Jika setiap pertemuan akan menyisakan luka karena perpisahan. Maka bertemu denganmu adalah luka paling manis yang kurasakan. Jika dengan membenciku menyembuhkan lukamu maka lakukanlah. Karena aku yakin, akan ada pelangi setelah hujan. Jika pada alurnya semesta mempertemukan kita lagi, maka kau lah takdirku.
"Kamu..."
Awan tersenyum "Kita emang ditakdirkan bersama, Shika."
Shika berdecak kesal "Kau mengikutiku!"
"Tidak."
"Kau pikir aku percaya? Sebaiknya kau pergi dari sini." Shika mendorong tubuh Awan. "Uugh, kenapa kau berat sekali, hah?" Pekik Shika ngos-ngosan.
"Hei, kenapa aku harus pergi? kau sendiri kenapa ada disini?"
"Aku..."
"Fe.. Sayang, kamu disini?" Ray mengerutkan keningnya, melihat Shika sedang mendorong tubuh Awan.
"Kalian udah saling kenal?"
"Tidak..!"
" Iya.."
"Ray, lo kenal cewek ini?"
"Kenal donk, dia ini hidup mati gue." Ucap Ray sambil merangkul Shika. Shika masih dalam mode judes level akut.
Awan menghela nafas pelan melihat Shika dalam rangkulan Ray, dadanya terasa sesak. "Dia, belahan jiwa gue." Lirih Awan.
"Belahan jiwa lo?" tanya Ray terkejut. Awan mengangguk sembari tersenyum kecut. Sedangkan Shika yang berada disamping Ray melirik sinis Awan.
"Jadi... ini cewek yang lo ceritain?" melirik adiknya lalu kembali menatap sahabatnya. Lagi-lagi Awan hanya mengangguk.
"Hahaahaha..."
"Kenapa lo ketawa, kampret! gue engga tau kalau dia kekasih lo."
"Dia emang kekasih hati gue, dari masih dalam kandungan sampe sebesar ini." Ray menahan tawanya.
"Lo udah di jodohin dari cewek ini masih dalam kandungan? koq lo engga pernah cerita?"
Ray menggeleng, ia menepuk bahu Awan sebenarnya ia ingin menjahilin sahabatnya itu, tapi ia tak tega raut wajah yang sedari pagi cerah, kini tampak kecewa.
"Fe, kenalin ini sohib kakak namanya Awan. Dan lo bro ini adik kesayangan gue, Fe. Yang mau gue jodohin ama elo. Ternyata lo udah nyuri start duluan." ujar Ray terkekeh.
"APAAA...!!!!! Kakak mau jodohin Fe sama cowok aneh ini, yang bener aja kak!!! kakak pikir, Fe Siti Nurbaya yang mau dijodohi sama Datuk Maringgih, OGAAAAHHH... ENGGA ADA JODOH-JODOHAN!!!" Protes Shika tidak terima rencana kakaknya, dadanya naik turun menahan emosi.
Shika menghentakkan kakinya dengan emosi yang membara meninggalkan kedua orang yang membuat moodnya jungkir balik sambil terus menggerutu. "Apa-apaan, kak Ray. Dikira adiknya yang cantik ini engga laku apa!! eitss...tapi kan gue diselingkuhin. Auu.. ah, bodo." bibirnya terus bergerak entah umpatan apa saja dikomat-kamitnya.
"Ray, tapi kenapa ia bilang namanya Shika bukan Fe?"
Ray menghela nafas dengan kasar. "Namanya Feshika Clearesta Anggara. Fe, adalah panggilan kesayangannya sejak kecil, tapi saat diluar ia akan memperkenalkan dirinya sebagai Shika. Tidak ada yang tau kalau dia adalah tuan putri dikeluarga Anggara."
Awan mengangguk "Saking misteriusnya gue sendiri aja sampai engga kenal sama adik lo. Ck, benar-benar tuan putri."
"Ray, cewek itu siapa? kinyis-kinyis gitu, kenalin donk." sela Arya ditengah obrolan mereka menanyakan gadis yang berpas-pasan dengannya diruang keluarga saat masuk tadi.
Bukannya menjawab, keduanya menatap Arya horor. Arya yang ditatap begitu menelan salivanya kasar, ia yang tak tau apa-apa menjadi bingung.
Mereka semua menikmati makan malam dengan tenang hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring. Tapi tidak dengan Shika, makanan yang masuk dimulutnya semua terasa hambar. Apalagi dengan Awan yang duduk tepat disisi kanannya, semakin membuat ia ingin secepatnya pergi dari sana.
"Wan, kamu engga mau coba kerja diperusahaan papa?"
"Engga kak, Awan udah nyaman dengan pekerjaan yang sekarang. Apa papa meminta kakak untuk membujukku?"
"Tadi siang, papa ke perusahaan. Papa ingin kamu mengambil alih dan meneruskan perusahaan. Cuma kamu satu-satunya harapan papa dan mama." ucap Dika. Awan mengangguk, ia tau sebagai anak tunggal tanggung jawab itu pasti akan diembannya suatu hari nanti.
Shika terus memperhatikan interaksi keduanya, mereka terlihat seperti adik dan kakak.
Siapa cowok aneh ini, kenapa kakak memanggil orang tuanya papa? tanya Shika dalam hati.
"Kenapa kakak manggil orang tuanya temen kak Ray dengan sebutan papa mama?" tanya Shika ia udah kepalang penasaran, jiwa keponya meronta-ronta dari pada dia mati penasaran pikirnya.
"Papa Awan dan papi sahabatan sejak mereka masih SMA, hubungan mereka sudah seperti saudara, mereka juga sama-sama merintis usaha mereka dari nol hingga besar seperti sekarang ini. Seperti halnya mami dan papi yang menanggap Awan putranya begitupun kedua orang tua Awan." jelas Dika mengerti kebingungan adiknya.
Wajar Shika tidak mengenal kedua orang tua Awan, karena sejak Shika kecil kedua orang tua Awan menetap di luar negeri. Sedangkan Awan seumuran Ray dan mereka sudah bersahabat sejak kecil, Awan kembali ke indonesia setelah lulus sekolah kedokterannya.
"Kakak akan undang papa dan mama kesini."
"Buat apa kak?" sela Shika cepat.
"Buat ngelamar kamu." jawab Dika asal.
uhuukk... uhuukk
Shika tersedak makanannya, rasa perih menjalar ditenggorokannya Awan yang duduk disampingnya dengan sigap memberikan minuman dan mengelus punggungnya tanpa Shika sadari. Karena ia sudah keburu panik dengan ucapan sang kakak.
Aduuh, gaswaaatt kalau sampai ketemu mereka. Beneran dijadiin mantu gue, jangan sampe deh amit-amit, bisa hancur dunia persilatan kalau gue jadi istri cowok aneh bin sableng ini. Aduuh... mami pasti ada salah ngidam ini, Astagfirullah.. maaf mi maaf. monolog Shika dalam hati.
Setelah selesai makan malam, Shika memilih duduk ditaman samping rumahnya, menikmati suasana malam yang sunyi dan sepi seperti hatinya. Ia menatap gelapnya langit yang bertaburan bintang, tanpa ia sadari seseorang telah berdiri dekatnya.
"Ekhem.. Boleh, duduk disini?"
Shika tersentak, "Duduk aja, engga ada papan larangan kan?" ketus Shika mengontrol dirinya yang terkejut kedatangan Awan.
Saat Awan duduk, Shika bangkit hendak beranjak pergi dari sana. Tapi tangannya dicekal Awan, Shika melirik kearah tangannya. Awan yang mengerti langsung melepaskan tangannya.
"Maaf. Bisakah kita bicara sebentar."
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan." ucap Shika datar.
"Tolong, kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya."
"Seharusnya kemarin kamu jelasin, dan itu pun pada kedua orang tuamu. Bukan padaku!" Sahut Shika dengan tatapan dingin mengalahkan kutup utara.
"Aku terpaksa, karena aku jatuh cinta sama kamu."
"Kamu pikir aku percaya ucapan kamu, kamu pikir aku percaya dengan cinta."
"Cinta hanya berlaku kepada mereka yang bisa menjajakan tubuhnya pada lelaki." Ucap Shika dengan sorot mata tajam.
"Tapi aku benar-benar mencintaimu, Shika." Ucap Awan tulus, ia berusaha meyakinkan Shika tentang perasaanya.
"Tapi sayangnya, kata-katamu membuatku muak!"
"Aku peringatkan, jangan pernah lagi muncul dihadapanku." Tegas Shika lalu beranjak pergi meninggalkan Awan.
Setelah kepergian Shika, Awan terduduk lemas dibangku taman. Menatap gelapnya malam ia yang pertama kali merasakan cinta harus menelan rasa kecewa karena penolakan dari gadis yang telah mencuri hatinya.
Shika.. aku benar-benar mencintaimu. pekiknya dalam hati.
Ray sejak tadi mengawasi adiknya, mendengarkan pembicaraan mereka. Ray tidak tau apa yang membuat adiknya menjadi sangat dingin terhadap Awan, setelah Shika pergi Ray menghampirinya.
"Lo nyerah?"
Awan menarik nafas nya dengan berat. "Dia udah mengultimatum gue!"
"Kalau cinta kejar sampai dapat, penjuangin belahan jiwa lo."
"Ruangan operasi aja lo taklukan. Seorang Fe, lo kalah?" Ledek Ray.
"Lo samain Shika gue sama OK, mereka itu dua hal yang berbeda."
"Tapi sama-sama dingin."
❄❄❄❄❄❄❄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
EYN
udah nemu namanya disini 😄
2022-08-03
0
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Amir nonton dulu, kali Awan butuh kompor, Amir siap haha..
2022-07-18
0
Bundanya Robby
semangat awan taklukan ❤️ shika.....oke 💪💪💪💪💪
2022-07-17
0