"Dimana rumah kamu," tanya Marshall sembari menjalani motornya.
"Di jalan Pahlawan," jawab Zee.
Marshall pun mengangguk dan mengarahkan motornya ke alamat rumah Zee. Tiba di jalan Pahlawan, Zee mengarahkan telunjuknya dimana gang kosannya.
Marshall berhenti di mulut gang kosan Zee, lalu Zee turun dari motor. Marshall membuka kaca helmnya.
"Terima kasih, sudah antar aku pulang," ucap Zee.
"Iya, sama-sama," jawab Marshall.
"Kalau gitu aku pulang dulu," pamit Zee dan bersiap melangkahkan kakinya.
"Tunggu!" Cegah Marshall memegangi tangan Zee, lalu Marshall membuka helmnya.
"Apa?"
"Mau berteman denganku," tukas Marshall seraya mengulurkan tangannya.
Zee hanya melirik tangannya Marshall dan seperti tadi siang, Zee tidak menerima uluran tangan Marshall dan membiarkan tangannya Marshall menggantung di udara.
"Maaf, ini terlalu cepat untuk kita berteman. Permisi...." Sekali lagi Zee menolaknya. Setelah itu Zee pergi dari hadapan Marshall.
Marshall terbengong mendengar penolakan Zee dan menarik kembali tangannya. Hati Marshall sedikit kecewa dengan penolakan Zee, padahal dirinya hanya menawarkan pertemanan, lalu Marshall melihat kepergian Zee menuju kosannya, sampai menghilang dari pandangannya.
Setelah itu Marshall menghidupkan motornya dan segera pulang.
***
Pagipun menyapa, Marshall yang masih meringkuk di atas ranjang enggan bangun dari tidurnya. Apalagi hari ini weekend dan sekolah pun libur. Hana masuk ke kamar Marshall dan menggelengkan melihat Marshall masih betah meringkuk di bawah selimut, lalu Hana berjalan ke arah jendela untuk menyibakkan tirai jendela, dan membuka jendelanya, agar matahari pagi masuk. Akan tetapi Marshall tetap tidak mau bangun, malahan Marshall menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.
Hana mendengus melihat Marshall yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Abang, cepat bangun. Sudah pagi," ucap Hana sedikit kesal.
"Hmm ...," jawabnya
"Cepat bangun! Ayah dan si kembar sudah menunggu Abang di bawah, bukannya Abang sudah janji mau menemani si kembar main ke taman bermain," Kata Hana sembari menarik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya Marshall.
"Iya, Ibuku yang cantik," jawab Marshall dengan suara parau khas bangun tidur.
Dengan terpaksa dan malas, Marshall bangun dari tempat ternyaman nya, lalu kakinya segera melangkah ke kamar mandi. Setelah itu Hana keluar dari kamar Marshall.
Di meja makan, si kembar tampak ricuh dengan ocehannya di tambah lagi dengan si kecil Andreo.
"Bu, Abang mana? Kok jam segini belum turun," tanya Aries, ketika Hana tiba di sana.
"Abang lagi mandi, biasa anak bujang. Susah di banguninnya," pungkas Hana sembari melangkah ke arah dapur, untuk membuatkan teh buat Aries.
" Abang mana sih! Lama banget," gerutu Adelia yang terlihat sangat kesal menunggu Marshall.
"Apa...?" Seloroh Marshall yang baru tiba di meja makan, lalu Marshall menyambar sandwich milik Aisyah dan memakannya.
"ABANG!!" Jerit Aisyah kesal. " Ibu...! Sandwich Ais di makan sama Abang," adu Aisyah kepada Hana.
"Abang...!" Tegur Hana dan menatapnya tajam, sedangkan Marshall hanya tersenyum menanggapi teguran Hana.
"Abang kan sudah sangat lapar," jawab Marshall santai dan Aisyah mencebikan bibirnya kesal.
Selesai sarapan yang penuh drama dengan ricuhan adik-adiknya, Marshall, Aries dan si kembar pergi ke tempat tujuan yaitu pergi ke taman bermain.
"Ayah, biar Abang aja yang bawa mobilnya," ujar Marshall.
"Iya...." Jawab Aries yang langsung masuk ke dalam mobil, sedangkan si kembar sudah duduk manis di jok belakang.
*
*
*
Mereka tiba di taman bermain, Marshall dan Aries langsung mengajak si kembar bermain. Si kembar sangat senang karena bisa bermain di taman bermain. Marshall mengajarkan si kembar bermain sepatu roda, sedangkan Aries merekam si kembar dan Marshall.
Hingga siang menjelang, mereka berempat tengah beristirahat di rumput di bawah rindangnya pohon.
"Mau langsung pulang, atau mau makan dulu," tanya Aries kepada anak-anaknya.
"Pulang aja, yah," timpal Adelia yang kelelahan.
" Oke, kita langsung pulang," jawab Aries.
Sementara itu, Marshall tengah berbalas pesan dengan teman sekolahnya.
"Yah, Abang nggak ikut pulang. Abang sudah ada janji sama Riko dan Byan," tukas Marshall.
"Ya, sudah kalau Abang mau temu sama teman Abang. Yaya, Iyo, ayo kita pulang." Ajak Aries.
Aries dan si kembar pulang, sedangkan Marshall menunggu jemputan kedua temannya.
Akhirnya kedua temannya itu datang menjemput Marshall di taman. Marshall dan kedua temannya pergi ke cafe untuk makan siang terlebih dahulu.
Ketiganya tiba di cafe heaven. Marshall dan kedua temannya itu masuk ke dalam cafe dan memesannya. Saat tengah asik berbincang dengan temannya. Seorang pelayan cafe mengantarkan pesanannya.
"Permisi, ini pesanannya kak."
Seketika Marshall terdiam melihat pelayan cafe itu dan ternyata pelayan cafe itu adalah Zee. Marshall dan Zee saling tatap.
Ternyata dia kerja di sini? Pantesan tiap lewat ujung jalan sana selalu bertemu dengannya.
Zee kembali fokus dengan pekerjaannya, setelah meletakkan semua pesanannya, Zee kembali ke belakang.
"Sayang kamu di sini," sapa Liora kepada Marshall. Liora ini adalah pacarnya Marshall.
"Iya...."
Liora yang senang bertemu dengan kekasihnya,blangsung duduk di samping Marshall dan melingkarkan tangannya di lengan Marshall.
"Kamu ke sini dengan siapa?" Tanya Marshall.
"Sama kak Seto. Tuh orangnya," tunjuk Liora dan Seto pun menghampiri mereka dan bergabung.
Liora dan Seto memesan minum. Zee kembali mengantarkan minuman ke meja Marshall. Saat sedang meletakkan minuman di meja, Zee tak sengaja menumpahkan minumannya ke Liora, karena gelasnya licin.
"Aahh...!!" Seketika Liora memekik karena pakaiannya kotor. Liora menatap tajam ke wajah Zee.
"Maaf-maaf, saya tidak sengaja," ucap Zee.
" Bisa kerja nggak sih!" Sentak Liora yang begitu geram dengan kecerobohan Zee.
"Maaf, saya benar-benar tidak sengaja," sesal Zee.
"Enak bener lu minta maaf!! Mana manager kamu! Aku mau bertemu dengan manager cafe ini!" Tukasnya penuh emosi.
"Sudah-sudah, nggak usah di permasalahkan," timpal Marshall. "Lagian cuman kotor sedikit ini," lanjut Marshall mencoba menenangkan Liora.
"Tapi kan, dia--"
"Sudah! Jangan di perpanjang lagi. Dia itu tidak sengaja menumpahkan minuman kamu," bela Marshall.
"Kenapa kamu belain dia, yang!" Kesal Liora seraya mendelik menatap Zee.
"Aku nggak belain dia. Sudah kamu duduk lagi. Untuk kamu, silahkan kerja lagi."
"Yang...!!"
Duduk!" Tegas Marshall. Liora pun duduk dan mendengus kesal seraya mendelik tajam menatap Zee.
"Sekali lagi, saya minta, " ucap Zee penuh sesal karena kecerobohannya.
Marshall pun mengangguk, sedangkan Liora semakin mendengus kesal menahan emosinya.
Zee pun kembali ke belakang. Zee menghela nafasnya.
"kenapa kamu membiarkannya. Harusnya pelayan kayak dia itu di pecat, dua itu nggak becus kerjanya," sungut Liora.
"Sudah jangan marah-marah lagi, dia kan di sini kerja dan mencari uang untuk keluarganya. Aku yakin dia itu nggak sengaja menumpahkan minuman kamu," ucap Marshall lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nur Lizza
lanjut
2023-07-21
0
Fauziah Fauziahhh
ya kecewa deh rupanya Marshall untuk punya pacar...
2022-07-13
0