Afgan segera memarkir mobil tepat di depan Milan, yang saat ini terlihat sedang berdiri di pinggir bersama seorang laki-laki, membuat hati Afgan merasa panas sebenarnya.
Milannita, gadis yang sudah dia pacari lebih dari tiga tahun, akhirnya dia bisa melihat wajahnya setelah menahan rasa rindu selama tiga tahun lamanya.
Pria tinggi itu pun segera keluar dari dalam mobil dan berlari menghampiri wanita bernama Milannita itu dan segera memeluknya seketika, meluapkan semua kerinduan yang selama ini dia pendam.
Milan yang baru saja tau kenyataan bahwa kekasihnya itu telah menikah dengan gadis lain, segera menepis kasar tubuh kekar Afgan, dan menamparnya keras, membuat Afgan terkejut seketika.
Plak ...
Tamparan Milan sontak membuat Afgan terkejut dan meringis kesakitan.
''Mil ...? ada apa? kenapa kamu mendadak menampar aku seperti ini? apa kamu gak kangen sama aku, heuh ...'' lirih Afgan menatap dengan tatapan nanar.
''Ada apa? ada apa katamu? hiks hiks hiks ...! setelah kamu menikah dengan wanita lain, kamu masih nanya ada apa?'' teriak Milan menangis sesenggukan.
Afgan mematung seketika, tubuhnya terasa lemas. Dari mana kekasihnya itu tau kalau dia sudah menikah?
''Sayang ... Dengerin penjelasan aku dulu, ya. Kamu salah paham, aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini, sungguh ...''
''Kalau tidak menginginkannya, kenapa kamu tidak berusaha menolak? penantian aku selama tiga tahun ini kamu anggap apa, hah ... hiks hiks hiks ...'' tanya Milan, memukul dada Afgan berkali-kali, diiringi tangisan yang terdengar pilu di dengar.
''Aku minta maaf.''
Afgan menunduk sedih. Dia tidak tau lagi harus berkata apa, dia tau hati kekasihnya ini pasti merasa sedih, dan juga terpukul karena telah dikhianati bahkan tiba-tiba ditinggal menikah oleh dirinya.
Bruk ...
Milan memeluk tubuh kekasihnya itu, mendekapnya erat dan menghentikan suara tangisnya seketika.
''Nggak, aku gak akan pernah melepaskan kamu, aku sudah menunggumu selama tiga tahun, dan aku gak akan membiarkan kamu menjadi miliknya, wanita yang baru saja kamu kenal,'' lirih Milan, menyandarkan kepalanya dada bidang seorang Afgan, laki-laki yang selama ini dia rindukan.
''Uhuk ...'' Zergo, laki-laki yang sedari tadi berdiri di sana menatap keduanya dengan tatapan tajam.
''Hey ... Kalian. Kangen-kangenan nya nanti lagi, aku berasa jadi obat nyamuk tau,'' ucap Zergo, membuat Afgan melepaskan pelukan dan menatap ke arah laki-laki itu dengan tatapan tajam.
''Siapa kamu?'' tanya Afgan, menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki.
''Gak penting tau siapa aku. Hey kamu, Milan ... Cepat ganti rugi, kemeja yang terkena muntahan tadi harganya lima juta, dan aku ingin kamu bayar sekarang juga, ya ...!''
''Apa ...? lima juta ...?'' Milan membulatkan bola matanya.
''Iya, kenapa? terkejut 'kan?''
''Tunggu-tunggu, apa yang terjadi? apa yang kamu maksud dengan kemeja? apa kalian-'' tanya Afgan, otaknya dipenuhi pikiran negatif.
''Nggak terjadi apa-apa di antara kami, sayang. Tadi aku hanya-'' Milan tidak meneruskan ucapannya.
''Hanya apa? Baru saja kamu nangis-nangis karena merasa dikhianati, sekarang tiba-tiba muncul pria yang minta ganti rugi? kamu yakin kalau kamu gak selingkuh?'' tegas Afgan.
''Nggak ... Siapa yang selingkuh, aku sama sekali tidak selingkuh.''
''Terus dia siapa ...?''
''Gak tau, aku juga kenal sama dia ...''
''Hebat kamu, Mil ...'' ucap Afgan, pergi begitu saja meninggalkan Milan, dengan hati yang dipenuhi rasa cemburu.
''TUNGGU, KAMU MAU KEMANA, AFGAN? SEHARUSNYA AKU YANG MARAH SAMA KAMU, KENAPA MALAH SEBALIKNYA, HAH ...'' teriak Milan, berusaha mengejar.
Afgan sama sekali tidak menggubris teriakan Milan, dia segera naik ke dalam mobil, dan segera menyalakan mobil lalu melaju meninggalkan wanita itu, yang saat ini masih meneriakkan namanya.
🍀🍀
Pemuda bernama Afgan itu pun kembali ke kamar hotel, dia masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, membuat Alisya yang sudah tertidur sontak terbangun.
''Kamu ...? ko cepet banget pulangnya? gak sekalian aja tidur di luar?'' tanya Al, merekatkan selimut yang menutupi tubuhnya.
Bukannya menjawab, Afgan malah masuk begitu saja ke dalam kamar, lalu naik ke tempat tidur, memasukkan tubuhnya ke dalam selimut yang sama, membuat Al terkejut seketika membulatkan bola matanya.
''Hey, mau apa kamu?'' tanya Al.
''Tidur ...''
''Lha, kok di sini? bukannya seharusnya kamu tidur di bawah?''
''Aku gak bisa tidur kalau kursi, kamu tenang aja, aku gak akan nyentuh kamu, ko.'' Afgan meringkuk membelakangi tubuh istrinya.
''Awas ya jangan bohong ...'' teriak Al yang juga membelakangi tubuh suaminya.
''Mari kita buat perjanjian,'' ucap Afgan tiba-tiba.
''Perjanjian apa?''
''Mari kita jalani rumah tangga kita layaknya pasangan biasa. Mari kita mencoba untuk saling mencintai satu sama lain, tapi kalau ternyata usaha kita gagal, dan aku ataupun kamu gak bisa saling mencintai pada akhirnya, maka kita harus berpisah ...'' Tegas Afgan, tanpa menoleh.
''Kamu serius?''
''Tentu saja.''
''Lalu bagaimana dengan pacar kamu? katanya kamu punya pacar 'kan?''
''Dia mengkhianati aku dengan pria lain.'' Jawab Afgan ketus.
''Apa ...? selingkuh ...? ha ... ha ... ha ...! baru liat dia selingkuh aja kamu udah marah kayak gini? hey ... apa kabar dengan perasaan dia yang tiba-tiba ditinggal menikah sama kamu, dasar aneh ...'' Al tertawa renyah membuat Afgan memutar tubuhnya seketika, lalu menatap wajah wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu.
Afgan pun menggeser posisi tubuhnya, semakin mendekat membuat Al sontak memundurkan tubuhnya juga.
''Kamu mau apa?'' tanya Al, semakin merekatkan selimut dan menutup seluruh tubuhnya.
Bukannya menjawab, kini laki-laki itu menarik selimut dan melemparkannya ke bawah, membuat Alisya sontak menutup bagian dada dengan kedua tangannya.
''Mau apa kamu, hah?'' Al membulatkan bola matanya seketika.
Alisya pun hendak bangkit, namun, secepat kilat tangan Afgan meraih kedua tanganistrinya itu dan menguncinya ke atas.
''Kamu bilang apa tadi?'' tanya Afgan menatap wajah Al dengan tatapan tajam, memperhatikan bentuk wajah Alisya secara seksama, dan tanpa berkedip sedikitpun.
''Eu ... Apa ...? yang mana?''
''Kamu bilang, kalau perasaan dia pasti hancur karena aku tinggal nikah, begitu ...?''
''Eu, apa aku bilang seperti itu tadi ...? aku lupa?'' jawab Al terbata-bata, wajah Afgan yang berada tepat di depan wajahnya membuat hati seorang Al terasa bergetar sebenarnya.
''Apa kamu lupa, kalau wanita yang aku nikahi itu adalah kamu, hah? apa kamu juga kalau aku terpaksa menikahi kamu?''
Al terdiam, jantungnya terasa berdetak kencang, wajah suaminya yang berada sangat dekat dengan dirinya kini, membuat deruan napas Afgan terasa dingin menyapu wajahnya.
''Le-lepasin aku, Afgan ...'' lirih Al, menatap bibir Afgan, yang perlahan kian mendekat.
''Gak akan. Pokoknya kamu harus bertanggung jawab, karena telah membuat aku terpaksa meninggalkan pacar yang sangat aku cintai itu.''
''Ca-cara-nya ...?''
''Layani aku malam ini, jalankan tugasmu sebagai seorang istri,'' jawab Afgan, membuat Al benar-benar terkejut dan membulatkan bola matanya seketika.
Alisya hendak memprotes ucapan suaminya itu, namun, bibirnya di bungkam seketika, Afgan mec*um bibir merah Alisya, dengan tangan Al yang masih dikunci sedemikian rupa membuat Alisya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menerima begitu saja ciuman panas yang dilayangkan oleh suaminya tersebut.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Promosi Novel lagi Reader, jangan lupa mampir ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗
Uhuy... ternyata si Afgans agresif ya tp asik juga baca yg hot² di tengah malam begini hahahaha
2022-09-22
1
🦋⃟ℛIke🦋Ⓩᴬ∙ᴴ࿐B⃟c
ya ampun. Ike sekilas membaca namanya mengingatkan sama obat mag🤭🤭 Milanta 🙏🙏
2022-09-21
2
🍁💃Katrin📙📖📚❣️
ga inginkan, tapi sdh nikah Bbg Afgan.🤦♀️
2022-09-21
2