Nastiti
Nastiti, seorang gadis berusia 19 tahun.
Ia lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya hanya seorang petani, sementara ibu Titi hanya ibu rumah tangga biasa.
Titi tiga bersaudara, Pandu kakak laki-laki Titi dan Tuti adik perempuannya.
Titi tinggal bersama kedua orang tuanya, dan juga kedua saudaranya di sebuah kota kecil, kota kelahiran Titi.
Karena keterbatasan kedua orang tuanya, Titi hanya bisa menamatkan sekolah kejuruan dengan jurusan akuntansi.
Kakak Titi juga hanya tamat SLTA, sementara Tuti duduk dibangku kelas satu SMA.
Titi sangat beruntung, setelah tamat SMK, tetangga Titi yang memiliki perusahaan jasa, mengajaknya untuk berkerja di Perusahaannya. Sementara Pandu abang Titi bekerja sebagai tenaga honorer disebuah instansi pemerintah.
Setiap hari, Titi berangkat pukul tujuh dan akan pulang pukul empat sore.
Titi bekerja dari hari Senin hingga Jum'at, hari Sabtu Titi dan mbak Dewi bergantian masuk kerja, karena hari Sabtu jarang ada konsumen yang meminta pengiriman barang.
Setiap sore, sepulang bekerja Titi akan berangkat ke masjid untuk belajar mengaji, kebetulan Titi dan Pandu menjadi pengurus remaja masjid.
*****
Siang ini pukul tiga Titi baru pulang kerja, karena setiap hari Jum'at Titi pulang pukul tiga.
Seperti biasa, Titi pulang naik angkot. Didepan gang menuju rumahnya, Titi bertemu Toni, laki-laki yang menjadi kekasih Titi hampir satu tahun ini.
"Selamat sore dek, baru pulang kerja ya?" tanya Toni.
Toni, seorang PNS yang bekerja di instansi militer, kebetulan kantor Toni berada tak jauh dari gang menuju rumah Titi. "Iya nih, kak, Titi baru pulang." jawab Titi.
"Dek, nanti ke masjid ga? kalau adek ke masjid, nanti malam bareng ya pulangnya, kakak mau main kerumah."
"Baik kak, tapi nanti Titi pulangnya agak telat, karena malam ini Titi kebagian tugas membersihkan masjid bersama teman-teman."
"Baiklah, nanti kakak tunggu disini ya selepas sholat isya!"
"Baik, kak!, Titi pulang dulu ya, kak?"
"Iya, dek..hati-hati dijalan!"
"Baik, kak..terima kasih!".
Titi pun melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah.
Dari depan gang menuju rumah Titi lumayan jauh, sekitar dua ratus meter.
Didepan rumah Titi ada jalan yang sudah diaspal, tapi karena Titi tinggal di kota kecil, dan ditempat Titi tinggal masih jarang penduduk, jadi tidak ada angkot yang masuk ke daerah rumah Titi.
Untuk naik angkot, Titi harus keluar gang menuju jalan raya.
"Assalamualaikum.." Titi mengucap salam saat masuk ke dalam rumah, di rumah ada ayah Titi yang sedang duduk dikursi panjang di ruangan dapur.
Sementara ibu Titi baru selesai mengangkat jemuran.
"Waalaikumsalam.." jawab ayah dan ibu Titi.
"Baru pulang, Ti? sana ganti baju, terus makan" kata ibu Titi.
"Titi mau mandi dulu, bu..nanti Titi mau langsung ke masjid, makannya nanti malam aja, tadi di kantor Titi sudah makan mie ayam sama teman-teman" jawab Titi.
"Ya sudah, kalau mau langsung mandi" kata ibu lagi.
"Tuti, kemana bu? dia mau bareng ke masjid ga?"
"Adikmu tadi pamit sama ibu, mau ikut kegiatan ekstra kulikuler, jadi pulangnya nanti menjelang magrib, Titi berangkat sendiri aja ke masjid, bang Pandu juga belum pulang kerja, mungkin ke masjidnya nanti setelah magrib".
"Baik, bu".
Selesai mandi dan sholat ashar, Titi bersiap untuk berangkat ke masjid.
Titi menyiapkan mukena yang biasa dibawa ke masjid, untuk Al Quran, Titi meninggalkan nya di masjid, jadi tidak dibawa pulang.
Setelah pamit pada ibunya, Titi pun berangkat ke masjid.
Sampai di masjid, sudah banyak anak-anak yang datang untuk belajar mengaji.
"Baru datang ya, mbk? Mbak Tuti, mana mbak?" tanya Nina.
"Mbak datang sendiri, Nin, mbak Tuti masih disekolah, ikut kegiatan ekstra kulikuler" jawab Titi.
"Mbak Titi, bang Pandu mana? ga ngajar ngaji ya?" Tini menanyakan Pandu pada Titi.
"Bang Pandu, Insya Allah datang setelah magrib, karena bang Pandu tadi balum pulang kerja" jawab Titi.
"Bang Pandu, ngajar mengaji ga mbak? tanya Elsa
"Belum tahu, nanti kalau bang Pandu telat datang, kan bisa belajar sama kak Khalik, kak Shiddiq atau kak Pur". jawab Titi.
"Ah..ga seru kalau ga ada bang Pandu" jawab Elsa sambil cemberut.
Titi hanya tersenyum melihat anak-anak yang kecewa karena Pandu belum datang ke masjid.
Anak-anak yang masih duduk dibangku kelas dua dan tiga SD, lebih senang diajar mengaji sama Pandu, karena Pandu sangat perhatian pada anak-anak.
Jika dapat uang gaji, Pandu akan mentraktir anak-anak dengan membelikan jajanan, jadi anak-anak lebih semangat jika Pandu yang mengajar ngaji.
Selesai belajar mengaji, sebelum shalat isya, Khalik, ketua remaja masjid meminta para remaja untuk berkumpul, dan menyampaikan sesuatu.
"Teman-teman, besok malam minggu, kita akan mengadakan rapat untuk persiapan acara Maulid Nabi.
Tolong sampaikan pada teman-teman yang lain, untuk datang besok selepas shalat isya, kalau bisa ikut shalat isya berjamaah".
"Baik kak, Insya Allah besok kami akan datang, dan mengajak teman-teman yang lain" jawab Shiddiq.
"Ya sudah, siapa yang dapat tugas adzan silahkan adzan, sebab sudah masuk waktu isya" kata Khalik lagi.
"Baik kak, saya akan adzan dulu" jawab Pur yang kebagian tugas adzan.
Selepas shalat isya, Shiddik meminta teman-teman yang mendapat tugas untuk membersihkan masjid, untuk membagi tugas.
"Ti..kamu dan Tanti, tolong bersihkan teras dan tempat wudhu, biar saya dan Zai yang membersihkan karpet sekalian merapihkan Al Quran dan alat shalat lainnya" kata Shiddik.
"Baik Diq, biar saya dan Tanti yang membersihkan teras dan tempat wudhu, nanti biar cepat selesai" jawab Titi.
Akhirnya, merekapun menyelesaikan tugas masing-masing, karema masjid tidak terlalu luas, tugas membersihkan masjid pun bisa cepat diselesaikan.
Mereka setiap malam bergantian membersihkan masjid, agar masjid tetap selalu bersih dan rapi.
"Ti..sudah bersih belum tempat wudhu nya? kalau belum biar saya bantu". kata Zai.
"Alhamdulillah..semua sudah selesai Zai, jangan lupa matikan lampu bagian dalam dan kunci pintu masjid" jawab Titi.
" Ok..siip..yuk kita pulang" kata Zai lagi.
Teman- teman Titi, rumahnya tidak begitu jauh, mereka tinggal di perumahan dekat masjid, sementara rumah Titi yang paling jauh.
"Sudah selesai, Ti? yuk, kita pulang" Pandu mengajak Titi untuk pulang.
"Baik bang, yuk kita pulang" jawab Titi.
"Bang..kami ikut main kerumah ya, nanti malam mau berburu kalong" kata Shiddik.
"Iya, ikut aja..tinggal jalan aja koq repot, ga ada yang minta di gendongkan?" jawab Pandu sambil bercanda.
"Ada bang, nih..Desi minta diantar pulang sambil digendong" jawab Pur sambil tertawa.
"Ahh..kak Pur, ada-ada aja" jawab Desi sambil tersenyum malu.
Pandu hanya tersenyum mendengar gurauan Pur.
"Gimana mau bareng, jalannya aja beda arah, bang Pandu ke kanan, Desi ke kiri" jawab Tanti pula.
"Sudah..pada pulang sana, jangan lupa, besok kita rapat" kata Khalik.
Akhirnya, meraka pun bubar kerumah masing-masing.
Sementara Shiddiq dan Pur, ikut pulang bersama Pandu dan Titi.
^_________^(◠‿・)—☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє●⑅⃝ᷟ◌ͩ
wooow Nastiti hebat langsung dapat kerja setalah lulus...
2023-02-28
1
off
wah, titi sosok pekerja keras dan solehah. Semoga selalu dalam kebahagiaan kamu cantik. Buat Author, penulisannya keren menurut aku, rapi dan jd nilai plus menikmati cerit ini
2023-02-27
1
🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ
anak yg msh polos akan tau mana yg tulus dan mn yg modus...
2023-02-27
2