冬に光 ー BAB 4

"Mimi, kau bisa membuat persis sesuai seragam dari sekolah ini kan? Inget, kau harus bisa menyelesaikan semuanya besok dan sebelum jam 9 pagi, aku akan menyuruh pelayanku untuk mengambilnya ya! Sisanya akan kutransfer seperti biasanya," kata Verrien ke designer yang sudah dia kenal sejak dulu.

Mimi mengangguk tanda mengerti lalu tersenyum kepada kliennya.

"Saya mengerti nona Hongo, berarti tiga buah seragam sekolah ini ya, apa perlu tas sekolah juga? Saya juga ada design terbaru untuk tas sekolahnya."

"Oh mau, kau lengkapi saja ya, pokoknya penampilan kita bertiga di sekolah harus terlihat complete. Eh? Berdua aja kok," kata Verrien sambil meneguk teh hangat yang disuguhkan oleh salah satu pegawai tokonya Mimi.

Mimi hanya tersenyum manis sambil menunjuk ke arah seorang pria yang lagi bercermin narsis dengan setelan jas warna kuning. Seketika itu juga, Verrien langsung menyembur teh yang sedang dia nikmati. Mimi hanya bisa tersenyum pasrah saat mendapatkan semburan air dan langsung mengusap wajahnya dengan sapu tangan.

"Hantuuu. Ada hantu di cermin!" sambung Lee Jung Xu pucat dari belakang Verrien.

"Hm. Designmu selalu berhasil mengungkap aura bersinar terdalamku, Mimi," kata pria itu sambil melihat ke arah Mimi lewat cermin besar.

"Terima Kasih atas pujiannya, tuan muda Forbes. Anda selalu terlihat ceria seperti biasanya," kata Mimi sambil memandang ke arah lain dengan malu-malu.

"Ewww, yang benar saja," sambung Jung Xu membelakangi Mimi.

"Dalam teoriku yang ke--"

Belum selesai Forbes bicara, Verrien yang sudah menerima kenyataan pahit ini, segera memasang muka cerianya kembali dan menarik Forbes keluar dari butik.

"Ayolah ini masih sangatlah pagi dan masih ada beberapa hal lagi yang harus kita lakukan lagi saat menunggu seragam itu selesai jadi... Let's go!!"

"Nice timing, Verrien. No weird theory again!" seru Jung Xu sambil mengacungkan jempolnya ke atas saat melihat kepergian Verrien dan Forbes.

Keesokan harinya, Jung Xu, Verrien dan Forbes akhirnya tiba di depan pintu gerbang Horikoshi Gakuen, salah satu SMA swasta ternama dan terelit. Sekolah ini dianggap sekolah yang paling elit yang ada di Jepang karena untuk bisa bersekolah disini harus sangat pintar atau sangat kaya karena biaya masuknya yang tidaklah murah atau dianggap super duper mahal bagi kalangan orang biasa. Selain elit, sekolah ini juga terkenal karena banyak selebritis Jepang terkenal yang menuntut ilmu disini.

Jung Xu, Verrien dan Forbes berdiri dengan gaya sok keren. Mereka bertiga memakai kacamata hitam dengan seragam dan tas sekolah sambil berkacak pinggang dan mengangkat tinggi kepala ke atas, untungnya sekarang adalah jam pelajaran jadi tidak ada seorang siswa/i pun kecuali saptam sekolah dan seorang guru piket yang berada di sekitar sana.

Guru piket langsung mendatangi mereka lalu bertanya, "kalian bertiga dari kelas mana?! Kenapa baru jam segini datang ke sekolah?! Ikut bapak ke ruangan Kepsek (Kepala Sekolah) sekarang juga!"

Guru piket yang berlagak seorang guru killer menyeret Jung Xu, Verrien dan Forbes masuk ke dalam ruangan Kepsek. Setelah mengetuk pintu, guru piket membuka pintu dan masuk ke dalam.

Ruangan tersebut terlihat sangat mewah dan luas dengan banyaknya foto-foto Kepsek dan pemilik sekolah terdahulu yang tertempel di dinding, piagam dan piala yang di tata rapi di dalam lemari kaca, ada juga banyaknya tanaman-tanaman kecil di sekitarnya dengan sofa dan meja yang diletakkan ditengah-tengah ruangan itu. Terlihat ada seorang pria tua pendek berkumis tebal dan berkepala botak tengah dengan tinggi di bawah 150 cm sedang menyirami tanamannya.

"Permisi pak kepala, mereka bertiga terlambat masuk kelas," bisik guru piket itu tepat di telinga Kepsek. Akan tetapi tidak ada respon dari orang tersebut. Dia terus menyirami tanamannya.

Guru piket itu berdeham sekali lalu kembali bersuara sedikit lebih besar, "Pak kepala! Mereka bertiga--"

"Aku tidak budeg! Kau tidak lihat aku sedang apa, hah?!"

"Ma-maafkan saya..." kata guru piket itu meminta maaf sambil membungkukan badannya berulang-ulang kali.

Kepsek menghentikan menyirami tanamannya. Dia meletakkan alat penyiram tanaman di samping tanaman itu. Lalu membalikkan tubuhnya dan menoleh ke arah guru piket itu dan bertanya polos, "Lho? Sejak kapan kau di sini, Kanagawa sensei (pak guru)?"

GUBRAK!

Seolah-olah guru piket, Jung Xu, Forbes dan Verrien terjatuh ke belakang. Guru piket itu tahu dengan umurnya yang menginjak umur 80 tahun seharusnya dia pensiun dan digantikan oleh anaknya tapi Kepsek ini menolak keras. Dia juga sangatlah pikun.

Guru piket kebingungan, dengan ragu mengatakan, "Anu pak kepala, nama saya Takagi bukan Kanagawa dan saya ke sini untuk melaporkan kalau ketiga siswa ini--"

Belum sempat guru piket itu menyelesaikan perkataannya, dengan cepat Verrien menyelanya, "Maaf sensei, kami ke sini untuk bertemu dengan Kepsek Hongo."

Guru piket itu menoleh tapi tiba-tiba Kepsek Hongo langsung berjalan ke arah Verrien dan memegangi kedua tangannya. Ternyata Kepsek Hongo adalah kakeknya Verrien.

"Rin-chan, kau sudah besar ya!"

Verrien hanya tersenyum kaku, karena Kepsek salah mengenali dirinya. Kepsek memegangi tangan Forbes dengan matanya yang berbinar-binar itu. Kepsek berpikir Forbes adalah Verrien.

Ternyata sekolah ini memiliki dua kelas yaitu kelas trait dan regular dengan dua gedung yang terpisah. Kelas trait, di mana kelas ini hanya dikhususkan bagi para selebritis Jepang dan yang bisa masuk ke dalam kelas ini hanyalah penyanyi, aktor, dan atlet.

Sedangkan kelas regular, dimana muridnya hanya fokus untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada sekolah ini memiliki sistem khusus dimana murid kelas reguler tidak bisa sekelas dengan para selebritis tersebut.

Setelah selesai berdiskusi dan mengurus administrasi. Jung Xu, Verrien dan Forbes memutuskan untuk masuk ke dalam kelas trait.

Kepsek yang langsung mengantar Jung Xu, Verrien dan Forbes ke kelas trait di kelas 3C bersama dengan seorang guru wali kelas yang dari kelas 3C ini.

"Kakek, terima kasih sudah repot-repot mengantar kami sampai di depan kelas."

Verrien tersenyum manis.

"Tidak repot sama sekali kok, Rin-chan."

Kepsek masih salah mengenali Verrien, kali ini dia memegangi tangan Jung Xu. Baik Verrien maupun Jung Xu hanya tersenyum kaku dan memakhlumi kepikunan Kepsek.

"Rin-chan, belajarlah sungguh-sungguh. Jangan membuat Naruse sensei kesusahan ya. Naruse sensei mohon bimbing Rin-chanku ini ya," kata Kepsek yang masih memegangi tangan Jung Xu.

"Anu pak kepala, saya Akito bukan Naruse. Anda tidak perlu khawatir, saya akan membimbing mereka dengan baik," kata Akito sensei, wali kelas dari kelas 3C ini.

"Iya, kakek tenang saja ya."

Setelah itu, Kepsek kembali ke ruangannya. Dan Akito sensei pun langsung memasuki kelas tersebut.

"Murid-murid sekalian, meskipun mendadak, kita kedatangan tiga murid baru. Kalian bertiga silakan masuk!" seru Akito sensei dari dalam mempersilakan Jung Xu dan teman-temannya memasuki kelas.

Jung Xu dan teman-temannya memasuki kelas dengan penuh semangat dan percaya diri, tatapan dari semua murid di kelas 3C ini langsung tertuju pada murid baru yang ada di depan kelas.

Dimulailah kisah seru mereka bertiga di Horikoshi Gakuen ini. Apakah ada sesuatu hal yang menarik terjadi? Atau Lee Jung Xu dan teman-temannya akan bertemu dengan seseorang yang mempunyai nama berinisial 'J.H.' ?

-Bersambung-

☆Please Like, Vote and Comment. Thank you☆

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!