Riana menendang kecil kerikil kerikil yang berada di ujung flat shoe yang tengah bertengger manis di kedua telapak kaki nya.
Di tangan kanan nya sesosok anak laki laki berusia 4 tahun enggan melepaskan gengaman tangan nya dengan Riana.
" Dhika, tadi pagi sudah bilang Om untuk jemput Dhika lebih cepat kan? ". Tanya Riana yang di angguki oleh anak lelaki tersebut.
" Ika udah ilang Om Buli, ecok emput Ika jam cegini ". Jawab Dhika yang di usia nya sudah 4 tahun ini masih berbicara cadel, sambil menunjukkan telunjuk kanan dan telunjuk serta jari tengah kiri nya hingga membuat Riana menepuk pelan kening nya dengan tangan kiri nya.
" Salah ganteng. Harus nya semua jari nya sayang ". Ucap Riana mengusap lembut pucuk kepala Dhika yang di balas bocah kecil itu dengan senyuman lebar.
" Gimana mau hubungi Om nya ini ". Gumam Riana kebingungan.
Berhubung Dhika bukan murid kelas nya, jadi otomatis Riana tidak mempunyai nomor telepon Om nya Dhika karena tidak tergabung dengan grup orang tua murid.
Sedangkan guru kelas Dhika mulai hari ini sudah cuti melahirkan dan sejak setengah jam yang lalu tidak bisa di hubungi.
" Dhika tau rumah Dhika? ". Bocah kecil itu mengangguk antusia, hingga membuat Riana mengembangkan senyuman nya.
" Api Om kelja Buli, ulang na ole ". Riana kembalia menghela nafas pelan, lalu menjongkokkan tubuh nya menyamai tubuh Dhika.
" Terus Buri harus antar Dhika kemana?. ". Dhika menggaruk pelipis nya dengan pelan.
" Ke tempat kelja Om dei aja Buli ". Riana mengembangkan senyuman nya kembali ketika Dhika selesai berucap.
" Oke, kalau gitu Dhika Buri antar ke tempat kerja nya Om nya Dhika ya ". Dhika kembali mengangguk antusias, apalagi ketika Riana mendudukkan nya di jok motor kesayangan nya.
" Dhika pegangan sama Buri ya. Jangan di lepas ". Dhika mengangguk sebelum Riana mulai menjalankan motor nya.
Hampir sejam lebih Dhika membawa Riana muter muter di sebuah komplek perumahan namun tak kunjung sampai di tempat yang Dhika tunjukkan hingga membuat Riana menghentikan laju motor nya di depan gapura komplek perumahan tersebut.
" Dhika sayang, tempat kerja ya Om Dhika dimana?. Kita sudah muter muter Buri nggak liat ada kantor atau pun ruko? ". Tanya Riana yang di balas cengiran Dhika yang menampilkan gebetan gigi ompong nya.
" Om Dei kelja nya di citu Bu ". Riana menepuk pelan kening nya kala Dhika menunjukkan sebuah bengkel yang berada di dekat gapura itu sambil tersenyum.
" Kenapa Dhika nggak bilang sama Buri kalau itu tempat kerja nya Om Dhika ". Bukan nya marah Riana justru menjawil hidung mancung Dhika yang lagi lagi di sambut Dhika dengan senyuman nya.
" Ika au alan alan aek motoy ama Buli". Ucap Dhika sambil tertunduk karena takut dimarahi Riana.
" Bilang dong kalau mau jalan jalan naik motor sama Buri. Nanti kan bisa Buri ajak makan es krim di taman situ ". Ucap Riana sambil menangkup wajah mungil Dhika untuk melihat nya.
" Benel Buli? ". Tanya Dhika penuh semangat. Riana menganggukkan kepala nya dan di sambut pelukan Dhika.
" Tapi izin Om nya Dhika dulu ya. Jadi sekarang Buri antar Dhika ketempat Om dulu, baru nanti Buri ajak Dhika ke taman buat beli es krim ". Ucap Riana yang di angguki oleh Dhika.
Riana pun kembali melajukan motor nya menuju bengkel yang Dhika tunjukkan tadi.
" Assalamu'alaikum ". Sapa Riana sambil menggandeng tangan kanan Dhika di tangan kiri nya saat Riana memasuku bengkel yang tampak nya sedang banyak pelanggan nya.
" Waalaikumsalam ". Sahut beberapa orang yang sedang bekerja dan juga pelanggan bengkel.
" Lho Dhika kok udah pulang? ". Tanya seorang karyawan bengkel yang sedang duduk memperbaiki sebuah motor.
" Udah Om Iyo, Ika upa ilang Om alau ulang epat ". Jawab Dhika.
" Ini siapa, cantik amat ". Tanya karyawan satu lagi yang dibalas Dhika dengan sikap posesif yang langsung memeluk kaki Riana dengan erat.
" Om Ion nda oleh odain Buli ". Protes Dhika yang justru dibalas tawa yang mendengar protesan nya.
" Maaf Pak, Paman nya Dhika ada? ". Tanya Riana mengalihkan pertanyaan.
" Oh ada Mbak. Masuk aja ". Jawab Karyawan yang tadi dipanggil Dhika Om Ion sambil menunjuk kearah sebuah mobil yang sedang di bongkar.
" Kalau begitu, Kami permisi dulu Pak. Ayo Dhika, kita ketemu sama Om nya Dhika dulu ". Riana pun mengajak Dhika masuk kedalam bengkel setelah dapat izin dari karyawan Om nya Dhika.
" Om Dei ". Teriakan Dhika membuat seorang pria yang sedang berada di bawah mobil itu keluar dari bawah mobil.
Tanpa sungkan Dhika langsung memeluk tubuh Om nya yang di penuhi bekas oli, ketika pria itu mendirikan tubuh nya dan langsung menggendong Dhika.
" Dhika kok udah pulang? ". Belum sempat Dhika menjawab tatapan penuh intimidasi Om Dhika sudah di tujukan kepada Riana hingga membuat gadis manis itu mengernyitkan kening nya heran.
" Anda Siapa? ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
om nya Dika galak ya thor.. bilangin thor.. jgn galak² ntar cinta..??
2023-08-04
0
Fay
lanjut baca
2022-08-27
0