"Hoaam..."
Untuk kesekian kalinya Lee Jung Xu menguap. Dia ingin sekali tidur tapi entah kenapa tidak bisa. Kemudian dia membetulkan letak bantal lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat duduknya, menarik selimut dan memejamkan matanya. Ternyata memang benar-benar tidak bisa tidur. Baru beberapa detik matanya tertutup, matanya kembali terbuka dan sekali lagi dia menguap.
Dia menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tangannya beberapa kali untuk mengusir rasa kantuknya, tapi sepertinya usahanya sia-sia saja. Dia benar-benar lelah setelah selesai melakukan pesta perpisahan semalam dengan teman-teman sekelasnya, sekarang dia harus melakukan perjalanan panjang ke Jepang.
Dia juga menyayangkan kenapa jadwal pesta perpisahan yang disepakati oleh teman-temannya harus bertepatan dengan jadwal sehari sebelum keberangkatannya. Dia tidak bisa membatalkan kedua-duanya, kalau dia membatalkan pesta perpisahan secara sepihak, maka dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan teman-temannya untuk terakhir kalinya.
Karena setelah lulus dari sekolah mereka pasti akan menentukan jalan mereka masing-masing dan Jung Xu sendiri pun telah memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke Jepang. Jadi untuk waktu yang cukup lama Jung Xu tidak akan pulang dan dia akan sulit untuk bertemu dengan teman-temannya lagi.
Sedangkan penerbangannya ke Jepang juga tidak bisa ditunda karena dia sudah berjanji dengan kedua orang tuanya dan memutuskan untuk mencari seseorang. Tetapi untunglah, saat ini dia tidak sendirian. Ada Verrien Hongo yang menemaninya, sahabatnya yang satu ini juga akan melanjutkan sekolah ke Jepang bersama dengan dirinya.
Kalau saja tidak ada sahabatnya saat ini, Jung Xu pasti akan terbengong-bengong sendirian di dalam pesawat business class karena tidak ada teman yang bisa diajak ngobrol atau pun bercanda. Verrien menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat ke arah Jung Xu sambil terus sibuk dengan laptopnya.
"Haah... Kau tahu, kau sudah menguap 20 kali dalam satu jam terakhir ini, Lee."
"Iya, aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Mungkin insomnia menyerangku? By the way, kau tahu tidak alasan kenapa Forbes tidak jadi ikut berangkat? Padahal seminggu yang lalu, dia bilang kalau hari ini dia sudah pasti mau sama-sama berangkat dengan kita. Kalau tidak ada dia di Jepang, jadinya tidak seru dong, nanti siapa lagi yang akan memberi kita contekan PR (tugas)? Terus, tidak ada lagi yang memasak untuk kita..." Jung Xu menggerutu panjang dan sekali lagi dia menguap.
"Aku tidak setuju. Bukannya seharusnya kita senang kalau dia tidak jadi ikut ya? Jadi kita tidak perlu mendengar ocehannya setiap hari dan kita juga tidak perlu lagi mendengar dia mengeluarkan teori-teori anehnya yang tidak diketahui secara jelas kebenarannya."
Forbes Jovial adalah sahabatnya Lee Jung Xu dan Verrien Hongo. Mereka sama-sama bersekolah di Internasional High School di Kota XX yang ada di Indonesia. Forbes memang dikenal jenius dan jago memasak. Yah... Meskipun laki-laki tapi kemampuan memasaknya tidak kalah dengan koki profesional kelas atas.
Tetapi yang sering membuat orang-orang kesal padanya karena dia suka sekali mengkritik orang lain dengan kesalahan kecil yang tidak disadari orang lain, dia juga suka mengeluarkan teori-teori aneh hasil ciptaannya sendiri dan sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu sudah berapa jumlahnya. Saking banyaknya, tidak ada orang yang sanggup menghafal dan menghitungnya kecuali dia sendiri.
"Iya juga sih. Tapi terserahlah, kau jangan sampai membahas atau menyinggung sedikit pun soal teori-teorinya karena si aneh itu dapat muncul kapan saja dan dimana saja begitu mendengar ada yang menyebutkan teori-teori anehnya itu," jelasnya sambil membayangkan gaya dan wajah Forbes yang sedang menjeberkan teori-teorinya itu.
Verrien tidak menjawab. Dia tidak perduli dengan hal itu dan hanya mengangkat kedua bahunya ke atas. Dia juga menghentikan kesibukannya pada laptopnya, sedikit menggeserkan posisi duduknya.
"Lee..."
Jung Xu tersadar saat Verrien memanggil namanya sambil menepuk pelan lengan tangannya.
"Apa kau merasa kalau dari tadi ada yang memerhatikan kita? Coba lihat dua orang laki-laki yang berbaju hitam duduk di seberang sana, sepertinya dari tadi mereka terus melihat ke arah kita dan aku merasa mereka sedang membicarakan tentang kita," katanya dengan suara yang agak dipelankan.
Jung Xu melihat ke arah dua orang yang duduk di depan seberang kanan dari posisi tempat duduknya Jung Xu dan Verrien yang tadi disebutkan oleh Verrien dan ternyata benar pada saat melihat, mata Jung Xu bertemu pandang langsung dengan salah satu laki-laki di antara mereka.
Jung Xu tersentak. Baik Jung Xu dan orang itu sama-sama langsung cepat-cepat memalingkan wajah mereka untuk menghindari tatapan mata. Sedangkan Verrien yang tidak perduli kembali melihat ke arah laptop miliknya.
Sementara teman dari orang itu yang duduk disampingnya tidak pernah melepaskan tatapannya ke arah Jung Xu dan Verrien. Kelihatannya mereka adalah orang Jepang.
Memang sih, penampilan mereka terlihat keren dan ganteng dengan rambutnya yang ditata sedemikian rupa dengan gaya fashion yang tampak berkelas, tetapi entah kenapa Jung Xu tidak suka dengan tatapan mereka.
Rasa penasaran membuat Jung Xu kembali melihat ke arah orang itu. Setelah beberapa saat saling memandang, orang itu tersenyum ke arah Jung Xu. Hati Jung Xu hampir saja luluh melihat senyuman yang menawan itu. Tapi Jung Xu menjaga image-nya.
Dia segera memalingkan wajahnya dari laki-laki itu, lagi pula dari sejak awal Jung Xu memang tidak suka dengan laki-laki itu apalagi senyumannya. Amit-amit deh! Senyuman genit! Melihat sikap sombong Jung Xu, senyuman orang itu langsung sirna, hilang tak berbekas dari wajahnya. Penghinaan yang kejam.
"Ryou, apa ada yang salah dengan penampilanku hari ini? Coba lihat, kenapa wanita cantik yang disana itu tidak membalas senyumanku? Apa senyuman menawanku ini sudah tidak ampuh untuk menggoda para wanita cantik lagi?" ujar orang itu pada teman yang duduk disampingnya.
Ryou Hagaki tidak mengindahkan ucapan Hajime Jintarou, temannya. Akan tetapi, karena temannya itu tidak mau berhenti mengoceh-oceh soal penampilannya yang menurut Ryou sangatlah tidak penting untuk didengarkan, akhirnya Ryou menyerah dan menanggapinya dengan suara yang bisa di dengar oleh orang lain yang duduk di sekitar mereka.
"Apanya yang cantik? Kurasa matamu itu perlu diperiksa setelah tiba nanti dan bagaimana kalau kau tes senyumanmu itu pada pramugari?" ucap Ryou dengan suara lantang dan tidak perduli.
"Apanya? Kau mau mempermalukanku, ya?"
"Daripada sama mereka tidak mempan, lebih baik kau tes saja langsung pada pramugari. Mana tahu mereka bisa tergoda oleh senyumanmu itu," celetuk Ryou asal.
Jung Xu tertawa geli mendengarnya. Hajime yang menyadari bahwa dirinya sedang ditertawakan oleh Jung Xu pun benar-benar merasa kesal dan dongkol. Akhirnya Hajime menyerah dan memutuskan memanggil pramugari yang kebetulan sedang lewat di dekat sana akan tetapi bukan untuk berkenalan atau memamerkan senyumannya. Dia tidak mau mempertaruhkan harga dirinya lagi.
"Excuse me, miss. Can you give us two cups of coffee, please?"
Pramugari itu menoleh dengan tersenyum ramah, "Oh, okay sir! Hold on."
Hajime membalas senyuman pramugari itu, "Thank you."
Tapi sampai pramugari pergi dari sana pun, senyuman itu tidak mau lenyap dari bibirnya. Matanya terus mengikuti kemana pun pramugari itu pergi. Jung Xu dan Verrien melihatnya dengan tatapan aneh. Entah apa yang ada di dalam pemikiran Hajime.
Setiap melihat wanita cantik manapun, Hajime pasti selalu menebar pesona dengan memamerkan senyuman genitnya seperti yang tadi sempat dia praktekkan pada Jung Xu. Jung Xu tidak habis pikir, selalu ada saja tingkahnya untuk mencari muka dan perhatian dihadapan wanita.
Semua wanita yang duduk disekitarnya bahkan pramugari sudah disapanya semua. Tapi tunggu, ada satu wanita yang dari tadi belum sempat disapanya atau diajaknya bicara sama sekali. Wanita berambut lurus, penampilan modis, dan berkulit putih bersih yang duduk tepat di depan Ryou. Jung Xu mengerti kenapa Hajime tidak tertarik padanya.
Jung Xu saja merasa ngeri melihat perempuan yang berbobot overfat itu, apalagi Hajime yang jelas-jelas terlihat berwatak playboy dan choosey girls. Oleh karena itu, Jung Xu semakin tidak suka melihat Hajime terlebih lagi teman yang duduk disampingnya itu.
Menurut Jung Xu, gaya pendiam dan cuek Ryou lebih pantas dibilang sok cool. Tidak lama kemudian pramugari tadi datang dengan membawakan kopi permintaan Hajime tadi. Senyumannya kembali berkembang sewaktu pramugari tersebut menyodorkan dua gelas kopi ke Hajime dan Ryou.
"Benar-benar tidak tahu malu," celetuk Jung Xu asal karena merasa terganggu dengan senyuman Hajime. Ryou yang mendengar sindiran untuk temannya itu pun langsung membalas dengan kata-kata yang tidak kalah pedasnya juga, "Hajime, sepertinya disini ada banyak sekali suara tawon ya?" ucapnya dengan santai sambil meneguk kopi yang masih panas.
"Ha? Suara Tawon? Disini tidak ada tawon tuh," ucap Hajime dengan memasangkan mukanya yang polos ke Ryou yang mulai merasa kesal langsung memukul kepala temannya dengan sedikit keras dan kasar.
"Pfft. Dasar kumpulan orang-orang idiot," celetuk Jung Xu dengan santainya. Seketika itu juga Ryou menatap mereka dengan tatapan sinis dan tajam. Jung Xu yang tidak suka dengan tatapan itu langsung berkata, "Nani wo miteru no?! (Apa lihat-lihat?!)"
Ryou yang merasa tersindir langsung marah dan bangkit dari bangkunya lalu dengan suara tinggi yang menantang pun berkata, "APA?! Kau mau cari gara-gara denganku ya?!"
Otomatis semua orang yang berada di sana merasa terganggu dan pada saat itu juga langsung melihat ke arah Ryou dengan tatapan aneh dan bertanya-tanya, menanggapi hal itu Hajime langsung bertindak dan menarik sebelah tangan Ryou untuk menyuruhnya tenang dan duduk kembali sambil minta maaf pada yang lain dan berkata, "maaf semuanya, maaf" ucapnya dengan salah tingkah sambil tertawa kecil.
"Ryou, kau jangan bikin malu dong. Tenanglah sedikit," tegurnya saat melihat ke arah Ryou yang tidak merasa bersalah. Dia juga tidak perduli dengan tatapan orang yang masih menatapnya.
"Bagaimana aku bisa tenang, aku tidak rela dihina seperti ini. Selama ini tidak ada orang yang pernah berani melakukan hal ini padaku!"
Tanpa menghiraukan mereka, Jung Xu tersenyum merendahkab lalu berkata dengan santai seakan-akan barusan tidak terjadi apa-apa.
"Dasar orang utan, tidak tahu aturan, norak banget sih," sindirnya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Jung Xu memang bisa berbahasa Indonesia karena ibunya adalah orang Indonesia dan ayahnya adalah orang Korea.
Verrien yang mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jung Xu pun tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengerti ucapan Jung Xu karena dia sendiri adalah blasteran Jepang dan Indonesia.
Meskipun Ryou yang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jung Xu akan tetapi dia merasa ucapan Jung Xu itu pasti sebuah sindiran atau kata-kata kasar. Dia berusaha bersikap tenang dan kembali meminum kopi yang masih tersisa setengah gelas.
Sewaktu Ryou akan meminum kopi tersebut. Jung Xu tiba-tiba berkata lagi, kali ini tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan menggunakan bahasa Jepang dan sengaja mengatakannya dengan suara lantang.
"Ver, aku dengar dari Forbes Jovial, katanya meminum kopi terlalu banyak, bisa menimbulkan banyak efek lho, contohnya..... Yang pertama, gigi bisa menjadi kuning. Yang kedua, rambut akan rontok dan yang terakhir warna kulit akan sama seperti kopi itu. Benar tidak sih, Ver?"
Belum sempat Ryou marah, Hajime dengan cepat langsung berkata sambil mengelus-elus dada ramping Ryou dengan pelan, "Sabar Ryou, yang sabar ya. Jangan hiraukan omongan mereka."
Ryou berusaha mati-matian menahan emosinya itu. Tiba-tiba terdengar ada suara seseorang yang khas dan tidak asing dari kursi depan Jung Xu.
"Itu sangat benar Lee Jung Xu. Baru kali ini kau bisa mencetuskan teoriku yang ke-90 dengan benar dan tepat, aku bangga sekali denganmu," ucap orang itu dengan suara rendah dan berat yang dibuat-buat sambil tersenyum penuh arti.
-Bersambung-
☆Please Like, Vote and Comment. Thank you☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
<|| υℓα x ki lua||<big>📓
nee chan. oni?
2020-11-22
0
Niisha Vanasha Khasunny
Ini bagus tidak seperti cerita kamu yang Hunter x Hunter yang dialognya mirip naskah drama 😊👏🏻
2020-03-13
3
Alhesa Lubis
Mosi mosi,, kak author.
Tulisannya bagus, cuman paragraf nya kepanjangan.
Biasanya orang cuman 2 titik paling banyak dlm satu paragfraf, pungsinya agar penulis gak jenuh saat bacanya..
Itu aja sih..
2020-01-13
2