KEMARAHAN PAPA

"Bi omah, Dinda pulang Bi, tolong siapkan air hangat untuk aku mandi" teriak nya sambil terus masuk kedalam rumah.

Betapa kagetnya yang keluar bukan Bi Omah, melainkan papanya. Di lihatnya bukannya sambutan hangat tapi aura menyeramkan yang terlihat,mata melotot tajam dan raut wajah tidak mengenakan.

"Pah, kapan balik dari Singapore, kok gak ngabarin aku dulu pah" tanya nya enteng.

"Dasar anak tidak berguna, kerjaan hanya seperti ini, kau layaknya gelandangan, kau anaknya seorang Antonie bagaskara, kau di persiapkam oleh ku untuk mengelola perusahaan kita, bukan jadi luntang lantung seperti ini, kerjaan mu hanya daki, daki dan mendaki saja," tegasnya.

"Pah, ini hobi ku pah, dunia ku pah,tak ada minat sedikitpun untuk mengelola perusahaan papa, Dinda gak bisa pah," melasnya.

" Apa kamu bilang? jawaban yang sangat menjijikan seperti itu tak layak keluar dari mulut pewaris tahwa perusahaan ku. Papamu ini sudah tua, sudah harusnya menikmati masa tua dengan tenang, tapi papa selalu meradang oleh kelakuan mu Adinda" bentak papah dengan gemuruh suara yang memekakan telinga.

"Ada apa pah, masih pagi sudak teriak-teriak" sahut Nyonya Rossy.

Dilihanya Adinda dengan keadaan kotor dan lusuh membuat mamanya tak habis pikir.

"Kerjaan kamu seperti ini terus, apa happy nya sih berdiam diri di hutan nak, tempatmu disini, perusahaan sudah menunggu mu nak. Jangan biarkan papamu ini terus berkubang dalam kekecewaan" pinta mama dengan lembut.

"Maafin Dinda mama, maafin Dinda papa. Belum bisa menjadi anak yang membanggakan" lirih Dinda.

Kemudian dia langsung berjalan melengos ke arah kamar tanpa memperdulikan kedua orang tuanya.

Sementara di sebuah perusaan terdengar percakapan yang lumayan menegang.

"Kamu harus segera mencari Ferdian, Ana, dan Lucy. Bawa padaku, aku sangat merindukan mereka. Dimana keberadaan nya pun aku tak tau, sudah saatnya papah membagi warisan ini kepada semua keturunan ku," ucap Tuan Katris Mikarti. Laki-laki tua yang selalu merindukan cucu-cucunya, yang entah keberadaannya pun tidak di ketahui olehnya.

"Sudah aku cari pah, tapi mereka pun bak di telan bumi," jawab Cakra. Seorang dengan watak serakah, antagonis dan selalu mencari kepuasan dengan wanita nakal, meski dia mempunyai seorang istri cantik.

"Siallll, ku kira dengan ku singkirkan semua anak nya Mas Pratama, hidup ku dan kedudukan ku akan aman, ternyata papah selalu menyebut nama mereka.." kesalnya memuncak.

"Dorman kau dimana? bawa semua anak buahmu" seseorang sedang menelepon dan tertera nama bos Cakra.

"Saya sedang makan boss. Baik bos saya kesana sekarang" jawabnya dengan tegas.

"Ada kerjaan untuk you semua. caranya harus dengan halus, lembut dan sekali umpan tiga Ikan di dapatkan,," pekik Cakra kepada semua anak buahnya.

"Mana potonya bos, kami akan segera meluncur"..

Menilik kebelakang ketika keluarga ayah Ferdian yang bernama Pratama Suarezz, adalah seorang pembisnis ulung, bakatnya itu di turunkan oleh sang ayah yang bernama Tuan Katris Mikarti. Tapi sayang dia harus meninggal dalam musibah keracunan bersama sang istri yang bernama Berlian Amora. Mereka meninggalkan tiga orang anak yang masih sangat kecil-kecil, bahkan anak bungsunya yang bernama Lucy masih bayi berusia 3 bulan. Kepergian itu membuat Tuan Katris sangat terpukul, apalagi memikirkan cucu-cucunya. Dari sekain banyak orang yang berkabung, hanya Cakra dan istrinya yang memancarkan aura bahagia. Betapa tidak, di balik musibah meninggalnya sang kaka ada rahasia besar di dalamnya.

¥

Langkah gontai Ferdian setelah ia selesai mencari kayu bakar di tepi hutan. Lamunan masa kecilnya selalu menari-nari dalam benak nya. Keputusasaan selalu menghantui nya. Seketika air mata sendu keluar dari celah mata indahnya. Betapa ia sangat merindukan kedua orang tuanya yang sudah meninggal ,,

"Mama, papa,sekarang Ferdian sudah dewasa, sudah menjadi ibu sekaligus ayah bagi kedua adik kami, perih ma, hidup Ferdian sakit,kecewa ,dan selalu merasakan ketakutan" lirih ferdian dengan mata terisak.

Bagaimana tidak membuat trauma ferdian, saat umur 15 tahun ia harus menyaksikan kedua orang tuanya meninggal dengan mengenaskan setelah meminum kopi arabica, kejadian itu sangat cepat, bahkan mama langsung pingsan ketika sedang menggendong bayi mungil Lucy.

Rahasia besar di balik kematian orang tuanya ia pun tau ,orang jahat itu tak lain adalah om nya sendiri yaitu Cakra Leonardo ,seorang yang berpengawakan kecil tapi serakah dengan harta. Setibanya di rumah kecil kedua adiknya sudah menyiapkan makanan untuk nya ,di dapatnya nasi dan ayam rebus.

"Wah harum sekali ini ,kalian masak apa sih, abang udah lapar nih" seru ferdian senang.

"Biasa bang, kami masak Ayam hutan rebus, karena stok minyak sudah habis jd kami gak bisa menggoreng makanan, aya bang kita makan" ucap Lucy dengan girangnya.

sementara adik kedua Ferdian enggan untuk mengambil nasi ,dia masih menerawang pikirannya yang kosong ..

"Kenapa dengan mu Ana, apa kau tidak lapar? ,masakan Lucy enak ,abang aja suka "tanya Ferdian sedikit aneh.

" Gak kok bang, aku cuma mikir kapan aku bisa keluar dari tempat ini, aku ingin menjalani hidup w dengan normal seperti orang-orang, aku tidak pernah sekolah,untung abang mengajariku untuk menulis dan membaca. Ketakutan apa yang abang ketahui sampai kita ada disituasi seperti ini,," lirih ana..

"Akan ada saatnya abang cerita semuanya sama kalian,sabar saja,,sebentar lagi kita akan merebut kembali apa yang sudah menjadi hak kita semua," tegas ferdian.

"Haaahh maksud abang apa? rahasia apa yang abang pendam selama ini, " ucap Ana dan Lucy.

"Nanti abang cerita, sekarang kalian makan dulu oke,," kata Ferdian sambil terus menelan nasinya.

"Ia bang, maafkan kami selalu menjadi beban untuk abang, kami belum bisa membayar jasa abang," lirih kedua adiknya.

"Loh kalian ngomong apa, kalian semangat abang, nyawa abang, abang hanya punya kalian,,apapun abang akan lakukan untuk kedua adik manis abang," jawab nya ....

¥

¥

Sementara di sebuah kamar yang mewah, seorang kakek tua dengan tongkat ukiran kayu jati berdiri dengan wajah yang memendam kesedihan yang sangat dalam. Bagaimana tidak selama sisa hidupnya ia hanya memikirkan ke 3 cucunya yang hilang entah dimana keberadaanya.

"Dimana kalian cucu ku, kakek sudah semakin tua, sebelum kakek meningalkan dunia harapan kakek bisa bertemu kalian terlebih dahulu ," lirih tuan Katris Mikarti.

Tak berapa lama berselang ,di ketuknya pintu dan langsung memasuki kamar tuan katris.

"Pah, ini cakra .Aku gak akan basa-basi lagi deh, sudah cape aku menunggu ,,papa harus segera putuskan soal perusahaan yang ada di Surabaya,dan pastikan itu harus menjadi atas nama ku, dan satu lagi pah, tambang berlian yang ada di Papua itu juga harus menjadi atas nama ku,," ucap cakra dengan penuh ambisi.

p

Plakkk- - -

Suara tamparan keras terdengar dari kamar tuan besar itu.

"You sudah gila Cakra, you sudah tidak waras, bagaimana mungkin aku akan memberikan semua miliku untuk anak seperti mu, ingat ya, alm.Pratama mempunyai keturunan, mereka lah yang akan mewarisi sebagaian harta ku. Dan ingat tambang berlian yang ada di Papua aku akan berikan kepada anak perempuan pratama ,apa kau masih kurang dengan semua yang aku berikan......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!