Bab. 4. Reaksi Chika

Airin dengan santai mulai menulis tugas yang ada dipapan tulis, ia tidak menghiraukan ucapan Chika dan juga teman-temannya. Dengan penuh amarah Chika kembali mendekati Airin bermaksud untuk mengambil buku milik Airin.

Namun kali ini Airin tidak tinggal diam, dengan lincah Airin mengamankan buku tulisnya. Hal itu semakin membuat amarah Chika naik ke ubun-ubun.

Chika mendorong tubuh Airin agar terjatuh dari tempat duduknya, namun lagi-lagi Airin bisa menghindarinya. Chika yang sudah terbakar amarah semakin gila dalam menyerang Airin.

Hal itu membuat teman-teman yang duduk di sekitar bangku Airin memilih berdiri dan menjauhi mereka dari pada mereka yang menjadi sasarannya.

"Dasar kau tukang sapu, kau terang-terangan menantang Chia di hadapan semua orang. Artinya sejak saat ini kau telah mengibarkan bendera perang dengan kami." ucap Chika.

"Chika maaf aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya ingin menempuh pendidikan tanpa harus bermusuhan, karena berteman itu jauh lebih baik. " jawab Airin.

"Berteman ? aku tidak Sudi berteman dengan tukang sapu seperti dirimu. Derajat mu lebih rendah dari pada pelayan di rumah ku."

"Bahkan jika aku kekurangan seorang teman, maka aku lebih baik berteman dengan anak pelayan pejabat dari pada harus berteman dengan penyapu jalanan seperti dirimu." jawab Chika.

"Chika terserah apa yang kau katakan, tetapi alangkah lebih baik jika kau juga duduk dan mulai mengerjakan tugas itu. Kasihan teman-teman yang lain datang ke Sekolah ini untuk menuntut ilmu bukan untuk melihat kau bertindak seperti ini." jawab Airin.

Chika yang mendengar ucapan Airin, mengangkat kursi yang ada dihadapannya Kemudian melemparkannya ke arah Airin. Dengan lincahnya Airin bergeser duduknya agar bisa menghindari hantaman kursi tersebut.

"Tukang sapu kau benar-benar memancing keributan dengan ku, kau berani' memerintah aku. Dengar ini baik-baik tukang sapu jalan !"

"Lebih baik aku mendapat hukuman dari guru yang memberikan tugas itu dari pada harus menuruti perintah tukang sapu seperti dirimu." ucap Chika sambil melemparkan kursi atau barang-barang yang bisa ia raih.

Airin hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat reaksi Chika.

"Kenapa kau tersenyum ? apakah kau mengejek ucapan ku?" tanya Chika sambil meraih kerah baju Airin.

"Chika jika kau masih ingin berada di dalam kelas dan tidak ingin menambah hukuman dari Kepala Sekolah maka lepaskan tanganmu dan segera bersihkan dan rapikan kelas ini seperti semula." ucap Arian yang sudah berdiri di dekat meja guru.

Chika yang mendengar suara Arian segera melepaskan tangannya dari kerah baju Airin.

"Sebenarnya aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja aku terbawa suasana. Kak Arian sejak kapan kakak berdiri di situ ?" ucap Chika dengan nada yang lebih lembut.

"Sejak kau memperlakukan teman sekelas mu seperti seorang siswi yang tidak beradab. Tindakanmu seperti bukan seorang pelajar. Bahkan preman' yang berada di pasar lebih baik dari pada kamu yang anak seorang pejabat tinggi." jawab Arian.

"Dan untuk kalian semua silakan tulis tugas yang diberikan oleh guru dan silakan kerjakan di Perpustakaan. Biarkan Chika yang membereskan kelas kalian yang berantakan karena ulahnya." ucap Arian kembali.

Kemudian seluruh yang ada didalam kelas tersebut mulai meninggalkan ruangan itu satu persatu.

"Terimakasih kak atas pertolongannya." ucap Airin sambil sedikit membungkukkan badannya dihadapan Arian. Kemudian ia pergi menuju Perpustakaan.

Arian hanya tersenyum, kemudian ia meminta Chika untuk segera membereskan kelas tersebut tanpa bantuan dari siapapun.

Dengan sangat terpaksa Chika melakukan apa yang diperintahkan oleh Arian karena Arian yang mengawasinya secara langsung.

"Untungnya kau tampan dan juga kaya kalau tidak maka aku tidak Sudi melakukan hal ini. Tapi aku bersyukur bisa satu ruangan berdua dengan lelaki setampan dirimu sang ketua OSIS ."

"Chika ingatlah hari ini, jika saat ini kau dihukum karena tukang sapu itu. Dan kau harus bisa menundukkan ketua OSIS yang tampan itu." ucap Chika dalam hati.

Chika tersenyum-senyum sendiri, saat ia melihat Arian yang duduk di bangku Guru. Chika sesekali mencuri-curi pandang.

Setelah beberapa saat, akhirnya kelas tersebut terlihat lebih rapi dari sebelumnya karena Chika telah menyelesaikan tugas dari Arian.

Setelah itu Chika berpura-pura pingsan untuk mendapatkan perhatian dari ketua OSIS yang tampan itu.

Dengan cepat Arian mengangkat tubuh Chika yang tergeletak di lantai, kemudian ia segera membawa Chika ke ruang UKS untuk mendapatkan pertolongan.

Sementara Chika tersenyum-senyum saat berada dalam gendongan Arian.

"Kau terlihat sangat tampan jika dilihat dari dekat, Tubuhmu yang begitu kuat menambah kesempurnaan mu. Ingatlah Arian mulai hari ini kau adalah milikku." ucap Chika dalam hati.

Sementara teman-teman Chika ikut tersenyum melihat adegan itu. Begitu juga dengan siswa-siswi yang melihat hal itu.

"Sungguh pasangan yang sangat serasi." ucap salah satu teman Chika.

"Apa yang terjadi dengan Chika sehingga Arian mengendong Chika ?" tanya siswi yang lainnya.

"Sungguh beruntung sekali Chika bisa berada dalam hangatnya pelukan sang ketua OSIS yang tampan itu." ucap yang lainnya lagi.

Sementara Arian dengan terburu-buru membawa Chika ke ruang UKS, setelah sampai, Arian menyerahkan Chika kepada petugas kesehatan yang ada di ruangan tersebut. Sementara Arian kembali menuju ke kelasnya.

Setelah Arian pergi dari tempat tersebut, Chika segera bangkit dari tempatnya. Ia begitu kesal karena Arian meningkatkannya begitu saja.

"Apakah kau baik-baik saja ? bukankah kata Arian kau pingsan secara tiba-tiba ?" tanya petugas UKS yang hendak memeriksa Chika.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya ingin Arian yang menolongku bukannya kalian !" jawab Chika dengan nada suara yang tinggi.

"Soal aku kira bisa berduaan dengan ketua OSIS tampan itu, ini malah di temani oleh mereka." ucap Chika dalam hati.

"Baiklah jika kau baik-baik saja, maka kami tidak perlu melakukan perawatan apapun." ucap petugas kesehatan itu.

"Aku hanya ingin beristirahat." jawab Chika singkat.

"Baiklah jika begitu, saya permisi." ucap petugas kesehatan itu kemudian meninggalkan Chika dalam ruangannya.

Setelah petugas itu berlalu, Chika langsung menghubungi teman-temannya. Ia ingin meminta teman-temannya untuk mengabarkan keadaan Chika yang kurang baik dihadapan Arian.

Chika rela melakukan apapun demi untuk bisa dekat dengan Arian. Sementara teman-teman Chika segera bergosip saat Arian berjalan dekat mereka.

"Kasihan sekali Chika, saat ini keadaannya sangat menyedihkan. Mungkin karena ia sangat kecapean karena mengerjakan tugas itu seorang diri."

"Sekarang kita harus menyampaikan kondisi Chika kepada keluarganya agar Chika segera dibawa ke Rumah Sakit atau di rawat di Rumahnya dengan Dokter keluarganya." ucap salah satu teman Chika dengan suara yang keras agar Arian mendengarnya.

Episodes
1 Bab. 1. Tukang Sapu
2 Bab. 2. Pemuda Tampan
3 Bab. 3. Suasana Kelas
4 Bab. 4. Reaksi Chika
5 Bab. 5. Rumah Sakit
6 Bab. 6. Perlawanan Airin
7 Bab. 7. Dendam Chika
8 Bab. 8. Rencana Arian
9 Bab. 9. Kecerdasan Airin
10 Bab. 10. Sumpah Chika
11 Bab. 11. Kebakaran
12 Bab. 12. Rencana Perbaikan Rumah
13 Bab. 13. Semangat Airin
14 Bab. 14. Sebuah Kebahagiaan
15 Bab. 15. Sebuah Kebahagiaan (2)
16 Bab. 16. Belajar Ikhlas
17 Bab. 17. Waktu Bersama
18 Bab. 18. Kekejaman Chika
19 Bab. 19. Tindakan Chika
20 Bab. 20. Tamu tak diundang
21 Bab. 21. Penangkapan Chika
22 Bab. 22. Kesedihan
23 Bab. 23. Deo
24 Bab. 24. Pelajaran Hidup
25 Bab. 25. Sang penakluk hati
26 Bab. 26.Sebuah Kejadian
27 Bab. 27. Penyesalan Deo
28 Bab. 28. Senior bagi Chika
29 Bab. 29. Tuan Fernandez
30 Bab. 30. Pembagian Tugas
31 Bab. 31. Kedatangan Serli
32 Bab. 32. Hadiah untuk Fernandez
33 Bab. 33. Penculikan
34 Bab. 34. Penyelamatan
35 Bab. 35. Penyelamatan (2)
36 Bab. 36. Rumah Baru
37 Bab. 37. Suara Aneh
38 Bab. 38. Jurus Jitu Deo
39 Bab. 39. Perasaan Chika
40 Bab. 40. Ketakutan Deo.
41 Bab. 41. Perasaan Chika (2)
42 Bab. 42. Kondisi Tuan Fernandez
43 Bab. 43. Rumah Sakit
44 Bab. 44. Misel
45 Bab. 45. Malam hari
46 Bab. 46. Sarapan
47 Bab. 47. Niat Jahat
48 Bab. 48. Sebuah Rindu
49 49. Misel dan Tuan Fernandez
50 Bab. 50. Kecurigaan Chika
51 Bab. 51. Arian jatuh cinta
52 Bab. 52 . Tebakan Deo
53 Bab. 53. Adegan Film
54 Bab. 54. Perasaan Chika
55 Bab. 55. Cahaya
56 Bab. 56. Ketenangan dalam kelas
57 Bab. 57. Hati yang tergores
58 Bab. 58. Ungkapan Arian
59 Bab. 59. I Love You
60 Bab. 60. Niat Chika
61 Bab. 61. Seorang teman
62 Bab. 62. Makanan Spesial
63 Bab. 63. Berita
64 Bab. 64. Bunuh diri
65 Bab. 65. Rumah Ibu Iyem
66 Bab. 66. Keponakan
67 Bab. 67. Pelajaran Pertama
68 Bab. 68. Ungkapan Cinta
69 Bab. 69. Kehamilan
70 Bab. 70. Kenyataan pahit
71 Bab. 71. Ulang Tahun
72 Bab. 72. Janji Cinta
73 Bab. 73. Pengusiran
74 Bab. 74. Jodoh sejak dalam kandungan
75 Bab. 75. Pertemuan
76 Bab. 76. Pekerjaan baru
77 Bab. 77. Makan siang istimewa
78 Bab. 78. Damai
79 Bab. 79. Just info
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab. 1. Tukang Sapu
2
Bab. 2. Pemuda Tampan
3
Bab. 3. Suasana Kelas
4
Bab. 4. Reaksi Chika
5
Bab. 5. Rumah Sakit
6
Bab. 6. Perlawanan Airin
7
Bab. 7. Dendam Chika
8
Bab. 8. Rencana Arian
9
Bab. 9. Kecerdasan Airin
10
Bab. 10. Sumpah Chika
11
Bab. 11. Kebakaran
12
Bab. 12. Rencana Perbaikan Rumah
13
Bab. 13. Semangat Airin
14
Bab. 14. Sebuah Kebahagiaan
15
Bab. 15. Sebuah Kebahagiaan (2)
16
Bab. 16. Belajar Ikhlas
17
Bab. 17. Waktu Bersama
18
Bab. 18. Kekejaman Chika
19
Bab. 19. Tindakan Chika
20
Bab. 20. Tamu tak diundang
21
Bab. 21. Penangkapan Chika
22
Bab. 22. Kesedihan
23
Bab. 23. Deo
24
Bab. 24. Pelajaran Hidup
25
Bab. 25. Sang penakluk hati
26
Bab. 26.Sebuah Kejadian
27
Bab. 27. Penyesalan Deo
28
Bab. 28. Senior bagi Chika
29
Bab. 29. Tuan Fernandez
30
Bab. 30. Pembagian Tugas
31
Bab. 31. Kedatangan Serli
32
Bab. 32. Hadiah untuk Fernandez
33
Bab. 33. Penculikan
34
Bab. 34. Penyelamatan
35
Bab. 35. Penyelamatan (2)
36
Bab. 36. Rumah Baru
37
Bab. 37. Suara Aneh
38
Bab. 38. Jurus Jitu Deo
39
Bab. 39. Perasaan Chika
40
Bab. 40. Ketakutan Deo.
41
Bab. 41. Perasaan Chika (2)
42
Bab. 42. Kondisi Tuan Fernandez
43
Bab. 43. Rumah Sakit
44
Bab. 44. Misel
45
Bab. 45. Malam hari
46
Bab. 46. Sarapan
47
Bab. 47. Niat Jahat
48
Bab. 48. Sebuah Rindu
49
49. Misel dan Tuan Fernandez
50
Bab. 50. Kecurigaan Chika
51
Bab. 51. Arian jatuh cinta
52
Bab. 52 . Tebakan Deo
53
Bab. 53. Adegan Film
54
Bab. 54. Perasaan Chika
55
Bab. 55. Cahaya
56
Bab. 56. Ketenangan dalam kelas
57
Bab. 57. Hati yang tergores
58
Bab. 58. Ungkapan Arian
59
Bab. 59. I Love You
60
Bab. 60. Niat Chika
61
Bab. 61. Seorang teman
62
Bab. 62. Makanan Spesial
63
Bab. 63. Berita
64
Bab. 64. Bunuh diri
65
Bab. 65. Rumah Ibu Iyem
66
Bab. 66. Keponakan
67
Bab. 67. Pelajaran Pertama
68
Bab. 68. Ungkapan Cinta
69
Bab. 69. Kehamilan
70
Bab. 70. Kenyataan pahit
71
Bab. 71. Ulang Tahun
72
Bab. 72. Janji Cinta
73
Bab. 73. Pengusiran
74
Bab. 74. Jodoh sejak dalam kandungan
75
Bab. 75. Pertemuan
76
Bab. 76. Pekerjaan baru
77
Bab. 77. Makan siang istimewa
78
Bab. 78. Damai
79
Bab. 79. Just info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!