Setelah satu minggu Tasha menerima surat undangan yang langsung Siska kirimkan ke kantor perusahaan dimana Tasha bekerja, menjadikan Tasha frustasi saat ini. Dia tidak menghadiri undangan pernikahan Farhan dan Siska itu. Tapi niat utama Siska bukanlah kehadiran Tasha, tapi yang Siska inginkan adalah agar Tasha tau jika Farhan akan menjadi miliknya selamanya seorang.
Dia seperti orang kehilangan arah hidup, orang yang bicara ngelantur dan selalu tidak jelas apa yang sedang dibicarakannya, kadang dia menangis dan bahkan dengan sekejap nya dia langsung tertawa.
Wajah cantiknya sudah berubah menjadi kusut, rambut indahnya sudah tidak lagi terawat, mata nya sudah sangat sembab dan badannya sudah semakin kurus. Kamar yang ia tempati kini pun sudah berantakan, sampah tisu ada dimana-mana, semua pakaian yang awalnya rapi telah keluar dari dalam lemari, dan semua alat makeup nya juga sudah berjatuhan diatas lantai. Tasha tidak lagi pernah keluar dari kamarnya dan dia juga memerintahkan untuk siapapun tidak ada yang boleh membersihkan kamarnya itu.
Beberapa hari yang lalu, Tasha bahkan hampir mengakhiri hidupnya dengan beling kaca-kaca foto figur dia dan Farhan yang sudah dipecahkan nya itu. Dia menyayat tangannya dengan serpihan-serpihan kaca foto, untungnya pada saat itu Lita datang sedang mambawakan makanan untuk putrinya, dengan cepat Lita mengambil pecahan kaca itu dari tangan Tasha tetapi Lita sedikit terlambat, hingga tangan Tasha sudah sedikit tersayat.
"Farhan aku harus bagaimana melupakan mu"
Hiksss
"Aku harus berbuat apa"
Pecah tangisan Tasha disana sejadi-jadinya, mengingat kenangan bahagia mereka bersama. Tasha dan Farhan mulai pertama kali bertemu ketika ada acara dikampus mereka waktu itu. Waktu terus berlalu, mereka pun sering bertemu, makan, bahkan saling menyukai, mengomentari setiap postingan-postingan satu sama lain di akun sosial media mereka. Sehingga terjalinlah sebuah rasa sayang dan cinta Tasha kepada Farhan.
"Waktu ku sia-sia karena mu Farhan. Kau menyuruhku untuk menunggu mu. Kau memberikan sebuah janji kepada ku. Tapi kenapa kau seakan berputar arah meninggalkan ku seperti tidak ada artinya. Kau anggap apa pengorbanan ku selama ini Farhan. Kau adalah seorang b*******k. Kau seharus nya tidak pantas mendapat kan cinta ku. Kau harus nya m**i. Aku j***k dengan mu " Tasha terus menjerit mengingat penghiatan Farhan padanya.
Hidupnya telah hancur, mimpinya ingin hidup bersama yang dibangunnya seakan lenyap dengan seketika.
*
Malam semakin bergerak pagi. Cahaya dari luar sudah menembus jendela yang ada dikamar Tasha. Seperti biasa semenjak kejadian itu, Tasha tak lagi makan dimeja makan namun Lita lah yang membawakan makanan Tasha ke dalam kamarnya.
Diusap Lita rambut Tasha yang masih tertidur itu. Tanpa Lita sadar air matanya mengalir, hatinya terasa terenyuh atas kondisi putrinya sekarang.
Tasha mulai menggeliatkan badannya, dia merasakan rambut dan pipi nya disentuh-sentuh lembut.
"Ma, kenapa aku masih hidup" ucap nya sambil memeluk ibunya itu dan menjadikan paha sang mama bantalan.
"Sayang, jangan ucapkan itu, mama benci mendengarnya" Lita pun membalas pelukan kuat putrinya itu. "Sayang, kamu putri mama dan papa, kamu harus bahagia nak. selama mama dan papa masih hidup sayang. Kakak harus kuat" kecup Lita kening putrinya itu.
"Ma, kenapa nasib ku tidak seperti nasib-nasib orang yang beruntung ya ma" dalam pelukan ibuk nya Tasha masih menangis, merasa sakit yang dirasakan nya belum juga hilang.
"ma apa aku ada salah sama mama dan papa, apa aku anak durhaka ma, sehingga Tuhan menghukum aku sejauh ini ma" hiksss
"Ma apa aku anak tidak berbakti kepada mama dan papa" Tasha bangkit dari paha sang mama, di lihatnya wajah sang ibu dengan air mata Tasha yang membasahi kedua pipi nya.
Lita mencoba menahan diri agar tidak ikut terlarut dalam kondisi ini, dia harus berusaha menyemangati putri sulung nya itu. Sekarang ini lah, sosok seorang ibu yang harus menjadi penenang dan penyemangat buat sang buah hati nya.
"Tidak ada yang akan tau akan nasib seseorang sayang. Kamu tau Tuhan menakdirkan mu mengenal nya tapi bukan untuk memilikinya" Lita mencoba melihat langit-langit kamar itu agar air matanya tidak tumpah.
Hikksssssss
Seakan tak ada habis nya air mata Tasha yang terus-terusan keluar, Tasha terus menangisi takdir hidupnya.
Lita terus mengusapi punggung putrinya itu, mata nya tidak tahan melihat wajah putri nya yang sudah lama sembab dan telinga nya tidak tahan mendengar tangisan dan rintihan sang putri.
"Sha, makan dulu, mama masak kesukaan kamu" suap Lita sendok kebibir Tasha
Tasha menggeleng "kakak belum lapar ma"
Mama langsung meletakan piring yang dipegangnya ke atas nakas, dengan cepatnya Lita memeluk putri nya itu. Bagaimana Tasha tidak merasakan lapar, bahkan dia hampir tidak pernah makan, jika pun dia makan itu pun karna paksaan dari sang mama.
"Ma kenapa dia menghianati aku ma kenapa. Kenapa dia tega menikah dengan orang lain. Aku sejelek itu ma, maka nya dia berpaling ke orang lain. Maaaaa"
Hikssss
"Tidak sayang, tidak, kamu cantik, kamu layak disayangi dan dicintai nak. Mungkin dia yang tidak melihat berlian berharga yang sedang dia genggam pada saat itu, sehingga dia mencari sampah lain yang ingin dia kejar. Kamu pasti akan berharga dengan orang yang menghargai mu sayang"
Lita ingat sehari setelah Farhan menikahi Siska, Farhan datang kerumah mereka untuk menemui Tasha meminta maaf atas apa yang telah terjadi dan dilakukan nya kepada putri mereka, dia sadar apa yang diperbuatnya adalah sebuah kesalahan. Mengapa dia tidak langsung mengakhiri hubungan mereka sebelum dia menikahi wanita lain. Dan dia juga sadar akan kesalahan nya, Tasha tau sebuah kebenaran itu bukan dari ucapan nya langsung tetapi dari wanita yang telah menjadi istri nya sekarang.
Lita dan Erik tidak mengizinkan Farhan menemui Tasha anak mereka. Bahkan Erik dengan tersulut emosinya membuat perhitungan kepada Farhan sebuah hantaman kuat mendarat dipipi kanan Farhan, namun dengan cepat Lita memeluk suaminya itu untuk tidak melanjutkan hantamannya lagi.
*
Setelah Lita keluar dari kamar sang putri, dia menemui suaminya karena dia sudah tidak tahan lagi dengan kondisi yang dialami Tasha pada saat ini.
"Pa, ini tidak bisa dibiarkan seperti ini pa. mama takut dengan kondisi kejiwaan Tasha pa, dia harus dibawa ke psikiater pa"
"Papa setuju ma, papa juga sudah memikirkan nya. Tapi apa Tasha bisa terima ma. Papa semakin takut jika kita melakukan ini, kondisi mentalnya akan semakin tertekan ma. Papa takut Tasha nanti merasa jika kita sekarang sedang menganggapnya terkena gangguan jiwa ma"
Hiksss
Air mata Lita semakin deras atas apa yang dipikirkan sang suami. Bisa saja jika mereka melakukan itu, Tasha semakin tertekan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
anan
hadir k
2023-01-06
0
Na Gi Rah
Lanjut.
2022-09-15
1