Bab 2. Titi dan Toni

Pandu, Titi dan teman-temannya akhirnya pulang bersama.

Sepanjang jalan mereka bercerita dan bercanda.

"Bang Pandu..kasihan loh Desi di anggurin, doi naksir tuh sama abang". kata Pur menggoda Pandu.

Pandu hanya tersenyum, tak menanggapi candaan Pur.

Pandu memang sedikit pendiam, tidak banyak tingkah.

Walau ia anak tua dan laki-laki satu-satunya, tapi Pandu tidak pernah bersikap manja.

Pandu tak pernah segan membantu pekerjaan orang tuanya.

Pandu suka membantu orang tuanya berkebun, juga membantu memelihara ternak milik keluarganya.

Diusianya yang menginjak dua puluh dua tahun, tak pernah sekalipun Pandu dekat dengan wanita, sikapnya yang sedikit pemalu, membuatnya susah untuk dekat dengan wanita.

Saat teman-temannya merokok, Pandu sama sekali tidak tertarik.

"Ti..emang kamu mau jadi adik iparnya Desi, usianya kan sama dengan Tuti, jadi kalau nanti dia nikah sama Pandu, kakak ipar mu, umurnya dibawah kamu" kata Shiddiq, menggoda Titi.

"Kalau aku sih, ga masalah..siapa aja yang jadi saudara ipar ku nanti, yang penting sayang dan cinta setulus hati sama bang Pandu, bisa menerima keadaan keluarga kami yang sederhana" jawab Titi diplomatis.

"Cie..cie..dah ada restu tuh bang dari adik tercinta, gimana? diterima ga cintanya Desi" kata Pur lagi.

Pandu tetap diam tak menanggapi kata-kata Pur, dia tetap berjalan santai beriringan dengan Titi.

"Haduhh..kasihan deh Pur, kamu di kacangin sama bang Pandu, bang Pandu ga mau jawab tuh, cuma senyum-senyum aja" kata Shiddiq meledek Pur.

Akhirnya, mereka hanya bisa tertawa melihat Pandu yang tidak mau menanggapi kata-kata Pur.

Didepan gang, dibawah pohon cemara yang diterangi lampu jalan, Toni sudah berdiri disana menunggu Titi.

"Cie..cie..yang dijemput sama pacarnya, pantas hari ini cerah banget, banyak bintang-bintang..rupanya ada yang lagi bahagia, ditungguin sama arjuna nya" Pur heboh sendiri meledek Titi.

Titi hanya tersenyum, tidak menanggapi kata-kata pur.

"Assalamualaikum.." kata Toni menyapa Titi dan teman-temannya.

"Waalaikumsalam.." jawab mereka serentak.

"Baru pulang bang? saya mau main kerumah, boleh bang? tanya Toni pada Pandu.

Usia Toni lebih tua dari Pandu, tapi ia menghargai Pandu sebagai kakaknya Titi.

"Iya, silahkan kalau mau main, lagi piket ya bang? kata Pandu pula pada Toni.

"Iya bang, biasalah lagi dapat giliran piket" jawab Toni.

Akhirnya Toni dan Titi berjalan bersisian, mereka berjalan paling belakang.

"Tuti mana, dek? koq ga kelihatan? ga ikut ke masjid ya?" tanya Toni memulai obrolan.

"Tadi sore, Tuti ikut ekskul disekolah, jadi ga ikut ke masjid, kak" jawab Titi.

"Apa rencana kegiatan besok, dek? besok libur kerjakan?"

"Iya, kak..besok libur, tapi belum ada rencana apa-apa, paling istirahat dirumah sambil menyelesaikan membaca novel yang kemaren dibeli".

"Ga ada rencana jalan-jalan keluar, gitu?"

"Ga, kak..malas mau kemana-mana, enakan istirahat dirumah, mumpung libur".

"Besok sore, ikutan main Volly aja dilapangan disamping kantor, biasanya kan rame tuh..emak-emak main Volly sama anggota yang piket, apalagi kalau teh Dewi ikut main, pasti seru".

"Iya, kalau ada teh Dewi mah seru, dia suka latah dan digodain sama anggota yang piket, teh Dewi kalau latah suka ngomong jorok"

"Makanya, orang senang godain teh Dewi, maklum aja..kadang para anggota kurang hiburan kalau lagi piket".

"Iya, kak.."

Tak terasa, akhirnya mereka tiba dirumah Titi. Pur yang usil pun, menggoda Titi dan Toni.

"Lama amat Ti, baru sampai rumah, kirain tadi lupa jalan pulang" ledek Pur sambil tertawa.

"Makanya Pur, jangan jadi jomblo, biar ga nge-godain orang terus" kata Shiddiq pada Pur.

"Tuh, dengar Pur..jangan jadi jones terus, biar ga suka meledek-in orang" balas Titi pula.

Pur hanya diam sambil senyum-senyum saat Shiddiq dan Titi meledeknya.

"Mau ngobrol dimana, kak? diruang tamu apa diteras depan?" tanya Titi pada Toni.

"Diteras depan aja, Tik..biar adem" jawab Toni.

"Titi nyimpan mukena dulu ya kak, sekalian buat kopi, kakak duluan kedepan aja" kata Titi lagi.

"Iya, Ti.." jawab Toni.

Toni melangkah ke teras depan, sementara Titi menyimpan mukena ke kamarnya, lalu kedapur untuk membuat kopi.

Titi membawa kopi di nampan, sekalian dengan cemilannya, tak lupa Titi juga membuatkan kopi untuk teman-temannya.

"Nih kopi dan cemilan buat kalian, dan ini teh buat bang Pandu" kata Titi pada teman-temannya.

"Wah..terima kasih, Ti" jawab Pur, sementara Shiddiq sedang asik memompa senapan anginnya.

"Iya, sama-sama..aku kedepan dulu ya?" pamit Titi.

Sampai diteras depan, Titi menaruh kopi dan cemilan diatas meja.

"Silahkan, diminum kak kopinya, sama cemilannya dimakan" kata Titi.

"Iya, dek..terima kasih" jawab Toni.

Titi dan Toni ngobrol diteras depan.

"Bapak sama ibu mana, dek? koq ga kelihatan?"

"Bapak sudah istirahat kak, biasanya habis isya bapak langsung tidur, kecuali kalau ada acara pertandingan sepak bola atau bulu tangkis, bapak baru nonton tivi, kalau ibu lagi nonton sinetron kesukaannya".

"Tuti?"

"Tuti lagi menyelesaikan tugas sekolah, katanya, besok dikumpulkan".

"Kak Toni koq kurus banget sih, kak?

Memang dasar badannya yang kurus ya, ga bisa gemuk?"

"Keluarga aku tuh, badannya emang kurus-kurus, tapi biar kurus, dulu kalau lomba lari pasti menang terus"

"Iyalah, menang..badannya kurus, jadi melayang dibawa angin"

Titi tertawa meledek Toni.

Toni hanya tertawa mendengar ledekan Titi, ia merasa gemas melihat Titi tertawa, lalu Toni mengusapkan tangannya ke wajah Titi.

"Iseng banget sih, kak..usap-usap muka aku?" dada Titi berdebar-debar saat Toni mengusap wajahnya, Titi pura-pura cemberut untuk menenangkan dirinya.

Titi malu karena Toni mengusap wajahnya, walau mereka hampir setahun pacaran, tapi tak pernah bersentuhan fisik, jika bertemu, mereka hanya sekedar mengobrol.

Toni akan datang kerumah Titi bila ia dapat tugas piket, karena rumah Titi posisinya berada dibelakang kantor militer tempat Toni bekerja.

"Dek..itu disana, apa yang bergerak-gerak?" Toni menunjuk kearah samping rumah Titi yang ada pohon singkong dan pohon tebu.

Titi menoleh kesamping kiri, saat Titi menoleh, tiba-tiba Toni mencium pipi kanan Titi sekilas.

Titi diam terpaku, wajahnya terasa panas, dadanya berdebar dengan kencang dan darahnya serasa mengalir lebih cepat.

Titi shock..selama ini, Toni tak pernah berbuat macam-macam, jangankan mencium, memegang tangan pun tak pernah.

Belum hilang rasa kaget Titi, tiba-tiba Toni menggenggam tangan kanan Titi.

Darah Titi serasa semakin panas, dadanya makin berdebar.

Titi mencoba menarik tangannya dari genggaman Toni, tapi Toni menahannya dengan menggenggam lebih erat lagi.

Lalu, ia memandang wajah Titi yang memerah menahan malu.

"Dek...maafkan kakak ya, sudah lancang mencium pipi mu, walau hanya sekilas".

Lalu Toni menaruh tautan tangannya dan tangan Titi diatas pahanya, ia pandangi tangan Titi yang terasa dingin berada didalam genggamannya.

*****

Terpopuler

Comments

off

off

awal bab disambut T2 tapi bukan tika tiwi, tapi titi dan tony😅😅

elepisisnya kurang thor, elepisis titik 3 itu ( spasi kata spasi) contoh: "Ti ... emangnya kamu mau jadi adik iparnya desi."

2023-02-27

1

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

pandu, kamu anak yg bijak dan baik....

2023-02-27

2

💞Aqis💞

💞Aqis💞

❤️❤️❤️❤️

2023-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2. Titi dan Toni
3 Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4 Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5 Bab 5. Keadaan malam itu.
6 Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7 Bab 7. Bertemu seseorang
8 Bab 8. Teman di kantor.
9 Bab 9. Kedatangan Reno
10 Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11 Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12 Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13 Bab 13. Siapa?
14 Bab 14. Berkenalan
15 Bab 15. Keisengan Titi
16 Bab 16. Bertemu teman baru
17 Bab 17. Tuti dan Tio
18 Bab 18. Keluarga Titi
19 Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20 Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21 Bab 21. Gosip Baru
22 Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23 Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24 Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25 Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26 Bab 26. Pergi ke Pesta
27 Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28 Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29 Bab 29. Rasa Bahagia.
30 Bab 30. Diary Titi.
31 Bab 31. Kedatangan Ari
32 Bab 32. Isi Diary Titi
33 Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34 Bab 34. Titi Dan Agus.
35 Bab 35. Mengobati Titi
36 Bab 36. Keluar Kota.
37 Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38 Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39 Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40 Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41 Bab 41. Nasehat Ibu.
42 Bab 42. Restu Dari Ana.
43 Bab 43. Isi Diary Ari.
44 Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45 Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46 Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47 Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48 Bab 48. Ari Kecelakaan
49 Bab 49. Menjelang Hari H.
50 Bab 50. Akhirnya Sah!
51 Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52 Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53 Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54 Bab 54. Si Cewek Jutek.
55 Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56 Bab 56. Nama Istimewa
57 Bab 57. Telat.
58 Bab 58. Kabar Bahagia
59 Bab 59. Gibah
60 Bab 60. Gempa Bumi
61 Bab 61. Pasca Gempa
62 Bab 62. Kontraksi.
63 Bab 63. Titi Melahirkan.
64 Bab 64. Pasca Melahirkan
65 Bab 65. Rencana Aqiqah
66 Bab 66. Syukuran.
67 Bab 67. Mulai Berubah.
68 Bab. 68 Salah Pergaulan.
69 Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70 Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71 Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72 Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73 Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74 Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75 Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76 Bab 76. Kondisi Ari
77 Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78 Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79 Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80 Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81 Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82 Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83 Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84 Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85 Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86 Bab 86. Awal Titi Bekerja
87 Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88 Bab 88. Titi Positif Hamil
89 Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90 Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91 Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92 Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93 Bab 93. Mencari Batu Cincin
94 Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95 Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96 Bab 96. Rasa Kesal Titi
97 Bab 97. Titi Kelelahan.
98 Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99 Bab 99. Pov Ari.
100 Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101 Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102 Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103 Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104 Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105 Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106 Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107 Bab107. Jual Beli Tanah
108 Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109 Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110 Bab 110. Tuti Melahirkan.
111 Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112 Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113 Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114 Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115 Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116 Bab116. Pemasangan Listrik.
117 Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118 Bab 118. Pindah Rumah.
119 Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120 Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121 Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122 Bab 122. Memulai Usaha
123 Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124 Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125 Bab 125. Salah Faham
126 Bab 126. Panen Perdana
127 Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128 Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129 Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130 Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131 Bab 131. Ibu Ari Sakit
132 Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133 Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134 Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135 Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136 Bab 136. Ulah Andi
137 Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138 Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139 Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140 Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141 Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142 Bab 142. Pengobatan Nanda
143 Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144 Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145 Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146 Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2. Titi dan Toni
3
Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4
Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5
Bab 5. Keadaan malam itu.
6
Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7
Bab 7. Bertemu seseorang
8
Bab 8. Teman di kantor.
9
Bab 9. Kedatangan Reno
10
Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11
Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12
Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13
Bab 13. Siapa?
14
Bab 14. Berkenalan
15
Bab 15. Keisengan Titi
16
Bab 16. Bertemu teman baru
17
Bab 17. Tuti dan Tio
18
Bab 18. Keluarga Titi
19
Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20
Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21
Bab 21. Gosip Baru
22
Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23
Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24
Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25
Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26
Bab 26. Pergi ke Pesta
27
Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28
Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29
Bab 29. Rasa Bahagia.
30
Bab 30. Diary Titi.
31
Bab 31. Kedatangan Ari
32
Bab 32. Isi Diary Titi
33
Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34
Bab 34. Titi Dan Agus.
35
Bab 35. Mengobati Titi
36
Bab 36. Keluar Kota.
37
Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38
Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39
Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40
Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41
Bab 41. Nasehat Ibu.
42
Bab 42. Restu Dari Ana.
43
Bab 43. Isi Diary Ari.
44
Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45
Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46
Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47
Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48
Bab 48. Ari Kecelakaan
49
Bab 49. Menjelang Hari H.
50
Bab 50. Akhirnya Sah!
51
Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52
Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53
Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54
Bab 54. Si Cewek Jutek.
55
Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56
Bab 56. Nama Istimewa
57
Bab 57. Telat.
58
Bab 58. Kabar Bahagia
59
Bab 59. Gibah
60
Bab 60. Gempa Bumi
61
Bab 61. Pasca Gempa
62
Bab 62. Kontraksi.
63
Bab 63. Titi Melahirkan.
64
Bab 64. Pasca Melahirkan
65
Bab 65. Rencana Aqiqah
66
Bab 66. Syukuran.
67
Bab 67. Mulai Berubah.
68
Bab. 68 Salah Pergaulan.
69
Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70
Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71
Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72
Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73
Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74
Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75
Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76
Bab 76. Kondisi Ari
77
Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78
Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79
Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80
Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81
Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82
Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83
Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84
Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85
Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86
Bab 86. Awal Titi Bekerja
87
Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88
Bab 88. Titi Positif Hamil
89
Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90
Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91
Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92
Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93
Bab 93. Mencari Batu Cincin
94
Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95
Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96
Bab 96. Rasa Kesal Titi
97
Bab 97. Titi Kelelahan.
98
Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99
Bab 99. Pov Ari.
100
Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101
Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102
Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103
Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104
Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105
Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106
Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107
Bab107. Jual Beli Tanah
108
Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109
Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110
Bab 110. Tuti Melahirkan.
111
Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112
Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113
Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114
Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115
Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116
Bab116. Pemasangan Listrik.
117
Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118
Bab 118. Pindah Rumah.
119
Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120
Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121
Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122
Bab 122. Memulai Usaha
123
Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124
Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125
Bab 125. Salah Faham
126
Bab 126. Panen Perdana
127
Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128
Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129
Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130
Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131
Bab 131. Ibu Ari Sakit
132
Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133
Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134
Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135
Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136
Bab 136. Ulah Andi
137
Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138
Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139
Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140
Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141
Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142
Bab 142. Pengobatan Nanda
143
Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144
Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145
Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146
Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!