_______
"Kau sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Bagas tegas pada Alexa.
"Sudah Tuan, anda dapat memeriksanya nanti," jawab Alexa lugas.
"Jangan kecewakan klien kita. Mereka bukanlah pengusaha biasa. Kerja sama ini dapat mendongkrak saham dan reputasi perusahaan." Bagas bicara tanpa menatap, ia sibuk memasang kancing pada jas yang terpasang di tubuh tegapnya.
"Aku mengerti Tuan. Asisten Han sudah menjabarkan semuanya." Alexa berkata sambil berjalan mendekati Bagas. Terdengar ketukan ujung sepatu yang bertemu dengan marmer, hingga mencipta irama lambat. Bagas sontak menengok, membuat Alexa segera menghentikan langkahnya.
Kini, ia telah berada tepat di hadapan Bagas. Kedua mata bos tampannya itu meliriknya tajam. Seakan waspada terhadap gerakan Alexa selanjutnya.
"Biar saya membantu anda. Karena penampilan seorang pemimpin dari divisi ini juga harus di perhatikan." Alexa tanpa ragu mengulurkan tangan ke bawah leher Bagas. Ia merapikan simpul dasi serta kancing terakhir dari jas yang di kenakan oleh Bagas.
Mendapat perlakuan seperti itu membuat Bagas kaget dan hanya bisa mematung kaku. Ia adalah tipe pria yang selalu menjaga jaraknya dengan wanita. Apalagi terhadap karyawannya sendiri. Bahkan biasanya Bagas tidak akan terima jika ada orang lain selain Yukia untuk menyentuhnya.
𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢? 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢? 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯? batin Bagas bingung.
"Sempurna!" puji Alexa dengan senyum yang menghias wajah menawannya. Rambut lurus hitam sebahu dengan poni rata yang menutupi keningnya. Hidung mancung lancip yang bertengger sensual di atas bibir seksinya.
"Tunjukkan kemampuanmu padaku. Pimpin rapat kali ini dengan baik dan memuaskan kedua belah pihak," tantang Bagas. Dirinya sengaja memberi tugas ini ke pundak Alexa. Ia ingin tau sebatas mana kemampuan asisten kiriman Anggara, sang daddy.
"Kau bisa melihatnya nanti Tuan!" tukas Alexa, ia pun tersenyum dan segera menyingkir dari hadapan Bagas. Berlalu lebih dulu dengan benda pipih lebar ditangan kanannya.
𝘒𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘈𝘭𝘦𝘹𝘢. 𝘋𝘦𝘮𝘪 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘓𝘦𝘰. 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪. Alexa menyemangati dirinya sendiri dalam hati.
_______
Di kediaman keluarga Gustavano.
"Sudahlah Dad, hentikan perbuatanmu ini. Tarik orang-orangmu dari memata-matai istriku. Terserah jika kau memang belum bisa mempercayainya. Akan tetapi, aku tidak akan mencurigainya sampai kapanpun. Karena aku mengerti bagaimana istriku." Bagas seketika berdiri dari duduknya kemudian ia berbalik hendak keluar dari ruang kerja Anggara Gustavano, ayahnya sendiri.
"Kau jangan buta karena cintamu! Bahkan kau tidak pernah membuka berkas dan file yang kuberikan. Bagaimanakah kau bisa menilai kelakuan istrimu di luar sana!" sarkas Anggara. Pria paruh baya itu mengeratkan rahangnya, ia menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya.
" Aku tidak akan mengambil sikap apapun, sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Sebaiknya kau berhenti mencampuri urusan rumah tanggaku." Bagas pun berlalu dari ruang kerja Anggara tanpa menoleh sedikitpun ke arah orang tua kandungnya itu.
" Dasar anak tidak tahu diuntung! laki-laki payah! aku Anggara Gustavano tidak akan membiarkan kebodohanmu menjadikan keluarga kita bangkrut." Anggara meremas berkas di atas meja yang tidak disentuh sedikitpun oleh putranya Bagas. Jangankan untuk melihatnya, sama seperti semua file yang dikirimkan oleh Anggara ke email Bagas. Putranya itu seakan memasang tameng dari segala aduan dan laporan yang diberikan oleh ayahnya sendiri.
"Lihat saja, jika kau tidak bisa meninggalkan Yukia. Maka akan ku buat wanita rubah itu yang meninggalkanmu." Anggara memasang tatapan tajamnya ke arah pintu di mana sosok putranya sudah menghilang.
Setelah itu di dalam kamar, terlihat Bagas tangan memandangi ponselnya yang menampilkan foto seorang wanita cantik dengan senyumnya yang menawan.
Ia sedang berusaha menghubungi istrinya tersebut, dimana Yukia kini berada di benua yang berbeda dengannya.
"Sayang, ku mohon angkat teleponnya," lirih Bagas berbicara seorang diri.
Tuutt ...
Tak lama kemudian.
"𝘏𝘢𝘭𝘰 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮, 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪." sapa Yukia di ujung sana.
"Aku selalu merindukanmu, Yukia. Apakah kau sedang sibuk? Kau ingat kan semalam Theo sangat menginginkan untuk bicara denganmu, mamanya," ucap Bagas lembut di balik telepon selulernya.
"𝘔𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘺𝘶𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘰𝘥𝘶𝘬 𝘣𝘢𝘳𝘶. 𝘈𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘩𝘰𝘵𝘰 𝘴𝘩𝘰𝘰𝘵 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘷𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘢𝘫𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛-𝘙𝘦𝘹 𝘬𝘪𝘵𝘢. 𝘒𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪,"
"Ya, aku selalu mengerti. Kau baik-baiklah di sana. Cepat selesaikan pekerjaanmu dan pulanglah. Aku merindukanmu," ucap Bagas lirih di akhir kalimat. Bahkan pria tampan itu terlihat memejamkan kedua matanya. Betapa ia memaksa perasaan rindu yang membuncah agar tetap terpendam saat ini.
"𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯. 𝘚𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵."
"Kalau begitu pulanglah."
"𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘴𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴. 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘫𝘶𝘮𝘱𝘢 𝘩𝘶𝘯𝘯𝘺!" Yukia pun mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Bahkan Bagas belum sempat membalas ucapan perpisahan.
"Selalu saja menghindar jika membahas soal karirnya. Sebenarnya mana yang lebih kau cintai, aku atau karirmu Yukia," gumam Bagas seraya menutup wajah dengan kedua tangannya.
Keesokan harinya.
"Hai T-Rex," sapa Alexa ketika ia melihat anak bosnya itu main sendirian di atas sofa ruang kerja sang ayah.
"Hai Aunty." Bocah laki-laki imut itu memasang wajah senangnya ketika melihat Alexa datang. Apalagi ditangan wanita cantik itu banyak sekali makanan dan juga ada mainan.
"Ini untukku?" Theo menunjuk hidungnya.
"Ya, untuk anak pintar dan tampan. Makanlah, aku memesannya beberapa hari yang lalu dan baru sampai pagi ini," jelas Alexa. Ia sangat senang melihat raut antusias dari Theo, bocah laki-laki berusia lima tahun itu.
"T-Rex ayo kita pulang!" ajak Bagas tanpa melihat bahwa Alexa juga ada di sana.
𝘗𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘳𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘰 𝘩𝘢𝘳𝘪. 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘬𝘶 𝘨𝘭𝘦𝘵𝘴𝘦𝘳. Batin Alexa tak habis pikir. Bahkan tak ada pujian yang keluar dari bibir tipis menggoda Bagas.
_______
Hari ini, adalah hari ke-sepuluh Alexa bekerja di perusahaan tekhnologi terbesar Vi-Gen Tehc. Semakin hari Alexa dapat melihat bahwa ada beberapa karyawan terutama wanita yang tidak menyukai keberadaan dirinya. Apalagi posisinya bekerja sebagai asisten pribadi dari seorang CEO yang tampan dan rupawan seperti Bagas. Pandangan-pandangan sinis tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Alexa.
"Apa! pintunya terkunci. Pasti ada yang mengerjaiku." Alexa bergumam sendiri sembari mencoba mengutak-atik pegangan pintu. Hingga beberapa jam kemudian tak juga ada yang kunjung membukakan pintu kamar mandi untuknya. Tak ada yang menyadari jika ia terkunci. Atau memang sengaja di buat demikian?
"Aneh tidak biasanya toilet ini sepi. Aku yakin jika semua ini sudah direncanakan. Ini sebuah konspirasi. Aah sialnya nasibku. Mana perutku sudah lapar." Alexa terduduk di atas toilet sembari memegangi perutnya yang rata. Hari sudah beranjak sore menjelang malam. Alexa tahu karena ia dapat melihat waktu melalui arloji yang melingkar di lengan kirinya.
" Haih, bahkan ponselku pun tidak ada sinyalnya. Ini sungguh permainan, bahkan mereka mengacaukan sinyal pada ponselku sehingga aku tidak dapat menghubungi siapapun untuk meminta pertolongan. Apakah ini akhir dari hidupku? tidak mati dipenjara akan tetapi mati di dalam kamar mandi." lagi-lagi Alexa bergumam sendiri meratapi nasibnya yang malang.
Malam berganti pagi, dan entah kenapa pada hari ini, T-Rex putra Bagas satu-satunya itu ingin ikut daddy-nya ke kantor.
" Dad Aunty cantik ke mana?" tanya Theo setelah ia menunggu beberapa jam namun Alexa tak kunjung datang.
"Gadis itu, tidak biasanya ia telat datang ke kantor." gumam Bagas pelan. Ia dan putranya menunggu kedatangan Alexa hingga siang.
Bagas yang menaruh curiga segera menghubungi pihak CCTV setelah ia mencoba menghubungi ponsel Alexa akan tetapi tidak aktif.
" Jadi tidak ada jejak rekaman bahwa gadis itu keluar dari gedung ini kemarin?" tanya Bagas kaget kepada petugas penjaga.
" Tidak ada Tuan, rekaman terakhir justru menunjukkan jika nona Alexa masuk ke dalam toilet dan itu terjadi ketika jam makan siang. Itu berarti bahwa Nona Alexa kemungkinan ...,"
"Periksa seluruh toilet yang ada di gedung ini!" potong Bagas tegas memberi perintah.
"Ketemu Tuan. Ada kesalahan pada salah satu kunci pintu otomatis di toilet tersebut,"
Tanpa berkata apapun lagi Bagas segera bergegas menuju lokasi yang diberitahukan oleh penjaga. Ia juga membawa putranya itu bersamanya. Karena Theo terus merengek untuk ikut mencari Alexa yang ia panggil sebagai aunty cantik.
Tak perlu mendobrak pintu. Karena pintu besi itu terkunci otomatis melalui sebuah settingan dari komputer. Karenanya, dalam waktu singkat Bagas telah mengantongi beberapa nama tersangka yang sengaja menjebak Alexa.
Mau tidak mau Bagas menghubungi asisten Lou Han. Karena Alexa adalah kiriman dari sang ayah. Pemimpin sekaligus pemilik utama perusahaan besar ini.
Klek!
"Aunty!" panggil Theo kencang, akan tetapi sekretaris Bagas menyambar tubuh kecil bocah itu ketika ia hendak menghampiri raga Alexa yang bersandar pada dinding toilet.
"Alexa bangun!" Bagas menyentuh pipi Alexa yang dingin dan pucat.
"Kumpulkan para tersangka dan bawa ke kantor polisi!" teriak Bagas lantang.
Teriakan Bagas justru menyadarkan Alexa yang pingsan.
"Tu–tuan ...," lirihnya, kemudian ia membuka matanya lebar ketika mendapati siapa yang ada di hadapannya kini.
Di susul dengan kedua mata Bagas yang juga ikut melebar, ketika sosok tubuh yang dingin dan empuk itu menubruknya dengan kencang.
"Apakah kau malaikat pencabut nyawa, jika iya bawa aku. Karena kau sangat tampan, maka aku mau ikut bersamamu," racau Alexa dengan kesadarannya yang seketika menurun kembali.
"Kyaa ... Tuan Bagas menerima pelukan asisten Alexa. Ternyata wanita itu memang spesial."
"Kau lihat betapa marahnya CEO kita."
"Ya, baru kali ini beliau khawatir dan turun tangan sendiri menangani kasus karyawannya."
Begitulah kasak-kusuk yang terjadi setelah penyelamatan Alexa.
Berssmbung>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Berarti semalaman kan y terjebak ditoilet????
2023-07-01
1
💮Aroe🌸
ayo lanjut.... penasaran, sapa pelakunya ,😑
2022-07-28
3
Itarohmawati Rohmawati
lanjut maakk ...
2022-07-28
3