TUAN BESAR YANG MALANG

"Kau sudah aku berikan perkebunan sawit, perusaahaan batubara, percetakan terbesar selauruh Indonesia, dan perkebunan teh yang ada di puncak yang 1000 hektar itu, apa kamu masih kurang. Ingat Cakra, kamu itu di usia yang sudah cukup tua ,masih belum di karunia keturunan, lantas harta sebesar itu untuk apa,," tegas tuan Katris.

"Ah sudah lah pah, aku malas berdebat dengan papah. Dalam waktu tiga bulan kalau anak mas Pratama belum juga ketemu, makan semua harta papah harus jatuh ke tangan ku" gertak nya.

Sesudah itu Cakra langsung meninggalkan tuan Katris yang masih mematung. Ia masih mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut anaknya sendiri.

"Serakah sekali kamu Cakra, harta mu tak akan di bawa mati, papa tidak habis pikir kamu bisa mempunyai sifat serakah dari siapa, aku dan ibumu tidak seperti itu,," lirih tuan katris..

Dengan wajah yang kurang bahagia,tampak Adinda sedang mengikuti meeting di perusahaan sang ayah, ia tampak memicingkan mata ketika melihat papanya menerangkan rinci demi rinci materi meeting hari ini.

"Tahun ini kita harus mencapai target pasar internasional, sawit dan batubara harus menjadi yang terunggul di perusahaan kita, dan kalian tau perusahaan PT Mercy Sejahtera adalah perusahaan tandingan kita sejak sepuluh tahun terakhir ini" tegas sang ayah kepada semua direksi yang hadir.

"Boleh saya berikan masukan pak?!" tanya sekretaris Lidya.

"Tentu saja silahkan" jawab nya.

"Sudah dua tahun ini, PT. Mercy Sejahtera terus melakukan berbagai macam pembaruan ,mulai dari karyawan , produk ,sampai dengan gaji karyawannya, dan perusahaan mereka terkenal sebagai impian bagi para pelamar kerja, dan mereka sedang membangun pabrik yang akan memproduksi berbagai kebutuhan rumah tangga dan makanan siap saji" papar Lidya dengan muka serius.

"Mereka selalu tampil selangkah lebih berani dari pada kita. Mochtar,saya ingin membahas tentang proyek pabrik baru yang akan memproduksi kebutuhan rumahtangga ,dengan harga yang ramah bagi masyarakat ,dan tentunya berkualitas baik" tegas sang bos.

"Baik pak, kami akan segera mengurusnya" jawab mochtar berapi-api.

Dalam hati Adinda " Woaaaahh lama banget meeting nya, bosan aku dengar nya, aku kangen suasana gunung, gemericik air sungai, dan sabana yang indah, bukan berdiam diri di kantor seperti in,ahh siallll" gerutu adinda kesal.

"Adinda ,apakah kau mendengar materi meeting kita?" tanya sang ayah kesal ,karena melihat Adinda hanya melamun sedari tadi.

"Mendengar pah, aku serius menyimak apa yang mereka katakan" terpaksa Adinda berbohong.

"syukur lah" tegas papah lega.

sementara di rumah, Adinda sudah mengemasi barang-barang yang akan dia bawa untuk mendaki gunung,, "puncak Piramid,ya puncak itu,, meskipun kata orang jalannya sangat ekstrim tapi aku harus bisa taklukan," gumamnya.

Tiba -tiba dari atas tangga berjalan mama nya dengan tatapan yang mematikan.

"Mau kemana lagi kamu hah , besok peluncuran produk parfum terbaru mamah, lusa peresmian salon dan tempat spa cabang ke 150 mama, dan kamu malah pergi bawa tas gunung lagi,,mama gak habis pikir sama kamu Dinda,," bentak mama sambil mengernyitan dahi.

"Mama tenang dulu, Dinda gak kemana mana kok, ini titipan barang temen Dinda mah. Ini punya Ulfah mah bukan punya ku,," maaf ma ,Dinda harus bohong sama mama, Dinda bosan mah ...

"Oke, langsung pulang ya, kita ke butik jam 3 sore ini" tegas mama.

"Siap mama ku sayang "

Sementara itu Adinda berangkat menggunakan buss menuju ke Puncak Piramid. Ia menginap dulu di hotel menunggu pagi tiba.

Mentari mulai menampakan sinar nya. Adinda segera mengemasi barang bawaannya dari hotel dan bergegas pergi menuju Puncak Piramid. Pagi itu agak lain, udara dingin dengan awan sedikit kelabu, tapi itu tak membuat ia menahan hasratnya untuk terus melangkah.

"Wooooaaahhhhh indah sekali ciptaan mu tuhan" pekik Adinda seraya menarik nafas panjang,, .. Ia selalu mendak seorang diri kemanapun.

Kaki terus saja melangkah setapak demi setapak, tiba-tiba jalan yang ia pijak amblas dan akhirnya ia terperosok ke dalam jurang ,entah betapa puluh gulingan yang ia lewati, sampai ia mendarat di dahan pohon waru, saat itu badannya benar-benar terasa remuk, baret di sekujur tubuh nya,dan ia pun masih dalam keadaan entah hidup atau tidak .....

"Kak kita cari kayu bakar nya disana aja,keliatan ranting nya besar-besar" teriak Lucy dengan suara cempreng nya.

"Jauh itu, takut jurang akh," ketus Ana yang sedang membawa sayuran bayam hutan.

"Yasudah kalau kaka gak mau,aku saja" dengus Lucy sedikit kesal pada Ana kaka nya..

Lucy yang sedari tadi tengah mengumpulkan kayu bakar dan sesekali mengambil buah-buahan hutan.."cape banget aku, istirahat dulu aja kali ya, lagian bang Ferdian masih sibuk ikat kayu bakar disana,,".

Plakkkk......

Benda aneh tiba - tiba jatuh di pelipis nya Lucy,,dan ia tersentak.

"Copot eh copot ,apaan itu ," di ambilnya dan ia kaget ternyata benda itu adalah kamera go pro milik seseorang,,

"Bang Ferdi ,kak Ana tolongin Lucy kak, kak cepat" teriak Lucy.

Mendengar itu mereka berdua langsung berlari karena takut ada binatang buas.

"Ada apa dek, kamu kenapa, ?" tegas Ana panik.

"Ini kak, benda ini tiba-tiba jatuh ke muka ku, sakit kak" rengek Lucy panik.

Di lihatnya ke atas pohon, tanpa di duga ada tangan terjulur dan membuat mereka terkejut ketakutan.

"Mayat bang mayat, kabur bang aku takut ," Ana yang panik dan mulai tak tenang.

"Tunggu dek, mayat atau bukan kita sepatutnya menolong dia, kita bawa dan kita kuburkan dengan layak" ucap Ferdian.

Ia langsung memanjat pohon dan meraih badan Adinda.."Cewek ternyata, kenapa bisa ada di atas pohon ,dan ternyata masih bernafas,".... "masih hidup dek, mana tali yang kamu bawa dek, lempar kesini" tegasnya.

Di bawalah badan Adinda oleh Ferdian dan langsung di baringkan di gubuknya ...

"Bang dia siapa?" tanya Lucy heran.

"Mana abang tau dek, " sahut Ferdian acuh.

"Bang ini ramuan daun untuk obati luka dia" kata Luci sambil memberikan sebatok ramuan yang sudah ia bikin.

di balurkan nya ramuan ke wajah,pelipis, kaki dan tangannya.

... Hari berganti Adinda belum juga sadar, nafasnya sangat lemah tetapi di ujung matanya selalu menitikan air mata..

"belum sadar juga rupanya kau nona," selorih Ferdian yang diam mematung memandang wajah Adinda...

Di rumah Adinda tampak papah yang sedang gelisah dan mamah yang tak henti-henti menangis ,karena sudah hampir satu minggu Adinda tidak jelas kabarnya,,

"Pah gimana ini, akan kita dimana, gak sepertu biasanya hp nya gak aktif ," melas mamah dengan mata yang sembab.

"Entahlah mah ,papa juga bingung.." sela papah .

tak berapa lama telpon berdering

"Hallo,selamat siang, dengan keluarga Adinda cristal ?" kata seseorang yanga da di telp.

"Betul dengan saya ayahnya, maaf ini siapa ,dan ada keperluan apa menanyai anak kami" jawab papanya.

"Kami dari tim sar daerah xjdkfnl,

menginformasikan bahwa sodari Adinda telah hilang di puncak piramid 4 hari yang lalu, ia belum turun dan ini hari pertama kami mencarinya pak, mohon untuk bapa segera kemari,terimakasih" kata tim sar segera menutup telponnya.

Mendengar itu papa nya langsung teriak kalut

"mama,mama Adinda ma Adinda" dengan wajar dan tangan yang gemetar.

''Papa kenapa pah ,jawab".

"Adinda hilang di gunung" lirih apa

mendengar itu mamanya langsung pingsan .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!