"Niko sayang..." panggilan itu membuat dua orang yang berada di ruangan itu menoleh.
Alea mengerutkan dahinya melihat wanita yang berpenampilan modis meski tidak terlalu sexy, tapi wajahnya seperti blasteran orang bule.
Lumayan cantik. Jadi ini istri kamu.
"Sinta, ada apa kamu ke sini?" tanya Niko datar, seolah kehadiran Sinta sangat tidak diharapkan untuk saat ini.
Sinta berjalan mendekati Niko lalu bergelayut manja di bahu Niko tanpa menghiraukan keberadaan Alea.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." Alea berdiri dan melangkah keluar dari ruangan Niko.
Niko hanya bisa menatapnya. Dia seperti tidak rela Alea keluar dari ruangannya.
"Siapa dia?" tanya Sinta sinis.
"Sekretaris baru di sini," jawab Niko datar sambil kembali fokus pada layar laptopnya.
"Dapat darimana sekretaris modelan gitu?"
Inilah yang sangat tidak disukai Niko pada Sinta. Dia selalu bersikap menyebalkan, tak pernah bersikap lembut dan memberi kenyamanan pada Niko. "Rekomendasi dari Pak Roni."
Sinta hanya ber oh saja. Meski sebenarnya dia cukup was-was dengan penampilan sekretaris itu yang sangat menggoda.
"Nanti makan siang diluar yuk?" ajak Sinta.
Niko hanya meliriknya jengah. "Aku lagi banyak kerjaan. Nanti siang juga ada temu client dengan Nando."
Sinta kini duduk di pangkuan Niko karena merasa kesal dirinya selalu diacuhkan.
"Kamu kapan sih ada waktu buat aku." Sinta mengalungkan tangannya di leher Niko. "Kerjaan terus yang dipentingkan."
"Kan ini yang kamu mau. Kita menikah juga karena kerjasama keluarga kita bukan karena yang lainnya," jawab Niko, dia tidak peduli jika kata-katanya itu menyakiti perasaan Sinta.
"Tapi aku cinta sama kamu." Sinta mendekatkan dirinya dan dengan cepat mengecup bibir Niko.
Mendapat ciuman secara tiba-tiba, Niko menjauhkan dirinya. "Sinta, jaga sikap kamu kalau di kantor."
Akhirnya Sinta merasa kesal juga. Sudah berbagai cara dia lakukan untuk merebut hati Niko, tapi tetap hati Niko sedingin es jika berada di dekatnya.
"Ya sudah, aku mau ke mall sama teman aku."
Niko mengeluarkan kartu ATM berwarna hitam dari dompetnya lalu memberikannya pada Sinta. "Ini, sebagai ganti kartu ATM kamu kemarin yang terblokir."
Sinta menerima dengan tertawa lebar. "Thank you." Setelah memasukkan kartu ATM ke dalam tasnya, Sinta berjalan keluar dari ruangan Niko.
"Terlahir dari keluarga kaya tapi masih mata duitan. Pernikahan yang berlandaskan bisnis ini benar-benar kesalahan besar."
Niko berusaha kembali fokus pada layar laptopnya. Tapi pikirannya masih terbayang-bayang dengan pesona Alea barusan. Apa selama ini Alea menunggunya dan masih mengharapkan hubungan yang dulu berlanjut?
"Alea..." Niko tersenyum kecil. Lalu dia berdiri dan keluar dari ruangannya. Dia kini melihat Alea yang sedang membaca beberapa berkas di meja kerjanya, tepatnya di depan ruangan Niko.
"Ada yang tidak kamu mengerti?" Niko membungkukkan dirinya di dekat Alea dengan satu tangan yang menahan dirinya di meja.
"Banyak, Pak."
"Salah satunya?"
Alea kembali menatap kedua netra Niko. Tatapan mata yang masih sama seperti enam tahun yang lalu. "Perasaan Pak Niko?"
Niko tersenyum kecil dan semakin mendekatkan dirinya. "Perasaan aku?"
"Hmm, aku lupa kalau Pak Niko sudah punya istri." Tiba-tiba Alea mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Niko sebagai ucapan selamat. "Selamat atas pernikahannya meskipun udah telaaattt banget."
Niko semakin menggenggam tangan Alea. Kehangatan tangan yang sangat dia rindukan akhirnya kembali dia rasakan. Kini dia usap punggung tangan Alea dengan jempolnya. "Kamu sudah menikah?" tanya Niko.
Alea hanya tersenyum, "Pak Niko lupa, kalau hubungan kita masih gantung, mana mungkin aku bisa menikah begitu saja." Alea menarik tangannya. Dia akan mencoba teknik tarik ulur pada Niko.
Niko terdiam beberapa saat. Dia tahu, setelah apa yang dia lakukan pada Alea dulu pasti tak mudah untuk melupakannya. "Maaf soal itu. Aku gak bermaksud ninggalin kamu. Sebenarnya aku..." Niko menghentikan perkataannya. Meskipun Alea tahu alasannya, tidak akan merubah keadaan dan status Niko yang sudah beristri itu.
"Nanti kita makan siang bareng yuk?" ajak Niko.
Alea tersenyum kecil. "Makan siang? Tadi sepertinya istri Pak Niko mengajak makan siang. Kenapa ditolak?"
"Karena banyak yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Oke," Alea mengiyakan ajakan Niko.
"Untuk hari ini kamu pelajari saja berkas-berkas itu." Niko kembali membahas tentang pekerjaan. "Kalau ada yang tidak mengerti langsung ke ruangan saya saja."
"Baik, Pak." Alea menganggukkan kepalanya.
"Kamu hanya boleh memanggilku Pak di kantor, nanti diluar kantor jangan pernah panggil aku Pak," bisik Niko sebelum dia masuk ke dalam kantor.
Alea menaikkan alis menatap Niko yang telah berlalu.
Emang kita akan jalan bareng diluar kantor? Lucu.
Alea mengambil ponselnya dan mengirim sebuah chat pada Kevin.
Misi awal lancar.
...***...
"Nando hari ini aku ada acara makan siang sama Pak Robi, aku ajak Alea sekalian pelatihan," alasan Niko agar Nando tidak curiga dengan Alea.
"Iya Pak."
Setelah itu Niko berjalan dengan Alea menuju lift. Kebetulan tidak ada siapapun di dalam lift selain bos dan sekretaris itu.
Alea sengaja menggeser dirinya di depan Niko. Kemudian dia berpura-pura menjatuhkan jepit rambutnya, dia bungkukkan badannya dan membuat pan tat yang padat berisi itu menyenggol sesuatu di balik celana Niko.
Shits, umpat Niko dalam hatinya.
Gerakan Alea seolah slow motion bahkan terlihat sangat gemulai dan sexy.
Wajah Niko telah memerah. Memang pesona Alea sedari dulu selalu berhasil memancing gairah Niko.
"Eh, maaf Pak," Alea menggeser dirinya lagi saat pintu lift terbuka.
Alea hanya tersenyum kecil melihat Niko yang semakin salah tingkah dibuatnya. Mereka berjalan menuju tempat parkir dengan posisi Alea yang kini berada di belakang Niko.
Saatnya membuat kamu lebih mabuk kepayang.
Mereka masuk ke dalam mobil dan beberapa saat kemudian mobil Niko telah melaju menuju sebuah restoran.
Alea hanya terdiam sambil menatap jalanan siang itu yang tidak terlalu ramai.
Sedangkan Niko sesekali melirik Alea. Bibir merah Alea yang sesekali digigit kecil oleh pemiliknya, sudah membuat Niko resah.
Apakah rasa bibir itu masih manis seperti dulu atau justru semakin manis.
Niko tersenyum kecil mengingat sesaat ciuman pertamanya bersama Alea dulu. Rasa manis langsung menjadi candu baginya.
Beberapa saat kemudian, mobil Niko berhenti di depan sebuah restoran mewah. Mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan masuk ke dalam resto.
Setelah sampai di dalam, mereka duduk bersebelahan. Niko mengambil daftar menu makanan.
"Kamu mau makan apa?"
"Terserah Pak Niko saja."
"Kan aku sudah bilang kalau diluar kantor jangan panggil, Pak."
Alea hanya menganggukkan kepalanya.
Niko memanggil pelayan restoran lalu memesan beberapa menu. Mereka mengobrol sesaat sambil menunggu hidangan mereka datang.
"Lea, aku minta maaf soal dulu. Aku menghilang begitu saja tanpa kabar." Niko memulai pembicaraannya.
Meskipun dalam hati Alea masih ada luka yang sangat dalam di masa itu, tapi dia berpura-pura tersenyum demi melancarkan misi balas dendamnya.
"Gak papa. Lupakan soal itu. Semua udah berlalu dan aku baik-baik saja."
"Iya, aku melihat kamu yang sekarang jauh lebih baik. Kamu sekarang masih sering sama Kevin?"
Alea terdiam beberapa saat.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Eika
Awas baper beneran Alea, CLBK lagi nanti
2023-02-23
3
Sri Raganti Ols
Penasaran niko selama 6bln menikah tp dia ma istrinya hidup layak suami istri kan atau gmn??katna nikah atas kerjasama bisnis dab blm ada rasa cinta apa pasangan suami istri itu sdh seutuhnya atau jangan jangan???
2022-12-11
1
mintil
niko kayak gampang banget di goda.
2022-08-08
2