" Anda siapa? ".
Sekilas Riana memutar malas kedua bola mata nya setelah Dhika memukul bahu kanan Om nya.
" Om Dei ndak oleh alak ama Buli. Buli itu ulu na Ika ". Om Dhika lagi lagi melihat ke pada Riana dengan tatapan tajam nya sambil memindai penampilan Riana yang terlihat biasa saja.
Merasa jengah mendapat tatapan Om Dhika, Riana pun berdeham sesaat sebelum akhir nya gadis manis itu melontarkan rentetan ocehan penuh penjelasan.
" Saya Riana Prameswari, salah seorang guru di sekolah Dhika belajar ".
" Hanya saja Saya tidak memegang kelas nya Dhika. Berhubung guru kelas Dhika sedang cuti, jadi hari ini Saya yang menggantikan mengajar di kelas Dhika ".
" Dan berhubung kemarin pihak sekolah sudah mengonfirmasi kepada murid dan juga di umumkan di grup orang tua murid bahwasanya hari ini anak anak didik Kami pulangkan lebih awal ".
" Dan karena Dhika salah menginformasikan kepada Bapak tentang jadwal pulang dan mungkin juga Bapak tidak bergabung dengan grup kelas orang tua murid ".
" Dikarenakan takut terjadi hal hal yang tidak di inginkan terhadap Dhika, jikalau Saya tinggal di sekolah menunggu Bapak menjemput Dhika ".
" Maka Saya sebagai salah seorang guru yang mengajar di sekolah tersebut berinisiatif mengantarkan Dhika pulang karena di sekolah sudah tidak ada lagi siapa siapa kecuali Saya ".
Om Dhika terdiam mendengar penjelasan panjang Riana, bahkan Dhika terlihat mengerjap ngerjapkan kedua bola mata nya saat mendengarkan celotehan guru kesayangan nya tersebut.
" Wo Buli ebat, omong na anjang ama uga ". Dhika menepuk tangan nya yang lalu di balas senyuman oleh Riana.
" Kalau tidak ada yang ingin Bapak tanyakan lagi, Saya permisi undur diri ". Ucap Riana yang masih tak di tanggapi Om nya Dhika.
" Andrei Wiratama ". Riana mengarahkan pandangan nya kearah Om nya Dhika yang mengulurkan tangan kanan nya yang tampak kotor penuh dengan oli.
Karena tak mendapat sambutan dari Riana Om nya Dhika yang bernama Andrei itu pun akan menarik tangan kanan nya.
Namun sebelum tangan kekar itu tertarik, Riana segera meraih tangan kanan itu dan menjabat nya tanpa takut kotor terkena oli.
Bahkan pria yang awal nya tadi menatap penuh curiga itu kini terlihat heran, karena tanpa sungkan dan takut kotor, Riana justru menerima uluran tangan nya yang hampir penuh dengan oli.
" Riana Prameswari. Biasa di panggil Riri atau Buri oleh anak anak di sekolah ". Ucap Riana yang segera menarik ularan tangan nya dari tangan Om nya Dhika.
" Kalau begitu saya pamit dulu Pak ". Andrei tampak terkejut dengan ucapan Riana.
" Buli au ana? ". Tanya Dhika yang meminta turun dari gendongan Andrei.
" Buri pulang dulu ya Dhika ". Jawab Riana sambil menjongkokkan tubuh nya menyamai tubuh Dhika
" Atana Buli au te aman eli ecim ". Riana menepuk pelna kening nya lalu tersenyum kecil kepada Dhika kala melihat bocah itu mencemberutkan bibir mungil nya.
" Maaf, Buri lupa. Tapi ini udah siang sayang. Buri harus sekolah dulu, Dhika juga kan harus istirahat ". Ucapan Riana membuat Dhika semakin mencemberutkan bibir nya, bahkan kedua bola mata nya mulai berembun bersiap menumpahkan air mata.
" Buli boong. Ata na au ajak Ika mam ecim ". Riana pun menghela nafas pelan ketika akhir nya Dhika menangis kencang.
" Gimana kalau besok Dhika Buri ajak maem es krim nya. Kalau hari ini Buri nggak bisa soal nya Buri harus sekolah. Kalau besok sekolah Buri libur, jadi besok setelah pulang sekolah Dhika Buri ajak maem es krim nya? ". Dhika menghentikan tangis nya lalu mengacungkan jari kelingking nya kearah Riana.
" Buli dandi ya? ". Riana mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingking Dhika.
" Insya Allah sayang. Tapi Dhika harus izin sama Om dulu ya. Kalau Om udah kasih izin, biar besok Dhika pulang nya sama Buri aja ". Ucap Riana.
Dhika lalu melihat kearah Om nya yang kemudian di anggukan oleh Andrei.
" Oke, kalau begitu Buri pamit dulu ya. Buri takut telat sekolah nya ". Riana pun berdiri dari posisi jongkok nya.
" Da Buli, atiati Buli ". Dhika mencium punggung tangan Riana dengan takzim, Andrei sendiri sampai terkejut melihat nya, karena baru Riana saja gadis yang bersedia di cium punggung tangan nya oleh Dhika tanpa di suruh.
Padahal di sekolah setiap tiba atau pun pulang sekolah Andrei selalu harus menyuruh Dhika untuk mencium punggung tangan guru yang menunggu kedatangan dan juga menyerahkan kembali para siswa kepada orang tua nya atau wali nya.
" Siap Sayang. Buri pamit ya. Assalamu'alaikum ". Tanpa sungkan Riana mengusap lembut pucuk kepala Dhika dan kemudian mengecup nya dengan lembut.
" Waalaikumsalam / Ikumalam ". Balas Andrei dan Dhika serempak.
Andrei menatap kepergian Riana, senyum tipis terukir di balik bibir nya yang sedikit tertutup kumis dan jengot tipis kala melihat interaksi sopan Riana terhadap beberapa anak buah nya yang sedang bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sandisalbiah
gimana Ndre.. kesan pertama dgn Buri...
2023-08-04
0
Fay
👏👏
2022-08-27
0