Bab. 3. Suasana Kelas

Setelah pemuda itu pergi, Airin mengantarkan tukang kebun itu ke tempat tinggalnya dan membantu mengobati luka ditangannya.

"Maaf pak, siapa pemuda tadi ?" tanya Airin.

"Dia adalah tuan muda Arian, di Sekolah ini dia sebagai ketua OSIS. Dia adalah anak yang sangat baik dan suka menolong."

"Kekayaan keluarganya tidak membuat ia menjadi anak yang sombong. Dia adalah salah satu siswa yang berprestasi di Sekolah ini." jelas tukang kebun itu.

"Oh begitu. Kenalkan pak nama saya Airin." ucap Airin kemudian.

"Saya Udin, biasa dipanggil mang Udin." jawab tukang kebun itu dengan tersenyum.

"Mang Udin salut sama neng Airin, meskipun siswi baru dan diperlakukan seperti itu tetapi neng Airin tidak merasa takut sama sekali." ucap mang Udin lagi.

"Selama kita tidak melakukan sebuah kesalahan mengapa harus takut mang ?" tanya Airin.

"Neng non Chika itu sangat mengerikan sekali, dia menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk bertindak semaunya."

"Hari ini dia bisa melakukan hal itu kepada kita, dan hari ini kita selamat karena tuan muda Arian datang tepat waktu, sehingga kita bisa selamat neng."

"Tetapi belum tentu besok kita bisa selamat dari nona Chika. Terlebih bagi neng Airin pasti dia akan terus-menerus berbuat tidak baik terhadap neng Airin." jelas mang Udin dengan khawatir.

"Tidak apa mang, saya bisa menjaga diri. Tetapi apakah Chika juga akan berbuat hal yang sama terhadap mang Udin ?" tanya Airin lagi.

"Itu sudah biasa bagi saya neng. Mang Udin mah hanya bisa pasrah saja menjalani semuanya neng."

"Cuma mang Udin takut neng Airin jadi tidak betah Sekolah disini. Padahal Sekolah ini adalah impian banyak anak-anak neng." jawab Mang Udin.

"Jangan khawatirkan saya mang, saya bisa kok jaga diri. Dan saya sebelumnya sudah mengetahui bahwa siswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu selalu menjadi korban bullying oleh mereka yang berasal dari keluarga kaya terlebih keluarga pejabat."

"Meskipun tidak semuanya seperti itu, tetapi kebanyakan ya seperti itu. Bahakan mereka tidak bisa menghormati orang yang lebih tua, hanya karena profesi orang tersebut."

"Parahnya lagi ada beberapa oknum pengajar yang seakan menutup mata dan telinga mereka untuk kejadian itu."

"Seharusnya siapapun siswa yang melakukan tindakan yang kurang baik ya harus diarahkan ke arah yang benar. Bukan malah menutup mata seolah tidak mengetahuinya hanya karena mereka berasal dari keluarga yang terpandang."

"Sebuah lembaga pendidikan yang seharusnya mengarahkan dan mendidik seluruh peserta didiknya ke arah yang seharusnya malah tidak berfungsi sesuai dengan fungsi sebenarnya. Sungguh sangat ironis." ucap Airin.

"Sebenarnya siapa neng Airin ini, dia sungguh berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dia berwawasan sangat luas. Apakah sebenarnya dia berasal dari keluarga yang berada." batin Mang Udin.

"Seandainya semua siswa memiliki pemahaman seperti neng Airin, pasti Negara kita akan jauh lebih baik, karena generasi penerus bangsa memiliki kecakapan yang luar biasa." puji mang Udin.

"Mang Udin bisa saja, jika terus dipuji saya bisa terbang ke awan mang." jawab Airin sambil tertawa melihat ekspresi mang Udin.

Setelah selesai mengobati tangan mang Udin, Airin berpamitan untuk membersihkan diri agar bisa segera mengikuti pelajaran di kelasnya.

Dengan cepat Airin membersihkan diri dan berganti pakaian, setelah itu ia masuk ke dalam kelasnya.

Ketika Airin masuk kedalam kelas, hampir seluruh siswa dan siswi melihat ke arahnya. Kerena kebetulan guru yang bertugas tidak masuk dikarenakan sedang sakit.

"Oh ini si tukang sapu jalan yang dibela oleh ketua OSIS kita ?" tanya salah satu siswi di kelas tersebut.

"Beruntung sekali dia." ucap yang lainnya.

"Kalau aku lebih kasihan lagi, pasalnya Chika and the gank tidak akan begitu saja melepaskan dia." ucap yang lainnya lagi.

"Tukang sapu jalan ! sebaiknya kau berfikir ulang sebelum masuk ke Sekolah ini. Apa lagi kau berani melawan mereka. Bisa dipastikan kau tidak akan bertahan lama di Sekolah ini."

"Sebelum kau bermimpi terlalu tinggi. Sebaiknya kau bangun terlebih dahulu dan pergilah ke Sekolah yang lainnya, masa depanmu lebih terjamin di sana." ucap yang lainnya lagi.

"Sebaiknya kau dengar itu tukang sapu jalan ! kami sebenarnya kasian tapi apa yang bisa kami lakukan." ucap salah satu siswa lagi.

"Airin, lebih baik kau cepat duduk dan kerjakan tugas yang ada di papan tulis itu ! itu jauh lebih baik dari pada kau mendengarkan ocehan mereka." ucap salah satu siswi yang bersimpati pada Airin.

Airin kemudian duduk dan mengabaikan apa yang diucapkan oleh mereka kepada dirinya. Setelah itu ia mengeluarkan buku tulisnya dan hendak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kelasnya.

Namun, belum sempat Airin menulis. buku tulisnya di ambil oleh Chika yang tiba-tiba sudah berada di depan Airin. Kemudian ia merobek-robek buku itu setelah itu ia melemparkan ke sembarang arah.

Semua yang berada dalam ruangan itu langsung terdiam dan tak berani berkutik. Saat Chika melakukan hal itu kepada Airin.

"Jangan bermimpi kau bisa duduk dengan santai dan mengerjakan tugas dari guru sebelum kau menerima akibat dari perbuatanmu yang berani melawanku !" ucap Chika dengan penuh kemarahan.

Chika ingin menjambak rambut Airin namun dengan cepat Airin menghindarinya dan berdiri menjauhi Chika.

"Kau berani menantang ku rupanya. Jangan harap ada Arian yang akan melindungi mu dari hukuman yang akan aku berikan." ucap Chika sambil berjalan mendekati Airin.

Airin juga tak mau kalah, ia segera menjauh untuk menghindari gerakan Chika. Chika yang sudah terbakar emosi sampai tidak bisa mengimbangi gerakan Airin yang terlihat sangat lincah.

Hal itu membuat Chika terjatuh di hadapan Airin. Airin tersenyum kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menolong Chika. Tapi sayangnya Chika tidak menerima bantuan dari Airin.

"Kau tidak mau menerima niat baik dari ku ?" tanya Airin dengan tersenyum.

"Siapa yang Sudi berjabat tangan dengan dirimu, tanganmu bau seperti sampah di pinggir jalan itu." jawab Chika sambil berdiri dan dibantu oleh teman-temannya.

"Baiklah kalau begitu." jawab Airin kemudian ia berjalan kembali hendak duduk di kursinya.

"Tunggu ! siapa yang mengijinkan mu untuk duduk ? Sebelum aku mengijinkannya maka kau akan tetap berdiri dan jangan berani-berani untuk duduk." Ucap Chika.

"Bukankah status kita sama ? sama-sama sebagai seorang siswi. Lalu apa wewenang mu sehingga kau bisa membuat keputusan seperti itu ?" jawab Airin sambil terus melangkah meninggalkan Chika dan teman-temannya.

Setelah sampai dengan santainya Airin duduk di bangkunya. Dan kembali mengeluarkan sebuah buku untuk mengerjakan tugas yang tertulis di papan tulis.

Sementara yang lainnya, tidak berani bertindak apa-apa selain diam dan melihat kelanjutan dari kisah Airin dan juga Chika.

Episodes
1 Bab. 1. Tukang Sapu
2 Bab. 2. Pemuda Tampan
3 Bab. 3. Suasana Kelas
4 Bab. 4. Reaksi Chika
5 Bab. 5. Rumah Sakit
6 Bab. 6. Perlawanan Airin
7 Bab. 7. Dendam Chika
8 Bab. 8. Rencana Arian
9 Bab. 9. Kecerdasan Airin
10 Bab. 10. Sumpah Chika
11 Bab. 11. Kebakaran
12 Bab. 12. Rencana Perbaikan Rumah
13 Bab. 13. Semangat Airin
14 Bab. 14. Sebuah Kebahagiaan
15 Bab. 15. Sebuah Kebahagiaan (2)
16 Bab. 16. Belajar Ikhlas
17 Bab. 17. Waktu Bersama
18 Bab. 18. Kekejaman Chika
19 Bab. 19. Tindakan Chika
20 Bab. 20. Tamu tak diundang
21 Bab. 21. Penangkapan Chika
22 Bab. 22. Kesedihan
23 Bab. 23. Deo
24 Bab. 24. Pelajaran Hidup
25 Bab. 25. Sang penakluk hati
26 Bab. 26.Sebuah Kejadian
27 Bab. 27. Penyesalan Deo
28 Bab. 28. Senior bagi Chika
29 Bab. 29. Tuan Fernandez
30 Bab. 30. Pembagian Tugas
31 Bab. 31. Kedatangan Serli
32 Bab. 32. Hadiah untuk Fernandez
33 Bab. 33. Penculikan
34 Bab. 34. Penyelamatan
35 Bab. 35. Penyelamatan (2)
36 Bab. 36. Rumah Baru
37 Bab. 37. Suara Aneh
38 Bab. 38. Jurus Jitu Deo
39 Bab. 39. Perasaan Chika
40 Bab. 40. Ketakutan Deo.
41 Bab. 41. Perasaan Chika (2)
42 Bab. 42. Kondisi Tuan Fernandez
43 Bab. 43. Rumah Sakit
44 Bab. 44. Misel
45 Bab. 45. Malam hari
46 Bab. 46. Sarapan
47 Bab. 47. Niat Jahat
48 Bab. 48. Sebuah Rindu
49 49. Misel dan Tuan Fernandez
50 Bab. 50. Kecurigaan Chika
51 Bab. 51. Arian jatuh cinta
52 Bab. 52 . Tebakan Deo
53 Bab. 53. Adegan Film
54 Bab. 54. Perasaan Chika
55 Bab. 55. Cahaya
56 Bab. 56. Ketenangan dalam kelas
57 Bab. 57. Hati yang tergores
58 Bab. 58. Ungkapan Arian
59 Bab. 59. I Love You
60 Bab. 60. Niat Chika
61 Bab. 61. Seorang teman
62 Bab. 62. Makanan Spesial
63 Bab. 63. Berita
64 Bab. 64. Bunuh diri
65 Bab. 65. Rumah Ibu Iyem
66 Bab. 66. Keponakan
67 Bab. 67. Pelajaran Pertama
68 Bab. 68. Ungkapan Cinta
69 Bab. 69. Kehamilan
70 Bab. 70. Kenyataan pahit
71 Bab. 71. Ulang Tahun
72 Bab. 72. Janji Cinta
73 Bab. 73. Pengusiran
74 Bab. 74. Jodoh sejak dalam kandungan
75 Bab. 75. Pertemuan
76 Bab. 76. Pekerjaan baru
77 Bab. 77. Makan siang istimewa
78 Bab. 78. Damai
79 Bab. 79. Just info
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab. 1. Tukang Sapu
2
Bab. 2. Pemuda Tampan
3
Bab. 3. Suasana Kelas
4
Bab. 4. Reaksi Chika
5
Bab. 5. Rumah Sakit
6
Bab. 6. Perlawanan Airin
7
Bab. 7. Dendam Chika
8
Bab. 8. Rencana Arian
9
Bab. 9. Kecerdasan Airin
10
Bab. 10. Sumpah Chika
11
Bab. 11. Kebakaran
12
Bab. 12. Rencana Perbaikan Rumah
13
Bab. 13. Semangat Airin
14
Bab. 14. Sebuah Kebahagiaan
15
Bab. 15. Sebuah Kebahagiaan (2)
16
Bab. 16. Belajar Ikhlas
17
Bab. 17. Waktu Bersama
18
Bab. 18. Kekejaman Chika
19
Bab. 19. Tindakan Chika
20
Bab. 20. Tamu tak diundang
21
Bab. 21. Penangkapan Chika
22
Bab. 22. Kesedihan
23
Bab. 23. Deo
24
Bab. 24. Pelajaran Hidup
25
Bab. 25. Sang penakluk hati
26
Bab. 26.Sebuah Kejadian
27
Bab. 27. Penyesalan Deo
28
Bab. 28. Senior bagi Chika
29
Bab. 29. Tuan Fernandez
30
Bab. 30. Pembagian Tugas
31
Bab. 31. Kedatangan Serli
32
Bab. 32. Hadiah untuk Fernandez
33
Bab. 33. Penculikan
34
Bab. 34. Penyelamatan
35
Bab. 35. Penyelamatan (2)
36
Bab. 36. Rumah Baru
37
Bab. 37. Suara Aneh
38
Bab. 38. Jurus Jitu Deo
39
Bab. 39. Perasaan Chika
40
Bab. 40. Ketakutan Deo.
41
Bab. 41. Perasaan Chika (2)
42
Bab. 42. Kondisi Tuan Fernandez
43
Bab. 43. Rumah Sakit
44
Bab. 44. Misel
45
Bab. 45. Malam hari
46
Bab. 46. Sarapan
47
Bab. 47. Niat Jahat
48
Bab. 48. Sebuah Rindu
49
49. Misel dan Tuan Fernandez
50
Bab. 50. Kecurigaan Chika
51
Bab. 51. Arian jatuh cinta
52
Bab. 52 . Tebakan Deo
53
Bab. 53. Adegan Film
54
Bab. 54. Perasaan Chika
55
Bab. 55. Cahaya
56
Bab. 56. Ketenangan dalam kelas
57
Bab. 57. Hati yang tergores
58
Bab. 58. Ungkapan Arian
59
Bab. 59. I Love You
60
Bab. 60. Niat Chika
61
Bab. 61. Seorang teman
62
Bab. 62. Makanan Spesial
63
Bab. 63. Berita
64
Bab. 64. Bunuh diri
65
Bab. 65. Rumah Ibu Iyem
66
Bab. 66. Keponakan
67
Bab. 67. Pelajaran Pertama
68
Bab. 68. Ungkapan Cinta
69
Bab. 69. Kehamilan
70
Bab. 70. Kenyataan pahit
71
Bab. 71. Ulang Tahun
72
Bab. 72. Janji Cinta
73
Bab. 73. Pengusiran
74
Bab. 74. Jodoh sejak dalam kandungan
75
Bab. 75. Pertemuan
76
Bab. 76. Pekerjaan baru
77
Bab. 77. Makan siang istimewa
78
Bab. 78. Damai
79
Bab. 79. Just info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!