Bab 5. Keadaan malam itu.

Teman-teman Pandu pun datang mendekat. Saat Ayah Pandu menyergapnya, mereka jatuh keatas tempat tidur.

Pandu tidak menyerah, ia berusaha lepas dari dekapan ayah nya.

Melihat ayah Pandu kesusahan menahan Pandu, teman-teman Pandu mendekati Pandu.

Shiddiq dan Pur memegang kedua kaki Pandu, Wanto dan Zai, mereka memegang kedua tangan Pandu, sementara ayah Pandu duduk didekat kepala Pandu.

Pandu terus memberontak, ia ingin melepaskan diri dari pegangan teman-temannya.

Karena Pandu yang terus memberontak, dan teman-teman Pandu terus menahannya, akhirnya ayah Pandu ikut naik keatas tempat tidur.

Titi, Tanti, Desi, Tuti dan ibu Titi hanya melihat dari arah pintu kamar, mereka tidak berani mendekat, karena dilarang oleh ayah.

Ayah takut terjadi hal yang membahayakan bagi mereka.

Ibu terlihat sedih melihat keadaan Pandu.

Kakek Abdul datang dari luar, ia membawa segelas air.

Melihat kakek Abdul, Pandu menjadi murka. Ia kembali berusaha melepaskan diri dari pegangan teman-temannya.

Namun, pegangan teman-temannya sangat kuat, walau mereka kewalahan.

Mereka memegang sekuat tenaga, agar tidak terlepas.

Pandu terus memberontak, tiba-tiba papan tempat tidur bagian belakang patah.

Shiddiq dan Pur yang memegang kedua kaki Pandu pun, terjengkang.

Pur tak kuat menahan tawa, ia tertawa melihat posisi Shiddiq yang duduk mengangkang dengan kepala bersandar pada pinggir tempat tidur bagian belakang, sementara posisi Pur tak jauh beda dengan Shiddiq.

"Ha..ha..ha.. sialan, tempat tidurnya patah Diq, kuat banget nih orang memberontak" kata Pur sambil berusaha bangkit.

Shiddiq bangkit sambil mengusap kepalanya yang terbentur tepi tempat tidur.

( Dasar Pur, dalam keadaan genting masih bisa tertawa. )

Mereka kembali memegangi kaki Pandu, dengan posisi miring, karena tempat tidur yang patah ditengah membuat mereka susah untuk mengambil posisi.

Melihat keadaan itu, kakek Abdul meminta ayah Pandu untuk meminumkan air itu pada Pandu.

"Pak, tolong minum kan air ini pada Pandu, sisanya, tolong usapkan pada wajah dan kepala Pandu.

"Baik, kek!" Lalu, ayah Pandu mengambil air itu dari kakek Abdul, ia berusaha meminumkan pada Pandu yang terus berusaha menghindar agar tidak minum air itu.

"Ti, coba kamu bantu pegang tangan abang mu, biar Zai bantu pegang kepala Pandu" kata ayah pada Titi.

"Baik, yah!" jawab Titi.

Titi pun masuk ke kamar dan membantu memegang tangan Pandu, Titi sedih melihat keadaan abang nya yang dipegangi teman-temannya.

Setelah Titi membantu memegang tangan Pandu, Zai membantu memegang kepalanya.

Zai berusaha menahan kepala Pandu agar tidak bergerak, dan ayah berusaha meminumkan air itu pada Pandu.

Akhirnya, dengan susah payah, ayah dapat meminumkan air itu, lalu mengusap wajah dan rambut Pandu.

Setelah meminum air itu, Pandu menjadi lemah. Ia terkulai, tangan dan kaki Pandu pun ikut lemah.

"Alhamdulillah ya Allah.." ucap semua yang ada dikamar itu.

Mereka merasa lega dan bersyukur, akhirnya Pandu bisa lepas dari pengaruh jin itu.

Shiddiq dan Pur melepaskan pegangannya pada kaki Pandu, begitu pun Wandi dan Titi, melepaskan tangan Pandu.

Ayah meletakkan kepala Pandu di atas bantal, mereka pun turun dari tempat tidur.

Ayah mengatur posisi tidur Pandu agar nyaman, karena tempat tidur yang patah, posisi tidur Pandu jadi miring ke atas.

"Terima kasih, buat kalian semua yang telah membantu. Silahkan kalian keluar, dan lanjutkan acara kalian. Maaf, jika Pandu telah merepotkan" kata ayah pada teman-teman Pandu.

"Tidak apa-apa, Pak. Alhamdulillah, bang Pandu sudah sadar, kami keluar dulu" jawab Shiddiq mewakili teman-temannya.

Akhirnya, mereka pun keluar dari kamar dan duduk kembali di bale-bale.

Ayah tetap berada dikamar, akhirnya ibu dan Tuti pun ikut masuk kekamar, ibu membawa teh hangat untuk ayah.

"Yah, ini teh hangat untuk ayah" kata ibu.

"Iya, bu, terima kasih!" jawab ayah sambil mengambil teh dari tangan ibu, lalu meminumnya sedikit

" Gimana, yah? apa Pandu tertidur?" tanya ibu. "Iya, bu! Pandu tidur, mungkin ia lelah, dan pasti badannya sakit semua" jawab ayah.

Ibu hanya diam, ia menatap sedih wajah Pandu.

"Istirahatlah, bu! biar ayah yang jaga Pandu, nanti kalau Pandu bangun, biar tidur dibawah sama ayah, tidak mungkin ia tidur dengan posisi seperti ini." kata ayah.

"Mengapa tadi tidak langsung dipindahkan kebawah, yah? Kasihan posisi tidurnya seperti itu" kata ibu lagi.

"Ayah kasihan melihat teman-teman Pandu, mereka pasti kelelahan karena mengeluarkan tenaga untuk memegangi Pandu, ayah takut mereka tak kuat untuk membantu mengangkat Pandu kebawah, pasti tangan mereka pegal dan sakit semua". jawab ayah menjelaskan.

"Baiklah yah, ibu sama Tuti tidur diruang tivi aja, biar kalau ada apa-apa, ayah tidak susah memanggil kami" kata ibu lagi.

"Iya bu, sekarang ibu istirahat ya?" pinta ayah. "Baik, yah!" jawab ibu.

Ibu dan Tuti pun keluar dari kamar Pandu, lalu mengambil kasur lipat untuk ditaruh diruang tivi.

Kebetulan, ruang tivi berada didepan kamar Pandu.

Akhirnya ibu dan Tuti istirahat disana.

Sementara, Titi dan teman-temannya masih duduk di bale-bale.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit.

" Gila, kuat banget itu jin, tangan aku sakit semua, mana badan pegel-pegel nahan kaki bang Pandu" kata Shiddiq.

"Kak Pur kelewatan, orang lagi panik, kak Pur malah tertawa saat tempat tidur patah" kata Desi sambil tersenyum.

"Ha..ha..ha..aku juga sebenarnya ingin tertawa melihat kak Pur dan kak Shiddiq terjengkang, tapi aku tahan" kata Tanti sambil tertawa.

"Makanya, aku ga kuat nahan ketawa, jadi lepas gitu aja, ha..ha..ha.." kata Pur, ia tak bisa nahan tawa nya saat ingat kejadian tadi.

"Sudah malam nih, kasihan para ciwi-ciwi kalau pulang kemalaman, nanti dicari orang tuanya." Wandi mengingatkan teman-teman nya.

"Ya sudah, Pur sama Zai antar Tanti dan Desi pulang pakai motor aku sama pinjam motor bang Pandu, nanti kalian balik lagi, kita kan mau nginap disini, takut bang Pandu kumat lagi kesurupannya." kata Shiddiq.

"Ya, sudah..aku sama Zai antar ciwi-ciwi pulang, nanti kami balik lagi untuk menginap disini. Ayo lah, ciwi-ciwi kita pulang" ujar Pur lagi.

"Mbak, kami pulang dulu ya" kata Tanti pada Titi.

"Iya, terima kasih, kalian sudah main kesini, dan maaf atas kejadian tadi," kata Titi pada Tanti dan Desi.

"Iya, mbak sama-sama." jawab Tanti dan Desi. "Kami pulang dulu ya, kak?" pamit Tanti pada teman-temannya yang lain.

"Iya, hati-hati Pur, Zai, jangan ngebut bawa motornya, antar mereka sampai kerumah dengan selamat" kata Shiddiq pada Pur dan Zai.

"Oke, siap komandan!" jawab Pur sambil bercanda.

Setelah mengucap salam dan pamitan, akhirnya Tanti dan Desi pun pulang diantar Pur dan Zai.

"Diq, Wan, aku istirahat dulu ya, sudah malam. Kalau kalian mau istirahat, bisa tidur dikamar belakang, atau kalau mau ngopi, bikin aja sendiri" kata Titi pada Shiddiq dan Wanto.

"Iya, Ti, istirahatlah! sudah malam, kamu juga cape." jawab Wanto.

"Kek, Titi istirahat dulu ya? pamit Titi pada kakek Abdul.

"Iya, Ti..istirahatlah! kakek masih mau ngobrol sama mereka." jawab kakek sambil melihat pada Shiddiq dan Wanto.

Titi pun masuk kerumah untuk beristirahat, melihat ibu dan adiknya tidur diruang tivi, Titi mengambil selimut dan bantal dikamarnya, lalu ikut tidur disamping ibu.

Terpopuler

Comments

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

teman yg sesungguhnya, teman tempat berbagi suka maupun duka, orang yg selalu mendukung disaat susah, dan ikut berbahagia disaat suka

2023-03-07

1

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

jadi pingin donk punya teman seperti mereka yang selalu ada buat berbagi bersama

2023-02-28

3

off

off

serasa naik apa sih permainan yg bikin jantung copot,nah serasa naik itu ngebayangin di keadaan itu.itu jin ori apa kw?krn sekarang banyak yg pura2 kesurupan😅😅😅

2023-02-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2. Titi dan Toni
3 Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4 Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5 Bab 5. Keadaan malam itu.
6 Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7 Bab 7. Bertemu seseorang
8 Bab 8. Teman di kantor.
9 Bab 9. Kedatangan Reno
10 Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11 Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12 Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13 Bab 13. Siapa?
14 Bab 14. Berkenalan
15 Bab 15. Keisengan Titi
16 Bab 16. Bertemu teman baru
17 Bab 17. Tuti dan Tio
18 Bab 18. Keluarga Titi
19 Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20 Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21 Bab 21. Gosip Baru
22 Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23 Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24 Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25 Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26 Bab 26. Pergi ke Pesta
27 Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28 Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29 Bab 29. Rasa Bahagia.
30 Bab 30. Diary Titi.
31 Bab 31. Kedatangan Ari
32 Bab 32. Isi Diary Titi
33 Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34 Bab 34. Titi Dan Agus.
35 Bab 35. Mengobati Titi
36 Bab 36. Keluar Kota.
37 Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38 Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39 Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40 Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41 Bab 41. Nasehat Ibu.
42 Bab 42. Restu Dari Ana.
43 Bab 43. Isi Diary Ari.
44 Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45 Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46 Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47 Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48 Bab 48. Ari Kecelakaan
49 Bab 49. Menjelang Hari H.
50 Bab 50. Akhirnya Sah!
51 Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52 Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53 Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54 Bab 54. Si Cewek Jutek.
55 Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56 Bab 56. Nama Istimewa
57 Bab 57. Telat.
58 Bab 58. Kabar Bahagia
59 Bab 59. Gibah
60 Bab 60. Gempa Bumi
61 Bab 61. Pasca Gempa
62 Bab 62. Kontraksi.
63 Bab 63. Titi Melahirkan.
64 Bab 64. Pasca Melahirkan
65 Bab 65. Rencana Aqiqah
66 Bab 66. Syukuran.
67 Bab 67. Mulai Berubah.
68 Bab. 68 Salah Pergaulan.
69 Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70 Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71 Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72 Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73 Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74 Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75 Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76 Bab 76. Kondisi Ari
77 Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78 Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79 Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80 Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81 Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82 Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83 Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84 Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85 Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86 Bab 86. Awal Titi Bekerja
87 Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88 Bab 88. Titi Positif Hamil
89 Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90 Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91 Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92 Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93 Bab 93. Mencari Batu Cincin
94 Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95 Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96 Bab 96. Rasa Kesal Titi
97 Bab 97. Titi Kelelahan.
98 Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99 Bab 99. Pov Ari.
100 Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101 Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102 Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103 Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104 Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105 Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106 Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107 Bab107. Jual Beli Tanah
108 Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109 Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110 Bab 110. Tuti Melahirkan.
111 Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112 Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113 Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114 Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115 Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116 Bab116. Pemasangan Listrik.
117 Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118 Bab 118. Pindah Rumah.
119 Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120 Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121 Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122 Bab 122. Memulai Usaha
123 Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124 Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125 Bab 125. Salah Faham
126 Bab 126. Panen Perdana
127 Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128 Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129 Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130 Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131 Bab 131. Ibu Ari Sakit
132 Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133 Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134 Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135 Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136 Bab 136. Ulah Andi
137 Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138 Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139 Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140 Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141 Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142 Bab 142. Pengobatan Nanda
143 Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144 Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145 Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146 Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2. Titi dan Toni
3
Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4
Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5
Bab 5. Keadaan malam itu.
6
Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7
Bab 7. Bertemu seseorang
8
Bab 8. Teman di kantor.
9
Bab 9. Kedatangan Reno
10
Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11
Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12
Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13
Bab 13. Siapa?
14
Bab 14. Berkenalan
15
Bab 15. Keisengan Titi
16
Bab 16. Bertemu teman baru
17
Bab 17. Tuti dan Tio
18
Bab 18. Keluarga Titi
19
Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20
Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21
Bab 21. Gosip Baru
22
Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23
Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24
Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25
Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26
Bab 26. Pergi ke Pesta
27
Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28
Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29
Bab 29. Rasa Bahagia.
30
Bab 30. Diary Titi.
31
Bab 31. Kedatangan Ari
32
Bab 32. Isi Diary Titi
33
Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34
Bab 34. Titi Dan Agus.
35
Bab 35. Mengobati Titi
36
Bab 36. Keluar Kota.
37
Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38
Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39
Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40
Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41
Bab 41. Nasehat Ibu.
42
Bab 42. Restu Dari Ana.
43
Bab 43. Isi Diary Ari.
44
Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45
Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46
Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47
Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48
Bab 48. Ari Kecelakaan
49
Bab 49. Menjelang Hari H.
50
Bab 50. Akhirnya Sah!
51
Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52
Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53
Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54
Bab 54. Si Cewek Jutek.
55
Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56
Bab 56. Nama Istimewa
57
Bab 57. Telat.
58
Bab 58. Kabar Bahagia
59
Bab 59. Gibah
60
Bab 60. Gempa Bumi
61
Bab 61. Pasca Gempa
62
Bab 62. Kontraksi.
63
Bab 63. Titi Melahirkan.
64
Bab 64. Pasca Melahirkan
65
Bab 65. Rencana Aqiqah
66
Bab 66. Syukuran.
67
Bab 67. Mulai Berubah.
68
Bab. 68 Salah Pergaulan.
69
Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70
Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71
Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72
Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73
Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74
Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75
Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76
Bab 76. Kondisi Ari
77
Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78
Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79
Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80
Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81
Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82
Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83
Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84
Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85
Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86
Bab 86. Awal Titi Bekerja
87
Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88
Bab 88. Titi Positif Hamil
89
Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90
Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91
Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92
Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93
Bab 93. Mencari Batu Cincin
94
Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95
Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96
Bab 96. Rasa Kesal Titi
97
Bab 97. Titi Kelelahan.
98
Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99
Bab 99. Pov Ari.
100
Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101
Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102
Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103
Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104
Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105
Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106
Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107
Bab107. Jual Beli Tanah
108
Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109
Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110
Bab 110. Tuti Melahirkan.
111
Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112
Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113
Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114
Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115
Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116
Bab116. Pemasangan Listrik.
117
Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118
Bab 118. Pindah Rumah.
119
Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120
Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121
Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122
Bab 122. Memulai Usaha
123
Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124
Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125
Bab 125. Salah Faham
126
Bab 126. Panen Perdana
127
Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128
Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129
Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130
Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131
Bab 131. Ibu Ari Sakit
132
Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133
Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134
Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135
Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136
Bab 136. Ulah Andi
137
Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138
Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139
Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140
Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141
Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142
Bab 142. Pengobatan Nanda
143
Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144
Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145
Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146
Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!