kakak ipar

"Yes... Reina,sudah tidak ada di meja makan. Langsung keluar ahh...aku yakin dia sudah membayar makanan tadi,". Dengan langkah kaki santai. Zakir, keluar dari ruangan yang menuju toilet.

"Mas..mas,bayar dulu. Jangan asal pergi aja,". Tegur seorang wanita penjaga kasir.

"Bayar? Bayar apa, bukankah perempuan bersama saya tadi udah bayar mba,". Tanya Zakir.

"Gak mas, kekasih masnya. Tadi ngomong ke saya,kalau masnya yang bayar. Karena dompetnya ketinggalan,". Ucap penjaga kasir.

Huuuuff.... kenapa jadi aku sih yang bayar. "ya sudah,berapa semuanya,biar aku bayar,".

"Dua ratus ribu, mas,". Jawabnya.

Sial,aku kehilangan dua ratus ribu. Awas kamu Reina,akan aku balas,batin Zakir. Selesai membayar makanan mereka tadi,ia langsung pulang.

Ting....

Sebuah pesan masuk di ponsel zakir.

[Maaf yah,sayang. Aku pulang duluan,kamukan tau kalau uangku habis.kamu gak lupakan kalau aku makan numpang ke Amel]. Reina.

[Gak papa, sayang. Lain kali kamu yah,yang bayar. Tadi sudah kok,aku bayarin].

"Huuuu.... gara-gara kamu Reina, aku kehilangan uang dua ratus ribu,". Decak Zakir.

Zakir, langsung menancapkan gas motornya dengan kecepatan sedang. "Baru aja aku dapet uang dari Ririn, sekarang sudah habis bayar makan tadi,". Gerutu zakir.

******

"Bagaimana kamu jadi pulang besok," tanya Amel. Melihat temannya baru datang. "Ck,galau yah? Pasti gak dapat cuan,". Ledek Amel.

"Hemmm... beribu-ribu alasan Mel,kesel aku jadinya,". Decak Reina.

"Makanya,jangan mudah percaya sama omongan laki-laki. Cinta boleh, bodoh jangan Reina. Kamu pakai saja uangku, nanti kamu bisa ganti," Amel, menawarkan uang kepada Reina.

Reina, menyimpitkan bola matanya."kamu kira aku gak ada uang Mel,aku cuman sengaja kok. Biar tau gimana watak asli zakir,".

"Hemm... baguslah,kenapa kamu gak ninggalin dia aja Rei. Masih cinta,jadi mau bertahan,".

"Aku gak mungkin melepaskan zakir, Mel. Secarakan di sudah berfoya-foya dengan uangku,nantilah aku tendang. Setelah uang-uang kembali,kalau di biarin dia malah keenakan Mel,". Tegas Reina. Ia tak mungkin membiarkan zakir,lepas begitu saja.

"aku suka dengan idemu,balas dendam itu harus Rei. Biar gak di anggap lemah lah,". Kekeh Amel.

"makanya Mel,aku capek-capek kerja. terus uangku begitu lenyap begitu saja. gak ikhlas aku Mel, Mel,". keluh Reina.

awalnya Zakir, begitu perhatian terhadap Reina. selalu meluangkan waktu untuk berkencan. Zakir, selalu mengajak dia jalan-jalan. tapi pada akhirnya Reina,juga membayar semua tagihan belanja dan lainnya.

Ting....

sebuah pesan masuk di ponsel Reina,ia melihat pesan tersebut. ternyata benar dari ibunya.

[kapan pulang,nak. sudah dua bulan gak balik,kamu baik-baik ajakan] ibu.

[Alhamdulillah,baik bu. akhir bulan nanti yah,masih sibuk soalnya]. Reina.

sudah dua bulan Reina,tidak pulang kerumah orang tuanya. cukup satu jam lebih Reina, menempuh perjalanan ke rumah orangtuanya.

*****

"Kamu yakin menikahi Reina,zak,". Tanya bu wendah, kepada anaknya Zakir.

"Gak lah,bu. Aku tu cuman manfaatin dia doang,karena dia ladang uangku selama ini,". Jawab Zakir.

"Sampai kapan kamu bermain-main Zak,jangan sampai ketahuan oleh Yunita.paham,". Bentak sang ibu

Yunita, adalah mantan istri Alm. Kakaknya zakir. Mereka memiliki seorang anak kecil berusia empat tahun. Karena kecelakaan tunggal, mengakibatkan sang kakak merenggangkan nyawanya. Zakir,yang sudah lama dekat dengan sang kakak ipar. Membuat dia menjalin hubungan dengan serius.

Yunita,sudah memikirkan matang-matang untuk turun ranjangnya. Ia bekerja di sebuah Bank.

"Ingat, secepatnya kamu akhiri hubunganan mu dengan Reina. Ibu tidak mau kehilangan Yunita dan cucu ibu. Yunita,lebih pantas untuk menjadi menantu ibu,kerjanya juga jelas dan bagus. Tidak dengan Reina,hanya anak kampung bekerja di restoran sebagai pelayan,". Gerutu bu Wendah.

Terdengar suara motor di perkarangan rumah.ternyata Yunita, baru datang bekerja.

"Hussssttttt...sudahlah bu, jangan di bahas lagi,". Ucap Zakir, menghentikan ibunya untuk membahas tentang Reina.

"Assalamualaikum,bu dan mas,". Yunita,menyalami tangan mertuanya.

"Wa'alaikum salam,". Sahut bu Wendah dan Zakir, bersamaan.

"Mana Aira,bu? Kok tidak ada di rumah,". Tanya Yunita,ia celingukan mencari anaknya.

"Aduh...biasa nak,ia tengah bermain dengan anaknya bu Melly,". Jawab sang mertua. "Kamu bawa apa nak,".

Sang mertua melihat dua kantong plastik di tangan Yunita.

"Oh,ini hanya cemilan untuk Aira bu,". Alibi Yunita. Sebenarnya di tangan adalah makanan yang baru di belinya.

mending makan di kamar, untung-untungan anak itu gak ada jadi aku bisa puas makan sendiri,batin Yunita.

Yunita, sudah terbilang sangat pelit dengan siapapun itu. Apa lagi dengan mertuanya,ia juga tak pernah memasak. Alasannya karena capek atau apalah,ia hanya memberikan uang kepada mertuanya. Untuk membeli bahan dapur dan lainnya, walaupun sisanya di bantu dengan Zakir.

Bu Wendah dan Zakir,masih tidak tau bagaimana sifat asli Yunita. Tapi Yunita, juga senang tinggal di rumah mertuanya. Karena anaknya ada yang jaga, terus uang selalu mengalir di ATM. Setiap gajihan Zakir, selalu mentransfer uang ke Yunita.

"sayang,malam ini yah," kedip nakal Zakir,namun secepatnya Yunita mengangguk kepala.

Zakir dan Yunita,sudah lama melakukan hubungan terlarang. Zakir,tak ingin secepatnya menikah karena dia masih bersenang-senang dulu. Begitu pun dengan Yunita,ia masih ingin menikmati masa jandanya.

Zakir,tak sanggup menahan diri saat melihat lekuk tubuh sang kakak iparnya. Apa lagi Yunita,juga haus dengan belaian. Membuat Zakir, mendapatkan keuntungan sangat besar. Walaupun ibunya selalu mendesak mereka secepatnya menikah,namun selalu di bantah zakir.

Ting....

Bunyi pesan masuk di ponsel Zakir. Terlihat jelas di wajah Zakir tersenyum kecil.

[Selamat malam sayang] Reina.

"Ini yang aku suka dengan Reina, walaupun kami bertengkar hebat. Ia tetap mengirimkan aku pesan,". Kekeh Zakir.

[Malam juga sayangku].

Zakir, terlihat sumringah. Betapa beruntungnya ia bisa memiliki Reina,sudah cantik bahkan royal kepadanya.

Reina dan Zakir, mereka saling bertukar pesan.sampai larut malam. Zakir, langsung menutup pesan untuk Reina. karena ketukan pintu kamarnya sudah ada yang mengetuk.

*******

"yakin kamu gak jadi pulang Rei,udah lama lo kamu gak pulang. apa gak di cariin ibumu,". tanya Amel,dia adalah teman kerja Reina. sekaligus Reina, ikut menumpang di rumah Amel.

"nanti sajalah Mel,aku masih ada main-main dulu,". kekeh Reina. ia memiliki ide licik untuk kekasihnya itu.

"main-main? emang kamu bocah Rei, main-main napa lagi," gumam Amel. ia melirik sekilas ke arah temannya.

"ciyeehhh...anak mami kepo," ejek Reina

Amel, terbilang sangat Kepoan dengan urusan orang-orang apa lagi teman-temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!