Berdebat

Jam kerja pun berakhir, Zee saat ini tengah bersiap-siap pulang di kejutkan dengan kedatangan ibunya. Zee mendekati ibunya, yang berdiri di samping mobilnya.

"Masuk," titah Mami Janet.

Zee pun masuk ke dalam mobil, setelah itu ibunya juga masuk.

"Jalan, Gus," perintah Mami Janet.

"Baik, Mi," jawab Agus, bodyguard Mami Janet dan meninggalkan cafe tersebut. Zee melirik ibunya itu yang kini tengah menatapnya.

"Ada apa ibu menemuiku?" Tanya Zee.

"Kemarin ada pelanggan ibu datang menemui ibu, dia bilang kalau dia pernah di hajar sama kamu. Waktu kamu datang ke rumah, apa benar yang di katakan lelaki itu?"

"Kalau iya kenapa memangnya?" Jawab Zee jujur.

"Kamu tahu... dia minta ganti rugi sama ibu. Karena gadis yang sudah di sewanya sudah di selamatkan sama kamu," pungkas Mami Janet menatap Zee.

Zee mendengus, mendengar perkataan ibunya itu.

"Ya tinggal di balikin aja duitnya. Bukannya hal itu sudah wajar bagi ibu, jika ada pelanggan ibu merasa di rugikan," cetus Zee enteng.

"Enak banget kamu ngomong kayak gitu! Lain kali kamu nggak usah ikut campur dengan pekerjaan ibu," ucap Mami Janet kesal. "Pelanggan ibu itu sudah membayar gadis yang kamu selamatkan," sambung ucapan ibunya.

"Bukannya ibu sudah tau, kalau aku membawa cewek itu dan ibu juga nurut saja saat aku suruh mengembalikan cewek itu ke keluarganya," terang Zee.

"Itu karena kamu mengancam ibu!" kesal Mami Janet. "Dan ibu peringatkan kamu, stop urusin pekerjaan ibu!"

"Bu...! Mau sampai kapan ibu bekerja seperti itu. Apa ibu nggak mikir bagaimana dengan masa depan perempuan-perempuan yang ibu tawarkan kepada lelaki hidung belang!" Hardik Zee.

"Mereka sendiri yang memilih bekerja jadi wanita penghibur. Ibu hanya sebagai jembatan buat mereka dan asal kamu tahu, tanpa adanya ibu mereka tidak akan mendapatkan pelanggan dengan bayar mahal," ketus Mami Janet.

Zee tersenyum sinis dengan perkataan ibunya itu. Sungguh Zee tidak habis pikir dengan perkataan Ibunya itu. Bisa-bisanya membanggakan pekerjaan haram itu, pikir Zee.

"Sudahlah, ibu malas berdebat sama kamu. Pokoknya ibu minta jangan ganggu pekerjaan ibu. Kamu urus saja sekolah kamu dan belajar yang benar," ujar Mami Janet.

"Nggak perlu di ingatkan. Aku tahu apa yang harus aku lakukan," timpal Zee.

Kemudian Mami Janet mengeluarkan segepok uang kepada Zee. Zee hanya melirik uang tersebut tanpa mau menerima uang dari ibunya itu.

"Ambil...." Kata Mami Janet.

"Maaf, aku nggak mau menerima uang haram itu," tolak Zee mentah-mentah. Mungkin, kalau ibunya kerja yang lain dan pastinya dengan pekerjaan halal, Zee nggak akan menolak uang pemberian dari ibunya, dan tentu saja Zee memilih tinggal bersama ibunya.

Mami Janet menghela nafasnya. Selalu saja begini, jika dirinya memberikan uang kepada anaknya.

"Lagian aku nggak butuh uang dari ibu. Aku bisa nyari uang sendiri dan pastinya aku mendapatkannya dengan cara halal, nggak kayak ibu yang mendapatkan uang dengan jalan yang haram," tukas Zee menyindir ibunya.

"Zee...!" sentak Mami Janet.

"Simpan saja uang haram itu," ketus Zee.

Uang yang tadi di ulurkan kepada Zee, kembali di simpan ke dalam tasnya dengan perasaan kesal.

Mobil pun berhenti di depan gang kosan Zee. " Terima kasih, sudah mengantarkan aku pulang," ucap Zee seraya membuka pintu mobil.

"Hemm...." Jawab Mami Janet malas.

Zee pun turun dari mobil dan melangkah pergi menuju kosannya. Di dalam mobil, Mami Janet menghela nafasnya sembari memandangi punggung anaknya itu, anak satu-satunya yang ia miliki. Seandainya ia bisa memilih, ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama anaknya itu. Tapi keadaan dan sebuah janji kepada seseorang yang mengharuskannya memilih pekerjaan itu.

Maafkan ibu, nak. Semoga kamu selalu di lindungi sama Tuhan....

"Ayo jalan, " suruhnya, setelah Zee sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.

*

*

*

Marshall yang saat ini berada di rumah Liora, tengah menatap jengah dengan sikap Liora yang selalu ingin menang sendiri. Apapun yang di inginkannya harus selalu di kabulkan. dan di turutin.

"Pokoknya, kamu besok harus antar aku ke butik dan aku nggak mau tahu apapun alasanmu.titik!"

"Liora, besok aku nggak bisa antar kamu. Besok tuh aku ada latihan basket sama teman-temanku. Bukannya kamu sudah tahu, kalau sebentar lagi sekolah kita akan turnamen dengan sekolah pusaka," ungkap Marshall.

"Tapi aku maunya, kamu antar aku ke butik. Kamu bisa latihan main basketnya setelah antar aku dari butik," kekeuh Liora seraya melipatkan kedua tangannya di dada.

Marshall menghela nafasnya menatap sang kekasih yang tengah mencebik kesal.

"Sekali lagi maaf, aku nggak bisa. Lain kali aja bagaimana?" Tawar Marshall, karena latihan basket kali ini sangatlah penting untuk teamnya. Apalagi lawannya itu selalu memenangkan pertandingan basket dan Marshall tidak mau kalau teamnya itu kalah.

"Nggak mau! Aku maunya besok," ucap Liora nggak mau kalah, dia tetap dengan keinginannya.

"Tolong dong... Kali ini saja kamu ngalah demi sekolah kita. Jika kamu begini terus lama-lama aku mundur jadi pacar kamu. Aku tuh nggak suka sama sikap pemaksa kamu dan apapun yang kamu mau harus di turutin," kesal Marshall yang tak suka dengan sifat Liora.

"Kamu kok ngomongnya gitu! Emang salah ya, kalau aku minta kamu antar aku ke butik."

"Sudahlah, lebih baik aku pulang. Masuk gih, sudah malam," tukas Marshall yang tak mau melanjutkan perdebatan ini, sampai tengah malam pun Liora akan tetap dengan keinginannya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

bgus tuh marshall putusi si liora

2023-07-21

0

Nurwana

Nurwana

yg be'go drimu Marshall.... mau mau aj menuruti kemauan Liora.

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Gang Mawar
2 Hujan, ajarkan aku kuat
3 Kembali bersekolah
4 Cafe Heaven
5 Berdebat
6 Mengantar Pulang
7 Tambal ban
8 Duel
9 Putus
10 Memohon kembali
11 Hujan
12 Tawaran Kerja
13 Menerima Pekerjaan
14 Lelaki di atas ranjang
15 Menjemput Zee
16 Kedatangan Ibu
17 Flashback
18 Flashback ( 2 )
19 Flashback ( 3 )
20 Keserempet mobil
21 Oh ternyata....
22 Kekesalan Liora
23 Siapa lelaki itu?
24 Memotret
25 Pantai
26 Bertanya
27 Teddy Bear
28 Menembak
29 Hampir saja
30 Sakit
31 Menjenguk
32 Akhirnya membuka mata
33 Akhirnya Zee tahu
34 Meminta tolong
35 Terbebas
36 Zee, anak seorang mucikari?
37 Kemarahan Jefry
38 Hujan... Ajarkan aku kuat ( 2 )
39 Malangnya nasib si belalai
40 Mendapatkan Hukuman
41 Habis terbakar
42 Rencana pindah
43 Mengejar Zee
44 Selamat tinggal....
45 Memulai hidup baru
46 Kedatangan Haris dan Jefry
47 Kejadian waktu itu
48 Tidur bersama
49 Jealous
50 Iya, aku masih cinta
51 Mengulanginya berkali-kali
52 Apa benar Zee sudah....
53 Janjian
54 Ternyata Salah
55 Harus berjuang lagi
56 Ngedate bertiga
57 Gagal kencan, tapi dapat bonus
58 mencuci panci
59 Berpisah untuk sementara
60 Mama sakit
61 Kembali ke Jakarta
62 Meminta maaf
63 Kerinduan
64 My prettiest woman
65 Kesalnya ayah Haris
66 Permintaan ayah
67 Ungkapan Cinta
68 Kemarahan Marshall
69 Mengambil keputusan
70 Ternyata....
71 Di culik
72 Mencari Zee
73 Menemukannya
74 Aku cinta kamu
75 Selamat
76 Mendapat Restu
77 Ade sayang Abang
78 Melamarmu
79 Dinner romantis
80 Hari pernikahan
81 Hari pernikahan ( 2 )
82 Debaran jantung
83 Malam yang penuh cinta
84 Promo Novel Baru
85 Extra part 1
86 Extra part 2
87 Promo Novel Baru
88 Promo Novel baru ( Bukan sekedar suami Pengganti )
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Gang Mawar
2
Hujan, ajarkan aku kuat
3
Kembali bersekolah
4
Cafe Heaven
5
Berdebat
6
Mengantar Pulang
7
Tambal ban
8
Duel
9
Putus
10
Memohon kembali
11
Hujan
12
Tawaran Kerja
13
Menerima Pekerjaan
14
Lelaki di atas ranjang
15
Menjemput Zee
16
Kedatangan Ibu
17
Flashback
18
Flashback ( 2 )
19
Flashback ( 3 )
20
Keserempet mobil
21
Oh ternyata....
22
Kekesalan Liora
23
Siapa lelaki itu?
24
Memotret
25
Pantai
26
Bertanya
27
Teddy Bear
28
Menembak
29
Hampir saja
30
Sakit
31
Menjenguk
32
Akhirnya membuka mata
33
Akhirnya Zee tahu
34
Meminta tolong
35
Terbebas
36
Zee, anak seorang mucikari?
37
Kemarahan Jefry
38
Hujan... Ajarkan aku kuat ( 2 )
39
Malangnya nasib si belalai
40
Mendapatkan Hukuman
41
Habis terbakar
42
Rencana pindah
43
Mengejar Zee
44
Selamat tinggal....
45
Memulai hidup baru
46
Kedatangan Haris dan Jefry
47
Kejadian waktu itu
48
Tidur bersama
49
Jealous
50
Iya, aku masih cinta
51
Mengulanginya berkali-kali
52
Apa benar Zee sudah....
53
Janjian
54
Ternyata Salah
55
Harus berjuang lagi
56
Ngedate bertiga
57
Gagal kencan, tapi dapat bonus
58
mencuci panci
59
Berpisah untuk sementara
60
Mama sakit
61
Kembali ke Jakarta
62
Meminta maaf
63
Kerinduan
64
My prettiest woman
65
Kesalnya ayah Haris
66
Permintaan ayah
67
Ungkapan Cinta
68
Kemarahan Marshall
69
Mengambil keputusan
70
Ternyata....
71
Di culik
72
Mencari Zee
73
Menemukannya
74
Aku cinta kamu
75
Selamat
76
Mendapat Restu
77
Ade sayang Abang
78
Melamarmu
79
Dinner romantis
80
Hari pernikahan
81
Hari pernikahan ( 2 )
82
Debaran jantung
83
Malam yang penuh cinta
84
Promo Novel Baru
85
Extra part 1
86
Extra part 2
87
Promo Novel Baru
88
Promo Novel baru ( Bukan sekedar suami Pengganti )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!