"Deeva ..." sapa seorang temannya saat jam istirahat kedua.
Pemilik nama itu menoleh dan tersenyum, dia menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" tanya nya
"Kamu dicari Bu Kiki, beliau bertanya apakah kamu sudah mempersiapkan pidatomu diacara pemilihan nanti siang?"
"Iya, sudah. Ini aku sedang mencari Bu Kiki"
"Oiya, Bu Kiki ada di aula sekolah berama para kandidat lain. Mereka sedang bersiap-siap"
"Baiklah, aku akan segera kesana. Terima kasih"
Si pemilik mata indah itu membelok langkahnya menuju aula sekolah yang letaknya berhadapan dengan ruang guru. Pemilihan ketua OSIS akan diadakan beberapa jam lagi. Sesudah istrirahat kedua. Gedung besar yang cukup menampung seluruh siswa sekolah itu dipenuhi oleh para anggota OSIS baru yang sudah mulai bekerja untuk mempersiapkan acara pemilihan nanti siang. Deeva berjalan mendekati Bu Kiki dan beberapa kandidat lainnya.
"Bagaimana Deeva? Kamu sudah siap?!" tanya Bu Kiki.
"Siap, Bu!" jawabnya tegas.
Bu Kiki mengangukkan kepalanya. Deeva duduk bersimpuh di salah satu sudut aula. Dia membuka sebuah buku catatan saku yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi.
"24 Agustus"
Hari ini adalah ulang tahun Bunda nya. Lama sekali dia tak pernah lagi merayakan ulang tahun, bahkan dia selalu melupakan yang namanya ulang tahun. Terakhir kali dia merayakannya bersama Oma dan Opa nya di Frankfurt. Setelah keduanya meninggal dia tak pernah merayakan lagi ulang tahun. Dan Bundanya pun tak pernah mau merayakan ulang tahunnya, dia selalu marah jika Deeva membelikannya sebuah kado.
"Huuuuhhhh... " desahan nafasnya terdengar menggema diseluruh ruangan.
Baginya Bunda adalah sebuah misteri. Banyak hal yang tersembunyi dari diri Bunda nya. Banyak hal yang ingin dia ketahui tentang Bundanya, namun aksesnya untuk masuk ke masa lalu Bunda tidak ada. Yang dia tahu sekarang Bunda berjuang menghidupinya seorang diri sebagai seoarang "mami", bagi delapan kupu-kupu liar nya.
Lamunannya terpecah saat para kandidat ketua OSIS diminta masuk kedalam sebuah ruangan. Menunggu saat siswa masuk kelas untuk menerima instruksi awal dan kembali dikumpulkan di aula.
Kriiiiing ..... Kriiiiiiing ...
Jerit panjang bel sekolah sebanyak lima kali menandakan semua siswa berkumpul di aula sekolah. Mereka berbaris dengan rapi berdasarkan kelasnya masing-masing. Kepala sekolah beserta dewan guru pun ikut hadir dalam pemilihan itu. Setelah sambutan dari kepala sekolah dan pembima OSIS satu persatu kandidat diminta berpidato. Deeva mendapatkan no urut tiga dari lima calon yang tampil.
Akhirnya tibalah giliran Deeva, dengan penuh percaya diri dia berdiri ditengah mimbar.
"Selamat Siang Bapak ibu guru yang saya hormati serta teman-teman seperjuangan yang saya sayangi. Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih atas waktu yang telah diluangkan untuk menghadiri acara ini. Saya juga berterimakasih atas kepercayaannya kepada saya sebagai kandidat ketua osis periode berikutnya. Sebelumnya ijinkan saya memperkenalkan diri saya kepada bapak dan ibu guru serta teman-teman. Nama saya Adeeva Elora dari kelas VIII C. Menjadi seorang pemimpin memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi waktu dan proses akan mengajarkan segalanya. Saya akan berusaha untuk terus belajar dan memberikan segala yang terbaik untuk kemajuan sekolah kita bersama. Maka agar lebih mudah untuk mewujudkan hal tersebut saya akan menyampaikan visi misi osis. Untuk memaksimalkannya saya membangun visi yaitu menjadikan sekolah kita lebih berprestasi, kreatif, inovatif dan bertangungjawab dengan dilandasi iman dan taqwa."
"Demi memaksimalkan hasil kerja dari realisasi visi dan misi OSIS tersebut maka kami akan memperbaiki program serta hasil kerja osis di periode sebelumnya yang telah dievaluasi. Sehingga ke depannya akan ada perubahan yang dilakukan pihak OSIS dari waktu ke waktu sesuai dengan visi dan misi yang telah saya sampaikan. Sekian penyampaian visi misi calon ketua OSIS yang bisa saya sampaikan, apabila nantinya saya diberikan kepercayaan menjadi ketua osis maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan visi misi tersebut dengan baik. Terimakasih atas perhatian bapak dan ibu guru serta teman-teman sekalian. Selamat Siang."
Gemuruh tepuk tangan mengiringi pidato singkat Deeva. Sang calon ketua OSIS hanya tersenyum manis dihadapan audiennya. Setelah semua calon berpidato dan orasi, barulah tiap siswa satu persatu menyerahkan kertas suaranya. Perhitungan langsung dilakuakan hari itu juga. Ada akhirnya Adeeva Elora C. dinyatakan sebagai pemenangnya dengan pemilih sebanyak 65%.
"Selamat kepada ketua OSIS yang baru Adeeva Elora, Bapak harap bisa amanah memegang jabatan ini." kepala sekolah memberikan ucapan selamat pada Deeva.
Dan semua dewan guru memberinya selamat. Teman-temannya bergantian menyalaminya. Pukul empat sore dia baru sampai dirumahnya. Wajah lelah menyelimuti dirinya.
Tok .... Tok ...
Krekk... Kreeekk..
Cekreeeeekkk ...
"Bersihkan dirimu, lalu bantu Bunda dikafe. Mey tidak masuk hari ini. Jadi nanti kamu yang menggantikan dia jaga club," titah Bunda.
"Bun, please ... Deeva lelah. Deeva mau istirahat dulu. Deeva malas meladeni para laki-laki berengsek itu" pintanya.
"Kamu kan hanya membawakan minuman saja. Tidak yang lain. Itu tidak berat. Cepat. Bunda tunggu didepan"
Dengan enggan Deeva membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Baju kaos dan celana panjang jeans. Deeva malas memakai pakaian mini seperti kupu-kupu liar Bunda nya.
******
Kehidupan sehari-hari Deeva hanya berkisar dengan sekolah dan aktivitas malam dirumahnya. Dia merahasiakan kehidupannya. Deeva malu dengan pekerjaan Bunda nya. Sangat bertolak belakang dengan segudang prestasi yang dia dapat selama ini. Sampai kehebohan terjadi disekolahnya. Entah bagaimana ceritanya, setelah UAS hari terakhir beredar foto-foto nya di pesan whatsApp berantai. Foto-foto Deeva yang sedang membantu mamanya di kafe remang-remang.
"*Iih... Tidak disangka ya, anaknya sok alim. Tapi ibunya seorang mami"
"Ternyata dia bekerja dikafe gelap. Jangan-jangan dia itu perempuan tidak benar"
"Ya, Tuhan ternyata kita selama ini tertipu dengan wajah polos nya*"
Cacian dan cibiran itu semakin hari makin membuat panas telinga Deeva. Dia hanya bisa menghindar dari tatapan sinis dan omongan jelek teman-teman sekelas nya.
Terlebih lagi dia baru beberapa bulan menjabat ketua OSIS. Serangan dan tuntutan pada dirinya untuk mundur dari jabatannya makin gencar. Sampai akhirnya dia tidak tahan lagi, dan memutuskan mundur dari posisinya.
"Selamat pagi, semua. Saya minta waktunya sebentar. Saya Adeeva Elora ketua OSIS SMP Nusa Bangsa menyatakan mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai ketua OSIS. Saya sadar mungkin kehidupan pribadi saya sangat membuat teman-teman semua tidak nyaman. Itu diluar kehendak saya. Dan jika itu dianggap mencemarkan nama baik almamater kita, saya dengan rela hati melepaskan jabatan ini. Saya mohon maaf atas semua ketidaknyamanan ini."
Gadis berani ini mengambil kesempatan disela-sela selesainya upacara bendera. Dia secara resmi mengumumkan pengunduran diri nya sebagai ketua OSIS. Banyak yang kecewa tapi tak sedikit juga yang senang dengan keputusannya itu. Wajahnya tegar berdiri ditengah-tengah podium. Meminta maaf pada semua, lalu dia berlari gudang belakang sekolah. Dia menangis sejadi-jadinya disana. Sebuah sudut sepi yang jarang dilalui orang. Hanya semilir angin yang membujuknya untuk tenang. Dia sengaja berdiam diri disana sampai tiga jam perjalanan pertama selesai. Baru akhirnya dia kembali lagi kekelasnya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
vithaa❤️
mulai bawangnya🥺🥺🥺🥺
2021-05-02
1
Nona Cherry Jo
tabah ya deeva.. kamu pasti bisa lewati semua ini... kamu anak yg baik ko..! 💪
2020-10-28
1
Lysa Herlambang
kasian banget Deva...😒
2020-09-03
1