"Kamu pulang sama siapa?" tanya Niko saat Alea mulai mengemasi barangnya di jam pulang kantor.
"Naik ojek online." Itulah jawaban yang tepat untuk Niko. Alea sudah bisa menebak pasti Niko akan mengantarnya pulang.
"Kamu tunggu sebentar ya, aku antar kamu pulang tapi nunggu karyawan lain pulang dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Alea, Niko kembali ke ruangannya.
Alea merasa lucu dengan Niko. Dia seolah benar-benar ingin menjalin hubungan tersembunyi dengan Alea. Tentu, Alea mengiyakan ajakan Niko. Ini kesempatannya membuat Niko semakin tergoda dan bertekuk lutut. Dia ingin membawa Niko terbang tinggi ke awan lalu dia hempaskan lagi ke bumi agar dia tahu bagaimana sakit hatinya dulu.
Untung aku sudah pesan sama Kevin untuk membersihkan rumah lama aku.
Rumahnya dan Kevin memang bersebelahan. Tapi sangat berbeda, bagai langit dan bumi. Rumah Kevin yang sangat mewah, luas, berlantai dua dan berpagar tinggi. Sedangkan rumahnya, hanya sebuah bangunan kuno berlantai satu dan sempit yang sampai sekarang belum pernah di renovasi.
Alea kembali teringat kebaikan keluarga Kevin, bahkan keluarga Kevin yang membiayai kuliahnya dan berobat ibunya sampai ibunya tiada, tapi sayang kedua orang tua Kevin mengalami kecelakaan dua tahun yang lalu dan meninggal. Sejak saat itu, Alea tinggal bersama Kevin untuk menemaninya.
Memang rasanya seperti keluarga kecil yang sempurna saat Alea, Reka, dan Kevin tinggal dalam satu atap yang sama.
Keluarga kecil?
Alea tersenyum getir, andai saja Niko dulu tahu kehamilannya dan mau bertanggung jawab, mungkin sekarang dia bisa membentuk keluarga kecil bersama Niko.
Tapi itu tidak mungkin...
Alea menepis kembali pikirannya. Mengingat kedua orang tua Niko yang tidak akan pernah merestui hubungannya dengan Niko.
"Lagi melamun apa?" tanya Niko karena sedari tadi Alea tetap duduk di tempatnya sambil menopang dagunya, bahkan sampai karyawan lain telah pulang.
"Lagi mikirin kalau seandainya kamu belum nikah," jawab Alea dengan sengaja. Kemudian dia berdiri dan mengambil tasnya. Tapi saat Alea akan melangkahkan kakinya, Niko menahannya hingga membuat pan tat Alea tersandar di meja.
"Kalau seandainya aku belum nikah, memang kita masih bisa bersama?" Niko menatap dalam kedua mata lentik Alea. Dia himpit tubuh itu hingga kaki mereka saling bersentuhan.
Alea menundukkan pandangannya, dia tidak berani menatap kedua mata Niko yang sedang menatapnya begitu dalam. "Ya, mungkin," jawab Alea kaku.
"Apa kamu masih punya perasaan sama aku?"
Alea terdiam. Perasaan? Jelas itu sudah terkubur seiring rasa bencinya yang mendalam pada Niko.
"Lea?" Niko semakin mendekatkan dirinya. Bahkan hangat napas Niko kini bisa Alea rasakan.
"Hmm, Pak Niko, hari sudah gelap. Aku capek mau segera istirahat." Alea sedikit memundurkan dirinya saat bibir Niko hampir saja menyentuh bibirnya karena penglihatannya kini menangkap bayangan Nando yang melintas.
"Ada Nando," bisik Alea sambil memberi kode.
"Oke," Niko memutar tubuhnya dan melangkah mendahului Alea. Dia melihat Nando sedang mencari sesuatu di meja dekat ruangannya, sepertinya dia tidak melihat kedekatannya dengan Alea barusan. "Cari apa?"
"Cari kunci mobil, Pak. Saya lupa menaruhnya."
Sedangkan Alea kini berjalan menuju lift, dia akan turun terlebih dahulu.
Niko ikut membantu mencarinya di tumpukan kertas yang berserak.
"Pak Niko pulang saja tidak apa-apa."
"Tidak apa, aku bantu cari."
Setelah Alea keluar dari lift, dia mendapat panggilan masuk dari Kevin. Baru juga Alea mengangkat panggilan itu, teriakan Reka sudah menggema.
"Mama, cepat pulang. Sudah mau malam nih. Reka mau makan malam sama Mama."
"Iya sayang, Mama udah mau pulang. Tunggu di dalam rumah ya." Alea berjalan menuju tempat parkir.
"Reka, tuh boboboy udah mulai." Terdengar suara Kevin hingga membuat teriakan senang Reka menjauh dari telepon. "Yee.."
"Gimana? Jadi diantar pulang?"
"Iya, ini aku mau jalan. Pastiin Reka tetap dalam rumah ya."
"Iya, tapi jangan bawa Niko masuk ke rumah. Di sini bukan kawasan buat selingkuh."
Alea tertawa. Iya, dia mengerti. Dia tidak akan mengulangi hal yang sama di rumahnya itu.
Terlihat Nando masuk ke dalam mobilnya dan kemudian mobil itu pergi dari tempat parkir. Itu berarti sebentar lagi Niko datang.
Alea buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam tas dan masih terhubung panggilan dengan Kevin.
"Sorry, lama..."
"Iya gak papa."
Niko membukakan pintu untuk Alea. Setelah mereka berada dalam mobil, Niko membantu Alea memasang sit bealt, meskipun Alea bisa memasangnya sendiri.
Sebenarnya cukup hanya tangan saja yang terulur, tidak perlu tubuh dan wajah yang mendekat. Seolah bergerak slow motion saat wajah itu semakin dekat dengan dua pasang netra yang saling menatap.
"Hmm, makasih..." ucap Alea sambil tersenyum saat bibir itu hampir saja menyentuh bibirnya.
Niko kembali memundurkan dirinya. "Iya," jawabnya sambil tersenyum dan sedikit mengacak rambutnya gerogi. Beberapa saat kemudian mobil Niko mulai melaju meninggalkan tempat parkir.
Alea membuang napas pelan sambil memalingkan wajahnya.
"Lea, kita makan malam dulu yuk?" ajak Niko yang membuat Alea kini menatapnya.
"Kapan-kapan saja, soalnya aku mau langsung istirahat. Lagian kamu gak ditunggu istri di rumah?"
"Istri? Biasanya dia sibuk dengan temannya." Ekspresi Niko seketika berubah tiap kali Alea mengungkit tentang istrinya.
"Kamu sudah punya anak?"
"Aku baru enam bulan menikah."
"Ya mungkin udah hamil."
Niko tersenyum getir. "Kalau kamu sama aku, gak usah bahas istri aku ya." Tangan kiri Niko terulur dan menggenggam tangan Alea yang ada di paha. "Jujur saja aku gak bisa lupakan semua kenangan kita dulu." Niko mengusap tangan Alea dengan lembut yang sesekali jempol tangan itu ikut mengusap paha mulus Alea.
"Tapi kenapa kamu dulu ninggalin aku?"
Niko terdiam beberapa saat sambil pandangannya lurus melihat jalanan. "Suatu saat nanti, aku pasti akan ceritakan semua sama kamu."
Menceritakan semuanya? Niko, semua udah terlambat. Entah kamu salah atau gak, aku gak akan maafin kamu dan kamu harus merasakan penderitaan itu.
Beberapa saat kemudian, mobil Niko berhenti di depan rumah lama Alea. Mereka turun dari mobil dan berdiri di dekat teras rumah Alea yang sempit.
"Makasih ya. Hmm, maaf aku gak mempersilahkan kamu masuk. Gak enak soalnya aku sendiri di rumah." Alea sedikit berbisik di telinga Niko. "Peraturan di RT sini makin ketat."
"Oke, aku ngerti. Aku balik dulu ya." Niko menoleh ke kanan dan ke kiri sesaat lalu dengan cepat dan akurat dia mencium bibir Alea.
Alea terkesiap mendapat satu kecupan itu. "Niko, ini..." Alea meraba bibirnya sesaat.
Niko hanya tersenyum lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Beberapa saat kemudian mobil itu mulai melaju.
"Ehem, yang habis dapat ciuman dari mantan..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Eika
Kevin benar-benar cowok yg menjaga Alea.
Menjadi tempat sandaran Alea
2023-02-23
3
Sri Raganti Ols
Pasti agk membara tuh hati si kevin,,ya pasti,smga ales lbh peka perasaan kevin
2022-12-11
1
Minarni Juita
kasihan Kevin
2022-11-24
0