Bab 4. Pesta durian berakhir horor

Tak terasa, akhirnya mereka sampai dirumah Titi.

Teman-teman Titi, duduk di bale-bale dibawah pohon belimbing, sementara Titi menyimpan mukenanya dikamar.

"Des, mbak simpan mukena dulu ya? sekalian mau buat kopi untuk teman-teman. Desi, mau ngeteh atau ngopi?" tanya Titi pada Desi.

"Des, minta air putih aja mbak.

Desi boleh bantu buat kopi, mbak?" tanya Desi pada Titi.

"Boleh, koq Des. Yuk, kita masuk" ajak Titi pada Desi.

Titi dan Desi masuk kerumah lewat pintu dapur, memang jika datang kerumah Titi melalui gang, mereka akan tiba dibelakang rumah Titi, jika ingin lewat pintu depan, mereka harus lewat samping rumah Titi.

Titi, tinggal di perkampungan, rumahnya tidak berpagar, disamping kiri kanan rumah Titi ada kebun singkong, dan dibelakang rumah Titi banyak pohon jambu biji.

Terasa nyaman bila berada dirumah Titi.

Titi dan Desi membuat kopi untuk teman-temannya, dan membawanya ke bale-bale.

"Silahkan, kopinya diminum, kak" kata Desi pada teman-temannya.

"Terima kasih, Des" jawab Zai dan Wandi.

"Wah..Desi, lagi belajar jadi tuan rumah ya?, kayanya Desi lagi ambil hati bang Pandu nih, dengan membantu Titi membuatkan kopi" Pur, meledek Desi yang membantu Titi membuat kopi.

"Kak Pur, apaan sih, Des kan cuma bantu buat kopi, kenapa kak Pur malah meledek Desi" kata Desi jutek, karena terus diledek sama Pur.

"Ga usah ngambek juga kali, kakak cuma bercanda koq" balas Pur, membela diri.

"Sudah Pur, jangan menggoda Desi terus, kasihan Desi, nanti dia ngambek, lihat tuh..dia sudah cemberut" kata Zai pada Pur.

"Iya, maaf..aku cuma bercanda" kata Pur lagi.

Saat mereka tengah asik ngobrol, Shiddiq dan Tanti datang dengan membawa durian.

"Wah..duriannya sudah datang, banyak banget belinya, Diq? benar-benar mau pesta durian nih." kata Pur heboh.

"Hati-hati, Pur..jangan kebanyakan, nanti kamu mabuk makan durian" kata Wandi pula.

"Jangan takut mabuk karena makan durian. Nanti setelah selesai makan durian, kalian minum air putih dari wadah bekas durian yang kalian makan, Insya Allah ga bakal mabuk" kata Pandu, menjelaskan.

"Ah, iya kah, kak? kalau gitu ga takut makan durian banyak-banyak" kata Tanti.

"Silahkan kalian makan se-kenyang nya, kalau sudah kenyang, kalian berhenti makan, jangan dipaksakan.

Jangan mentang-mentang suka makan durian, kalian main hajar aja makannya, sesuatu yang berlebihan tetap tidak baik."

kata Pandu lagi.

"Baik, pak Ustadz" jawab Pur sambil cengengesan.

Akhirnya, mereka pun asyik makan durian.

Ditengah-tengah keasyikan mereka makan durian, tiba-tiba, Pandu mengeluh pusing.

Ia langsung berhenti makan durian, lalu mendatangi kakek Abdul yang sedang duduk makan durian bersama Shiddiq.

"Kek, saya minta air putih" kata Pandu pada kakek Abdul.

"Baiklah" jawab kakek Abdul.

Lalu, kakek Abdul menuangkan air putih yang ada diatas bale ke dalam gelas, setelah itu, kakek Abdul membaca ayat-ayat suci Al Quran.

Kakek Abdul, merupakan kakek angkat Pandu, ia hidup seorang diri, kedua anaknya tinggal di panti asuhan.

Karena terkena struk, kakek Abdul tidak bisa berjalan normal.

Ia seperti tabib, yang sering dimintai tolong oleh warga untuk mengobati penyakit.

Dari menolong warga lah, kakek Abdul bisa memenuhi kebutuhannya.

Setelah membaca ayat Al Quran, kakek Abdul menyerahkan air itu pada Pandu.

"Minumlah, pelan-pelan, kakek sudah punya firasat, makanya kakek menginap disini.

Baru setengah gelas air yang Pandu minum, tiba-tiba Pandu tertawa keras, lalu ia membalikkan meja yang ada disamping bale dengan satu tangannya.

Sontak, semua yang ada disana merasa kaget, lalu menghentikan kegiatannya.

Desi dan Tanti merapat kearah Titi, meraka merasa takut melihat Pandu yang tertawa keras.

"Mbak, kak Pandu kenapa?" tanya Desi pada Titi.

"Kalian tenang aja, ga usah takut, diam aja disini, jangan mendekat!" jawab Titi.

"Baik, mbak" jawab Tanti dan Desi.

"Apa mau kalian? jangan kalian mengganggu dan menghalangi saya! Menyingkir kalian dari sini, saya akan membawa anak ini" kata jin dalam tubuh Pandu.

Kakek Abdul masih duduk di kursinya, ia mengambil sisa air yang tadi diminum oleh Pandu.

Teman-teman Pandu sudah bersiap di sekeliling Pandu, mereka waspada melihat pergerakan Pandu, mereka takut Pandu lari dari sana.

Bagi teman-teman Pandu, ini bukan hal aneh buat mereka.

Mereka sudah tahu keadaan Pandu yang sering kesurupan.

( Untuk kisah Pandu, nanti akan dibuatkan cerita tersendiri ya, karena dalam novel ini bukan ber genre horor. Ini hanya sebagian kisah Pandu ).

" Kami disini tidak pernah mengganggu mu, justru kamu yang selalu mengganggu cucu saya" jawab kakek Abdul.

Pandu hanya tertawa mendengar kata-kata kakek Abdul.

"Lalu, kakek Abdul memercikkan sisa air tadi ke wajah dan tubuh Pandu"

Tiba-tiba, Pandu menatap garang pada kakek Abdul, wajahnya tegang dan memerah.

" Dasar orang tua bedebah, apa yang kau lakukan? kau mau mengusir ku? Tidak bisa!, aku tidak akan pergi sebelum membawa anak ini!". Kata jin yang ada didalam tubuh Pandu dengan marah.

Kakek Abdul tidak perduli, lalu ia membaca doa-doa dan menghembuskan nya pada Pandu, seketika Pandu menjadi lemah.

"Tolong, bawa Pandu ke kamarnya!" kata ayah Pandu.

"Iya, bawa Pandu ke kamar, jin itu belum pergi, kasihan jika Pandu ada disini" kata kakek Abdul pula.

Tanpa aba-aba, teman-teman Pandu memapah Pandu ke dalam kamarnya.

Lalu, mereka membaringkan tubuh pandu diatas kasur.

Ayah Pandu, duduk didekat kepala Pandu sambil mengusap-usap rambut Pandu.

Ia sedih melihat keadaan Pandu.

Pandu, anak kesayangannya.

Telah lama Pandu seperti ini, setiap sebulan sekali ia akan kesurupan.

Ayah Pandu sudah berusaha mengobati Pandu pada ustadz, ataupun orang pintar, tapi semua belum berhasil mengobati Pandu.

Kakek Abdul hanya bisa mengatasi sementara, tidak bisa menyembuhkan Pandu dari kesurupannya.

Teman-teman Pandu berdiri tak jauh dari tempat tidur, sementara Tanti dan Desi menunggu didepan pintu kamar.

Tiba-tiba, Pandu terbangun, ia langsung berdiri dan ingin keluar dari kamar.

Ayah Pandu terkejut dengan gerakan Pandu yang tiba-tiba, bila tak berpegangan pada sisi tempat tidur, ia hampir saja terjatuh.

"Menyingkir kalian semua, jangan pernah halangi aku! Aku mau pergi dengan membawa anak ini!" Pandu berteriak marah.

"Jika ingin pergi, silahkan pergi! Kami tidak pernah menghalangi mu, malah kami bersyukur jika kau akan pergi, tapi tolong lepaskan anak ku, jangan bawa anak ku bersama mu. Dunia kalian berbeda, anak ku disini memiliki aku, sebagai ayah nya, dan aku tidak akan membiarkan kau pergi membawa anakku!" ucap ayah Pandu tegas.

Lalu, Pandu bersiap, tubuhnya condong ke depan, dengan kedua tangan yang maju kedepan, jari-jarinya seperti akan mencengkram.

"Minggir kalian semua! minggir!!" teriak Pandu marah.

"Tolong pegang Pandu, jangan sampai ia keluar dari kamar ini! kata ayah Pandu.

Teman-teman Pandu pun, setengah takut-takut mendekati Pandu.

Mereka bersiap menyergap Pandu.

Ayah Pandu, maju mendekati Pandu, ia merapalkan ayat-ayat suci yang ia bisa.

Saat pandu lengah, ayah Pandu langsung menyergapnya.

*****

Terpopuler

Comments

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

koq pandu jadi kesurupan....

2023-02-28

1

off

off

aku tetep mabuk walau gitu, mungkin sebagian emang g kuat duren, sebagian lagi habis 3 biji malah gpp walau g minum air dari kulit duren

2023-02-27

1

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

duuuh ko bisa kesurupan....ih kasian pandunya

2023-02-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2. Titi dan Toni
3 Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4 Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5 Bab 5. Keadaan malam itu.
6 Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7 Bab 7. Bertemu seseorang
8 Bab 8. Teman di kantor.
9 Bab 9. Kedatangan Reno
10 Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11 Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12 Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13 Bab 13. Siapa?
14 Bab 14. Berkenalan
15 Bab 15. Keisengan Titi
16 Bab 16. Bertemu teman baru
17 Bab 17. Tuti dan Tio
18 Bab 18. Keluarga Titi
19 Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20 Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21 Bab 21. Gosip Baru
22 Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23 Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24 Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25 Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26 Bab 26. Pergi ke Pesta
27 Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28 Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29 Bab 29. Rasa Bahagia.
30 Bab 30. Diary Titi.
31 Bab 31. Kedatangan Ari
32 Bab 32. Isi Diary Titi
33 Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34 Bab 34. Titi Dan Agus.
35 Bab 35. Mengobati Titi
36 Bab 36. Keluar Kota.
37 Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38 Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39 Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40 Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41 Bab 41. Nasehat Ibu.
42 Bab 42. Restu Dari Ana.
43 Bab 43. Isi Diary Ari.
44 Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45 Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46 Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47 Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48 Bab 48. Ari Kecelakaan
49 Bab 49. Menjelang Hari H.
50 Bab 50. Akhirnya Sah!
51 Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52 Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53 Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54 Bab 54. Si Cewek Jutek.
55 Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56 Bab 56. Nama Istimewa
57 Bab 57. Telat.
58 Bab 58. Kabar Bahagia
59 Bab 59. Gibah
60 Bab 60. Gempa Bumi
61 Bab 61. Pasca Gempa
62 Bab 62. Kontraksi.
63 Bab 63. Titi Melahirkan.
64 Bab 64. Pasca Melahirkan
65 Bab 65. Rencana Aqiqah
66 Bab 66. Syukuran.
67 Bab 67. Mulai Berubah.
68 Bab. 68 Salah Pergaulan.
69 Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70 Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71 Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72 Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73 Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74 Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75 Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76 Bab 76. Kondisi Ari
77 Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78 Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79 Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80 Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81 Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82 Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83 Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84 Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85 Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86 Bab 86. Awal Titi Bekerja
87 Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88 Bab 88. Titi Positif Hamil
89 Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90 Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91 Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92 Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93 Bab 93. Mencari Batu Cincin
94 Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95 Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96 Bab 96. Rasa Kesal Titi
97 Bab 97. Titi Kelelahan.
98 Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99 Bab 99. Pov Ari.
100 Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101 Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102 Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103 Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104 Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105 Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106 Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107 Bab107. Jual Beli Tanah
108 Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109 Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110 Bab 110. Tuti Melahirkan.
111 Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112 Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113 Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114 Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115 Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116 Bab116. Pemasangan Listrik.
117 Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118 Bab 118. Pindah Rumah.
119 Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120 Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121 Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122 Bab 122. Memulai Usaha
123 Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124 Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125 Bab 125. Salah Faham
126 Bab 126. Panen Perdana
127 Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128 Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129 Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130 Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131 Bab 131. Ibu Ari Sakit
132 Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133 Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134 Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135 Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136 Bab 136. Ulah Andi
137 Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138 Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139 Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140 Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141 Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142 Bab 142. Pengobatan Nanda
143 Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144 Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145 Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146 Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2. Titi dan Toni
3
Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4
Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5
Bab 5. Keadaan malam itu.
6
Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7
Bab 7. Bertemu seseorang
8
Bab 8. Teman di kantor.
9
Bab 9. Kedatangan Reno
10
Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11
Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12
Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13
Bab 13. Siapa?
14
Bab 14. Berkenalan
15
Bab 15. Keisengan Titi
16
Bab 16. Bertemu teman baru
17
Bab 17. Tuti dan Tio
18
Bab 18. Keluarga Titi
19
Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20
Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21
Bab 21. Gosip Baru
22
Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23
Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24
Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25
Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26
Bab 26. Pergi ke Pesta
27
Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28
Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29
Bab 29. Rasa Bahagia.
30
Bab 30. Diary Titi.
31
Bab 31. Kedatangan Ari
32
Bab 32. Isi Diary Titi
33
Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34
Bab 34. Titi Dan Agus.
35
Bab 35. Mengobati Titi
36
Bab 36. Keluar Kota.
37
Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38
Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39
Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40
Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41
Bab 41. Nasehat Ibu.
42
Bab 42. Restu Dari Ana.
43
Bab 43. Isi Diary Ari.
44
Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45
Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46
Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47
Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48
Bab 48. Ari Kecelakaan
49
Bab 49. Menjelang Hari H.
50
Bab 50. Akhirnya Sah!
51
Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52
Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53
Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54
Bab 54. Si Cewek Jutek.
55
Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56
Bab 56. Nama Istimewa
57
Bab 57. Telat.
58
Bab 58. Kabar Bahagia
59
Bab 59. Gibah
60
Bab 60. Gempa Bumi
61
Bab 61. Pasca Gempa
62
Bab 62. Kontraksi.
63
Bab 63. Titi Melahirkan.
64
Bab 64. Pasca Melahirkan
65
Bab 65. Rencana Aqiqah
66
Bab 66. Syukuran.
67
Bab 67. Mulai Berubah.
68
Bab. 68 Salah Pergaulan.
69
Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70
Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71
Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72
Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73
Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74
Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75
Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76
Bab 76. Kondisi Ari
77
Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78
Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79
Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80
Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81
Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82
Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83
Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84
Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85
Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86
Bab 86. Awal Titi Bekerja
87
Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88
Bab 88. Titi Positif Hamil
89
Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90
Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91
Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92
Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93
Bab 93. Mencari Batu Cincin
94
Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95
Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96
Bab 96. Rasa Kesal Titi
97
Bab 97. Titi Kelelahan.
98
Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99
Bab 99. Pov Ari.
100
Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101
Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102
Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103
Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104
Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105
Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106
Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107
Bab107. Jual Beli Tanah
108
Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109
Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110
Bab 110. Tuti Melahirkan.
111
Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112
Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113
Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114
Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115
Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116
Bab116. Pemasangan Listrik.
117
Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118
Bab 118. Pindah Rumah.
119
Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120
Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121
Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122
Bab 122. Memulai Usaha
123
Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124
Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125
Bab 125. Salah Faham
126
Bab 126. Panen Perdana
127
Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128
Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129
Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130
Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131
Bab 131. Ibu Ari Sakit
132
Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133
Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134
Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135
Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136
Bab 136. Ulah Andi
137
Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138
Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139
Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140
Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141
Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142
Bab 142. Pengobatan Nanda
143
Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144
Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145
Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146
Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!