tuan." Alexa hanya bisa mengangguk mengiyakan perintah dari Bagas. Walaupun ia tak tau seperti apa klien yang akan ditemuinya nanti.
_______
"Gadis itu, ternyata mampu membuat Bagas melakukan hal yang tak pernah ia lakukan kepada para karyawannya. Meskipun semua bermula dari Theo. Bahkan, ia berada di dalam apartemen gadis itu berjam-jam." Anggara memasang senyum puas di wajahnya. Atas, laporan yang baru saja ia terima dari anak buah suruhannya.
"Awasi terus Yukia. Aku telah mengirim umpan padanya. Menantuku pasti tidak akan menolak umpan yang ku berikan padanya." Anggara rela melakukan apapun, dengan biaya sebanyak apapun. Demi membongkar kebusukan serta menguak sifat asli Yukia.
Sementara itu, Bagas di dalam ruang kerja pribadinya. Di sebuah mansion mewah milik sang ayah. Mansion yang terletak di dekat danau, jauh dari kota besar.
Ia yang tak dapat menyelidiki tentang Alexa. Karena data-data mengenai asisten pribadinya itu telah di-block oleh sistem.
"Siapa dia sebenarnya. Bahkan, data-datanya di sembunyikan. Satu petunjuk pun tak dapat ku temukan. Darimana Alexa mempelajari presentasi dengan begitu apik. Wawasannya mengenai bidang tekhnologi juga luas. Bahasa asing yang di kuasainya lumayan banyak. Belum lagi yang tengah ia pelajari sekarang. Dimana, Papi menemukan berlian selangka Alexa." Bagas terus bergumam sambil menatap layar laptopnya yang menyala.
Secara tak langsung ia tengah memuji kelebihan yang terdapat dalam diri Alexandria, asistennya. Tanpa ia sadari, dalam waktu belakangan ini asisten cantik plus briliannya itu telah memenuhi pikirannya.
_______
"Halo, I'm Joshua. Kau sangat cantik, modis dan bersinar. Miss Yukia," ucap seorang usahawan ternama dengan kontur wajah bule serta rambut pirangnya.
"Thank you, so much. Mr. Joshua. Saya sangat tersanjung. Semoga kita dapat menjadi partner di segala bidang," ucap Yukia ambigu. Namun, kalimatnya itu membuat Joshua tersenyum lebar.
"Aku harap juga begitu. Kurasa kita akan cocok." Joshua memasang senyum menggoda yang kemudian di sambut hal yang sama oleh Yukia.
"Aku akan menjadi partner luar biasamu. Asalkan kau dapat mengantarku ke atas," tawar Yukia dengan tatapan penuh arti. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya. Membuat Joshua seketika salah tingkah.
"Aku akan menempatkan mu di posisi paling tinggi. Asalkan kita bisa terbang berdua malam ini," ucap Joshua sarat makna. Namun, bagi seorang penjelajah macam Yukia dirinya langsung paham.
Yukia menjilati sendok yang penuh krim susu, dengan begitu sensual. Melihat gayanya begitu sontak membuat tubuh Joshua panas dingin.
"As you wish, Mister." Yukia pun memasukkan sendok itu kedalam mulutnya dengan tatapan liarnya menatap pria bule berusia matang di hadapannya. Joshua tak lagi berusia muda.
𝘐 𝘨𝘰𝘵 𝘶, 𝘮𝘢𝘥𝘢𝘮𝘦. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘶𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶, 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘢𝘯𝘨-𝘬𝘶.
Mereka berdua pun menjalin kerja sama di atas hitam-putih. Sebelum itu, keduanya akan menjalin kerja samanya di atas kasur bergoyang. Karenanya kini mereka memesan sebuah 𝘴𝘶𝘪𝘵𝘦 𝘳𝘰𝘰𝘮 di salah satu hotel yang berada di puncak bukit bersalju.
________
𝘚𝘪𝘢𝘭. 𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘭𝘪𝘦𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘴𝘶𝘮. 𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘮𝘶 𝘵𝘶𝘢𝘯? 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬𝘬𝘶? 𝘈𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘶𝘢𝘭𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢? 𝘒𝘦𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘴!
Alexa mengepalkan jemari tangannya di bawah meja. Senyum itu terpaksa ia keluarkan dengan setengah hati.
"Bagaimana? Kau menerima tawaranku Nona?" tanya pria berkebangsaan Amerika Latin itu. Rambutnya panjang lurus di kuncir kuda kebelakang. Dengan kumis serta jambang tipis membingkai raut wajah player-nya.
"Sekedar menemani anda minum. Tidak lebih," tegas Alexa. Ia harus membentengi dirinya. Menunjukkan harga dirinya yang harus tetap di junjung tinggi.
Ketika mereka telah berada di sebuah Club.
"Nona cantik minumlah. Bukankah kau mengatakan bahwa akan menemaniku minum," ucap Lorenzo Benzema. Pria berkulit eksotis itu tersenyum genit pada Alexa yang duduk tak jauh darinya.
"Saya hanya menemani Tuan, apa anda tidak paham maksud perkataan saya?" sarkas Alexa, tapi tetap dengan senyum elegan yang terpatri di wajah cantiknya.
"Saya rasa ini sudah lebih dari tiga jam. Anda harus menepati janji," ucap Alexa menagih janji Lorenzo.
𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘪! 𝘈𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘴 𝘎𝘶𝘴𝘵𝘢𝘷𝘢𝘯𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶.
"Jika anda tak memberikan kontrak kerja samanya, mungkin saya akan menawarkannya pada perusahaan lain. Apakah anda sudah siap rugi? Karena disini, perusahaan andalah yang membutuhkan kami. Bukan sebaliknya." Alexa berkata dengan tegas hingga membuat Lorenzo mendengus.
𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳. 𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮 𝘱𝘰𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘭! 𝘗𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘥𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘪𝘯𝘪𝘮𝘢𝘭 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘣𝘪𝘳 𝘴𝘦𝘬𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶. 𝘈𝘩𝘩 ...
Lorenzo pun menyerahkan kontrak dengan wajah masam. Ia bahkan tak melihat ke arah Alexa sama sekali.
"Senang bekerja sama dengan anda Tuan." Alexa hanya menundukkan kepalanya lalu pergi. Tak ada jabatan tangan atau selebihnya. Karena , Alexa sudah cukup muak dengan pengusaha mesum macam Lorenzo. Ia juga kesal dengan Bagas, yang mana bos-nya itu seakan sengaja menjadikannya umpan.
𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘴!
Bersambung>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
kasian Bagas saking cintanya sm Yukia smpe menutup mata,telinga,dan hatinya,,,,
2023-07-01
1
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
aku pun setuju kalau alexa jadi pelakor...
pelakor yg suci dan menjaga diri...dari pada istri tapi lebih buruk dari pada jalng...
2022-09-13
1
💮Aroe🌸
pinter Alexa, gk kaya Yukia yg gampangan... kaya di obral aja tu badan😐
2022-08-13
2