Hari ini adalah hari pertama Delon bekerja sebagai sopir dari direktur salah satu rumah sakit ternama di Jakarta RS CMC.
Setelah menyerahkan lamarannya kepada Bobi, dua hari kemudian dia menerima telepon dari Ibu Novi yang merupakan sekretaris dari calon majikannya kelak.
Dia diminta datang untuk melakukan interview di hari berikutnya. Proses interview berjalan sangat singkat, Bu Novi hanya menanyakan pertanyaan-pertanyaan umum dan ketika membicarakan gaji sebenarnya
Delon sedikit terkejut dengan jumlah gaji yang ditawarkan oleh Bu Novi kepadanya. Nominalnya sangat besar untuk jenis pekerjaan sebagai sopir, Bu Novi menawarkan gaji sebesar Rp.10.000.000;. Alih-alih senang, Delon pun sempat ragu dan menolak tawaran Bu Novi.
Delon memberitahu Bu Novi bahwa baginya dengan pekerjaan sebagai sopir upah segitu terlalu besar, tapi Bu Novi meyakinkannya bahwa staff calon majikannya yang lain memiliki gaji yang lebih tinggi nominalnya dibandingkan dengan yang ditawarkan kepadanya.
Setelah sepakat perihal gaji Delon ditanya apakah siap memenuhi kontrak menjadi sopir selama tiga tahun, dengan jatah cuti 12x dalam setahun?
Delon menyanggupinya, dipikirnya apalagi yang dicarinya ketika umurnya sudah kepala lima seperti itu? Mendapatkan kepercayaan untuk menjadi sopir tetap seorang direktur rumah sakit dengan nominal gaji yang sangat besarpun tidak pernah dibayangkannya.
Karena telah sepakat untuk segala hal, Bu novi menanyakan kepada Delon kapan dia bisa mulai bekerja, Delon pun menjawab bahwa dia bisa bekerja langsung mulai besok.
Pukul 06.00 dia sudah siaga di depan alamat majikannya yang diberikan oleh Bu Novi lewat pesan telepon tadi malam. Sampai saat ini dia belum tahu siapa nama majikannya itu, karena ketika dia menanyakan kepada Bobi, temannya itu mengatakan bahwa dia juga tidak tahu. Sedangkan Bu Novi tidak memberitahunya dan diapun enggan menanyakannya kepada Bu Novi duluan.
Biar saja nanti langsung berkenalan sendiri sekalian memperkenalkan diri pikirnya.
Delon pun membunyikan bel dan mengkonfirmasikan kepada satpam rumah itu bahwa dia adalah sopir baru majikan mereka.
"Wah mewah sekali." Serunya kepada diri sendiri, ketika dia dipersilahkan masuk oleh satpam rumah itu.
"Pagi Pak Delon." Sapa Bu Novi yang ternyata telah berada disitu menunggu kedatangannya. "Dr. Arletta masih bersiap, kita akan berangkat ke rumah sakit pukul 07.00, beliau menyuruh saya untuk mendampingi sekaligus memperkenalkan Pak Delon kepadanya hari ini."
Novi melihat perubahan air muka Delon ketika dia menyebutkan nama Arletta, sebenarnya Novi dari kemarin sudah kebingungan dengan perintah dari atasannya itu. Dr. Arletta yang Novi kenal adalah pribadi yang mandiri, dia lebih suka mengerjakan segala sesuatunya sendiri selama dia bisa mengerjakannya.
Sekretaris seperti Novi saja dipekerjakannya hanya sebagai formalitas jabatannya yang merupakan seorang direktur rumah sakit dan selama ini Novi sendiripun tidak pernah benar-benar memiliki perkejaan yang berarti karena semua pekerjaan kebanyakan sudah Dr. Arletta selesaikan sendiri.
Tapi beberapa hari yang lalu Novi terkejut ketika mendapatkan perintah bahwa dia harus pura-pura mewawancarai seorang sopir tanpa boleh memberikan identitas dari atasannya terlebih dahulu sebelum kesepakatan kontrak, dia juga harus membuatkan kontrak untuk sopir itu dengan jangka waktu yang jauh lebih lama daripada umumnya, serta dia harus menetapkan gaji yang tinggi juga bagi sopir itu.
Novi bingung kenapa tiba-tiba atasannya itu butuh seorang sopir? Dan mengapa sopir yang merupakan teman dari sopirnya Dr. Andi itu harus direkrut dengan cara yang aneh dan diberi gaji yang besar? Tapi Novi diam saja walaupun penasaran, dia tau kalaupun dia menanyakannya kepada Dr. Arletta dia tidak akan mendapatkan jawaban dan dia tahu bahwa permintaan Dr. Arletta kali ini merupakan perintah.
Dr. Arletta sendiri memang bukan orang yang angkuh, tapi dia sangat tegas dan tertutup. Hanya sebagian orang yang bisa benar-benar dekat dan berbagi cerita dengannya, salah satunya adalah Dr. Andi.
"Ma..Maaf Bu Novi, tadi ibu bilang Ibu siapa namanya?" Tanya Delon yang tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut dan takut dalam nada suaranya.
"Dr. Arletta, Pak Delon. Itu nama atasan kita." Jawab Novi santai, menyembunyikan rasa penasaran yang ada dalam hatinya. "Kalo Pak Delon mau sarapan, bapak bisa ke dapur dan minta ke Bi Inah." Lanjut Novi yang telah disuruh oleh majikannya menyuruh sopir barunya itu sarapan.
"Jika boleh bertanya lagi bu, apakah Dr. Arletta tahu identitas saya sebagai sopir barunya?" Tanya Delon yang mengacuhkan tawaran sarapan dari Novi.
Dipikirnya jika calon majikannya itu memang Arletta yang dikenalnya dan sudah tahu identitasnya, dia tidak akan diterima.
Dia tidak tahu bahwa sebenarnya, memang adalah permainan Arletta untuk mempekerjakannya.
Novi sudah tahu dari Arletta harus menjawab apa jika diajukan pertanyaan seperti itu.
"Dia tahu namamu, beliau tahu bahwa anda direkomendasikan oleh Dr. Andi dan merupakan teman dari sopirnya. Maka beliau mempercayakan semuanya kepadaku, tapi menurutku untuk identitasmu beliau tidak terlalu mempedulikannya" Jawab Novi dengan nada bangga bisa menunjukkan bahwa dia dipercaya oleh atasannya. "Kebetulan memang belakangan ini beliau sangatlah sibuk, makanya dia mencari sopir. Biasanya dia sanggup menyetir kemanapun sendiri. Ayo Pak Delon kita ke dapur untuk sarapan sekalian saya perkenalkan dengan Bi Inah."
Delon yang dalam hatinya sedang cemas sekaligus bahagia memikirkan kemungkinan bahwa majikan barunya itu adalah Arletta yang dikenalnya, mengikuti sekertaris majikannya itu ke dapur untuk sarapan dan berkenalan dengan Bi Inah.
"Pak Delon saya tinggal dulu ya, setelah bapak selesai sarapan kita bertemu di garasi ya. Oh iya untuk tempat tinggal, bapak akan pulang pergi atau menginap? Soalnya jadwal Dr.Arletta sangatlah padat dan tidak tentu, maafkan saya lupa membahas ini kemaren. Jika boleh saya sarankan akan lebih praktis jika bapa bisa tidur di rumah ini sehingga jika Dr. Arletta membutuhkan bapak selalu siap." Saran Novi yang juga merupakan perintah dari Arletta.
"Baiklah, dengan senang hati." Jawab Delon yang berfikir bisa menghemat uang sewa kos.
Sebelumnya Arletta yang telah mengetahui keberadaan Delon langsung menyuruh orang untuk mengecheck keadaan hidup Delon sebelum mengarahkan Novi untuk mengambil Delon menjadi sopirnya.
Dari situlah Arletta mengetahui bahwa Delon sempat pindah dan tinggal di Solo. Dia juga tidak menikah lagi selepas dari Bella (istri keduanya). Setelah kembali ke Jakarta setahun yang lalu, Delon tinggal di sebuah kos-kosan kumuh dengan pekerjaan yang tidak menentu . Maka dari itu dia sengaja menyuruh Novi untuk menyarankan agar Delon tinggal di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
wouwwwww.....CLBK masa 1/2 abad...👍👍
2020-06-12
0
Marysya alwi
pacarnya umur 50th? gasalah?
2020-06-05
0
sky
penasaran banget. ada apa sebenarnya antara mereka berdua.
2020-06-02
1