"Permisi Tuan. Maaf mengganggu waktu nya." ucap Dara masuk ke ruang kerja Angga. "Ada apa?" tanya Angga dengan wajah dingin menatap Dara.
"Penjahit nya mengatakan, Tuan muda harus ke butik untuk di ukur." ucap Dara. "Kamu sudah jelas tau bagaimana ukuran saya, semua ukuran Jas saya kamu hapal." ucap Angga.
"Tapi Tuan penjahit nya ingin tau seperti apa postur tubuh Tuan. Agar dia bisa memilih bentuk yang Cocok." ucap Dara.
"Saya membayar kamu mahal untuk apa kalau kamu tidak bisa mengurus hal seperti ini?" ucap Angga. Dara terdiam.
"Saya sangat Sibuk, saya tidak memiliki waktu untuk ke butik itu. Satu lagi kamu tau saya sangat membenci keramaian." ucap Angga.
"Saya tidak mau tau pokoknya kamu harus bisa membawa Penjahit itu ke sini, berapa pun akan saya bayar." ucap Angga.
Dara kembali lagi ke Butik itu. Awalnya Tania menolak untuk ikut dengan Dara. Namun Nada meminta nya untuk pergi.
"Pergi saja Tania, kamu butuh uang untuk beli Susu anak kamu kan?" ucap Nada.
"Baiklah aku akan pergi." ucap Tania. Dia mengikuti Dara ke dalam mobil. "Silahkan masuk Bu." ucap Dara.
"Terimakasih." ucap Dara.
"Seperti nya Bos nya benar-benar orang kaya sekali. Mobil nya saja sangat besar seperti ini. Aku jadi rindu mobil pertama yang di Hadiah kan Ayah dulu untuk ku." batin Tania.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di rumah yang seperti istana. Sangat luas mewah dan sangat indah bagian di depan nya.
"Ayo ikut saya Bu." ucap Dara. Tania membawa buku untuk mencatat ukuran badan, tali pengukur badan.
Mereka masuk ke dalam lift. Tidak beberapa lama sampai di lantai Empat.
"Ibu tunggu di sini sebentar yah. Seperti nya tamu undangan Tuan muda sudah datang." ucap Dara meninggalkan Tania di sofa. Tania tidak berhenti memutar bola matanya melihat Ruangan itu di dekorasi dengan sangat mewah.
Dia berdiri melihat lukisan yang begitu besar dan juga banyak lukisan lain. Dia melihat Lukisan Burung warna Biru dia tersenyum.
"Hey kamu!" ucap Angga yang keluar dari kamar bertelanjang dada. Tania berbalik dia melihat ke seluruh sudut ruangan itu tidak ada orang lain.
"Bapak memanggil saya?" tanya Tania sambil menunjuk dirinya.
"Saya sudah menunggu kamu sangat lama, jangan membuat saya hilang kesabaran." ucap Angga tiba-tiba menarik tangan Tania ke dalam kamar.
Tania kebingungan dia mau berbicara namun dia juga sangat gugup.
Dia membawa Tania ke kamar mandi yang sangat luas ada bathap yang begitu luas sudah di taburi mawar merah.
"Saya mau kamu menggunakan minyak urut yang sudah saya sediakan. Minyak urut yang biasa di gunakan membuat punggung saya terasa terbakar." ucap Angga.
"Ta-tapi saya bukan." Belum sempat menjelaskan namun Angga langsung memberikan botol minyak urut kepada nya.
Tania masih tetap diam, dia benar-benar sangat bingung sekali. "Tunggu apa lagi? Saya mengundang kamu ke sini bukan hanya untuk diam saja." ucap Angga.
Dia Mau membuka handuk nya.
"Jangan!" ucap Tania berteriak. Tidak sengaja kaki nya licin karena sabun.
Angga kaget dia menarik Tania dan mereka Jatuh ke dalam bathtub Bersama. "Aaaaaa!!!". Tania berteriak sebelum jatuh.
Bibir mereka menyatu satu sama lain. Angga juga menahan badan Tania.
"Ayo silahkan masuk." ucap Dara, membawa tukang pijit yang sebenarnya. Dia meninggal kan Tania karena tukang pijat datang.
"Tuan Muda!" ucap Dara kaget. Tania dan Angga langsung bangun, Angga keluar dari Bathub.
Dia melihat tukang pijit sebenernya ada di belakang Dara.
"Mari saya bantu Bu." ucap Dara membantu Tania keluar, di sudah basah sekarang.
"Apa-apaan Ini Dara?" ucap Angga. "Saya minta maaf Tuan muda. Ini adalah kesalahan saya. Sebenarnya ini adalah Penjahit yang bapak minta datang." ucap Dara.
Angga merasa kesal dia langsung keluar dari sana. "Maafin saya Bu, mari saya antar menukar pakaian.
Dua jam kemudian Tania sudah menunggu di lantai bawah.
"Mbak kapan Tuan Angga turun? Saya sudah lama menunggu di sini." ucap Tania.
"Yang sabar yah Bu." ucap Dara. Dara sudah berusaha untuk menahan Tania dari tadi. tidak beberapa lama akhirnya Angga turun juga.
"Langsung saja, saya akan mengukur badan Tuan." ucap Tania mengambil pengukur badan nya. Dia menatap wajah Angga.
"Dia sangat tampan namun kenapa dia memasang wajah dingin sehingga semua ketampanan nya hilang begitu saja." batin Tania.
Dia mengukur d bagian dada. "Kenapa wajah wanita ini tidak begitu asing? Ah tidak mungkin. Ini mungkin hanya mirip saja." batin Angga.
Dia melihat bibir Tania. Tiba-tiba dia mengingat kejadian tadi. Tania tidak sengaja kesenggol oleh kaki kursi sehingga dia terjatuh ke badan Angga.
Angga menahan badan Tania. Mata mereka bertemu.
"Mata ini? Mata ini tidak begitu asing." batin Angga.
"Maaf tuan." ucap Tania.
"Semua nya sudah selesai. Bantu saya untuk memilih bahan yang di inginkan oleh tuan." ucap Tania.
Angga mengambil kain yang di potong kecil, jelas saja bahan itu bukan kain sembarangan.
Tiba-tiba Angga meletakkan benda itu di atas meja dengan kasar.
"Kamu penjahit nya, kamu pasti tau apa yang bagus untuk jas terbaik." ucap Angga. Tania Menghela nafas panjang.
"Pilih untuk saya. Saya mau itu harus jadi besok sebelum malam." ucap Angga.
"Tidak bisa begitu cepat tuan, pembuatan ini butuh waktu dua hari." ucap Tania karena Nada memberikan jam kerja yang singkat, karena Nada mengingat anak nya Tania.
"Kamu berani membantah perintah saya?" tanya Angga menatap Tania dengan tatapan tajam.
"Justru kamu sangat beruntung karena saya memilih Butik kecil seperti itu." ucap Angga.
Tania merasa di hina. "Baiklah kalau Tuan tidak bersedia. Lebih baik Tuan mencari penjahit dan toko lain saja. Saya permisi." ucap Tania.
Dara semakin panik, dia sudah senang namun ujung nya malah ribut.
"Tuan, apa yang Tuan lakukan?" ucap Dara. "Saya tidak butuh penjahit yang tidak menghargai saya." ucap Angga. "Tapi Tuan. Tuan membutuhkan dia." ucap Dara.
Angga menghela nafas panjang. "Aaa bikin aku lelah saja." batin Dara. Dia mengejar Tania keluar.
Dia membujuk Tania agar tidak berubah pikiran namun dia sudah terlanjur kesal pada Angga. Dara tidak membiarkan Tania pergi sebelum dia menyetujui untuk membuat Jas itu.
Tania melihat wajah Dara yang sangat memohon sekali. Di tambah lagi uang bayaran sudah siap terima.
"Baiklah saya akan melakukan nya." ucap Tania. "Terimakasih banyak Bu Tania. Saya akan meminta supir mengantarkan anda." ucap Dara. Tania menganguk.
"Akhirnya..." Ucap Dara lega sambil duduk, namun tiba-tiba Angga datang, dia harus kembali berdiri lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Fitri
waduh Angga 🤔
2022-07-14
1