Titi hanya terdiam, tak ada kata yang bisa terucap dari mulutnya.
Walaupun Titi sedikit tomboi dan lebih banyak teman lelakinya dari pada teman wanita, tapi sentuhan secara sengaja dengan laki-laki, baru kali ini Titi lakukan.
Melihat Titi diam, Toni merasa bersalah.
"Maafkan kakak ya, dek..bila kakak lancang menyentuh mu".
"Sudah malam kak, sudah jam sembilan lewat, nanti kakak dicari sama teman kakak yang lain".
Titi tidak menjawab perkataan Toni, Titi malah meminta Toni untuk pulang.
Ada rasa sedih dan kecewa dihati Titi atas apa yang Toni lakukan.
Titi tak menyangka Toni akan menciumnya, walau hanya sekilas di pipi kanannya.
Toni memang kekasih pertama Titi, walau bukan cinta pertama Titi.
Cinta pertama Titi, ketua kelasnya saat kelas satu dan kelas dua SMP, saat kelas tiga, mereka tidak satu kelas lagi.
Titi sangat menyukai ketua kelasnya, mungkin hanya sekedar suka, karena ketua kelasnya itu sangat suka menggoda Titi.
Mendengar apa yang Titi katakan, dan melihat Titi hanya diam, Toni merasa bersalah dan tidak enak hati.
Akhirnya, Toni pun pamit untuk pulang.
"Baiklah, dek..kakak pulang dulu.
Maafkan atas sikap kakak tadi ya? ga ada maksud untuk membuat adek marah.
Adek langsung istirahat ya, sudah malam.
Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.." Titi hanya menjawab salam Toni, lalu beranjak mengantar Toni kesamping rumahnya, menuju gang.
Dibelakang rumah, masih ada teman-teman Titi yang sedang bermain catur, Toni pun pamit pada mereka.
"Bang Pandu, pulang dulu ya? yuk bro, aku pulang duluan ya?" pamit Toni pada Pandu dan teman-teman Titi.
"Baik, bang" jawab Pandu
"Oke, bang..hati-hati dijalan" jawab Shiddiq dan Pur.
"Dek, kakak pulang ya?" pamit Toni lagi pada Titi.
Titi hanya menjawab dengan anggukan.
"Assalamualaikum" salam Toni
"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.
Setelah Toni pulang, Titi pamit untuk beristirahat pada teman-temannya.
Malam ini, selepas isya, anak-anak remaja masjid berkumpul untuk membicarakan acara Maulid Nabi SAW, yang akan diadakan tiga minggu kedepan.
Khalik, sebagai ketua memulai membuka acara.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab hadirin serentak.
"Alhamdulillah...malam ini, kita dapat berkumpul disini, untuk membahas acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan kita selenggarakan tiga minggu kedepan.
Apa nih, saran dari teman-teman untuk mengisi acara ini, sekalian siapa saja yang menjadi petugasnya.
"Sebaiknya, kita pilih petugas untuk acaranya dulu" Kata Nilam.
"Baiklah, untuk MC, siapa yang bertugas menjadi MC kali ini, kita giliran ya, agar semua bisa belajar untuk tampil.
Untuk mbak Yuyun, sebagai sekretaris, tolong dicatat semua yang menjadi petugas untuk acara nanti" kata Khalik.
"Oke, siap" jawab Yuyun.
"Kalau menurut saya, untuk MC kita minta Yuni, karena Yuni belum pernah tampil" kata Ersa.
"Gimana, Yun? bersedia jadi MC?" Tanya Khalik.
"Yuni mau kak, tapi Yuni takut grogi, nanti
jadi salah" jawab Yuni.
"Disini, kita semua belajar.
jar..tidak usah takut salah, nanti kita belajar sama-sama agar tidak grogi. Yang hadir di acara ini, hanya masyarakat yang ada disekitar masjid, dengan belajar tampil, akan mendidik mental kita untuk berani" kata Khalik memberi semangat dan nasehat pada semua rekan-rekannya.
"Baiklah, jika begitu akan Yuni coba" jawab Yuni lagi.
"Untuk Qori kita pilih Pandu, Saritilawah nya Hilda. Yang memberi kata sambutan dari pengurus, kita minta Anton untuk mewakili, dari tetua masyarakat diwakili oleh bapak Nurdin" Khalik menyampaikan siapa-siapa saja yang akan menjadi pengisi acara.
"Untuk konsumsi, gimana kak? apa seperti biasa, kita minta ibu-ibu yang bawa?" tanya Titi.
"Untuk konsumsi, nanti kita buat catatan di undangan yang kita sebar, agar ibu-ibu bersedia membawa konsumsi seikhlasnya, untuk kita bagikan dan makan bersama- sama, kita hanya membeli air mineral saja.
Biasanya, ibu-ibu antusias bawa makanan untuk acara-acara keagamaan."
mbak Yuyun selaku sekretaris menjawab pertanyaan Titi.
"Untuk acara hiburan, gimana kak?" tanya Desi.
"Kita akan melatih anak-anak yang masih belajar juzz amma untuk ikut berzanji, nanti kita pilih anak-anak sebanyak tujuh orang untuk latihan, saya sendiri yang akan mengajarnya" jawab Khalik.
"Untuk rebana, ada ibu-ibu dari RT yang akan tampil, tadi ibu RT menyampaikan langsung pada saya" Kata Irma.
"Baiklah, sepertinya untuk acara Maulid nanti, kita sudah siapkan semua.
Nanti undangan untuk masyarakat akan saya ketik, lalu kita photo copy.
Semua yang jadi pengisi acara sudah siap ya untuk tampil, kalau ada yang masih ragu-ragu untuk menjadi pengisi acara bisa sampaikan langsung, jangan pada saat hari H malah ga hadir.
Untuk anak-anak yang ikut berzanji, besok akan kita pilih dan bisa mulai latihan.
Bila ada yang ingin disampaikan, silahkan! jika tidak, kita akan tutup musyawarah ini."
Khalik menyampaikan semua hasil rapat untuk acara Maulid pada semua rekannya.
Sepertinya, semua yang hadir telah sepakat dengan hasil musyawarah, tidak ada yang menyampaikan keberatan.
"Baiklah teman-teman, jika tidak ada yang akan dibahas lagi dan semua telah menerima hasil musyawarah ini, maka kita tutup dengan mengucap Hamdallah.."
Semua yang hadir pun mengucap "Alhamdulillah..".
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.." Khalik menutup musyawarah dengan salam.
Segenap yang hadir pun menjawab salam dari Khalik, "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...".
Akhirnya, semua keluar dari masjid untuk menuju rumah masing-masing.
"Malam minggu nih, kita mau kemana?" Pur bertanya pada teman-temannya.
"Seperti biasa, kita nongkrong dirumah Titi aja, kebetulan saya ada rejeki, nanti kita borong durian" jawab Shiddiq.
"Wah..asik tuh kak, kita borong durian, kami boleh ikut ya kak kerumah mbak Titi?" tanya Tanti.
"Boleh, tapi kalian izin dulu sama orang tua kalian. Siapa yang mau ikut beli durian sama saya, Tanti atau Desi? Saya mau pulang ambil motor dulu, sekalian kalian pamit sama orang tua, rumah kalian kan dekatan?" Shiddiq bertanya pada Tanti dan Desi.
"Tanti aja deh kak yang ikut kakak, Des mau langsung ikut kerumah mbak Titi aja". jawab Desi.
"Baiklah, kalau begitu saya dan Tanti pulang dulu, sekalian beli duren, nanti kami langsung kerumah Titi" kata Shiddiq.
Akhirnya mereka pun pergi ketempat tujuan masing-masing.
Tanti dan Shiddik berbelok ke arah kiri, sementara rombongan Titi berjalan kearah kanan, menuju rumah Titi.
Disepanjang jalan mereka asyik ngobrol dan bercanda, apalagi jika ada Pur disana, pasti selalu ramai dengan candaannya.
Pur memang asik untuk diajak bercanda, ada aja banyolan-banyolan yang bikin teman-temannya tertawa.
Entah mengapa, teman-teman Titi selalu betah bila bermain kerumah Titi.
Kedua orang tua Titi justru senang bila ada teman anak-anaknya yang datang untuk bermain.
Menurut mereka, lebih baik anak-anak bermain dirumah, mudah untuk diawasi, dari pada mereka keluyuran diluar sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє
deeeh senang nya para anak mudanya kompak mengadakan kegiatan yg positif 👍👍
2023-02-28
1
off
ya ampun, aku malah mo komentarin tulisan mulu, gak tau kenapa suka begini🙈
awal bab ikut mencelos bayangin perasaan titi yg sulit di ungkapkan saat dia g sengaja bersentuhan, semangat titi, Tuhan maha mengetahui, jgn sedih ya toni juga g sengaja
2023-02-27
1
🌞𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉ˢ⍣⃟ₛ
anak2 akan mudah diawasi dan diarahkan ketika ttp dalam pengawasan orangtua di rumah
2023-02-27
2