🥀🥀🥀
pada akhirnya, kami duduk di ruang tamu, wajah yang biasa terlihat damai itu, kali ini terlihat begitu serius, membuat diriku semakin tegang.
"bunda mau mengatakan apa bun?" Tanyaku kemudian, selain ia membesarkan dan merawatku dengan penuh kasih sayang, Aku juga sangat menghormati bunda Mira. Sifatnya yang lembut, keibuan dan penyayang membuatku nyaman saat aku berada didekat beliau.
"Nak Doni, sekarang Debby sudah resmi menjadi istri nak Doni, Debby sudah bunda anggap seperti anak bunda sendiri. ngak gampang menjadi seorang istri, apalagi harus menjadi istri kedua. bunda minta, nak Doni bersikaplah adil terhadap istri pertama dan istri kedua nak Doni. Setidaknya Jangan pernah menyakiti hati Debby kalau memang nak Doni belum mencintainya." Nasehat bunda untuk mas Doni membuatnya tertunduk diam.
"Debby masih sangat muda dan masih panjang perjalanan hidupnya, pastinya masih perlu banyak belajar, bunda harap Nak Doni bisa memakluminya kalau Debby banyak melakukan kesalahan dalam menjalani rumah tangga. Bunda titip Debby." Sambung Bunda, membuat mas Doni semakin tertunduk malu. Mungkin bunda sudah merasa bahwa mas doni tidak menyukai aku dari tindakannya di rumah sakit tadi.
"bunda, saya akan berusaha bersikap baik pada Debby, saya akan memberikan hak yang sama seperti Linda pada Debby." Setelah lama terdiam akhirnya aku berani bersuara, Umi pun tersenyum ramah.
🥀🥀🥀🥀
seminggu setelah di rawat, akhirnya Mbak Linda diperbolehkan untuk pulang. Mbak Linda langsung menemui ku untuk menjemputku di Panti.
"Deb, hari ini mbak mau ajak kamu pulang ke rumah Mas Doni, rumah kamu." kata Mbak Linda, saat ini kami berada di ruang tamu panti, dan ada juga mas Doni dengan muka masamnya, dan ada bunda Mira juga yang mendampingi ku.
"Apa nggak sebaiknya, aku disini aja Mbak!" Jawabku, sungguh hati ini masih belum percaya akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain.
"Tempat istri adalah di rumah suaminya Debby, bersama suaminya!" Mbak Linda tersenyum lembut sambil merangkul pundakku.
Deg...deg...deg.. Aku kejut, ada wanita sebaik dan seikhlas Mbak Linda? dimataku ku sekarang melihat sosok wanita kuat dan tegar dihadapanku ini bagaikan malaikat yang tak bersayap,bukan hanya wajahnya yang cantik tapi hatinya pun lembut dan baik seperti malaikat.
"Tapi mbak, aku sama sekali belum siap Mbak." Jawabku kemudian.
"Kalau nggak dibiasakan gimana mau siap Deb?" katanya lagi, membuatku semakin binggung.
"Debby, Apa kata Nak Linda benar nak, kamu sudah menjadi istri sekarang, tempat istri adalah bersama suaminya nak." Sambung bunda, membuatku semakin tak bisa mencari alasan lagi.
Aku terdiam, memikirkan semua perkataan bunda dan Mbak Linda, memang benar, saat ini, mau atau tidak mau aku adalah istri dari Mas Doni, dan kenyataan pahit itulah yang terjadi dan harus aku jalani saat ini. Ku hela nafas panjang dengan berat hati, Akhirnya mau tak mau aku menganggukkan kepalaku perlahan, aku menuruti keinginan mbak Linda untuk pulang bersamanya.
Waktu semakin larut, kami segera bergegas untuk berangkat meninggalkan panti menuju rumah Mas Doni. selama di perjalanan pulang, kami tak banyak berbicara, aku duduk di bangku belakang sambil memandang ke arah luar jendela, sesekali - kali ku lirik Mbak Linda dan Mas Doni yang berada di bangku depan, terlihat Mas Doni menggenggam erat tangan Mbak Linda, sedangkan tangan satunya sibuk memegang kemudi, entah kenapa perasaan ku mengatakan saat ini mas Doni memang sengaja ingin menunjukkan padaku, bahwa ia sangatlah mencintai Mbak Linda. tapi aku tidak peduli dengan semua itu, Aku hanya melihatnya sekilas saja, setelah itu aku menghabiskan waktu perjalanan ku dengan melihat pemandangan sepanjan perjalanan.
"Mas, lepasin dong, bahaya!" Bisik Mbak Linda pada mas Doni masih terdengar samar - samar di telingaku.
"Aku merindukanmu dirimu sayang." Jawab mas Doin tanpa merasakan malu sedikitpun.
"Mas!" Mbak Linda mendengus kesal, mungkin mbak linda merasa tak enak karena ada aku dan akhirnya mas Doni melepaskan genggaman tanganya.
"Deb, kita mampir cari makan dulu ya, kamu belum makan kan?" Tanya mbak Linda padaku.
"Terserah mbak aja, Debby ikut aja mbak." Jawabku .
Hingga akhirnya mas Doni memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran, cukup besar dan mewah. Mas Doni turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Mbak Linda. Dan aku, tentunya aku membuka pintuku sendirilah, hmmm..akukan masih muda dan masih sehat, pikirku menghibur diri sendiri.
"Kalau buka pintu buat aku, kamu buka juga dong buat Debby mas!" Seru mbak Linda pada Mas Doni saat aku baru keluar dari mobil. Mas Doni terlihat kesal
"Nggak papa kok mbak, aku bisa sendiri, akukan masih kuat kalau cuma untuk membuka pintu mobil saja aku bisa kok mbak." Sindirku pada mas Doni.
Kami pun segera masuk ke restoran mewah itu, aku memesan nasi beserta ayam goreng dan jus jeruk. Sedangkan mereka, berdua pasangan yang menurutku sosweet itu masih sibuk memilih makanan kesukaan satu sama lain, aku hanya bisa merasa geli melihat mereka berdua.
setelahnya kami menyantap makanan pesanan kami bersama, terlihat mas Doni sangat perhatian dengan mbak Linda, makanya pun mas Doni ingin menyuapi tapi ditolak oleh mbak Linda, mungkin tak enak dilihat aku.
"Aku ke toilet dulu ya Mas," pamit Mbak Linda tiba - tiba disela makan malam kami.
"eh..Mau aku anter sayang." Kata Mas Doni hendak berdiri.
"Nggak usah mas, kamu disini aja temani Debby." Tolak Mbak Linda.
Mas Doni pun kembali duduk, dan Mbak Linda bergegas pergi ke toilet.
Sekarang kami hanya tinggal berdua, hanya ada mas Doni dan aku yang duduk berhadapan, entah kenapa aku merasakan canggung dan jantung ku berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhku saat ini, hingga Mas Doni mebuka pembicaraan yang memecahkan lamunan ku sesaat.
"Deb" Panggilnya.
"H..aaahh? Iya." Jawabku terkejut lalu menyesap jus jeruk untuk mengurangi ketegangan ku.
"Sekarang kamu memang sudah menjadi istri sah ku. Aku akan memberikan nafkah lahir dengan adil kepadamu, sama seperti Linda. itu semua Karena aku ingin menepati janjiku pada bunda Mira. Namun, jangan sekali - kali berharap lebih dariku. Karena hatiku dan perasaanku hanya untuk Linda seorang." Ucap Mas Doni dengan sangat begitu mantap, tanpa memikirkan perasaan ku sedikit pun.
"Aku menikah denganmu juga hanya karena Mbak Linda. Jadi, kamu jangan khawatir kalau aku akan meminta lebih atau berharap untuk dicintai." Jawabku tanpa menoleh dan sambil menyesap jus jeruk ku.
selang berapa menit dari percakapan kami mbak Linda pun kembali dan duduk disamping mas Doni, melanjutkan makanya. selesai makan kami pun melanjutkan perjalanan pulang.
Sekarang, Mobil Mas Doni memasuki sebuah komplek perumahan elit, terlihat banyak rumah mewah di sekeliling jalanan. Sampai akhirnya Mobil Mas Doni masuk ke dalam sebuah halaman yang luas dan memiliki pagar besi yang sangat tinggi, Mbak Linda segera mengajakku masuk kedalam, dan menyuruh Pak diman mengambil barang" bawaanku dan membawanya ke kamar, Pak Diman adalah satpam di rumah ini, terlihat dari pakaian yang dikenakanya.
🥀🥀🥀🥀
terima kasih kakak-kakak suda mau mampir dan baca ceritaku🥰 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
QQ
Mantap Debby 👍👍👍suami seperti mas Doni memang patut dicuekin klo dibaikin makin ngelunjak ntar.
Belum juga nyampe rumah udah ultimatum saja dikira kamu haus banget akan belaiannya 😁😁😁
2023-02-07
1
QQ
Perasaan seorang ibu pasti peka terhadap perlakuan mas Doni kepada Debby.
Belum juga sehari menikah tapi mas Doni sudah menganggap Debby kasat mata.
Gimana mau adil kasih sayang yang diberikan oleh mas Doni kalo merasakan kehadiran Debby saja tidak 😔😔😔
2023-02-07
2
Wardah Juri
nanti juga bucin lu don
2023-01-19
0