Kembali bersekolah

Dua hari yang lalu, Mami Janet meminta bertemu dengannya di taman kota dan mengatakan kalau Zee sudah di daftarkan ke sekolah yang baru, atas bantuan pelanggan indehoy.

"Ibu sudah daftarkan kamu di SMA Nusa Bangsa dan ibu harap ini terakhir kamu di keluarkan dari sekolah," ucap Mami Janet seraya menatap bunga Soka Jawa.

"Semoga saja... Lagian siapa juga yang mau di keluarkan dari sekolah," balas Zee.

Dan hari ini, Zee akhirnya bisa kembali bersekolah di sekolah baru, Zee bisa masuk di sekolah barunya tanpa ada pertanyaan kenapa dirinya di keluarkan dari sekolah lamanya, karena pelanggan ibunya itu benar-benar menbantu Zee dengan baik.

Zee sudah berdiri menatap sekolah barunya. Memandangi setiap sudut sekolah yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu. Cukup lama Zee berdiri mengamati sekolah barunya dari luar, akhirnya Zee melangkahkan kakinya masuk ke halaman sekolah.

Zee yang saat ini duduk di bangku kelas XII, melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Saat sedang berjalan mencari letak ruang guru, dari arah berlawanan Marshall berlari lalu menyenggol tubuh Zee, hingga tubuh Zee terjatuh ke lantai.

"Aw...." Jerit Zee mengaduh kesakitan.

"Maaf-maaf," seru Marshall.

Zee menatap kesal terhadap Marshall. "Bisa nggak sih kalau jalan tuh pake mata!" Sentak Zee kesal menatap tajam wajah Marshall.

"Iya-iya, sekali lagi aku minta maaf," ucap Marshall seraya membantu zee bangun dari jatuhnya.

Marshall memicingkan matanya, mengingat perempuan di hadapannya itu.

Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana ya?. Batin Marshall berusaha mengingat dimana dirinya bertemu dengan Zee.

Zee mendengus kesal menatap wajah Marshall, lalu Zee berlalu pergi begitu saja. Marshall tersenyum menatap punggung Zee yang pergi begitu saja.

"Aku ingat. Ternyata itu kamu. Cewek yang tempo hari yang meminta jaketku. Dasar cewek aneh," gumam Marshall sembari menatap punggung Zee.

Setelah melihat Zee menghilangkan dari pandangannya, Marshall kembali melangkah cepat menuju kelas Aisyah.

***

"Selamat pagi semuanya...." Sapa Bu guru Nisa, seraya meletakkan buku pelajaran di atas meja.

Bu guru Nisa datang ke kelas tidak sendirian, beliau datang bersama Zee.

"Pagi, Bu...." Jawab semua murid.

Marshall terkejut saat melihat Zee datang bersama Bu guru Nisa. Marshall terus menatap lekat wajah Zee, lalu Marshall tersenyum tipis.

Rupanya kita sekelas, cewek aneh. Batin Marshall.

"Hari ini, kita kedatangan murid baru dan Ibu harap kalian semua bisa berteman baik dengannya," ucap Bu guru Nisa. Kemudian Bu guru Nisa meminta Zee untuk maju satu langkah ke depan.

"Zevania, silahkan perkenalkan diri kamu," perintah Bu guru Nisa.

Zee pun mengangguk. "Perkenalkan, namaku adalah Zevania Ayunda. Kalian bisa memanggilku dengan sebutan Zee. Terima kasih...."

"Oh... Namanya Zee," gumam Marshall.

Kemudian Bu guru Nisa menyuruh Zee untuk duduk. Zee berjalan ke salah satu bangku kosong. Tatapan Zee teralihkan kepada Marshall, seketika Zee dan Marshall bertemu pandang. Zee sedikit terkejut melihat Marshall, lelaki yang tadi menabraknya dan ternyata satu kelas dengannya, tapi air muka Zee tetap terlihat biasa saja.

Zee duduk di belakang meja Marshall, lalu Marshall menengok ke belakang dimana Zee duduk. Akan tetapi Zee tetap cuek, saat Marshall menengok ke arahnya.

"Hai, Zee. Aku Tieta," seloroh Tieta, teman sebangkunya seraya mengulurkan tangannya.

"Zee...." Jawab Zee sembari menerima jabatan tangan Tieta.

"Semoga kita bisa jadi teman yang baik ya," lanjut Tieta berucap.

"Iya...." Lalu keduanya tersenyum.

"Sekarang buka buku biologi kalian," perintah Bu guru Nisa dan memulai pelajaran pertama.

***

Jam pulang pun tiba. Bu guru Nisa sudah pergi meninggalkan kelas. Marshall menengok ke belakang dimana Zee duduk bersama Tieta, lalu Marshall berdiri di samping Zee.

"Hai... Aku Marshall," seloroh Marshall memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

Zee diam dan menatap tangan Marshall yang terulur di hadapannya, tatapan Zee dingin dan tidak membalas uluran tangan Marshall.

Marshall merengut kecewa, karena Zee tak membalas uluran tangannya lalu Marshall menurunkan tangannya.

"Shall, ayo pulang," ajak temannya.

"Iya, tunggu," jawab Marshall.

Sebelum melangkah meninggalkan Zee seorang diri. Marshall sekali lagi menatap Zee yang tetap cuek dengan keberadaannya.

"Sorry, soal tadi pagi...." Ucap Marshall, setelah itu Marshall pergi meninggalkan Zee seorang diri di dalam kelas.

Zee menatap kepergian Marshall setelah itu Zee mencangklongkan tasnya dan meninggalkan kelasnya.

Zee sudah berdiri di luar gerbang sekolah, pandangan Zee teralihkan kepada Marshall yang tengah memboncengi seorang gadis cantik.

Gadis itu begitu manja terhadap Marshall. Zee terus menatap Marshall hingga kedua pasang mata itu bertemu, Zee langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Marshall tersenyum tipis melihat Zee.

"Abang! Cepatan. Ais sudah kepanasan nih." Keluh Aisyah seraya mencebikan bibirnya.

"Iya-iya, Abang jalan," jawab Marshall sembari menyalakan mesin motornya dan meninggalkan sekolah.

Zee melirik Marshall yang sudah menjalankan motornya dengan seorang gadis cantik, lalu Zee menyetop angkot dan naik ke dalam angkot.

Zee turun dari angkot dan Zee berjalan masuk ke tempatnya bekerja, tapi sebelum Zee memulai kerjanya. Zee terlebih dahulu mengganti seragam sekolahnya dengan seragam kerja. Selesai berganti pakaian, Zee memulai kerjanya.

Hingga malam pun tiba, dan berakhirnya jam kerjanya.

"Zee, aku pulang duluan ya," pamit Neni dan Luna.

"Iya, hati-hati di jalan," jawab Zee.

Zee berpisah dengan kedua teman kerjanya, dan Zee berjalan ke arah belokan jalan dimana dirinya selalu menunggu angkot lewat. Saat sedang menunggu angkot, sepeda motor berhenti di depannya dan membuka kaca helmnya.

Zee memicingkan matanya melihat pengendara motor itu dan Zee teringat kepada pengendara motor yang ia mintai jaketnya.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Pulang," jawab Zee datar.

"Aku antar kamu pulang. Ayo cepat naik."

"Ngapain kamu nganterin aku pulang, kenal juga nggak aku sama kamu!" Ketus Zee, lalu si pengendara itu membuka helmnya dan tersenyum menatap Zee. Zee terkejut melihat Marshall.

Jadi yang aku mintai jaket itu dia, tapi kenapa dia diam saja di sekolah.

"Kenapa diam saja. Cepat naik. Aku antar kamu pulang, lagian ini sudah malam," pungkas Marshall.

"Nggak! Aku bisa pulang sendiri," tolak Zee.

"Ya sudah terserah kamu," jawab Marshall dan memakai helmnya kembali, tapi sebelum Marshall menyalakan motornya. Zee melihat lelaki bangkotan sedang berjalan ke arahnya. Lelaki yang waktu itu Zee hajar di rumah indehoy.

Lelaki bangkotan itu tidak sendirian, dia berjalan dengan dua lelaki yang lain. Tatapan lelaki itu begitu lekat memandanginya. Marshall sudah menyalakan motornya dan bersiap menjalankan motornya.

"Tunggu! Aku ikut."

"Yakin! Bukannya tadi kamu nggak mau," tukas Marshall.

"Aku berubah pikiran," jawab Zee sembari melirik lelaki bangkotan itu dan semakin dekat berjalan ke arahnya. Bukannya Zee takut, pasalnya Zee mana mungkin menghajar sekaligus tiga orang. Apalagi kedua teman si lelaki bangkotan itu memiliki tubuh besar dan tinggi.

Zee naik ke motor Marshall. " Cepat jalan," perintah Zee.

"Iya...."

Marshall pun melajukan motornya, sedangkan lelaki bangkotan itu terlihat sangat kesal karena tidak berhasil membawa Zee.

Zee bernafas lega, karena berhasil lolos dari lelaki bangkotan itu dan beruntungnya Zee bertemu dengan Marshall, kalau tidak Zee tidak tahu akan nasibnya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

bandot tua apa gk tau klu zee ankny mami janet

2023-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Gang Mawar
2 Hujan, ajarkan aku kuat
3 Kembali bersekolah
4 Cafe Heaven
5 Berdebat
6 Mengantar Pulang
7 Tambal ban
8 Duel
9 Putus
10 Memohon kembali
11 Hujan
12 Tawaran Kerja
13 Menerima Pekerjaan
14 Lelaki di atas ranjang
15 Menjemput Zee
16 Kedatangan Ibu
17 Flashback
18 Flashback ( 2 )
19 Flashback ( 3 )
20 Keserempet mobil
21 Oh ternyata....
22 Kekesalan Liora
23 Siapa lelaki itu?
24 Memotret
25 Pantai
26 Bertanya
27 Teddy Bear
28 Menembak
29 Hampir saja
30 Sakit
31 Menjenguk
32 Akhirnya membuka mata
33 Akhirnya Zee tahu
34 Meminta tolong
35 Terbebas
36 Zee, anak seorang mucikari?
37 Kemarahan Jefry
38 Hujan... Ajarkan aku kuat ( 2 )
39 Malangnya nasib si belalai
40 Mendapatkan Hukuman
41 Habis terbakar
42 Rencana pindah
43 Mengejar Zee
44 Selamat tinggal....
45 Memulai hidup baru
46 Kedatangan Haris dan Jefry
47 Kejadian waktu itu
48 Tidur bersama
49 Jealous
50 Iya, aku masih cinta
51 Mengulanginya berkali-kali
52 Apa benar Zee sudah....
53 Janjian
54 Ternyata Salah
55 Harus berjuang lagi
56 Ngedate bertiga
57 Gagal kencan, tapi dapat bonus
58 mencuci panci
59 Berpisah untuk sementara
60 Mama sakit
61 Kembali ke Jakarta
62 Meminta maaf
63 Kerinduan
64 My prettiest woman
65 Kesalnya ayah Haris
66 Permintaan ayah
67 Ungkapan Cinta
68 Kemarahan Marshall
69 Mengambil keputusan
70 Ternyata....
71 Di culik
72 Mencari Zee
73 Menemukannya
74 Aku cinta kamu
75 Selamat
76 Mendapat Restu
77 Ade sayang Abang
78 Melamarmu
79 Dinner romantis
80 Hari pernikahan
81 Hari pernikahan ( 2 )
82 Debaran jantung
83 Malam yang penuh cinta
84 Promo Novel Baru
85 Extra part 1
86 Extra part 2
87 Promo Novel Baru
88 Promo Novel baru ( Bukan sekedar suami Pengganti )
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Gang Mawar
2
Hujan, ajarkan aku kuat
3
Kembali bersekolah
4
Cafe Heaven
5
Berdebat
6
Mengantar Pulang
7
Tambal ban
8
Duel
9
Putus
10
Memohon kembali
11
Hujan
12
Tawaran Kerja
13
Menerima Pekerjaan
14
Lelaki di atas ranjang
15
Menjemput Zee
16
Kedatangan Ibu
17
Flashback
18
Flashback ( 2 )
19
Flashback ( 3 )
20
Keserempet mobil
21
Oh ternyata....
22
Kekesalan Liora
23
Siapa lelaki itu?
24
Memotret
25
Pantai
26
Bertanya
27
Teddy Bear
28
Menembak
29
Hampir saja
30
Sakit
31
Menjenguk
32
Akhirnya membuka mata
33
Akhirnya Zee tahu
34
Meminta tolong
35
Terbebas
36
Zee, anak seorang mucikari?
37
Kemarahan Jefry
38
Hujan... Ajarkan aku kuat ( 2 )
39
Malangnya nasib si belalai
40
Mendapatkan Hukuman
41
Habis terbakar
42
Rencana pindah
43
Mengejar Zee
44
Selamat tinggal....
45
Memulai hidup baru
46
Kedatangan Haris dan Jefry
47
Kejadian waktu itu
48
Tidur bersama
49
Jealous
50
Iya, aku masih cinta
51
Mengulanginya berkali-kali
52
Apa benar Zee sudah....
53
Janjian
54
Ternyata Salah
55
Harus berjuang lagi
56
Ngedate bertiga
57
Gagal kencan, tapi dapat bonus
58
mencuci panci
59
Berpisah untuk sementara
60
Mama sakit
61
Kembali ke Jakarta
62
Meminta maaf
63
Kerinduan
64
My prettiest woman
65
Kesalnya ayah Haris
66
Permintaan ayah
67
Ungkapan Cinta
68
Kemarahan Marshall
69
Mengambil keputusan
70
Ternyata....
71
Di culik
72
Mencari Zee
73
Menemukannya
74
Aku cinta kamu
75
Selamat
76
Mendapat Restu
77
Ade sayang Abang
78
Melamarmu
79
Dinner romantis
80
Hari pernikahan
81
Hari pernikahan ( 2 )
82
Debaran jantung
83
Malam yang penuh cinta
84
Promo Novel Baru
85
Extra part 1
86
Extra part 2
87
Promo Novel Baru
88
Promo Novel baru ( Bukan sekedar suami Pengganti )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!