Arian mendekati teman-teman Chika dan menanyakan keadaan Chika.
"Apakah begitu parahnya keadaan Chika sehingga dia harus dirawat oleh Dokter?" tanya Arian.
"Ya seperti itulah, kau harus bertanggung jawab setidaknya mengantarkan Chika pulang
" jawab salah satu teman Chika.
"Baiklah." jawab Arian kemudian berjalan meninggalkan Chika dan kawan-kawannya.
Setelah Arian berlalu mereka segera menghubungi Chika dan menceritakan semuanya kepada Chika.
Sementara Chika sangat bahagia mendengar bahwa Arian akan mengantarkan ia untuk pulang, artinya dia mempunyai kesempatan untuk berdua dengan Arian lagi baik di dalam perjalanan dan ketika dia sudah berada di rumah.
Sementara Arian yang sudah mengetahui keadaan Chika dari petugas UKS hanya tersenyum, ia menyadari bahwa Chika dan juga temannya sengaja berbohong dan berniat buruk kepadanya.
Arian kemudian menghubungi keluarga Chika, dan mengatakan bahwa Chika ingin bermalam di Rumah Sakit karena ada sesuatu yang harus ia kerjakan dan juga ia menghubungi ambulans untuk membawa Chika ke rumah sakit.
Setelah itu Arian menunggu di dekat pintu Gerbang agar teman-teman Chika tidak mengetahui rencana itu dan membocorkannya kepada Chika.
Sedangkan Chika sedang berpura-pura sakit dan berteriak meminta pertolongan petugas UKS untuk melakukan pertolongan pertama.
Dan disaat Chika sedang melancarkan aksinya, Arian datang bersama petugas ambulans.
"Chika bagaimana keadaan mu ? apakah kau memerlukan perawatan khusus ?" tanya Arian dengan penuh kekhawatiran.
Chika mengangguk dan kembali berpura-pura kesaksian agar Arian menyentuhnya untuk memeriksa keadaannya.
"Baiklah aku akan membantumu, apakah kau perlu ditemani salah satu temanmu ?" tanya Arian lagi.
"Tidak, kau saja sudah cukup." jawab Chika dengan nada yang sangat pelan seolah-olah ia sedang menahan rasa sakit.
Kemudian petugas UKS itu dibantu oleh Perawat dari ambulan yang ia pesan segera membawa Chika dan membaringkannya di dalam ambulan untuk segera dirawat di Rumah Sakit.
"Semoga lekas sembuh Chika." ucap Arian dengan tersenyum kemudian ia melambaikan tangannya.
Chika membalas senyuman Arian, sambil berfikir apa sebenarnya rencana Arian. Setelah mobil itu ditutup Chika segera bangun dan melihat keluar.
Ia melihat Arian berjalan menuju tempat parkir, sehingga Chika berfikir bahwa Arian akan mengikuti ia dari belakang.
Setelah lama Chika berada di dalam ambulans ia memastikan kembali apakah mobil Arian benar-benar mengikutinya dari belakang.
Setelah melihat mobil Arian berada di belakangnya Chika tersenyum puas. Ia membayangkan akan berdua dengan Arian di Rumah Sakit dan hal itu sangat menguntungkan bagi Chika.
Chika tersenyum sendiri saat ia membayangkan bahwa Arian yang akan merawat dan menunggunya selama di rumah sakit.
Setelah sampai Chika segera dibawa ke ruang UGD untuk melakukan pemeriksaan.
"Nona keadaan mu saat ini baik-baik saja." ucap sang Dokter yang sedang memeriksa keadaan Chika.
"Aku memang baik-baik saja, tugasmu hanya mengatakan kondisi ku sangat buruk dan lelaki yang ada di depan agar bersedia merawat ku."
"Kau tau siapa aku bukan ?" tanya Chika.
Sang Dokter kemudian mengangguk, kemudian memasang selang infus, setelah itu ia segera keluar untuk menemui Arian.
"Dasar kelakuan anak jaman sekarang, selalu memanfaatkan nama orang tuanya. Untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan." batin sang Dokter sambil keluar meninggalkan Chika.
Kemudian sang Dokter menemui Arian untuk menyampaikan keadaan Chika kepada Arian. Arian tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang Dokter.
"Dokter saya mengerti posisi anda, pasti Chika mengancam anda bukan ? tetapi tidak masalah. Pindahkan ia ke rumah perawatan seperti yang ia inginkan." ucap Arian.
Setelah beberapa saat, akhirnya Chika dibawa ke ruang perawatan, ia ditempatkan di ruang VIP agar merasa nyaman.
"Chika bagaimana keadaan mu sekarang ?" tanya Arian saat mereka tinggal berdua saja.
"Sedikit lebih baik, terimakasih Arian. Kau memang ketua OSIS yang bisa dibanggakan." jawab Chika.
"Ok, sesuai dengan keinginan mu, kau dirawat dengan alasan kondisi kesehatan mu yang sangat buruk. Tapi maaf Chika aku akan segera pulang."
"Kau bisa menghubungi teman-teman mu atau keluarga mu untuk bermalam disini. Agar kau tidak kesepian." ucap Arian kemudian ia berdiri dan hendak meninggalkan Chika.
"Apa maksudmu ?" tanya Chika.
"Maaf Chika, aku hanya bisa mengikuti permainan mu sampai disini saja, aku sudah mengetahui semuanya. Dan untuk semua admistrasi rumah sakit ini akan ditagihkan kepada orang tuamu." jawab Arian kemudian ia pergi meninggalkan Chika sendiri.
Chika yang menyadari semua yang ia lakukan hanya sia-sia belaka langsung melepaskan selang infus di tangannya dengan paksa. Untung saja ada seorang Perawat yang melihatnya.
Setelah dibantu oleh Perawat tersebut akhirnya selang infus yang ada di tangan Chika segera terlepas.
Chia kemudian mengamuk dan melemparkan semua benda-benda yang berada di dekatnya. Ia sangat kecewa dengan Arian.
"Arian aku pastikan sekali lagi bahwa kau hanya milikku, saat ini kau bisa menolak ku tetapi hal itu tidak akan bertahan lama."
"Sebentar lagi kau akan berada dalam pelukanku." ucap Chika dengan penuh keyakinan.
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Chika segera menghubungi teman-temannya agar menjemputnya di Rumah Sakit.
Chika menunggu mereka dengan segudang rasa kecewa, karena rencana yang ia susun agar bisa berdua dengan Arian gagal total.
Setelah yang ia tunggu-tunggu tiba, Chika segera masuk kedalam mobil dan memerintahkan mereka untuk segera meninggalkan tempat tersebut.
Sementara Arian segera meninggalkan Rumah Sakit tersebut untuk segera pulang ke rumah karena sudah waktunya untuk pulang.
Saat ia dalam perjalanan pulang, ia melihat Airin yang sedang menyapu di jalan. Terlihat bahwa Airin menikmati kegiatannya. Senyum diwajahnya terlihat dan semakin menambah aura kecantikannya.
Arian tersenyum melihat Chika, ia merasa nyaman saat melihat Chika tersenyum. Arian juga melihat betapa baik dan tulusnya Airin.
Airin dengan suka cita membantu pekerja yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, Airin juga rela mengantikan tugas pekerja yang lain bagi mereka yang sudah tua.
Setelah selesai Airin membagikan sebuah nasi bungkus untuk teman-teman seprofesi dan juga beberapa anak jalanan.
Hal itu Airin lakukan dengan penuh suka cita, tampak terlihat jelas bahwa Airin melakukan hal itu dengan tulus.
"Kau sangat unik dan berbeda dengan anak perempuan seusia dengan mu." batin Arian.
Setelah puas memperhatikan Airin, ia segera melajukan mobilnya untuk segera pulang dan beristirahat di rumah. Meninggalkan Airin dengan aktivitasnya.
Sementara Airin segera menyelesaikan tugasnya agar ia bisa segera kembali dan merawat ibu Iyem. Tak lupa Airin juga membantu pekerja yang lainnya agar mereka juga bisa pulang lebih awal.
Seperti biasanya sebelum pulang Airin membeli nasi bungkus untuk mereka berdua dan beberapa barang belanjaan yang mungkin dibutuhkan oleh ibu Iyem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Zaqian Laili
Up lagi dong jangan gantung ceritanya
2022-07-17
1