Di tempat lain. Luna melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Ia mengingat bahwa dirinya sebelumnya adalah lulusan universitas ternama di kotanya. Tetapi karena ia jatuh cinta kepada Arjuna, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Ia berharap dengan begitu, Arjuna juga akan mencintainya, sama seperti ia mencintai Arjuna.
Arjuna membuka pintu kamar tamu, terlihat ia menatap Luna dari balik pintu kamar tersebut. Melihat keteguhan Luna untuk menggugat cerai membuat Arjuna membuka suara.
"Temui aku pukul 8:30 besok pagi di Restoran Xx. Aku akan mengurus surat cerai kita berdua" Ucap Arjuna. Seketika Luna terkejut, lalu menoleh kearah suara.
Luna hanya bisa berdiri mematung melihat Arjuna yang berjalan mendekat. Pria itu seketika menarik tubuh Luna ke dalam pelukannya.
"Biarkan aku merasakannya untuk yang terakhir kali" Bisik Arjuna tepat di telinga Luna.
Arjuna pun menatap wanitanya itu dengan sangat dalam. Seketika ia memangut bibir ranum Luna dengan begitu lembut. Luna pun tidak menolak atau membalas, ia hanya membiarkan suaminya itu melakukannya.
Arjuna pun semakin liar membuat Luna tidak bisa menahan imannya, lalu terbawa oleh permainan Arjuna. Namun ketika tangan itu menyentuh benda inti miliknya, Luna segera tersadar. Lalu mendorong tubuh Arjuna dengan kasar.
Arjuna tidak menyerah ia menginginkan tubuh Luna. Luna yang melihat itu pun mengambil aba-aba. Ia tidak akan membiarkan Arjuna berhasil kali ini dan akhirnya ia menendang benda kokoh berharga milik Arjuna sehingga membuat pria itu mengaduh kesakitan. Luna pun segera pergi keluar, lalu menutup pintu sebelum Arjuna kembali mengejarnya.
Arjuna yang merasakan benda berharganya yang sakit, hanya bisa menatap kepergian Luna dengan wajah yang kesal. Melihat pintu dingin yang tertutup membuat kemarahan Arjuna semakin memuncak.
"Hahhh, sialan!" Teriak Arjuna kesal dengan masih memegang benda berharganya kelu akibat tendangan Luna barusan.
**
**
**
Keesokan harinya. Seperti biasa, suasana rumah terlihat hambar. Tidak ada yang begitu istimewa di dalamnya.
Sesuai perjanjian semalam. Luna bersiap untuk pergi ke restoran Xx untuk menemui Arjuna dan melakukan perjanjian perceraiannya bersamanya.
Luna sampai tepat waktu. Namun setelah berada di sana, Luna tidak mendapatkan bahwa suaminya itu berada di tempatnya. Luna mencoba menunggu, tetapi setelah menunggu cukup lama, Luna tidak melihat tanda-tanda kedatangan Arjuna.
Setelah merasa kesal, Luna pun segera mengambil benda pipih kesayangannya itu, lalu menelpon pria yang sudah membuat perjanjian dengannya semalam.
Tuttttt Tuttttt
Suara handphone menyambung.
"Hallo" Terdengar suara Arjuna dari balik handphone nya.
"Kamu dimana? Aku sudah menunggumu selama 3 jam. Apa kau ingin mempermainkan aku, hahh" Teriak Luna dari balik handphone. Bahkan beberapa orang di restoran menatap Luna dengan heran. Namun wanita itu nampaknya tidak lagi memperdulikan rasa malu.
"Aku masih ada urusan. Maaf ya! Kita bicarakan saja ini nanti. Aku tutup dulu teleponnya"
Setelah kalimat itu terucap, telepon itu dimatikan oleh Arjuna secara sepihak. Hal itu membuat Luna mendecah kesal.
Arjuna terlihat menyunggingkan senyuman liciknya. Sudut bibirnya naik sedikit, yang membuat hatinya merasa lebih baik.
Sementara, Luna menjadi semakin kesal dan kecewa. Dia tahu, bahwa Arjuna tidak akan pernah bisa menepati janjinya dan selalu mencari-cari alasan. Karena sejatinya, dirinya tidaklah bearti untuk Arjuna, sehingga pria itu dengan sangat mudah membohongi dirinya dan mengabaikannya walaupun hal besar seperti sebuah perceraian.
"Hahhh. Sialan kau Arjuna" maki Luna yang merasa sangat marah dan kesal. Ia pun meninggalkan meja restoran setelah membayar minumannya. Semakin ia memikirkan Arjuna, semakin ia merasa dongkol kepada lelaki itu.
Akhirnya Luna pun pergi mencari sahabatnya Dias si tukang pendengar yang paling baik Untuk menceritakan semua keluh kesahnya. Ia ingin sekali bercerita agar beban di dalam otaknya ini bisa mencair dan hilang.
Sesampainya di sebuah rumah kontrakan minimalis. Luna mengetuk pintu rumah sahabatnya itu. Tidak lama setelah pintu di ketuk, Dias keluar dengan wajah yang masih berantakan. Terlihat sekali wanita itu baru saja bangun tidur setelah kedatangan Luna.
Luna masuk begitu saja setelah pintu di buka, membuat Dias menatap Sahabatnya itu dengan bingung.
"Ada apa? Ada masalah lagi sama suamimu?" Dias langsung bertanya pada intinya. Karena sejatinya, ia sangat hapal perangai sahabatnya itu jika cemberut seperti ini.
"Aku mau cerai sama Mas Arjuna. Tapi dia membohongi aku, dia bilang akan mengurusnya segera. Tapi nyatanya dia lebih memilih hal lain di bandingkan aku" Jelas Luna.
Dias duduk di samping Luna. Lalu kemudian berkata, "Aku ada kenalan seorang cowok. Dia tampan dan juga kaya. Kamu mau aku kenalin sama dia? Setidaknya jangan terlalu terpaut sama pria dingin satu itu" Ujar Dias memberikan ide.
"Aku gak bisa Dias. Aku gak mau jatuh cinta lagi. Aku mau fokus aja ke karir ku. Aku akan mencari pekerjaan setelah aku mengurus surat cerai ku bersama Arjuna. Dengan begitu, setidaknya aku bisa menghidupi diriku sendiri dan membuktikan kepada Arjuna bahwa aku bisa hidup tanpa dia" Luna berbicara dengan penuh tekad.
Dias terlihat manggut-manggut tanda mengerti, "Baiklah, aku akan selalu mendukungmu Luna" Ujar Dias setelahnya. Luna pun tersenyum bahagia lalu memeluk Sahabatnya itu dengan sangat erat, "Terimakasih ya! Kamu selalu ada buat aku" Ucap Luna.
.
.
.
.
.
Bersambung.
jangan lupa like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Adinda
gak cinta tapi kok nafsu gitu saat berciuman 🤭
2022-10-28
0
Devinta ApriL
Luna harus optimis..jangan smpai si Arjuna seenak jidatnya aja permainin perasaan kamu Luna..
semangat..💪💪💪
2022-08-02
4
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓
teman sejati akan selalu ada buat kita disaat kita membutuhkan nya
2022-08-01
3