Mangsa baru

"sayang,kamu ada di sini," tegur zakir,kepada Reina.

Saat ini Reina,tengah santai di sebuah kafe. Biasa dengan teman nongkrongnya . hari ini Sisil,ulang tahun. walaupun dia seorang anak terbilang kaya, tapi dia tetap mandiri. walaupun beda pekerjaan dengan Reina dan Amel.

"Ehh...sayang,kamu kok tau aku ada di sini,". Kekeh Reina. Aku gak nyangka dia tiba-tiba ada, padahal jarak tempat kerjanya lumayan jauh dan beda arah lagi

"Aahh...jelas taulah, kitakan sehati,". Zakir, memainkan kedua alisnya turun naik. Uuhhh... lumayan lah makan gratis dulu.

"Ajaklah pacarmu duduk Rei,". Ucap Sisil.

ini toh, pacar Reina. ketauan banget belangnya, mau-maunya Reina sama dia.

"iiiiya...kamu duduk sayang, silahkan pesan. Oh,yah sil. Nanti pas selesai mesan, tolong bayarkan dulu.nanti gajihan aku bayar kekamu yah. Untuk saat ini bayarin dulu,". Kekeh Reina.

"Ahh... jangan Rei,akukan ulang tahun hari ini. Jadi biar aku yang traktir kalian semua,termasuk pacarmu,". Jawab Sisil.

masuklah kamu ke perangkap ku.

"Jangan..! Biar aku yang bayar kalian semua,masa laki-laki minta bayarin sama perempuan,". Cegah Zakir.

Ck,gak ngaca kamu Zakir. Nyata-nyata kamu yang selalu minta bayarin ke aku,batin Reina.hanya karena ada temanku kamu sok-sokan baik.

"Oh...makasih banyak,baik banget pacarmu Reina. Beruntung memiliki kekasih pengertian,". Kedip mata Sisil.

Sepertinya teman Reina,ini anak orang kaya terlihat jelas penampilannya. Mangasa baru nih,aku yakin dia klepek-klepek sama aku yang tampan ini,batin Zakir. ia membanggakan dirinya sendiri, setelah dia mendapatkan temannya Reina.mungkin saja Reina,sudah tidak di butuhkan lagi.

"Kamu kenapa senyum-senyum sayang,". Tanya Reina,ia sebenarnya tahu apa yang di pikirkan Zakir.

"Ahhh...tidak apa sayang,aku hanya senang saja. Soalnya pekerjaan kantor tadi cepat selesai,". Jawab Zakir.

"Waw... pacarmu kerja kantoran Rei? Beruntung banget sih,aku pengen juga,". Kata Sisil.

"Kamu itu enak sil,anak DPR. Sekali jentik bakalan dapat pria tampan dan memiliki pekerjaan bagus,". Kekeh Amel .

"Iya,gak kaya kami. Harus capek-capek kerja,kamu enak uang ngalir terus,". Timpal Reina. ia sengaja memancing zakir, agar dia langsung tergiur.

Membuat mata zakir, berbinar-binar saat mengetahui jika salah satu teman Reina anak orang kaya. Kesempatan emas ini,aku harus bisa mendapatkan dia,batin Zakir.

"udah-udah,jadi besar kepalaku ini.tapi tetap aja aku jomblo,siapa sih nama pacarmu Rei. Pelit banget gak di kenalin sama aku,". Tanya Sisil

"Ya ampun,aku sampai lupa sil. Maaf yah, kenalan dulu deh,". Ujar Reina.

Sebentar lagi kamu akan masuk ke dalam permainan ku Zakir.

"Zakirman, panggil saja zakir,". Zakir, mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Dengan senyum kecil Sisil, menyambut uluran tangan Zakir. "Sisilia, panggil saja Sisil atau Lia,"

"Salam kenal Sisil,". Ucap Zakir, dengan lembut.

Amel dan Reina, saling mengode mata. rencana tahap awal selesai.

Ngomong sama perempuan lain lemahnya minta ampun,sudah dengan ku ahh...membuatku muak,batin Reina.

"Zakir,kamukan pasti banyak teman cowok-cowok gitu. Nanti kenalin ke aku yah,". Senyum manis Sisil. Ck, muak sekali aku sok manis kepada pria seperti ini. Tidak apa,demi kawan.

"Nanti aku akan memberikan nomor WhatsApp kepada Zakir,sil. Kamu tenang saja,dia pasti banyak memiliki teman,". Sahut Reina.

Membuat hati Zakir, sangat bahagia mendengar perkataan Reina. Ia tak susah payah, mendapatkan nomor Sisil. Tapi secara percuma Reina, memberikannya. "Iya, Sil. Aku pasti akan memperkenalkan kamu dengan teman-teman ku,". Ucap Zakir. Untuk teman-teman? Lebih baik untukku lah.

"ya ampun,pacarmu sangat baik yah, Rei. Makasih yah,aku tunggu zakir," senyum merekah di wajah Sisil. Sungguh membuatnya terpaksa berakting seperti ini.

Makanan yang di pesan akhirnya datang juga.

terlihat begitu lahap mereka menyatap makanan yang sudah di pesan tadi.

Tidak apa aku bayar semua ini,nanti akan aku tagih ke Raina. Saat dia gajihan nanti,dan aku juga mendapatkan Sisil, batin Zakir,tak sia-sia berkorban sedikit.

"Pesan dari siapa sayang,kok kamu gitu banget balasnya kaya sembunyi-sembunyi,". Tegur Reina. Membuat Zakir, gelabakan karena ketahuan ingin membalas pesan dari seseorang.

"Ini.. ini dari ibu,sayang. Ibu nanyain aku kenapa gak pulang-pulang,jadi aku balas aja lagi sama kamu,". Alibi Zakir.

"Oh,kirain siapa tadi,". Senyum kecil Reina. Kamu pikir aku bodoh sayang, mainkan drama mu.

Cukup lama mereka saling berbincang hangat. Zakir, seakan-akan tebar pesona kepada Sisil. Agar mangsanya percaya kepada dirinya.

Cukup lama mereka saling berbincang hangat. Zakir, seakan-akan tebar pesona kepada Sisil. Agar mangsanya percaya kepada target.

Membuat Reina, terlihat risih kepada kekasihnya.terlihat dia seakan-akan kekasih idamanan setiap kaaum hawa. sesekali Zakir,sok romantis kepada Reina. seperti umumnya dua insan saling jatug cinta

"Makasih banyak, Zakir. Sudah mentraktir makan,padahal aku yang ulang tahun. Tapi kamu yang mentraktir semuanya," kekeh Sisil.

"Tidak apa-apa,lain kali kita bisa kumpul-kumpul lagi,". Zakir,jadi salah tingkah. Semoga ini terakhir kalinya aku mentraktir semuanya.

"Sayang, apa kita pulang bersama,". Reina, menepuk bahu kekasihnya.

"Kita pulang sendiri-sendiri saja sayang. Kan kita menggunakan motor masing-masing,". Zakir, merangkul bahu Reina.

Mereka saling berpegangan tangan saat menuju ke arah parkiran.

"Yakin pulang,gak jalan-jalan dulu,". Ajak Reina.

Pengen sih, jalan-jalan tapi kamu gak ada uang. Jadi ogah aku,batin Zakir. "Gak sayang, kapan-kapan saja. Aku harus pulang, sudah di tanyain ibu nih,". Tolak Zakir,ia langsung memakai helm.

Begitu juga Reina."hubungi aku kalau sudah sampai rumah,"

"Iya, sayang. Kamu juga yah, hati-hati di jalan,". Ucap Zakir, sebelum menancapkan gas motornya.

Reina dan Zakir, memang beda arah. Reina,menghela nafasnya. Semuanya memang benar jika sang kekasih tak sebaik yang di pikirkannya selama ini.

*******

"bagaimana selanjutnya Reina,apa kamu membiarkan mereka memiliki hubungan dulu,". tanya Amel,ia tak sepenuhnya yakin kepada Sisil.

"tenang saja, Mel. aku tau Sisil,bisa melakukan rencananya selanjutnya. ia tak mungkin memiliki hubungan seperti Zakir,". jawab santai Reina.

"kamu yakin, Rei. aku juga muak, melihat tingkahnya tadi. semoga saja rencana ini berhasil,". senyum kecil Amel.

"hemmmm...semoga saja,kalau dia tak curiga kepada kita. aku yakin Hendri,akan memanjakan Sisil. kalau mangsanya sudah percaya,barulah dia beraksi,". ucap Reina. ia sambil menghapus foto-foto dia dan Zakir.

"iya, seperti kamu. ia iming-iming dengan kata ingin menikahi mu,tapi dia malah memanfaatkan dirimu,". kekeh Amel.

Reina,hanya mengangguk kepala. Reina,sudah menyadari jika dia termakan dengan rayuan Zakir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!