Sudah hampir lima tahun sejak Arletta mencari-cari cara agar dapat bertemu kembali dengan pujaan hatinya yang telah lama hilang kabur entah kemana, dan suatu hari tiba-tiba dia melihat sesosok laki-laki yang sangat dikenalnya dan itu merupakan kejutan yang sangat membahagiakan untuknya.
Ya pria itu adalah mantan suaminya, Delon pria yang dinikahinya sepuluh tahun lalu dan telah dua tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersamanya. Seorang pria yang memiliki perbedaan umur lima belas tahun dari Arletta, seorang pria yang dikenalkan oleh sekretaris ayahnya di perusahaan yang bisa membuatnya merasa nyaman dan terlindungi dengan semua perlakuannya yang hanya merupakan sandiwara belaka.
Dan pada hari ini dia berhasil membuat laki-laki itu bekerja untuknya, tanpa tahu terlebih dahulu siapa orang yang mempekerjakannya.
"Permisi dengan Pak Delon?" Tanya Arletta mengawali pertemuan pertamanya kembali dengan Delon, dia menghampiri Delon yang sedang mengecheck mesin mobil.
Ketika mendengar suara perempuan yang sangat dia kenalmemanggil namanya, Delon terdiam sejenak, dia dilimuti perasaan bahagia namun terbersit juga perasaan takut mengingat apa yang telah dilakukannya di masa lalu.
"Iya, selamat pagi Bu Arletta." Jawab Delon sambil membalikkan badannya untuk melihat wajah atasannya.
Arletta memasang wajah terkejut, dia melakukan gerakan mundur beberapa langkah untuk menunjukkan kepada Delon bahwa dia benar-benar terkejut.
"Apa kabar Ar? Sudah lama sekali, aku tidak menyangka kamu menjadi seorang dokter spesialis penyakit dalam dan direktur di rumah sakit CMC. Selamat Ar, aku bangga kepadamu." Lanjut Delon panjang lebar, berharap bisa mencairkan suasana dan membuat Arletta yang diam terkejut itu membuka suara.
Dalam hatinya Arletta ingin tertawa melihat Delon bicara panjang lebar dengan salah tingkah kepadanya. Tapi dia sangat menikmati permainan ini, jadi dia tidak mengacuhkan semua ucapan Delon itu.
"Baiklah, barusan Novi menerima panggilan dadakan dari RS dan ada hal mendesak yang harus diurusnya jadi dia berangkat lebih dulu." Jelas Arletta kepada Delon yang merupakan kebohongan, karena memang Arletta sengaja menyuruh Novi untuk berangkat lebih dulu setelah memberikan intruksi sesuai yang Arletta mau kepada Delon. "Sekarang mari kita berangkat, saya ada meeting pukul 09.00 nanti!" Lanjut Arletta pura-pura tak acuh.
"Baik." Saut Delon kecewa dengan tanggapan Arletta itu.
~
Sesampainya di kantor Arletta berpikir tentang sikapnya kepada Delon sepanjang perjalanan.
"Ndi, gue keterlaluan gak sih?" Tanya Arletta kepada Andi yang memang selalu berada di ruangan Arletta setiap hari jika sedang tidak ada kerjaan.
"Apaan?" Tanya Andi yang bingung atas pertanyaan temannya yang seperti itu, karena memang dia tidak tahu apa-apa.
"Itu, tadi gue pura-pura gak acuh sama si Delon. Sepanjang jalan gue gak ajak dia ngomong, gue belaga cuek kaya orang gak kenal aja."
"Ah lu mah, kalo lu ngerasa keterlaluan ya jangan gitu lah!"
Perkataan Andi mengena ke hati Arletta dan membuatnya berpikir untuk mulai perbicangan dengan Delon sepulang kerja nanti.
"Ya, lagian gimanapun juga dia adalah mantan gue." Jawab Arletta lebih kepada dirinya sendiri.
"Ya iyalah, lagian mau lu itu sebenernya gimana sih? Lu kan bikin dia kerja sama lu, tapi udahnya lu antepin kaya gitu!"
"Ah udah lu bawel! Sana bukannya sebentar lagi lu harus visite."
"Iya-iya, dah." Andi pergi meninggalkan Arletta sendirian.
Waktu pulang kerja pun tiba, Arletta sudah bertekad untuk bersikap ramah dan membuka pembicaraan dengan Delon.
"Pak Delon mari kita jalan." Kata Arletta yang pada mulanya tidak menyadari bahwa sopirnya itu sedang tidur. "Pak Delon, bangun." Saut Arletta sambil mengguncangkan tubuh Delon ketika sudah sadar bahwa sopirnya itu tertidur.
"Eh, Ar kok kamu ada disini?" Tanya Delon yang belum sadar sepenuhnya kepada Arletta. "Ini beneran kamu Ar? Kamu kesini buat nemuin aku? Aku minta maaf Ar, kamu mau kan maafin aku?"
Arletta yang mengenal Delon tahu bahwa Delon sepertinya demam, dia menyentuh dahi sopirnya itu. Demamnya tinggi.
"Kamu demam, kamu pindah biar aku yang menyetir." Kata Arletta yang tahu bahwa Delon tidak dalam keadaan sadar.
~
Arletta menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi, dalam hati dia khawatir pada Delon. Sesampainya di rumah dia, meminta satpam untuk membantunya membopong Delon ke kamar tamu. Dia mengacuhkan tatapan-tatapan penuh tanya dari kedua satpamnya dan Bi inah.
"Bi Inah, tolong bikinin bubur ayam dong." Pinta Arletta. "Jangan pakai daun bawang ya bi."
Bi Inah yang masih kebingungan melihat kelakuan atasannya itu, pergi menuruti perintah atasannya itu.
Sementara itu Arletta terus mendampingi Delon di kamar tamu, dia mengukur suhu tubuh Delon dengan termometer dan mengompres dahi Delon. Para satpam yang membantu Arletta telah kembali ke pos mereka, dan disana hanya ada mereka berdua.
"Bu ini buburnya." Bi Inah datang dengan membawa bubur ayam sesuai pesanan Arletta. Setelah Arletta menerima buburnya, Bi Inah pergi meninggalkan atasannya dengan sopir barunya itu.
"Pak Delon, ini makan dulu." Arletta membangunkan Delon dan menyuruhnya makan.
"Ar, boleh gak?" Tanya Delon yang sudah sadar sepenuh dimana dia dan kenapa Arletta ada disana.
"Apa?"
"Aku tau sekarang kamu majikanku, tapi boleh gak sekali ini aja kamu suapin aku?" Tanya Delon dengan nada memohon.
"Kenapa kamu bisa sakit?" Tanya Arletta sambil mengambil sesendok bubur untuk menyuapi Delon. "Tadi pagi baik-baik aja, kamu semalam kurang tidur ya?".
"Ya aku memang tidak bisa tidur, aku penasaran dengan siapa orang yang mempekerjanku sebagai seorang sopir dengan gaji yang begitu tinggi." Jawab Delon jujur.
"Semua karyawan disini memang sengaja kuberikan gaji yang lebih tinggi daripada umumnya karena aku malas jika mereka tidak betah dan aku harus gunta-ganti pekerja." Arletta beralasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
seresek apa Delon di masa lalu Dr arletta thorr 😁 😁😁😁 kok sp pisahan
2020-06-12
0
Johar Edogawa
Baca GHOSTPITAL juga yuk ❤
2020-06-01
1