Riana mengernyitkan kening nya saat melihat sebuah motor trail terparkir di depan gerbang sekolah.
Tiara yang kebetulan hari ini berkunjung ke Taman Kanak-kanak tampak memasang wajah sumringah kala melihat sang pemilik motor trail yang tengah berdiri sambil bersandar di motor tersebut.
" Pucuk di cinta Om Dhika pun datang ". Riana menepuk kesal punggung Tiara saat mendengarkan pepatah ngawur sang sahabat yang tengah menatap penuh damba pria yang tengah menatap lurus kearah gedung tempat Dhika belajar.
" Ngawur ". Ucap Riana kesal lalu beranjak meninggalkan Tiara yang tetap setia menatap sang pujaan hati yang berada tidak terlalu jauh dari tempat nya berdiri.
" Buri ". Riana menghentikan langkah nya kala mendengarkan suara pria yang memanggil nya.
Tiara bahkan kini tengah menatap Riana dengan sorot mata tajam meminta penjelasan, kala gadis manis itu membalikkan tubuh nya dan melihat Andrei tengah berjalan kearah nya.
Riana menelan saliva nya dengan sedikit kesusahan kala tatapan horor Tiara semakin terarah kepada nya ketika Andrei sudah berdiri di hadapan nya.
" Assalamu'alaikum Pak Andrei ". Sapa Riana mengatup kedua belah telapak tangan nya sebatas dada, ketika Andrei hendak mengulurkan telapak tangan kanan nya.
Andrei tampak mengernyitkan kening nya, bukan kah kemarin gadis yang berada di hadapan nya ini menerima uluran tangan nya?. Kenapa sekarang gadis ini justru menangkup kedua belah telapak tangan nya?.
" Waalaikumsalam Buri ". Sahut sapa Andrei yang hendak kembali menarik telapak tangan kanan nya.
Namun tiba tiba saja telapak tangan kanan nya justru di raih oleh orang lain, hingga membuat Andrei terkejut dan menatap dalam kepada gadis yang tengah menggenggam telapak tangan tangan nya yang terjulur.
" Apa kabar Om nya Dhika?. Akhir kita bisa bertemu kembali ya Om nya Dhika". Riana tersenyum meringis melihat berapa PD nya Tiara yang menjabat telapak tangan Andrei dengan tiba tiba.
" Perkenalkan nama saya... ".
" Maaf, Buri apa Dhika sudah pulang? ". Andrei langsung menarik tangan nya dan mengabaikan Tiara yang bahkan belum sempat memperkenalkan diri nya.
" Belum Pak. Sebentar lagi pulang ". Jawab Riana.
" Tadi pagi Dhika meminta Saya jemput agar Saya ikut bersama Buri ke taman ". Penjelasan Andrei membuat Riana semakin tak berkutik melawan sorot mata tajam nya Tiara.
" Bukannya hari ini kita mau pergi bareng juga kan Ri? " Riana menghela nafas pelan saat Tiara tiba tiba merangkul bahu nya.
Lagi lagi Andrei tak mengalihkan pandangan nya kepada Tiara yang kini berdiri berdampingan dengan Riana.
Namun sifat Tiara yang cuek, membuat gadis itu terlihat biasa saja menanggapi penolakan Andrei.
" Itu... ".
" Om Dei ". Teriakan Dhika membuat Riana menghentikan ucapan nya serta mengalihkan perhatian mereka bertiga.
Apalagi ketika bocah itu langsung melompat masuk kedalam pelukan Andrei ketika Om nya itu berjongkok dan merentangkan kedua tangan nya memeluk Dhika dengan erat.
" Gimana di sekolah, Dhika nakal nggak? ". Tanya Andrei yang di balas gelengan kepala Dhika.
" Tan Ika udah dandi nda oleh akal. Alo Ika akal, Om Dei ndak adi adak Buli maem ecim ". Andrei mencium gemas kedua pipi Dhika setelah Balita itu menyelesaikan ucapan nya.
" Pinter ". Puji Andrei sambil berdiri dan menggendong Dhika.
Dhika terkekeh geli saat Andrei menciumi leher nya hingga membuat bocah itu bergerak tidak bisa diam di dalam gendongan Andrei.
" Uda Om Dei. Ika eli ". Protes Dhika dan membuat Andrei menghentikan kegiatannya.
" Ayo Buli, Udah iang, Ika uda ndak cabar maem ecim ". Masih dalam gendongan Andrei, Dhika mengulurkan tangan tangan nya kepada Riana.
" Eh. Tunggu sebentar Buri ambil tas dulu ya ". Ucap Riana menolak halus uluran tangan Dhika, sebelum Tiara semakin menatap tajam kepada nya.
" Tera apain citu? ". Tiara celingukan melihat kearah tunjukan Dhika, namun hanya ada Dia yang berada di arah yang Dhika tunjuk.
" Iya, Tera. Ate Iara ". Tiara mengangguk sambil tersenyum manis kearah Dhika, hingga membuat Dhika terheran.
" Ate Iala napa enyum aya gitu?. Ika atut Om ". Perlahan senyuman manis Tiara itu pun luntur.
Dan berubah cembetut, kala Andrei justru membalikan tubuh nya dan berjalan menjauh dari Tiara, setelah Dhika menyembunyikan kepala nya kedalam ceruk leher Andrei, karena ketakutan dengan senyuman Tiara.
" Lho Dhika kenapa? ". Tanya Riana hingga membuat Tiara sakin melipat bibir nya.
Apalagi ketika Dhika mengangkat kepala nya dan melihat kepada Riana dengan tatapan sendu.
" Ika, atut Buli, Ate Iala enyum ama Ika. Tan Ate Iala ndak pelna enyum ama Ika ". Riana mengulum senyuman mendengar ucapan polos Dhika.
" Ya udah. Tante Tiara senyum karena Tante Tiara menyapa Dhika. Jadi Dhika nggak boleh takut lagi sama Tante Tiara ya ". Ucap Riana mengusap lembut pucuk kepala Dhika dan membuat Dhika tersenyum.
Bahkan tanpa Riana dan Tiara sadari Andrei menampilkan senyuman yang sangat tipis di wajah datar nya.
" Sudah hampir tengah hari, lebih baik kita berangkat sekarang, sebelum tambah panas ". Ucap Andrei yang di angguki Dhika.
Riana tampak ragu, karena harus meninggalkan Tiara yang kini memasang wajah memelas meminta turut serta.
" Apa Saya boleh ikut? ". Tanya Tiara dengan menampilkan senyuman manis nya.
" Ndak oleh. Ate Iala ndak oyeh itut ". Jawab Dhika lantang, hingga membuat senyum di wajah Tiara meluntur dengan sendiri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Fay
ya ampun blm apa2 ud di tolak Tiara😀
2022-08-27
0