"Iya, aku melihat kamu yang sekarang jauh lebih baik. Kamu sekarang masih sering sama Kevin?" tanya Niko, yang memang mengenal Kevin sejak SMA. Dia tahu kalau Kevin adalah sahabat karib Alea.
Alea terdiam beberapa saat. Lalu dia menggelengkan kepalanya. "Hanya sesekali bertemu meskipun kita tetangga. Kevin sekarang sibuk dengan perusahaannya."
Sebenarnya Niko sudah tahu betul siapa Kevin. Bahkan saat ini Kevin adalah saingan terberatnya di dunia bisnis. Walaupun setelah lulus SMA, dia tidak pernah bertemu dengan Kevin lagi tapi berita tentang kesuksesan Kevin selalu terdengar sampai di telinganya.
"Oo, aku kira kamu masih bersahabat dengan Kevin."
"Ya masih, tapi kita sudah tidak sedekat dulu karena kita sibuk dengan hidup masing-masing," bohong Alea, karena dia tidak mau Niko sampai tahu kedekatannya dengan Kevin.
Beberapa saat kemudian makanan datang. Waitress menghidangkannya di atas meja.
"Kamu kenal dimana sama istri kamu? Dia cantik loh." Alea berusaha memancing Niko. Dia ingin tahu, seperti apa perasaan Niko pada istrinya.
Niko yang telah mendekatkan sepiring nasinya, ekspresinya berubah menjadi sendu.
"Dikenalkan. Udahlah gak usah bahas soal dia ya kalau kita lagi sama-sama."
Alea tersenyum. Apa yang dikatakan Niko sangat menyiratkan jika dia tidak mencintai istrinya. "Oke." Alea mulai memakan nasinya sambil berpikir, apa rencana selanjutnya untuk menggoda Niko.
"Lea, kamu sekarang tinggal dimana?" tanya Niko.
"Tetap di rumah yang dulu," jawab Alea, dan lagi dia harus berbohong.
"Bagaimana kabar ibu kamu?"
"Ibu, sudah meninggal tiga tahun yang lalu." Dadanya kembali bergemuruh mengingat ibunya. Selama ini ibunya yang telah berjuang untuknya sendiri. Bahkan belum sempat dia membahagiakannya, ibunya telah pergi dari dunia ini.
Niko bisa menangkap kesedihan Alea. "Maaf, aku gak bermaksud buat kamu sedih."
Asal kamu tahu kesedihan terdalam yang sebenarnya adalah kamu. Alea berusaha tersenyum palsu. "Iya, ini semua sudah takdir."
Niko mengusap punggung tangan kiri Alea yang membuat Alea sedikit terkejut, rupanya dia sudah mulai berani. Tapi Alea justru memanfaatkan kesempatan yang ada. Dia mengambil gelas yang berisi minuman dingin miliknya lalu sedikit menumpahkannya ke paha Niko.
"Maaf, aku gak sengaja. Gelasnya agak licin." Alea meletakkan kembali gelas itu lalu mengambil tisu dan mengusap pa ha Niko.
Perbuatan Alea jelas memancing gairah Niko yang telah lama tertidur. Apalagi usapan tangan Alea terasa sangat lembut yang semakin lama semakin ke atas.
Apa yang dilakukan Alea semakin membuat dada Niko berdebar-debar. Bahkan keringat sampai mengalir di pelipisnya.
Mungkin otaknya sekarang sedang dipenuhi dengan pikiran kotor. Alea, tangannya kurang ke atas lagi. Ya, seperti itu misalnya.
"Alea ini gak papa. Cuma basah sedikit. Nanti biar aku ganti celana di kantor." Niko menggenggam tangan Alea yang masih bergerak dengan lembut di atas pahanya.
"Maaf, aku ceroboh."
Niko tak juga melepas tangan Alea. Dengan gerak yang nyaris tak terlihat, Niko justru menuntun tangan Alea ke atas. Seketika Alea menarik tangannya dengan paksa. Dia kembali fokus dengan makanannya.
Ck, Niko, dari dulu li bi do nya masih tinggi aja padahal udah punya istri.
Niko juga kembali menyantap makanannya. Kali ini mereka sama-sama terdiam dan bergelut dengan pikirannya masing-masing.
Dia masih saja sesekali menatap Alea. Kenangan-kenangan indah bersama Alea semasa putih abu-abu kembali terlintas di benaknya.
Alea, andai aja aku dulu gak menuruti keinginan orang tua aku, mungkin sampai sekarang kita masih bersama.
Tersadar sedang diperhatikan oleh Niko, Alea menolehnya. "Kenapa?" tanyanya.
Niko tersenyum simpul. Senyuman manis yang berhiaskan lesung pipi sama seperti Reka.
"Ada nasi." Tangan Niko terulur mengambil sebiji nasi yang berada di dekat bibir Alea.
Alea hanya terdiam lalu dia tersenyum. Meski dalam hati dia ingin menepis tangan Niko dengan kasar.
Setelah selesai makan, mereka keluar dari restoran dan akan kembali ke kantor.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Alea memasang sit bealt nya yang dibantu oleh Niko.
"Panas banget ya." Alea mengipas dirinya dengan tangan.
"Iya, padahal ac nya sudah aku nyalakan."
Alea semakin berakting kepanasan. Bahkan kini dia membuka kancing kemejanya satu lagi hingga bulatan yang indah itu terekspos dengan sempurna.
Niko tak juga menyalakan mobilnya. Dia justru tercekat melihat Alea. Bahkan dia sampai menelan salivanya berkali-kali agar tidak menetes.
"Nik, ada tisu?"
Akhirnya Alea memanggil nama Niko.
Niko tersenyum lalu mengambil tisu dan mengusap leher Alea dengan tangannya.
Alea membiarkannya, dia justru semakin mendongak saat Niko menyusuri leher putihnya dengan tisu.
"Agak ke bawah Nik.."
Niko menghentikan gerak tangannya sesaat. Dia menatap Alea yang terlihat pasrah lalu kembali menatap tangannya yang bergerak lembut bahkan semakin ke bawah. Menekan pelan tepat di atas dua bulatan yang nampak menonjol itu.
Niko kembali menelan salivanya. Justru dia yang sekarang merasa kepanasan. Rasanya dia ingin singgah saja di atas benda itu. Mengusapnya, memijatnya atau mungkin menghisapnya seperti dulu.
Alea sedikit menggeser dirinya saat dirasa tangan Niko mulai berani semakin turun.
"Kita kembali ke kantor sekarang, gak enak kalau sampai telat." Sistem tarik ulur dimulai. Dia sengaja menyiksa Niko secara perlahan.
Niko membuang napas dalam. Dia berusaha menetralkan otak kotornya. Kini dia kembali menegakkan dirinya dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Beberapa saat kemudian mobil Niko mulai melaju meninggalkan tempat parkir restoran.
Sepanjang perjalanan Alea hanya terdiam. Dia menatap benda pipih yang ada di tangannya. Rupanya dia sedang berbalas pesan dengan Kevin.
Nyentuh apa kamu tadi?
^^^Eh, kamu tahu aku dimana.^^^
Cctv aku banyak dimana-mana.
^^^Kamu tuh kayak penguntit aja.^^^
Iya, katanya mau buat bukti perselingkuhan. Awas jangan pake hati.
Alea menghela napas panjang. "Dasar!" gumamnya kecil tapi bisa ditangkap telinga Niko.
"Kenapa Lea?"
"Gak papa. Teman aku resek banget."
"Oiya, nomor WA kamu berapa? Nih, simpan ke ponsel aku ya." Niko memberikan ponselnya pada Alea.
Masih sama seperti dulu, Niko tak pernah melarang jika ponselnya dipegang Alea atau diobrak-abrik semua isinya pun, Niko pasti akan membiarkannya.
Sebelum menyimpan nomornya dalam ponsel Niko, Alea segera mengganti foto profilnya bersama Reka dengan fotonya sendiri. Setelah itu dia menyimpan nomornya di ponsel Niko.
"Sudah. Tapi aku gak akan hubungi kamu kalau di rumah. Takut sama istri kamu."
Niko justru tertawa. "Gak papa. Kenapa kamu harus takut. Kalau kamu rebut aku dari istri aku, aku pasti akan milih kamu."
Alea mengerutkan dahinya lalu sedetik kemudian dia tertawa. "Udah kayak pelakor profesional dong aku."
"Profesional banget."
Alea menatap ke arah Niko.
Niko langsung menghentikan perkataannya. "Eh, maaf maksud aku bukan kayak gitu." Niko tertawa sumbang karena sejujurnya tanpa Alea menggoda pun dia sudah pasti tergoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Opa Sujimim
dari judulnya aja Uda godaan mantan,ya Uda pasti alea godain mantan,iya itu lesung pipi turunan ya, dari ayah,anak ke cucu😄😄lanjut baca lagi Uda ketinggalan jauh🏃
2023-07-25
1
💞Nia Kurnaen💞
Kalau Alea main cantik mungkin Niko akan lbh bucin lg...krn pd dasarnya cinta niko ttp sama g berubah,smuanya terjadi bkn keinginan niko sendiri tp ortunya.
2023-03-04
3
💞Nia Kurnaen💞
pelakor PROFESIONAL...😂😂😂
2023-03-04
0