Sepeninggal kedua orang tua Alisya, kini tinggallah mereka berdua yang berdiri mematung di dalam kamar, mendengar kata malam pertama membuat bulu kuduk sepasang suami-istri itu terasa berdiri merinding.
''Aku tidur di atas kamu tidur di bawah ..." celetuk Alisya, membuat Afgan terkejut.
"Kamu serius ...?" tanya Afgan mengerutkan kening.
"Tentu saja."
"Apa kamu gak akan menyesal nantinya?"
"Apaan si?"
Al berjalan menuju ranjang dan hendak berbaring di atasnya, namun, gerakannya terhenti seketika saat melihat pria tinggi dan gagah bernama Afgan itu ikut naik ke atas ranjang.
"Kamu mau apa, hah ...?" tanya Alisya, membulatkan bola matanya.
"Tadi katanya kamu yang di atas aku yang di bawah, 'kan?'' jawab Afgan polos.
''Apanya ...?''
''Yo nggak tau, malam pertamanya kali ...''
''What ...? malam pertama? ha ... ha ... ha ...! siapa yang bilang malam pertama? jangan mimpi ... Apa kamu lupa apa yang tadi kamu katakan sebelum kamu keluar dari sini, hah ...?'' teriak Alisya.
Kini dia meraih satu buah bantal dan melemparkannya sembarang ke atas kursi yang terletak tepat di samping ranjang.
''Nah, kamu tidur di sana ...'' ucap Al datar.
''Oh ... Jadi maksudnya, kamu tidur di atas ranjang? sedangkan aku di bawah sana?'' tanya Afgan sedikit malu karena dirinya salah tangkap dengan apa yang diucapkan oleh istrinya tersebut.
''Betul ... Dan ingat, jangan naik ke sini, atau curi-curi kesempatan saat aku lagi tidur, oke ...?''
''Gak bakalan, siapa lagi yang mau curi-curi kesempatan? Percaya Diri banget si jadi cewek ...''
Alisya pun naik ke atas ranjang, sementara Afgan, kini dia turun dan berbaring di kursi. Al nampak menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, meringkuk dengan membelakangi suaminya.
Afgan hanya bisa menatap tubuh mungil sang istri yang kini hampir tertutup selimut, dan hanya menyisakan ujung kepalanya saja.
'Dasar cewek aneh ...' (Batin Afgan)
Keheningan pun tercipta, sejenak Afgan mencoba untuk memejamkan mata, dan mencoba menenangkan hatinya, namun, saat dirinya baru saja hendak terpejam tiba-tiba saja sayup-sayup terdengar suara tangis kecil, yang berasal dari tubuh istrinya.
''Alisya ... Kamu nangis ...?'' tanya Afgan kembali membuka mata.
Yang di tanya hanya terdiam dengan suara tangis yang kini sedikit di tahan.
Merasa penasaran, kini Afgan pun bangkit dan berdiri lalu naik ke atas ranjang, mencoba mengintip wajah sang istri yang kini hampir seluruhnya tertutup selimut.
''Hey ... jangan nangis, berisik tau.'' Lirih Afgan pelan, perlahan menarik selimut yang menutup bagian wajah istrinya.
Diam dan pasrah, Al pun diam saat suaminya itu membuka dan menatap wajahnya yang kini telah basah dengan air mata.
''Kamu beneran nangis?''
Alisya, mengusap wajahnya, lalu kembali menutup wajah dengan selimut.
''Turun, lagi apa kamu di sini?'' teriak Al dari dalam selimut.
Bukannya menurut, kini Afgan duduk bersandar bantal di belakang punggungnya, menatap sang istri dengan tersenyum menyeringai.
''Udah cowok kayak gitu jangan di tangisi?'' ucap Afgan dengan entengnya.
''Apa maksud kamu, hah ...? kamu pikir gampang melupakan orang yang udah pacaran sama aku selama satu tahun lebih, hah ...? hiks ... hiks ... hiks ...'' teriak Al mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut.
Afgan hanya bisa menarik napas panjang, seraya memasukan jari kelingkingnya ke dalam telinga, lalu memutarnya pelan.
''Duh ... Berisik tau, adikku itu emang brengsek ...''
''Jangan sebut dia brengsek,'' jawab Al masih dari dalam selimut.
''Kalau dia gak brengsek terus apa namanya? hah ... Ninggalin pacarnya gitu aja, kalau gak punya niatan buat nikahin kamu, ngapain juga bikin acara pernikahan mewah, megah ... Akhirnya aku juga 'kan yang susah,'' ucap Afgan merasa kesal sebenarnya.
Mendengar ucapan suaminya, membuat Al semakin menaikan suara tangisnya, membuat Afgan menutup kedua telinganya dengan bantal, hingga suara tangis itu tidak lagi terdengar.
Dia pun berbaring di samping sang istri dengan kepala yang ditutup sempurna, mengabaikan peringatan Al yang memintanya untuk tidak naik ke atas ranjang.
Satu jam kemudian, keduanya pun tertidur lelap, Alisya masih belum menyadari bahwa Afgan tidur bersamanya di atas sana, posisi tidur keduanya pun semakin berdekatan kini, dengan kaki kecil Alisya berada di atas dada bidang seorang Afgan, membuatnya terbangun seketika.
''Ish ... Apa ini?'' ucap Afgan dengan setengah terpejam, dan terkejut seketika menatap kaki mungil berada tepat di atas dada bidangnya.
Pakaian tidur yang dikenakan oleh Alisya kini sudah benar-benar tidak beraturan, sehingga bagian kakinya benar-benar terekspos sempurna tanpa di tutup apapun, membuat Afgan menelan ludah kasar.
Dia pun menatap sekeliling mencari selimut yang semula menutupi tubuh istrinya itu, dan mendengus kesal saat melihat selimut itu sudah tergeletak begitu saja di atas lantai.
Posisi Alisya sendiri kini tertelungkup di pinggir ranjang dan hampir terjatuh, membuat pria itu benar-benar kebingungan, apa yang harus dia lakukan.
''Duh, tidurnya gini banget si? lagian ngapain juga aku harus ketiduran di atas sini,'' gerutu Afgan berbicara sendiri.
Akhirnya, dia pun sedikit mengangkat kepalanya, mencoba menurunkan kaki mulus Alisya dengan sangat hati-hati, namun, baru saja dia hendak melakukan hal itu, tiba-tiba saja tubuh Alisya yang memang sudah hampir terjatuh, merosot dan terjatuh membuat Afgan reflek meraih tubuh mungil itu, namun, bukannya menyelamatkan Alisya agar tidak terjatuh, kini dia pun malah ikut melorot dan terjatuh dari atas ranjang bersama sang istri.
Bruk ...
Keduanya pun terjatuh dalam posisi saling menindih, Afgan berada tepat di atas tubuh sang istri yang kini telah membuka mata sempurna, dengan bola mata yang dibulatkan sedemikian rupa, saling menatap satu sama lain lalu sedetik kemudian ...
''Haaaaa ...'' Alisya berteriak kencang, mendorong tubuh suaminya hingga dia tersungkur di atas lantai.
''Lagi apa kamu di sini, hah ...?'' teriak Al, mencoba bangun, namun, pinggangnya terasa sakit.
''Tadi aku coba nolongin kamu, tapi malah aku juga ikut jatuh, lagian kamu tidurnya kayak anak kecil,'' jawab Afgan bangkit badan berdiri.
''Argh ... Pinggang aku sakit ...'' ringis Al, masih mencoba untuk bangkit.
''Mau aku bantuin?''
''Gak usah, aku bisa bangun sendiri, ko ...'' jawab Al ketus.
''Coba aja kalau bisa ...''
''Argh ... Aw ... sakit banget,'' Al semakin meringis kesakitan, karena pinggulnya pun terasa nyeri.
Tanpa berfikir panjang, kini Afgan berjongkok dan meraih tubuh mungil sang istri.
''Kamu mau apa?''
''Diem, kamu gak bakalan bisa bangun sendiri,'' jawab Afgan, mulai menggendong tubuh Alisya.
''Ringan banget si? ini tubuh kamu gak ada isinya apa?''
''Cepet turunin.''
''Iya ... iya ...'' Afgan menatap wajah Al yang berada begitu dekat dengan wajahnya kini.
Tatapan mata tajam, dan bentuk wajah yang mungil, membuat Afgan tidak berkedip sama sekali, apalagi bibir Alisya terlihat merah menggoda, membuat keduanya terpaku seketika.
''Kita, udah nikah 'kan?'' tanya Afgan menatap bibir merah istrinya.
''Iya, terus kamu mau apa? cepat turunkan aku, jangan nyari-nyari kesempatan, ya ...'' Ketus Al dengan perasaan berdebar sebenarnya.
Bukannya mengikuti keinginan sang istri, kini Afgan malah mendekatkan wajahnya hendak mencium bibir merah yang terlihat begitu menggoda itu, namun, gerakannya terhenti seketika saat mendengar suara ponsel yang dia letakan di atas kursi berdering.
Sontak saja, hal itu membuat Alisya menggerakkan tubuhnya seketika, dan melompat dari pangkuan suaminya itu hingga dia benar-benar terjatuh ke atas ranjang.
Gugup ... Itulah yang dirasakan keduanya, namun, Afgan mencoba mengontrol emosinya, dan mengatur hembusan napasnya yang sempat tidak beraturan sebelum dia mulai meraih ponsel yang masih belum berhenti berdering.
Afgan pun menatap layar ponsel, yang bertuliskan nama 'Milannita'
yang merupakan nama sang kekasih.
''Pacar kamu, ya ...?'' tanya Al sedikit mendongakkan kepalanya, menatap layar ponsel suaminya.
Afgan tidak menjawab pertanyaan istrinya itu, dia berjalan ke arah pintu lalu keluar dan berdiri di balkon.
''Halo, sayang ...'' jawab Afgan mengangkat telpon.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Lucu bngt mereka,,,malu2 tapi udh ky Tom & Jerry
2023-12-04
1
dek kay
bwahahahaha
2022-12-05
0
𝕾𝖆𝖒𝖟𝖆𝖍𝖎𝖗
Dihhh si vincentnya kurang asem,,, pergi mana coba
2022-09-21
0