Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi

Titi hanya terdiam, tak ada kata yang bisa terucap dari mulutnya.

Walaupun Titi sedikit tomboi dan lebih banyak teman lelakinya dari pada teman wanita, tapi sentuhan secara sengaja dengan laki-laki, baru kali ini Titi lakukan.

Melihat Titi diam, Toni merasa bersalah.

"Maafkan kakak ya, dek..bila kakak lancang menyentuh mu".

"Sudah malam kak, sudah jam sembilan lewat, nanti kakak dicari sama teman kakak yang lain".

Titi tidak menjawab perkataan Toni, Titi malah meminta Toni untuk pulang.

Ada rasa sedih dan kecewa dihati Titi atas apa yang Toni lakukan.

Titi tak menyangka Toni akan menciumnya, walau hanya sekilas di pipi kanannya.

Toni memang kekasih pertama Titi, walau bukan cinta pertama Titi.

Cinta pertama Titi, ketua kelasnya saat kelas satu dan kelas dua SMP, saat kelas tiga, mereka tidak satu kelas lagi.

Titi sangat menyukai ketua kelasnya, mungkin hanya sekedar suka, karena ketua kelasnya itu sangat suka menggoda Titi.

Mendengar apa yang Titi katakan, dan melihat Titi hanya diam, Toni merasa bersalah dan tidak enak hati.

Akhirnya, Toni pun pamit untuk pulang.

"Baiklah, dek..kakak pulang dulu.

Maafkan atas sikap kakak tadi ya? ga ada maksud untuk membuat adek marah.

Adek langsung istirahat ya, sudah malam.

Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.." Titi hanya menjawab salam Toni, lalu beranjak mengantar Toni kesamping rumahnya, menuju gang.

Dibelakang rumah, masih ada teman-teman Titi yang sedang bermain catur, Toni pun pamit pada mereka.

"Bang Pandu, pulang dulu ya? yuk bro, aku pulang duluan ya?" pamit Toni pada Pandu dan teman-teman Titi.

"Baik, bang" jawab Pandu

"Oke, bang..hati-hati dijalan" jawab Shiddiq dan Pur.

"Dek, kakak pulang ya?" pamit Toni lagi pada Titi.

Titi hanya menjawab dengan anggukan.

"Assalamualaikum" salam Toni

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.

Setelah Toni pulang, Titi pamit untuk beristirahat pada teman-temannya.

Malam ini, selepas isya, anak-anak remaja masjid berkumpul untuk membicarakan acara Maulid Nabi SAW, yang akan diadakan tiga minggu kedepan.

Khalik, sebagai ketua memulai membuka acara.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab hadirin serentak.

"Alhamdulillah...malam ini, kita dapat berkumpul disini, untuk membahas acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan kita selenggarakan tiga minggu kedepan.

Apa nih, saran dari teman-teman untuk mengisi acara ini, sekalian siapa saja yang menjadi petugasnya.

"Sebaiknya, kita pilih petugas untuk acaranya dulu" Kata Nilam.

"Baiklah, untuk MC, siapa yang bertugas menjadi MC kali ini, kita giliran ya, agar semua bisa belajar untuk tampil.

Untuk mbak Yuyun, sebagai sekretaris, tolong dicatat semua yang menjadi petugas untuk acara nanti" kata Khalik.

"Oke, siap" jawab Yuyun.

"Kalau menurut saya, untuk MC kita minta Yuni, karena Yuni belum pernah tampil" kata Ersa.

"Gimana, Yun? bersedia jadi MC?" Tanya Khalik.

"Yuni mau kak, tapi Yuni takut grogi, nanti

jadi salah" jawab Yuni.

"Disini, kita semua belajar.

jar..tidak usah takut salah, nanti kita belajar sama-sama agar tidak grogi. Yang hadir di acara ini, hanya masyarakat yang ada disekitar masjid, dengan belajar tampil, akan mendidik mental kita untuk berani" kata Khalik memberi semangat dan nasehat pada semua rekan-rekannya.

"Baiklah, jika begitu akan Yuni coba" jawab Yuni lagi.

"Untuk Qori kita pilih Pandu, Saritilawah nya Hilda. Yang memberi kata sambutan dari pengurus, kita minta Anton untuk mewakili, dari tetua masyarakat diwakili oleh bapak Nurdin" Khalik menyampaikan siapa-siapa saja yang akan menjadi pengisi acara.

"Untuk konsumsi, gimana kak? apa seperti biasa, kita minta ibu-ibu yang bawa?" tanya Titi.

"Untuk konsumsi, nanti kita buat catatan di undangan yang kita sebar, agar ibu-ibu bersedia membawa konsumsi seikhlasnya, untuk kita bagikan dan makan bersama- sama, kita hanya membeli air mineral saja.

Biasanya, ibu-ibu antusias bawa makanan untuk acara-acara keagamaan."

mbak Yuyun selaku sekretaris menjawab pertanyaan Titi.

"Untuk acara hiburan, gimana kak?" tanya Desi.

"Kita akan melatih anak-anak yang masih belajar juzz amma untuk ikut berzanji, nanti kita pilih anak-anak sebanyak tujuh orang untuk latihan, saya sendiri yang akan mengajarnya" jawab Khalik.

"Untuk rebana, ada ibu-ibu dari RT yang akan tampil, tadi ibu RT menyampaikan langsung pada saya" Kata Irma.

"Baiklah, sepertinya untuk acara Maulid nanti, kita sudah siapkan semua.

Nanti undangan untuk masyarakat akan saya ketik, lalu kita photo copy.

Semua yang jadi pengisi acara sudah siap ya untuk tampil, kalau ada yang masih ragu-ragu untuk menjadi pengisi acara bisa sampaikan langsung, jangan pada saat hari H malah ga hadir.

Untuk anak-anak yang ikut berzanji, besok akan kita pilih dan bisa mulai latihan.

Bila ada yang ingin disampaikan, silahkan! jika tidak, kita akan tutup musyawarah ini."

Khalik menyampaikan semua hasil rapat untuk acara Maulid pada semua rekannya.

Sepertinya, semua yang hadir telah sepakat dengan hasil musyawarah, tidak ada yang menyampaikan keberatan.

"Baiklah teman-teman, jika tidak ada yang akan dibahas lagi dan semua telah menerima hasil musyawarah ini, maka kita tutup dengan mengucap Hamdallah.."

Semua yang hadir pun mengucap "Alhamdulillah..".

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.." Khalik menutup musyawarah dengan salam.

Segenap yang hadir pun menjawab salam dari Khalik, "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...".

Akhirnya, semua keluar dari masjid untuk menuju rumah masing-masing.

"Malam minggu nih, kita mau kemana?" Pur bertanya pada teman-temannya.

"Seperti biasa, kita nongkrong dirumah Titi aja, kebetulan saya ada rejeki, nanti kita borong durian" jawab Shiddiq.

"Wah..asik tuh kak, kita borong durian, kami boleh ikut ya kak kerumah mbak Titi?" tanya Tanti.

"Boleh, tapi kalian izin dulu sama orang tua kalian. Siapa yang mau ikut beli durian sama saya, Tanti atau Desi? Saya mau pulang ambil motor dulu, sekalian kalian pamit sama orang tua, rumah kalian kan dekatan?" Shiddiq bertanya pada Tanti dan Desi.

"Tanti aja deh kak yang ikut kakak, Des mau langsung ikut kerumah mbak Titi aja". jawab Desi.

"Baiklah, kalau begitu saya dan Tanti pulang dulu, sekalian beli duren, nanti kami langsung kerumah Titi" kata Shiddiq.

Akhirnya mereka pun pergi ketempat tujuan masing-masing.

Tanti dan Shiddik berbelok ke arah kiri, sementara rombongan Titi berjalan kearah kanan, menuju rumah Titi.

Disepanjang jalan mereka asyik ngobrol dan bercanda, apalagi jika ada Pur disana, pasti selalu ramai dengan candaannya.

Pur memang asik untuk diajak bercanda, ada aja banyolan-banyolan yang bikin teman-temannya tertawa.

Entah mengapa, teman-teman Titi selalu betah bila bermain kerumah Titi.

Kedua orang tua Titi justru senang bila ada teman anak-anaknya yang datang untuk bermain.

Menurut mereka, lebih baik anak-anak bermain dirumah, mudah untuk diawasi, dari pada mereka keluyuran diluar sana.

Terpopuler

Comments

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

ˢ⍣⃟ₛ αηтιє

deeeh senang nya para anak mudanya kompak mengadakan kegiatan yg positif 👍👍

2023-02-28

1

off

off

ya ampun, aku malah mo komentarin tulisan mulu, gak tau kenapa suka begini🙈

awal bab ikut mencelos bayangin perasaan titi yg sulit di ungkapkan saat dia g sengaja bersentuhan, semangat titi, Tuhan maha mengetahui, jgn sedih ya toni juga g sengaja

2023-02-27

1

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ

anak2 akan mudah diawasi dan diarahkan ketika ttp dalam pengawasan orangtua di rumah

2023-02-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2. Titi dan Toni
3 Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4 Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5 Bab 5. Keadaan malam itu.
6 Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7 Bab 7. Bertemu seseorang
8 Bab 8. Teman di kantor.
9 Bab 9. Kedatangan Reno
10 Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11 Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12 Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13 Bab 13. Siapa?
14 Bab 14. Berkenalan
15 Bab 15. Keisengan Titi
16 Bab 16. Bertemu teman baru
17 Bab 17. Tuti dan Tio
18 Bab 18. Keluarga Titi
19 Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20 Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21 Bab 21. Gosip Baru
22 Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23 Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24 Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25 Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26 Bab 26. Pergi ke Pesta
27 Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28 Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29 Bab 29. Rasa Bahagia.
30 Bab 30. Diary Titi.
31 Bab 31. Kedatangan Ari
32 Bab 32. Isi Diary Titi
33 Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34 Bab 34. Titi Dan Agus.
35 Bab 35. Mengobati Titi
36 Bab 36. Keluar Kota.
37 Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38 Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39 Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40 Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41 Bab 41. Nasehat Ibu.
42 Bab 42. Restu Dari Ana.
43 Bab 43. Isi Diary Ari.
44 Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45 Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46 Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47 Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48 Bab 48. Ari Kecelakaan
49 Bab 49. Menjelang Hari H.
50 Bab 50. Akhirnya Sah!
51 Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52 Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53 Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54 Bab 54. Si Cewek Jutek.
55 Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56 Bab 56. Nama Istimewa
57 Bab 57. Telat.
58 Bab 58. Kabar Bahagia
59 Bab 59. Gibah
60 Bab 60. Gempa Bumi
61 Bab 61. Pasca Gempa
62 Bab 62. Kontraksi.
63 Bab 63. Titi Melahirkan.
64 Bab 64. Pasca Melahirkan
65 Bab 65. Rencana Aqiqah
66 Bab 66. Syukuran.
67 Bab 67. Mulai Berubah.
68 Bab. 68 Salah Pergaulan.
69 Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70 Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71 Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72 Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73 Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74 Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75 Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76 Bab 76. Kondisi Ari
77 Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78 Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79 Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80 Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81 Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82 Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83 Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84 Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85 Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86 Bab 86. Awal Titi Bekerja
87 Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88 Bab 88. Titi Positif Hamil
89 Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90 Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91 Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92 Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93 Bab 93. Mencari Batu Cincin
94 Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95 Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96 Bab 96. Rasa Kesal Titi
97 Bab 97. Titi Kelelahan.
98 Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99 Bab 99. Pov Ari.
100 Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101 Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102 Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103 Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104 Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105 Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106 Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107 Bab107. Jual Beli Tanah
108 Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109 Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110 Bab 110. Tuti Melahirkan.
111 Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112 Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113 Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114 Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115 Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116 Bab116. Pemasangan Listrik.
117 Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118 Bab 118. Pindah Rumah.
119 Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120 Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121 Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122 Bab 122. Memulai Usaha
123 Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124 Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125 Bab 125. Salah Faham
126 Bab 126. Panen Perdana
127 Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128 Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129 Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130 Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131 Bab 131. Ibu Ari Sakit
132 Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133 Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134 Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135 Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136 Bab 136. Ulah Andi
137 Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138 Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139 Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140 Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141 Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142 Bab 142. Pengobatan Nanda
143 Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144 Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145 Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146 Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2. Titi dan Toni
3
Bab 3. Rapat Panitia Maulid Nabi
4
Bab 4. Pesta durian berakhir horor
5
Bab 5. Keadaan malam itu.
6
Bab 6. Kesedihan ayah dan ibu.
7
Bab 7. Bertemu seseorang
8
Bab 8. Teman di kantor.
9
Bab 9. Kedatangan Reno
10
Bab 10. Ungkapan Perasaan Reno
11
Bab 11. Kisah Titi dan Toni
12
Bab 12. Acara Maulid Nabi SAW
13
Bab 13. Siapa?
14
Bab 14. Berkenalan
15
Bab 15. Keisengan Titi
16
Bab 16. Bertemu teman baru
17
Bab 17. Tuti dan Tio
18
Bab 18. Keluarga Titi
19
Bab 19. Kebersamaan Keluarga
20
Bab 20. Kebersamaan Titi dan Ari
21
Bab 21. Gosip Baru
22
Bab 22. Obrolan Titi dan Feni
23
Bab 23. Bertemu orang yang akan dijodohkan.
24
Bab 24. Hanya Sebatas Teman.
25
Bab 25. Kegalauan Ibu Dan Rasa Kepo Feni.
26
Bab 26. Pergi ke Pesta
27
Bab 27. Hanya Saling Pandang.
28
Bab 28. Perasaan Yang Medebarkan.
29
Bab 29. Rasa Bahagia.
30
Bab 30. Diary Titi.
31
Bab 31. Kedatangan Ari
32
Bab 32. Isi Diary Titi
33
Bab 33. Mimpi Digigit Ular.
34
Bab 34. Titi Dan Agus.
35
Bab 35. Mengobati Titi
36
Bab 36. Keluar Kota.
37
Bab 37. Perjalanan Ke Luar Kota.
38
Bab 38. Pernyataan Cinta Ari
39
Bab 39. Perasaan Ari Yang Sebenarnya Pada Titi.
40
Bab 40. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih.
41
Bab 41. Nasehat Ibu.
42
Bab 42. Restu Dari Ana.
43
Bab 43. Isi Diary Ari.
44
Bab 44. Ari Mendapat Pekerjaan.
45
Bab 45. Ari Pulang, Titi Senang.
46
Bab 46. Kebahagiaan Titi Dan Ari.
47
Bab 47. Jalan-Jalan Ke Pantai.
48
Bab 48. Ari Kecelakaan
49
Bab 49. Menjelang Hari H.
50
Bab 50. Akhirnya Sah!
51
Bab 51. Setelah Pesta Pernikahan.
52
Bab 52. Malam Pertama Yang Tertunda
53
Bab 53. Ari Membantu Ayah.
54
Bab 54. Si Cewek Jutek.
55
Bab 55. Kebersamaan Yang Indah.
56
Bab 56. Nama Istimewa
57
Bab 57. Telat.
58
Bab 58. Kabar Bahagia
59
Bab 59. Gibah
60
Bab 60. Gempa Bumi
61
Bab 61. Pasca Gempa
62
Bab 62. Kontraksi.
63
Bab 63. Titi Melahirkan.
64
Bab 64. Pasca Melahirkan
65
Bab 65. Rencana Aqiqah
66
Bab 66. Syukuran.
67
Bab 67. Mulai Berubah.
68
Bab. 68 Salah Pergaulan.
69
Bab 69. Sebuah Pertengkaran.
70
Bab 70. Ajakan Mengenakan Jilbab.
71
Bab 71. Memutuskan Untuk Berhijab.
72
Bab 72. Ada Apa Dengan Ari?
73
Bab. 73. Ari Dibawa Kemana?
74
Bab 74. Bermalam Di Rumah Sakit.
75
Bab 75. Pikiran Titi Yang Bercabang
76
Bab 76. Kondisi Ari
77
Bab 77. Kunjungan Teman-teman Ari.
78
Bab 78. Ana Yang Selalu Menjaga Ari.
79
Bab 79. Titi Diminta Datang Ke Kantor
80
Bab 80. Titi Dapat Pinjaman Dari Kantor.
81
Bab 81. Ari Pulang Ke rumah
82
Bab 82. Ari Kangen Pada Nanda
83
Bab 83. Buka Bersama Keluarga
84
Bab 84. Ana Pamit Pulang.
85
Bab 85. Ari Mulai Bekerja.
86
Bab 86. Awal Titi Bekerja
87
Bab 87. Merayakan Idul Fitri.
88
Bab 88. Titi Positif Hamil
89
Bab 89. Obrolan Titi Dan Bu Bidan.
90
Bab 90. Kebahagiaan Keluarga Titi
91
Bab 91. Perjalanan Titi Dan Ari.
92
Bab 92. Titi Merasa Malu Saat Digoda Ari.
93
Bab 93. Mencari Batu Cincin
94
Bab 94. Titi Dirawat Di Klinik.
95
Bab 95. Nanda Tidak Ingin Ditinggalkan Oleh Ari.
96
Bab 96. Rasa Kesal Titi
97
Bab 97. Titi Kelelahan.
98
Bab 98. Lahirnya Sang Jagoan.
99
Bab 99. Pov Ari.
100
Bab 100. Anniversary Titi Dan Ari.
101
Bab 101. Titi Dilangkahi Tuti.
102
Bab 102. Rencana Membeli Tanah.
103
Bab 103. Mencari Nomor Telepon Pemilik Tanah.
104
Bab 104 Tabungan Ari Dan Titi.
105
Bab 105. Ari Dan Titi Menjual Perhiasan.
106
Bab 106. Obrolan Ari dan Ibu.
107
Bab107. Jual Beli Tanah
108
Bab 108. Perasaan Lega Dan Bahagia.
109
Bab 109. Ibu Menginap Di Rumah Tuti
110
Bab 110. Tuti Melahirkan.
111
Bab 111. Sebuah Mitos Atau Fakta
112
Bab 112. Kasih Sayang Seorang Ibu.
113
Bab 113. Ari Ingin Membeli Mobil
114
Bab 114. Membangun Rumah Sederhana
115
Bab 115. Angkat-Angkat Barang.
116
Bab116. Pemasangan Listrik.
117
Bab 117. Baju Saringan Kelapa
118
Bab 118. Pindah Rumah.
119
Bab 119. Malam Pertama Di Rumah Baru.
120
Bab 120. Rencana Di Rumah Baru.
121
Bab 121. Cerita Mengenai Mantan
122
Bab 122. Memulai Usaha
123
Bab 123. Membuka Usaha Baru.
124
Bab 124. Kembali Seperti Dulu.
125
Bab 125. Salah Faham
126
Bab 126. Panen Perdana
127
Bab 127. Gara-Gara Racun Nyamuk
128
Bab 128. Titi Sakit, Ayah Titi Berpulang.
129
Bab 129. Setelah Kepergian Ayah
130
Bab 130. Ibu Ari Menginap Di Rumah Ari
131
Bab 131. Ibu Ari Sakit
132
Bab 132. Ibu Ari Masuk Rumah Sakit.
133
Bab 133. Kepergian Ibu Ari
134
Bab 134. Penyesalan Dan Kesedihan Titi
135
Bab 135. Ari Dan Titi Mulai Membangun Rumah.
136
Bab 136. Ulah Andi
137
Bab 137.Rencana Membeli Komputer
138
Bab 138. Anak Kecil Saja Bisa
139
Bab 139. Rencana Syukuran Rumah Baru.
140
Bab 140. Syukuran Rumah Baru
141
Bab 141. Nanda Jatuh Dari Pohon
142
Bab 142. Pengobatan Nanda
143
Bab 143. Kunjungan Guru Dan Teman-Teman Nanda
144
Bab 144. Bukan Apa Yang Dikatakan Tapi Cara Mengatakannya.
145
Bab 145. Nanda Mulai Masuk Sekolah
146
Bab 146. Kekompakan Kakak Beradik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!