📞 ''Halo ... Kamu dimana Afgan ...?'' tanya gadis berambut panjang, berparas cantik dengan mata sayu, duduk di kursi Restoran yang sudah hampir tutup.
📞 ''Aku di rumah, sayang. Aku benar-benar lupa kalau hari ini udah janjian sama kamu.''
📞 ''Kamu tau sudah berapa jam aku menunggu di sini, hah ...?''
📞 ''Maaf, Mil. Aku ketiduran tadi, kamu masih disana 'kan? Aku datang sekarang, ya ...''
📞 ''Gak usah ...'' jawab Millan, menutup telpon begitu saja.
Milan meletakkan ponselnya sembarang di atas meja, sudah lebih dari dua jam dia menunggu di sana, menanti sang kekasih yang sampai saat ini belum juga datang.
Entah sudah berapa gelas minuman yang sudah dia habiskan, perutnya pun sudah benar-benar terasa kembung, hingga rasa mual pun mendadak datang membuat gadis itu menutup mulutnya seketika, dan hampir saja memuntahkan minuman yang tadi di minumnya.
''Huek ...''
Milan hendak muntah, rasa mual di mulutnya tidak dapat lagi dia tahan, gadis itu pun bangkit dan hendak berlari menuju toilet, namun, baru saja dia hendak berlari tiba-tiba saja tubuhnya menabrak seseorang, membuat dirinya sontak memuntahkan cairan tepat di perut orang tersebut.
''Huek ...''
''Argh ...! Apa-apaan ini? emangnya aku lubang WC apa, main muntah-muntah sembarang, baju aku jadi kotor 'kan?'' gerutu pria tersebut, menatap kemeja hitam yang dikenakannya yang kini telah penuh dengan cairan berwarna kuning.
''Maaf, aku gak sengaja ...'' ucap Milan langsung berlari ke arah toilet, sedangkan pria itu, menatap dengan tatapan jijik, ke arah tubuhnya sendiri yang kini mengeluarkan bau tidak sedap.
Gadis bernama Milan itu pun berlari kencang menuju toilet, dan langsung memuntahkan seluruh minuman yang tadi sempat dia minum.
''Huek ...''
Milan, menundukkan kepalanya di wastafel, setelah perutnya terasa lebih ringan dan rasa mual di mulutnya berangsur hilang, dia pun mengangkat kepala, dan menatap wajahnya dari pantulan cermin yang berada tepat di depan wajahnya.
''Berapa banyak minuman yang aku minum tadi? sampai-sampai aku muntah seperti ini,'' gerutu Milan, membersihkan sisa minuman di sela-sela bibirnya.
''Semua ini gara-gara kamu, Afgan ...'' gerutunya lagi.
Setelah selesai merapikan diri dan memastikan bahwa perutnya sudah baik-baik saja, kini gadis yang bernama lengkap Milannita itu pun keluar dari dalam toilet.
Ceklek ...
Pintu toilet pun di buka, perlahan Milan melangkahkan kakinya keluar dari dalam toilet, namun, langkahnya terhenti seketika saat melihat pria yang tadi dia tabrak dan terkena muntahan, berdiri di luar toilet seolah sedang menunggu dirinya.
''Kamu ...! kamu harus tanggung jawab, baju aku kotor dan gak bisa aku pakai lagi,'' gerutu pria itu dengan mata yang dibulatkan sempurna.
''Ma-maaf, aku benar-benar gak sengaja.''
''Gak sengaja apanya? jelas-jelas kamu sengaja memuntahkan minuman itu, pokoknya kamu harus bertanggung jawab, ya ...!''
''Hmm ... gimana caranya aku bertanggung jawab?'' jawab Milan, merasa malu sebenarnya.
''Ya ganti rugi dong, kamu tau berapa harga kemeja itu, hah ...?''
''Emang harganya berapa?''
Baru saja pria itu hendak menunjukan harga kemeja yang memang dia beli secara online, tiba-tiba wanita bernama Milan itu menangis sesenggukan dengan menatap ponsel miliknya sendiri, sontak hal itu pun membuat pria bernama Zergo itu terkejut, dan panik seketika.
''Hey, kamu kenapa? belum juga aku ngasih tau harga kemejanya, ko udah nangis aja si?'' tanya Zergo merasa heran, karena dirinya merasa tidak melakukan apapun.
Bukannya menjawab, kini gadis itu semakin menangis sejadi-jadinya, hingga dia pun duduk begitu saja si atas lantai dengan memegangi ponsel miliknya.
''Kamu jahat, Afgan. Hiks hiks hiks ...'' tangis Milan terdengar pilu.
''Hey, stop. Kalau kayak gini, nanti orang ngira aku ngapa-ngapain kamu.''
Milan mengangkat kepalanya, menatap wajah pria yang tidak dikenalnya itu dengan tatapan nanar.
''Temani aku minum?''
''Minum ...?''
Milan menganggukkan kepalanya.
Karena merasa tidak enak, dia pun menerima ajakan wanita yang juga belum dikenalnya itu. Keduanya pun kembali kedalam Restoran dan hendak duduk di kursi semula.
''Maaf, Mbak, Mas ... kamu sudah mau tutup,'' ucap salah satu pelayan berjalan menghampiri.
''Lho, ko tutup, Mbak ...?'' tanya Milan kesal.
''Sekarang sudah jam 22.30. Mbak, dan seharusnya kami sudah tutup dari tadi.''
''Ya udah, kami pergi ...'' jawab Milan datar.
Milan pun melangkahkan kakinya keluar dari dalam Restoran, dengan hati dan perasaannya yang benar-benar terasa kacau.
Zergo yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sedang menimpa gadis berparas cantik itu hanya mengikuti dari arah belakang, dengan tatapan dan perasaan heran sebenarnya.
''Hei ... Tunggu ... Kamu mau kemana?'' tanya Zergo berlari mengejar.
Milan tidak menjawab, dia semakin mempercepat gerakan kakinya, hingga akhirnya dia pun ambruk di pinggir jalan, terduduk lemas dan kembali menangis sesenggukan.
''Yah, nangis lagi? sebenarnya ada apa? apa tadi aku mengatakan sesuatu yang salah?'' lirih Zergo menatap gadis itu dengan tatapan iba.
''Aku baru saja mendapatkan kiriman Poto dari salah satu teman aku, hiks hiks hiks ...''
''Poto ...?''
''Pacar aku nikah sama orang lain tadi siang, padahal aku sudah menunggu dia selama tiga tahun, kami bahkan pacaran jarak jauh, dan aku selalu setia bahkan tidak pernah berfikir untuk mendua, tapi sekarang tiba-tiba saja aku mendapatkan kiriman Poto seperti ini, hiks hiks hiks ...'' lirih Milan, merasakan pedih di hatinya.
''Apa kamu sudah tanya langsung sama dia?''
Milan menggelangkan kepalanya.
''Kenapa ...? seharusnya kamu tanya langsung sama dia, apa alasan dia melakukan hal ini sama kamu.''
''Aku belum sempat ketemu sama dia ...''
Zergo terdiam, menatap dengan tatapan iba, wanita yang kini sedang dalam keadaan begitu hancur, pasti sakit rasanya, tiba-tiba di tinggal menikah begitu saja, apalagi setelah tiga tahun menunggu.
'Dasar cowok kurang ajar ...' ( Batin Zergo )
''Udah jangan nangis terus, cowok kayak gitu gak pantas ditangisi ...''
''Kamu bisa aja bilang kayak gitu, apa kamu tau gimana perasaan aku, hah ...''
''Iya, aku tau gimana rasanya. Sekarang sudah malam, lebih baik kamu pulang, rumah kamu dimana, biar aku antar ...''
''Gak usah, aku bisa pulang sendiri,'' jawab Milan, mencoba bangkit dan berjalan.
''Gak apa-apa, aku antar kamu pulang, ya? mobilku di sana.'' Zergo menunjuk mobil berwarna putih yang terparkir di depan Restoran.
Milan tetap menolak, dan lebih memilih berdiri di pinggir jalan untuk menunggu Taksi yang melintas.
"Nama kamu siapa?" tanya Zergo menatap wajah sayu Milan.
"Milan ..."
"Nama yang bagus."
"Hmm ..."
Keheningan pun tercipta seketika, keduanya larut dalam lamunan masing-masing, sampai tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka berdua.
Sontak Milan dan Zergo pun menatap mobil tersebut, sampai akhirnya, pemilik mobil pun keluar dari dalamnya.
"Afgan ...?" lirih Milan pelan, menatap pria yang sangat dia rindukan.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗
Dah milan kmu sama Virgo aja.
2022-09-22
0
🦋⃟ℛIke🦋Ⓩᴬ∙ᴴ࿐B⃟c
jodoh pasti bertemu. by Afgan
2022-09-21
2
🍁💃Katrin📙📖📚❣️
Afgan sdh punya kekasih 🤦♀️😔
2022-09-21
2