Dua minggu berlalu, Awan tidak pernah bertemu lagi dengan Shika, jadwal operasi yang padat belum lagi jika ada cito. Awan juga ingin memberikan waktu untuk dirinya sendiri, memahami tentang perasaannya pada gadis itu.
Seorang gadis cantik bermata bulat dengan manik mata coklat gelap sedang duduk disebuah cafe tempat dimana ia membuat janji temu dengan seseorang. Ia melihat sekelilingnya, suasana cafe masih senggang hanya terlihat beberapa pengunjung yang datang. Ia menghembuskan nafas pelan, menatap keluar jendela, teringat kembali bagaimana raut wajah Ray sangat sedih dan kecewa atas sikap yang dilakukannya, ia telah menyakiti hati kakaknya. Bahkan selama dua minggu ini Ray tidak pernah pulang kerumah.
"Ada apa denganmu, Fe? Apa yang membuat kamu bersikap sangat dingin terhadap Awan? Apa dia pernah menyakiti kamu? Jika hanya karena apa yang di lakukan oleh Awan terhadapmu, tidak seharusnya kamu bersikap berlebihan seperti ini."
"Jujur, kakak kecewa sama kamu, ini bukan Fe yang kakak kenal. Adik kakak tidak sekejam ini. Mungkin ini kesalahan kakak, yang terlalu manjain kamu hingga membuat kamu berubah!"
"Fe, tidak berubah kak. Fe, masih sama seperti dulu."
"Tapi sayangnya, ucapan sama perbuatan kamu bertolak belakang. Fe, berhati lembut tidak pernah menyakiti hati siapapun, seorang gadis pemaaf, tidak membalas yang berbuat jahat padanya, ia sangat sedih saat melihat orang lain kesusahan, bahkan seekor kelinci terluka ia akan menangis. Dimana kakak harus mencari Feshika itu, Fe. Tolong beritahu kakak agar kakak dapat membawanya kembali."
Saat ini didepannya telah duduk seseorang yang hatinya juga telah disakiti begitu kejam dengan kata-kata atau sikapnya. Ia menatap lekat wajah tampan didepannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia kembali meneteskan air mata, perasaan bersalah menyeruak dalam hatinya.
"Shika, are you okay?" tanya lelaki itu. Ia sangat khawatir melihat gadis didepannya.
" Maaf, jika aku tidak membuatmu nyaman, aku akan pergi." Ucap lelaki itu yang tidak lain adalah Awan. Ia akan beranjak pergi tidak ingin membuat gadis itu terluka dengan kehadirannya, Walaupun pertemuan ini atas permintaan gadis itu sendiri.
"Tidak, kak. Maaf... aku minta maaf, karena udah nyakitin hati kakak, tidak seharusnya aku melampiaskannya pada kakak. Aku sadar, sikapku sudah sangat keterlaluan, tolong maafin aku kak. Aku mohon, maafin aku!!!" Ucap Shika dengan suara serak air matanya mengalir deras, inilah sosok sebenarnya Shika hatinya sangat lembut. Ia tidak akan sanggup melihat orang lain terluka, apalagi itu disebabkan oleh dirinya sendiri.
Shika terisak, hati Awan pedih melihat orang yang dicintainya menangis. Awan beranjak dari tempatnya, mendudukan diri disamping Shika, ia memberanikan diri memeluk Shika, ia tidak ingin gadis nya larut dalam perasaan bersalah. Melihat tidak ada penolakan dari Shika, Awan mendekapnya dengan erat, mengelus lembut punggungnya memberikan rasa nyaman.
"Shika... Sudahlah, kakak tidak apa-apa, kakak yang seharusnya minta maaf, sudah membuat kamu seperti ini. Kakak yang membawamu dalam masalah ini, kakak minta maaf. Tapi kakak mohon... tolong jangan nangis lagi."
Hati kakak sangat sakit melihat kamu seperti ini. tapi itu hanya mampu terucap dalam hatinya.
Setelah dirasa Shika lebih tenang, ia melepaskan pelukannya.
"Maaf.." Ucapnya karena telah memeluk tanpa ijin, Shika menggeleng sambil tersenyum.
"Makasih...."
"Untuk..??"
"Untuk pelukannya, juga untuk cintanya, tapi maaf aku engga bisa membalas perasaan kak. Aku tidak tau apakah masih ada sisa cinta dalam hatiku. hatiku sudah mati, kak!" Shika menghela nafas panjang sebelum melanjutkan katak-katanya.
Awan menatap lekat mata bulat itu, tatapan sendu penuh luka terpancar dari sorot matanya.
"Anggap aja aku adiknya kakak, berikan cinta kakak untuk seseorang yang pantas mendapatkannya, yang jelas orang itu bukan aku, carilah kebahagiaan kakak." Ucapnya tulus dengan air mata berlinang.
"Apa tidak ada kesempatan untuk kakak?"
Shika menggeleng lemah, ia tidak ingin terluka lagi. "Jangan korbankan diri kakak hanya untuk gadis seperti aku, kakak berhak bahagia."
"Baiklah, tapi kakak punya syarat."
"Syarat...??"
Awan mengangguk "Kamu ingin kakak anggap adik? kapan pun kakak ingin bertemu, kamu tidak keberatan bukan?"
Shika tersenyum lalu mengangguk "Iya kak, Aku tidak keberatan."
"Makasih.... Boleh kakak memelukmu lagi?" Shika mengerutkan keningnya.
"Sebagai adik, kakak ingin bagi kebahagiaan, karena kamu mau terima kakak..."
Terima kakak dalam hidupku, semoga ini awal kakak bisa menghidupkan kembali hatimu yang mati, kakak sangat mencintaimu Shika. ucap nya dalam hati
Shika hanya mengangguk, Awan kembali menarik tubuh itu mendekapnya dengan penuh rasa sayang dan cinta. Kali ini Shika membalas pelukan lelaki itu, walaupun Shika minta dianggap sebagai adik, tapi ia tetap memberikan rasa sayang dan cinta yang sebenarnya. Lelaki itu tak mampu lagi menahan air mata yang sejak tadi ditahannya, ia menangis dalam diam hatinya sangat bahagia bisa sedekat itu dengan belahan jiwanya.
*****
Setelah acara maaf memaafkan berlangsung tanpa drama, kini mereka sedang menyantap berbagai macam cemilan diatas meja. Sesekali diselingin canda tawa diantara mereka, tanpa sengaja Awan melihat sosok yang tidak asing sedang bersama laki-laki yang pernah diliatnya dulu.
Shika mengerutkan keningnya melihat Awan yang tiba-tiba terdiam, Shika mengikuti arah pandang Awan, betapa terkejutnya Shika melihat sosok yang telah membuatnya terluka. Shika segera mengalihkan tatapan melihat Awan.
"Kak..." Shika memukul lengan Awan.
"Hm.."
"Kakak kenal sama mereka?"
Awan menghela nafas panjang, ia mengangguk "Perempuan itu, tunangan Arya."
"APAAAA!!! pekik Shika, Awan reflek membukam mulut Shika dengan tangan.
"Jangan kencang-kencang, Shika. Jangan sampai perempuan itu liat kita." bisik Awan. Untung posisi duduk mereka berada dipojokan dan sedikit tertutup dengan pilar cafe itu.
"Aku hanya kaget kak, masak kak Arya tunangannya modelan begitu, apa kak Arya engga tau seperti apa tunangan itu?"
"Maksud kamu?"
"Mereka itu partner diatas Ranjang, kak." Jawab Shika santai.
Mata Awan membola sempurna dengan pernyataan Shika, dia tidak tau kalalu sudah sejauh itu kelakuan si sapi. Astagaaa... disini siapa yang terlalu bodoh??? Aryaaaaa.....
"Bagaimana kamu tau?"
"Huuff... Lelaki yang bersamanya itu namanya Evan, orang yang telah mengkhianatin aku kak!" Shika tersenyum miris kala teringat pengkhianatan yang di lakukan kekasih itu, eitss... ralat, mantan kekasih.
"Maksud kamu dia yang udah nyakitin kamu? dia yang buat hati kamu mati rasa??" Tanya Awan memastikan apa yang didengarnya. Shika mengangguk, Awan sekarang mengerti dengan perasaan Shika. Hatinya pasti sangat hancur, dan Awan bertekad akan mengobati luka itu. Mengembalikan rasa percaya dihati Shika.
"Kakak ingat pertemuan kita di taman?"
Awan mengangguk "Iya"
"Hari itu aku baru landing, tanpa mengabari Evan aku langsung datang ke apartemennya. Ingin memberikan kejutan karena tepat hari itu Evan ulang tahun. Saat masuk kedalam apartemen, aku mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar. Karena rasa penasaran aku mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat dan melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan. Sangat menjijikan!!!" jelas Shika mengingat adegan orang miskin.
"Berarti mata kamu sudah ternoda donk?" goda Awan terkekeh.
"Mataku sudah tidak perawan lagi sejak kejadian itu. hari itu aku benar-benar apes kak, ditambah lagi dengan pengakuan kakak yang tiba-tiba, lengkaplah semua penderitaan aku, kak."
Awan merasa bersalah, andai ia tidak egois mungkin ia tidak...?? tapi, sudahlah semua telah terjadi. Syukur sekarang Shika mau memaafkannya, dan dia akan memberikan seluruh cintanya hanya pada Shika, walaupun Shika belum membalasnya atau tidak akan pernah.
❄❄❄❄❄❄❄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Bundanya Robby
lah kok habis kk Thor 😁😁😁
2022-07-17
0
Bundanya Robby
sabar shika ...sabar itu pohon dn buah nya adalah bahagia oke .. semangat shika💪💪💪💪💪
2022-07-17
1
hary as syifa
Yah.....Arya.....Malang banget dah nasibnya
2022-07-15
1