Bab 3 Kekesalan Luna

Di tempat lain. Luna melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Ia mengingat bahwa dirinya sebelumnya adalah lulusan universitas ternama di kotanya. Tetapi karena ia jatuh cinta kepada Arjuna, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Ia berharap dengan begitu, Arjuna juga akan mencintainya, sama seperti ia mencintai Arjuna.

Arjuna membuka pintu kamar tamu, terlihat ia menatap Luna dari balik pintu kamar tersebut. Melihat keteguhan Luna untuk menggugat cerai membuat Arjuna membuka suara.

"Temui aku pukul 8:30 besok pagi di Restoran Xx. Aku akan mengurus surat cerai kita berdua" Ucap Arjuna. Seketika Luna terkejut, lalu menoleh kearah suara.

Luna hanya bisa berdiri mematung melihat Arjuna yang berjalan mendekat. Pria itu seketika menarik tubuh Luna ke dalam pelukannya.

"Biarkan aku merasakannya untuk yang terakhir kali" Bisik Arjuna tepat di telinga Luna.

Arjuna pun menatap wanitanya itu dengan sangat dalam. Seketika ia memangut bibir ranum Luna dengan begitu lembut. Luna pun tidak menolak atau membalas, ia hanya membiarkan suaminya itu melakukannya.

Arjuna pun semakin liar membuat Luna tidak bisa menahan imannya, lalu terbawa oleh permainan Arjuna. Namun ketika tangan itu menyentuh benda inti miliknya, Luna segera tersadar. Lalu mendorong tubuh Arjuna dengan kasar.

Arjuna tidak menyerah ia menginginkan tubuh Luna. Luna yang melihat itu pun mengambil aba-aba. Ia tidak akan membiarkan Arjuna berhasil kali ini dan akhirnya ia menendang benda kokoh berharga milik Arjuna sehingga membuat pria itu mengaduh kesakitan. Luna pun segera pergi keluar, lalu menutup pintu sebelum Arjuna kembali mengejarnya.

Arjuna yang merasakan benda berharganya yang sakit, hanya bisa menatap kepergian Luna dengan wajah yang kesal. Melihat pintu dingin yang tertutup membuat kemarahan Arjuna semakin memuncak.

"Hahhh, sialan!" Teriak Arjuna kesal dengan masih memegang benda berharganya kelu akibat tendangan Luna barusan.

**

**

**

Keesokan harinya. Seperti biasa, suasana rumah terlihat hambar. Tidak ada yang begitu istimewa di dalamnya.

Sesuai perjanjian semalam. Luna bersiap untuk pergi ke restoran Xx untuk menemui Arjuna dan melakukan perjanjian perceraiannya bersamanya.

Luna sampai tepat waktu. Namun setelah berada di sana, Luna tidak mendapatkan bahwa suaminya itu berada di tempatnya. Luna mencoba menunggu, tetapi setelah menunggu cukup lama, Luna tidak melihat tanda-tanda kedatangan Arjuna.

Setelah merasa kesal, Luna pun segera mengambil benda pipih kesayangannya itu, lalu menelpon pria yang sudah membuat perjanjian dengannya semalam.

Tuttttt Tuttttt

Suara handphone menyambung.

"Hallo" Terdengar suara Arjuna dari balik handphone nya.

"Kamu dimana? Aku sudah menunggumu selama 3 jam. Apa kau ingin mempermainkan aku, hahh" Teriak Luna dari balik handphone. Bahkan beberapa orang di restoran menatap Luna dengan heran. Namun wanita itu nampaknya tidak lagi memperdulikan rasa malu.

"Aku masih ada urusan. Maaf ya! Kita bicarakan saja ini nanti. Aku tutup dulu teleponnya"

Setelah kalimat itu terucap, telepon itu dimatikan oleh Arjuna secara sepihak. Hal itu membuat Luna mendecah kesal.

Arjuna terlihat menyunggingkan senyuman liciknya. Sudut bibirnya naik sedikit, yang membuat hatinya merasa lebih baik.

Sementara, Luna menjadi semakin kesal dan kecewa. Dia tahu, bahwa Arjuna tidak akan pernah bisa menepati janjinya dan selalu mencari-cari alasan. Karena sejatinya, dirinya tidaklah bearti untuk Arjuna, sehingga pria itu dengan sangat mudah membohongi dirinya dan mengabaikannya walaupun hal besar seperti sebuah perceraian.

"Hahhh. Sialan kau Arjuna" maki Luna yang merasa sangat marah dan kesal. Ia pun meninggalkan meja restoran setelah membayar minumannya. Semakin ia memikirkan Arjuna, semakin ia merasa dongkol kepada lelaki itu.

Akhirnya Luna pun pergi mencari sahabatnya Dias si tukang pendengar yang paling baik Untuk menceritakan semua keluh kesahnya. Ia ingin sekali bercerita agar beban di dalam otaknya ini bisa mencair dan hilang.

Sesampainya di sebuah rumah kontrakan minimalis. Luna mengetuk pintu rumah sahabatnya itu. Tidak lama setelah pintu di ketuk, Dias keluar dengan wajah yang masih berantakan. Terlihat sekali wanita itu baru saja bangun tidur setelah kedatangan Luna.

Luna masuk begitu saja setelah pintu di buka, membuat Dias menatap Sahabatnya itu dengan bingung.

"Ada apa? Ada masalah lagi sama suamimu?" Dias langsung bertanya pada intinya. Karena sejatinya, ia sangat hapal perangai sahabatnya itu jika cemberut seperti ini.

"Aku mau cerai sama Mas Arjuna. Tapi dia membohongi aku, dia bilang akan mengurusnya segera. Tapi nyatanya dia lebih memilih hal lain di bandingkan aku" Jelas Luna.

Dias duduk di samping Luna. Lalu kemudian berkata, "Aku ada kenalan seorang cowok. Dia tampan dan juga kaya. Kamu mau aku kenalin sama dia? Setidaknya jangan terlalu terpaut sama pria dingin satu itu" Ujar Dias memberikan ide.

"Aku gak bisa Dias. Aku gak mau jatuh cinta lagi. Aku mau fokus aja ke karir ku. Aku akan mencari pekerjaan setelah aku mengurus surat cerai ku bersama Arjuna. Dengan begitu, setidaknya aku bisa menghidupi diriku sendiri dan membuktikan kepada Arjuna bahwa aku bisa hidup tanpa dia" Luna berbicara dengan penuh tekad.

Dias terlihat manggut-manggut tanda mengerti, "Baiklah, aku akan selalu mendukungmu Luna" Ujar Dias setelahnya. Luna pun tersenyum bahagia lalu memeluk Sahabatnya itu dengan sangat erat, "Terimakasih ya! Kamu selalu ada buat aku" Ucap Luna.

.

.

.

.

.

Bersambung.

jangan lupa like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

gak cinta tapi kok nafsu gitu saat berciuman 🤭

2022-10-28

0

Devinta ApriL

Devinta ApriL

Luna harus optimis..jangan smpai si Arjuna seenak jidatnya aja permainin perasaan kamu Luna..
semangat..💪💪💪

2022-08-02

4

☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓

☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓

teman sejati akan selalu ada buat kita disaat kita membutuhkan nya

2022-08-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tuntutan Seorang Cicit
2 Bab 2 Permintaan Luna
3 Bab 3 Kekesalan Luna
4 Bab 4 Ajakan Dias
5 Bab 5 Masakan Terakhir
6 Bab 6 Melempar Perjanjian perceraian
7 Bab 7 Rencana Natasha
8 Bab 8 Setahun Perceraian
9 Bab 9 Bekerja sama
10 Bab 10 Ajakan Doni
11 Bab 11 Alergi Daging
12 Bab 12 Penolakan Luna
13 Bab 13 Ibu Menelpon
14 Bab 14 Keraguan Doni
15 Bab 15 Terlalu Bodoh Mencintai
16 Bab 16 Kesalahpahaman
17 Bab 17 Rencana Perjodohan
18 Bab 18 Tidak Punya Nyali
19 Bab 19 Kedatangan Adik Ipar
20 Bab 20 Pertengkaran Luna dan Winda
21 Bab 21 Pembelaan Tak Terduga
22 Bab 22 Kedekatan Tak Terduga
23 Bab 23 Sangat berbeda
24 Bab 24 Begitu Asing Dan Dingin
25 Bab 25 Kedua Sahabat Bergosip
26 Bab 26 Cara Mengatasi
27 Bab 27 Memikirkan Cara 2
28 Bab 28 Proyek Baru
29 Bab 29 Pertemuan Resmi
30 Bab 30 Gemuruh Cemburu
31 Pengumuman
32 Bab 31 Mendadak Tidak Berseleraa
33 Bab 32 Makan malam penuh kenangan
34 Bab 33 Saran Natasha
35 Bab 34 Kekesalan Luna
36 Bab 35 Sebuah rasa
37 Bab 36 Sesuatu yang berharga
38 Bab 37 Tamu Tak di Undang
39 Bab 38 Para Penggemar
40 Bab 39 Salah Paham
41 Bab 40 Kemarahan Arjuna
42 Bab 41 Diskusi Naskah
43 Bab 42 Pengunduran diri
44 Bab 43 Pertemuan Dengan Selly
45 Bab 44 Perjamuan makan Malam
46 Bab 45 Kisah Masalalu
47 Bab 46 Tidak dewasa
48 Bab 47 Cinta Terpendam
49 Bab 48 Kedatangan Doni
50 Bab 49 Tidak Mengenal Dengan Baik
51 Bab 50 Rapat penting
52 Bab 51 Kurang Puas
53 Bab 52 Barang Berharga
54 Bab 53 Kecemasan Aluna
55 Rekomendasi Karya
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Tuntutan Seorang Cicit
2
Bab 2 Permintaan Luna
3
Bab 3 Kekesalan Luna
4
Bab 4 Ajakan Dias
5
Bab 5 Masakan Terakhir
6
Bab 6 Melempar Perjanjian perceraian
7
Bab 7 Rencana Natasha
8
Bab 8 Setahun Perceraian
9
Bab 9 Bekerja sama
10
Bab 10 Ajakan Doni
11
Bab 11 Alergi Daging
12
Bab 12 Penolakan Luna
13
Bab 13 Ibu Menelpon
14
Bab 14 Keraguan Doni
15
Bab 15 Terlalu Bodoh Mencintai
16
Bab 16 Kesalahpahaman
17
Bab 17 Rencana Perjodohan
18
Bab 18 Tidak Punya Nyali
19
Bab 19 Kedatangan Adik Ipar
20
Bab 20 Pertengkaran Luna dan Winda
21
Bab 21 Pembelaan Tak Terduga
22
Bab 22 Kedekatan Tak Terduga
23
Bab 23 Sangat berbeda
24
Bab 24 Begitu Asing Dan Dingin
25
Bab 25 Kedua Sahabat Bergosip
26
Bab 26 Cara Mengatasi
27
Bab 27 Memikirkan Cara 2
28
Bab 28 Proyek Baru
29
Bab 29 Pertemuan Resmi
30
Bab 30 Gemuruh Cemburu
31
Pengumuman
32
Bab 31 Mendadak Tidak Berseleraa
33
Bab 32 Makan malam penuh kenangan
34
Bab 33 Saran Natasha
35
Bab 34 Kekesalan Luna
36
Bab 35 Sebuah rasa
37
Bab 36 Sesuatu yang berharga
38
Bab 37 Tamu Tak di Undang
39
Bab 38 Para Penggemar
40
Bab 39 Salah Paham
41
Bab 40 Kemarahan Arjuna
42
Bab 41 Diskusi Naskah
43
Bab 42 Pengunduran diri
44
Bab 43 Pertemuan Dengan Selly
45
Bab 44 Perjamuan makan Malam
46
Bab 45 Kisah Masalalu
47
Bab 46 Tidak dewasa
48
Bab 47 Cinta Terpendam
49
Bab 48 Kedatangan Doni
50
Bab 49 Tidak Mengenal Dengan Baik
51
Bab 50 Rapat penting
52
Bab 51 Kurang Puas
53
Bab 52 Barang Berharga
54
Bab 53 Kecemasan Aluna
55
Rekomendasi Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!