Dhika menatap dengan tajam sosok wanita yang tengah duduk di dalam rumah istirahat Andrei di bengkel nya.
Hal yang sama pun di lakukan oleh wanita yang menatap dengan tak bersahabat kepada Riana dan Dhika secara bergantian.
" Ehm ". Dhika mengalihkan pandangan kepada Riana ketika gadis itu mencoba mencairkan suasana tegang di dalam ruangan.
Sementara sang pemilik ruangan pada saat ini tengah melanjutkan pekerjaan nya menservis sebuah mobil sejak beberapa menit yang lalu.
" Buri pamit pulang dulu ya Dhika ". Ucap Riana yang di balas gelengan kepala Dhika.
Bocah kecil itu bahkan sampai merapatkan duduk nya sambil mengapit lengan kiri Riana, seolah melarang nya pergi meninggalkan nya bersama wanita yang kini menatap Riana dengan tatapan tajam.
" Buli cini ulu ya, emenin Ika ". Ucap Dhika memelas.
Riana hanya bisa mengusap lembut pucuk kepala Dhika, dan seperti nya hal yang di lakukan oleh Riana itu membuat wanita yang duduk tepat di hadapan nya itu semakin menatap tidak suka kepada Riana.
Dhika kembali melanjutkan kegiatan nya yang saat kedatangan Andinimbari saja selesai les privat calistung. Dan hari ini Dhika sedang privat menghitung.
" Kamu siapa? ". Akhir nya pertanyaan itu terlontar dari bibir wanita yang terlihat berpenampilan high class tersebut.
" Perkenalkan Saya Riana, salah seorang guru Dhika di sekolah ". Ucap Riana mengulurkan tangan kanan nya kepada wanita yang berada di hadapan nya.
Wanita itu tampak menyunggingkan senyuman remeh dan menilik penampilan Riana dari atas hingga kebawah dengan menghiraukan uluran tangan Riana.
Riana pun menarik kembali tangan nya seraya tersenyum. Dia sudah terbiasa menghadapi orang orang seperti wanita yang berada di hadapan nya ini.
Para orang yang merasa kehidupan mereka berada di level atas, sehingga selalu menghardik bahkan mencibir nya hanya dengan melihat penampilan nya saja.
" Saya Andini. Andini Dewantara. Tunangannya Andrei ". Ucap wanita itu lantang yang di angguki oleh Riana.
" Kamu tau kan keluarga Dewantara? ". Pertanyaan Andini membuat Riana memutar otak nya dengan keras.
Dia yang setiap hari sibuk dengan mengajar dan belajar nyaris tidak pernah mengetahui seluk beluk kehidupan di luaran sana. Yang gadis itu tau, modul pengajaran dan modul pelajaran nya saja.
Andini berdecih kesal, saat dengan polos nya Riana menggelengkan kepala nya.
" Ayah saya pengusaha besar, dan juga salah seorang wakil rakyat dan orang terpandang di kota ini. Jadi Kamu jangan bermimpi untuk bisa menarik perhatian Kak Andrei dengan berpura-pura mendekati Dhika ".
Riana menghela nafas kesal menanggapi ucapan asal Andini.
Dia?. Menggoda Andrei. Yang benar saja. Bahkan Andrei sendiri tidak masuk dalam kategori pria impian nya itu.
Mana suka Riana dengan pria yang dingin, bermulut ketus seperti itu. Riana bahkan sampai bergidik ngeri membayangkan nasib nya kalau sampai jatuh hati dengan Andrei.
" Mbak tenang aja. Pak Andrei itu tidak termasuk dalam kategori calon imam Saya. Lagi pula Saya hari ini sedang menjadi pengajar privat nya Dhika. Jadi nggak pernah terlintas dalam benak saya untuk menggoda pria dengan perantara anak didik Saya ". Kali ini Andini yang berdecih kesal, karena secara tidak langsung Riana sudah mengejek nya yang terlihat tergila gila dengan sosok Andrei.
" Kalau pun nanti Saya dan Pak Andrei ada hubungan, Saya bisa pastikan hubungan itu hanya sebatas hubungan Guru kelas dan wali murid saja. Karena di kelas Dhika selanjut nya sudah bisa dipastikan Saya yang akan menjadi guru kelas nya Dhika ". Ucap Riana lantang.
" Kalau begitu, Kami akan memindahkan sekolah Dhika ". Riana menyunggingkan senyuman kepada Andini.
" Silahkan Mbak. Hak Pak Andrei untuk menyekolahkan Dhika di tempat yang Beliau ingin kan ". Andini mengepalkan kedua jemari tangan nya menahan marah karena Riana selalu membalikkan ucapannya.
" Buli uda esai ". Dhika menyody lembaran kertas yang baru saja selesai di kerjakan nya.
Riana tersenyum puas dengan hasil yang sudah Dhika kerjakan, sehingga setelah mengusap lembut pucuk kepala Dhika, gadis itu juga menghadiahkan kecupan kecil di pucuk kepala bocah yang baru beberapa hari lalu di ketahui nya sudah menjadi yatim piatu sejak berusia 7 hari.
" Alhamdulillah, pelajaran hari ini sudah selesai ya Dhika. Sekarang Buri pamit pulang dulu ya ". Dhika mengerucutkan bibir nya saat Riana mulai merapikan perlengkapan nya.
" Ika ituk Buli oleh? ". Riana tersenyum kepada Dhika ynag sedang menampilkan wajah puppy nya.
" Boleh, tapi harus izin Om Andrei dulu ya ". Dhika semakin mengerucutkan bibir nya menanggapi ucapan Riana.
" Ya sudah, kalau gitu Dhika ikut Buri keluar, untuk minta izin sama Om. Kalau Om izinkan Dhika bisa ikut Buri pulang ke rumah Buri ". Dhika bersorak kecil lalu segera berlari keluar ruangan.
Tak lama kemudian Dhika menarik masuk dengan paksa Andrei kedalam ruangan nya.
" Apa tidak akan merepotkan Buri, kalau Dhika ikut dengan Buri? ". Tanya Andrei ketika baru tiba di dalam ruangannya.
" Insya Allah nggak Pak. Kebetulan hari ini Saya juga sedang tidak ada jadwal kuliah ". Jawab Riana yang di angguki Andrei.
" Bawa baju ganti juga ya Pak. Takut nya nanti Bapak menjemput Dhika sore ". Andrei mengangguk sambil memasukkan satu setel pakaian, susu kotak kecil juga beberapa camilan Dhika kedalam tas sekolah Dhika, dan kemudian menyerahkan tas tersebut kepada Dhika.
" Pakai jaket dulu. Nanti Dhika duduk di kursi depan ya ".
Dhika mengangguk dan mengenakan jaket yang biasa di kenakan nya.
Sejak beberapa hari yang lalu Riana sudah membeli sebuah kursi untuk di letakkan di depan jok nya. Bahkan kemarin Andrei membelikan dan memasangkan sebuah pelindung depan motor untuk motor Riana. Agar Dhika tidak terkena angin dari depan saat duduk di motor.
" Jangan nakal. Nurut ucapan Buri. Sampai rumah Buri langsung tidur siang ". Dhika mengangguk seraya mencium punggung tangan kanan Andrei.
" Iya Om. Ika ulang ulu ya. Calammikum ". Tanpa pamit dengan Andini bocah itu segera berlari keluar ruangan Andrei guna menghampiri para karyawan Andrei.
" Saya pamit Pak Andrei. Bu Andini. Assalamu'alaikum ". Riana menangkup kedua telapak tangan nya sebatas dada
" Waalaikumsalam. Hati hati Ri. Saya jemput Dhika sekitar jam 5 sore ".
Riana mengangguk namun dalam hati nya bertanya tanya. Seperti nya tadi Andrei memanggil nya dengan nama kecil panggilan nya bukan Buri seperti biasa nya.
Namun gadis itu lebih memilih mengacuhkan pertanyaan hati nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
yg pengusaha bapak nya.. yg pejabat juga bapak nya.. lah Andini.. numpang famous doang... gitu kok sombongnya masyaallah...
2023-08-04
1
Astrid Ratnaningrum
ceritanya menarik
2022-08-28
1
Fay
😊😊
2022-08-27
1