Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai.
"Tidak Chrysant.. guru les itu.. Ah sebentar Aku jelaskan.. lagipula Ibu dokter juga sudah tahu dan tidak protes.. Pak Renal pulang istirahat saja yah.. nanti Aku hubungi kalau pulang.."
"Iya dik Amel.." Setelah Renal pergi Chrysant dan Amelaty masuk ke dalam rumah.
"Tunggu Aku mau ambil kunci." Chrysant mengambil kunci di dalam kantong tasnya.
Setelah mereka masuk Chrysant langsung mengunci kembali dari dalam.
"Wah seperti biasa keamanan super ketat."
Amelaty pernah beberapa kali mendengar buah bibir tentang Chrysant melalui pembicaraan para guru maupun murid.
Beberapa orang sering membicarakan tentang masa lalu Chrysant walaupun sebagian telah di tambah dan di kurangi.
Amelaty selalu ingin tahu banyak tentang Chrysant tetapi Ia lebih senang jika Chrysant yang berbagi denganya tanpa di minta.
"Ayo masuk.." Chrysant membukakan pintu kamarnya dan langsung berjalan ke arah lemari sambil melepaskan sepatu, tas dan bajunya. "Kamu bawa baju..?"
"Hehehe.. tidak, tapi aku pakai kaos untuk pakaian dalamku jadi aku hanya perlu melepaskan atasanku.."
"Baguslah.."
"Kamu tidak mau meminjamkan bajumu kan ?"
"Tidak bukan begitu.. aku tidak mau kamu merasa jijik menggunakan pakaianku.." Ucap Chrysant sambil merapikan baju rumah yang dipakainya.
"Kalau begitu berikutnya Aku akan bawa baju.."
"Kamu marah ?"
"Tidak, karena orang yang bekerja di rumahku juga begitu.. waktu masih SD Aku suka menghabiskan waktu di rumah orang lain, tapi karena Aku masih kecil Pak dokter hanya mengijinkanku pergi ke rumah ART kami.. mereka tidak pernah menawarkanku makan makanan mereka, baju mereka dan bahkan Aku hanya boleh berada di ruang tamu dan tidak boleh melangkah lebih jauh.. misalnya ke dapur.. mereka juga terlihat sangat tertekan saat Aku berkata ingin main di rumah mereka.. maka dari itu mereka selalu mengemas makanan dan pakaianku agar Aku tidak memakai punya mereka.. Anak-anak kecil di sekitar rumah mereka juga segan bermain denganku dan hanya memberikan bagian yang mudah saat kami melakukan permainan.. Aku tahu mereka bukanya pelit.. mereka hanya malu.."
"Kalau begitu besok Kamu harus membawa pakaian yang banyak.. karena Kita akan melakukan banyak hal besok.."
Amelaty tersenyum. "Aku minta maaf soal yang tadi.."
"Kenapa minta maaf.. kamu kan tidak mungkin tahu tanggal ulang tahun Kakak Aku.."
"Bukan soal itu.. sebenarnya mau tahu ataupun tidak Aku tidak boleh diam saat kamu dalam kesulitan.. Apalagi di bentak seperti tadi."
"Tenang saja, Kamu tidak wajib menjadi malaikat pelindungku.."
"Itulah yang namanya sahabat Chrysant."
"Hehe.." Chrysant menggaruk kepalanya. "Aku tidak romantis yah.."
"Dasar.. Cepatlah.." Amelaty berjalan keluar kamar. "Aku mau belanja.."
Mereka berdua bersama-sama membuka papan yang menutupi warung. Warung Chrysant masih sangat sederhana sehingga harus melepaskan papan penutup warung satu-persatu.
"AAAH TANGANKU TERJEPIT !" Amelaty berteriak kesakitan dan Chrysant langsung berlari menghampirinya. Karena jika belum terbiasa akan terjepit seperti ini.
"Berdarah ?" Tanya Chrysant sambil melihat jempol Amelaty. "Dasar bodoh.." Chrysant menarik rambut Amelaty.
"Ini kecelakaan ! Pintar !" Amelaty juga menarik rambut Chrysant.
Kemudian Chrysant mengambil obat merah dan meneteskan di atas luka Amelaty.
"Kenapa bukan plester..?"
"Lukanya cukup besar.. akan bernanah kalau di tutupi.. biarkan mengering dulu.."
Chrysant lanjut melakukan semua sendirian dan setelah warung buka, semua jualan tertata rapi, mereka berdua duduk di kursi panjang sambil menonton televisi.
"Kamu mau beli apa ? Akan Aku ambilkan."
"Yogurt empat botol dan kuaci satu bungkus yang besar.."
"Jangan bilang ini akan.."
"Iya ini putaran pertama."
"Di rumahmu tidak ada makanan yah ?"
Mereka berdua menikmati beberapa cemilan sambil melayani beberapa pembeli dan menikmati waktu santai mereka.
"Kenapa kamu berhenti les ?" Tanya Chrysant.
"Gurunya licik.."
"Licik ?"
"Mereka tidak terbuka soal tips dan trik cepat berbahasa Inggris.. mereka mencicil dalam mengajar membuat Aku menghabiskan uang.. setelah satu bulan Aku menyerah dan hanya belajar dari film dan orang tuaku.. Ibu Dokter dan Pak Dokter sangat pintar berbahasa Inggris.."
"Hm.. Bukanya itu memang memiliki level Mel ? Yah mulai dari dasar hingga level senior."
"Levelku lebih meningkat dengan langsung latihan dan menyaksikan film dengan subtitle bahasa Inggris."
"Selamat siang.." Sumirna pulang dan menyapa Chrysant dan Amelaty.
"Siang Bu Sum.." Jawab mereka berdua bersamaan.
"Ibu masuk yah.. mau mandi dulu.."
"Iya.." Jawab mereka berdua bersamaan.
Chrysant langsung berdiri "Aku mau membuka pintu hehe.."
Setelah Chrysant kembali dari dalam rumah Chrysant membawa buku gambar dan peralatan menulis.
"Cie mau apload nih.."
"Iya.. kali ini Aku akan membuat gambar Idola tercinta kita.."
"Damai.." Sahut Chrysant. "Princeyou.." Sahut Amelaty.
Damai dan Princeyou adalah nama channel untuk beberapa remaja yang memiliki suara bagus dan mereka sering membagikan video menyanyi sambil memainkan gitar.
"Kenapa kamu ?"
"Ternyata Aku salah Chrysant.. Aku sudah melihat wajah asli Damai tanpa make up yang tidak ada cerminan Damai sama sekali.. Sebuah akun tutorial make up bekerja sama dengan Damai.. dan melihat wajah sebelum dan sesudahnya membuatku patah hati.."
"Haha.. baiklah kita akan menggambar Princeyou.."
Chrysant yang mulai menggambar mulai terdiam dan berhenti berbicara dan hanya menggerakan tanganya yang menggenggam pensil. Amelatypun menikmati pemandangan hebat dari pelukis genius.
Setiap detail Chrysant perhatikan garis bentuk, tekstur kulit hingga efek cahaya sehinggan karyanya hampir menyerupai aslinya walaupun dengan alat dan bahan yang terbatas.
"Chrysant pinjam ponsel Kamu.."
Chrysant yang terhanyut dengan gambarnya tidak menghiraukan perkataan Amelaty dan membiarkanya meminjam ponsel.
"APA ! CHRYSANT.. KAMU CENTANG BIRU ? BAGAIMANA BISA.."
"Hush.. pelankan suaramu.." Chrysant terkejut mendengar teriakan Amelaty. "Aku membantu membuat animasi dalam musik video beberapa bulan lalu.. Aku pikir ini tidak berdampak ternyata iya.. Aku butuh uang untu masa depanku makanya Aku menerima beberapa tawaran.."
"Kamu menggunakan apa.. sedangkan ponsel kamu layarnya setengah retak.."
"Aku hanya membuat gambar dalam jumlah banyak dan mengirimkanya dalam bentuk paket.. Aku tidak ingin berinteraksi langsung dengan orang yang memakai jasaku.. Kamu tahu kan gambar yang dibuat banyak dan saat di buka satu persatu dengan cepat akan membuat gerakan.. nah Aku membuatnya dan mereka mengeditnya sedikit.."
Amelaty tersenyum. "Aku bangga sama Kamu Chrysant.. Kamu benar-benar gadis hebat.. Apa kamu tidak menyesal masuk di SMP X ? Kamu akan lebih mudah bersinar di sekolah lain.. SMP X hanya akan meredupkan keahlianmu.."
"Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang belum selesai.."
"Bagaimana kalau kamu melibatkan Aku.."
"Maksudmu Mel ?"
"Kamu sangat tertutup.. Aku ingin kamu memberitahuku alasan kamu menyembunyikan identitas Kamu yang sebenarnya sangat terkenal.. Kamu selalu bekerja di belakang layar dan membiarkan orang-orang memujimu.. Kamu hanya tersenyum saat mendengarnya.. tidakah itu sedikit menyedihkan ?"
Chrysantpun menjelaskan saat Rahman mengatakan bahwa mendiang Zagas adalah anak yang labil.
"Apa si wajah kotak pendek itu minta di jambak.."
"Hei.. hei.." Chrysant tergelitik mendengar perkataan Amelaty.
"Kenapa kita tidak mencari tahu tentang lomba pada hari itu saja ?"
Chrysant langsung terdiam merasa betapa bodohnya Ia selama ini. Akhirnya hari di mana Zagas meninggalkan cita-cita dan ambisinya menjadi tanda tanya selama bertahun-tahun mendapat titik terang.
"Aaaaa.. Melaty kamu pintar.." Chrysant memeluk Amelaty dengan erat.
"Hei kamu monster yah.. tulang rusuku sepertinya patah.."
Chrysant langsung melepaskan tubuh Amelaty dan memandang Amelaty dengan penuh haru.
"Muka kamu mau di setrika ?"
"Baiklah belanjaan kamu tidak usah di bayar.. Aku akan membayarnya.. Ini hadiah.."
"Oke.. tapi tambah satu yogurt lagi.."
"Hehe.. iya silahkan tuan puteri.."
Setelah menghabiskan waktu bersama, Amelaty pulang di jemput oleh Renal pukul lima sore.
Setelah Amelaty pulang Chrysant menutup kembali warung agar Ia bisa memasak. Memang melelahkan selalu khawatir dengan pintu, tapi hal inilah yang Chrysant selalu lakukan.
Saat Chrysant sedang memasak terdengar suara seseorang mengetuk pintu dan saat membukanya ternyata seorang pengantar makanan.
"Permisi saya mau antar makanan atas nama Sumirna.."
"Berapa harganya ?"
"Empat puluh ribu.."
Chrysant mengambil kotak makanan dan membukanya. "Wah martabak."
Setelah membayar Chrysant langsung mengunci kembali pintu. Malam itu mereka berdua makan Martabak telur asin istimewa.
Entah mengapa setiap makan martabak telur asin Sumirna merasa Jati dan Zagas ada bersamanya.
Karena di masa lalu Jati selalu menjadikan martabak telur asin sebagai makanan kesukaanya hingga akhirnya menjadi kesukaan Sumirna, Zagas dan Chrysant.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments